SPONDYLITIS TUBERKULOSIS
Oleh:
K1A1 12 016
Pembimbing:
KENDARI
2018
1
SPONDILITIS TUBERKULOSIS
Muhamad Isafarudin Susanto, Albertus Varera
A. PENDAHULUAN
spinal atau osteomielitis vertebra atau penyakit Pott, adalah penyakit ekstra
telah terbukti adanya kelainan tulang belakang yang parah dan defisit
dan telah ditemukan pada mumi Mesir yang berasal dari tahun 3400 SM.
Penyakit ini dikenal sebagai Pott’s spine. Asal-usul nama tersebut dari
deskripsi infeksi tuberkulosis pada tulang belakang oleh Sir Percival Pott
dalam monografnya pada tahun 1779. Mayoritas pasiennya adalah bayi dan
anak kecil. Penghancuran yang khas dari celah diskus dan badan vertebral
yang semakin parah dan progresif kemudian dikenal sebagai Pott’s disease.
2
tuberkulosis pada tulang belakang dan istilah 'Pott’s paraplegia'
B. EPIDEMIOLOGI
bahwa jumlah kasus TB baru terbesar terdapat di Asia Tenggara (34 persen
mencapai 3,5% dari seluruh kasus tuberkulosis (0,2-1,1% pada penduduk asli
Eropa, dan 2,3-6,3% pada penduduk non-Eropa). Data dari Los Angeles dan
3
pada anak-anak. Di negara dengan prevalensi spondilitis TB tinggi, angka
diperkirakan 20-37 kali lebih besar pada orang telah terinfeksi HIV
dibandingkan mereka yang tidak terinfeksi HIV. Pada tahun 2009, sekitar 1,2
juta kasus tuberkulosis baru dilaporkan di antara orang dengan HIV; 90%
kasus ini kebanyakan terjadi di wilayah Afrika dan Asia Tenggara. Jumlah
sejumlah tulang yang disebut vertebra atau ruas tulang belakang. Di antara
tiap dua ruas tulang pada tulang belakang terdapat bantalan tulang rawan.
- Tujuh vertebra servikal atau ruas tulang leher membentuk daerah tenguk
4
- Dua belas vertebra torakalis atau ruas tulang punggung membentuk
5
Pada tulang leher, punggung dan pinggang ruas-ruasnya tetap terpisah
selama hidup dan disebut ruas yang dapat bergerak. Ruas-ruas pada dua
daerah bawah, sakrum dan koksigeus, pada masa dewasa bersatu membentuk
Dengan pengecualian dua ruas pertama adalah leher, semua ruas yang
dapat bergerak memiliki ciri khas yang sama. Setiap vertebra terdiri atas dua
bagian: anterior, disebut badan vertebra; dan posterior, disebut arkus neuralis
belakang.
terdapat diantara badan vertebra yang dapat bergerak. Sendi yang terbentuk
antara cakram dan vertebra adalah persendian dengan gerakan yang terbatas
saja dan termasuk sendi jenis simfisis, tetapi jumlahnya yang banyak memberi
6
Kolumna vertebralis bekerja sebagai pendukung badan yang kokoh dan
menyerap goncangan yang terjadi bila menggerakan berat badan seperti waktu
berlari atau meloncat, dan dengan demikian otak dan sumsum tulang belakang
untuk kaitan otot, dan membentuk tapal batas posterior yang kukuh untuk
akan menimbulkan fokus infeksi di jaringan paru. Fokus infeksi ini disebut
fokus primer (fokus Ghon). Kuman kemudian akan menyebar secara limfogen
7
disebut sebagai kompleks primer. Jika sistem imun penderita tidak cukup
seluruh tubuh mulai dari otak, gastrointestinal, ginjal, genital, kulit, getah
eksternal secara langsung atau dari jaringan yang bersebelahan. Jalur arterial
tulang belakang dan osteoporosis terjadi pada tulang. Destruksi tulang terjadi
8
akibat lisis jaringan tulang, sehingga tulang menjadi lunak dan gepeng terjadi
terletak pada setengah bagian anterior badan vertebra, maka lesi kompresi
lebih banyak ditemukan pada bagian anterior badan vertebra sehingga badan
banyaknya ketinggian dari badan vertebra yang hilang, dan segmen tulang
kifotik. Pada vertebra servikal dan lumbal, transmisi beban lebih terletak pada
setengah bagian posterior badan vertebra sehingga bila segmen ini terinfeksi,
maka bentuk lordosis fisiologis dari vertebra servikal dan lumbal perlahan-
E. DIAGNOSIS
diagnosis biasanya baru dapat ditegakkan pada stadium lanjut, saat sudah
9
Diagnosis sementara spondilitis TB didasarkan pada kecurigaan klinis
(riwayat TB), tes kulit tuberkulin positif (uji Mantoux), uji bacillus asam
pernapasan, serta sampel jaringan tulang atau abses, dikultur dan diwarnai
1. Gambaran Klinik
nyeri punggung, diikuti demam. Dari 1.997 pasien dengan spondilitis TB,
tulang belakang dan kompresi akar spinal, defisit tersebut berkisar dari
quadriplegia.9
10
ketidakstabilan segmen vertebral dan perubahan inflamasi elemen tulang
kasus laki-laki dan 51,7% perempuan yang berusia antara 5-80 tahun pada
saat masuk. Namun, nyeri punggung dan nyeri tekan tulang belakang
spondilitis TB.10
11
spondilitis TB yang tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi TB
pengembangan volume paru oleh tulang belakang yang kifosis atau infeksi
paru oleh kuman TB. Infiltrat paru akan terdengar sebagai ronkhi, kavitas
paravertebra yang dapat teraba, bahkan terlihat dari luar punggung berupa
2. Gambaran Radiologik
dapat menjadi patokan diagnosis akhir dari spondilitis TB. Namun, di sisi
dalam foto polos dan CT Scan. Pemeriksaan MRI adalah studi pencitraan
12
yang paling efektif untuk spondilitis tuberkulosis. Diagnosis terakhir
a. Foto Polos
masih menjadi langkah awal pencitraan tulang belakang. Hal ini sering
bayangan trakea foto polos lateral di punggung atas adalah indikator kuat
penyakit yang melibatkan tulang belakang. Abses pada dorsal dan lumbar
13
tulang belakang terlihat seperti bayangan soft tissue di paravertebral.
tahap awal penyakit ini. Kira-kira sepertiga kalsium harus hilang dari area
tertentu agar osteolisis bisa tampak secara radiografi. Hal ini juga sulit
abses dan tingkat penyakit pada foto polos. Sebaliknya, pada saat
penyakit tampak jelas pada foto polos, pasien telah mencapai stadium
neurologis.1
diagnosis yang tepat dalam pengaturan klinis yang tepat pula. Contoh foto
diteliti oleh Kavanagh et al. Dalam semua kasus foto polos adalah
14
Gbr 2. Peningkatan celah atlantoaxial dan Gbr 3. Deformitas gibbus
paravertebral soft tissue swelling13 disertai pemipihan13
Gbr 4. Foto polos servikal memperlihatkan Spondilitis TB pada vertebra C6-7 dan
abses retropharyngeal (kiri). T-1 weighted image pada MRI dipasien yang sama
memperlihatkan destruksi vertebra C6-7.1
15
(a) (b)
Gbr 5. Spondilitis TB pada pasien laki-laki 38 tahun. (a) Foto Ro Torakolumbal AP menunjukkan
penurunan tinggi korpus vertebrae Th9(*), hilangnya struktur diskus dan iregularitas di Th8/Th 9.
Tampak masa di paravertebral (ditunjuk anak panah). (b) Potongan axial CT Scan tampak proses
destruksi korpus vertebra Th9 (kepala anak panah), dengan massa pada jaringan lunak di sekitarnya
(anak panah)4
Gambar 6. Deformitas berupa Gibus ditemukan dengan riwayat operasi di daerah torakolumbar.
Foto Ro lateral menunjukkan proses ankilosis pada tulang posisi kifosis.4
16
Gbr 7. Spondilitis tuberkulosis biasanya melibatkan columna anterior tulang belakang. Anak-anak
dengan keterlibatan beberapa tingkat tulang belakang daerah thoraks cenderung menjadi kifosis yang
progresif (a) bahkan setelah pengobatan medis yang tepat. (b) dan (c) menggambarkan deformitas
kifosis yang berat dan tajam pada pasien dengan “penyembuhan” penyakitnya.4
b. CT Scan
Pola destruksi tulang mungkin terjadi pada 47% kasus; osteolitik dalam
34%, lokal dan sklerotik pada 10%, dan subperiosteal pada 30% kasus.
17
apapun dalam cold abscess atau visualisasi lesi epidural yang
Gbr 9. Sugestif spondilitis TB. A. CT Scan axial memperlihatkan pola fragmen tulang. B. Large
paraspinal soft tissue abscesses disertai initial kalsifikasi pada dinding (anak panah) 11
18
Gbr 10. Temuan radiografi atypical. A. Multiple TB memperlihatkan sklerosis tulang yang meluas
pada 4 level dan penyakit infeksi intrasomatic di L4 tanpa melibatkan diskus. B. Pola permeative
osseous termasuk costotranverse joint dan adjacent soft tissue11
c. MRI
multiplanarnya. MRI lebih sensitif daripada foto polos dan lebih spesifik
MRI. Temuan yang paling umum pada MRI adalah penurunan intensitas
ditangani.1, 13
19
MRI dengan mudah menunjukkan keterlibatan korpus vertebral,
tulang belakang, dan kemungkinan lesi non tulang yang tidak disengaja
21
Berbeda dengan infeksi piogenik seperti S. Aureus, TB pada
proteolitik. Dalam kasus yang jarang terjadi ketika diskus terlibat, akan
akurat.13
neoplasma.1
22
3. Gambaran Sitologi dan Mikrobiologi
pasien. Bahan yang diperoleh dari biopsi harus diserahkan untuk studi
asam dapat dilihat pada 52% kasus dan kultur positif pada sekitar 83%
kasus. Namun, seperti pada TB Paru, kultur bukanlah gold standar untuk
Langhans dapat dilihat pada hingga 56% kasus. Hasil biopsi negatif palsu
23
F. DIAGNOSIS BANDING
hampir mirip seperti nyeri punggung kronik (dengan atau tanpa manifestasi
a. Spondilitis Brucellar
24
Gbr 14. T2 weighted images memperlihatkan low dan high signal intensity pada
vertebra L2 dan L3, masing-masing menunjukkan keterlibatan minimal end-plate
(anak panah) di anterior vertebra L2-L316
b. Spondilitis Pyogenic
25
Gbr 15. Sagital contrast enhanced T1-weighted image memperlihatkan abses pada diskus
intervertebralis T11-T12 yang meluas hingga korpus vertebra7
c. Sarkoidosis
lesi litik dengan batas sklerotik yang meningkat pada MRI disertai
Gbr 16. Sagital T1-weighted MR image yang diperoleh setelah pemberian sodium
gadopentate menunjukkan beberapa daerah dengan multiple brightly enhancing dalam
korpus vertebra dan prosesus spinosus. Selain itu, meningkatnya massa dapat dilihat di
dalam sumsum tulang belakang pada tingkat diskus C6-7. Perhatikan peningkatan
dural pada tulang belakang toraks (anak panah).17
26
d. Metastasis
namun hal ini mungkin akan terpengaruh pada limfoma dan multiple
Gbr 17. Sagital CT Scan menunjukan reformasi dari tulang yang mengalami kerusakan pada
korpus vertebra L3 posterior (anak panah kuning) yang disebabkan oleh fokus metastasis18
27
G. TATA LAKSANA4
namun rifampisin (RIF) juga harus digunakan. RIF dan pirazinamid (PZA)
untuk membunuh kuman persisten yang tidak dideteksi oleh imun tubuh,
6 bulan jika tanpa keterlibatan saraf pusat; apabila mengenai saraf pusat
dilanjutkan RIF dan INH hingga 12 bulan. The Canadian Thoracic Society
28
bulan dengan INH/RIF/Streptomisin menunjukkan hasil baik. Pada tahun
6 bulan dan 9 bulan dengan angka ketaatan 91% dan 98% setelah 10 tahun
dievaluasi pada penggunaan etionamid dan dapat ireversibel, obat ini tidak
digunakan pada anak karena pemeriksaan yang lebih sulit dan kompleks.
normal atau terjadi hiperbilirubin, INH, RIF, PZA harus dihentikan; jika
29
Protokol MDR juga mengharuskan injeksi intravena golongan
2. Dekompresi
atau myelomalasia.
3. Instrumentasi Stabilisator
terjadi infeksi trabekula. Pada sebagian besar kasus pasien dengan kifosis
lokasi satu segmen di atas dan bawah. Fiksasi dengan pedicle screw juga
dapat digunakan.
30
4. Koreksi Kifosis
Indikasi adalah kifosis berat dengan sudut ≥60o atau bila kifosis
memicu deformitas dan gangguan fungsional. Hal ini terjadi jika tiga atau
tahun dengan kelainan lebih dari 3 vertebrae pada sisi dorsal atau sisi
H. KOMPLIKASI14
instabilitas
awal (<2 tahun) dan awitan lambat (>2 tahun). Awitan awal terjadi akibat
dan selangkangan.
31
I. PENCEGAHAN15
yang harus dideteksi pada tahap awal untuk memastikan penanganan segera.
kelanjutan komplikasi.
J. PROGNOSIS4
medula spinalis yang disebabkan oleh penyakit aktif biasanya berespons baik
32
kelainan medula spinalis yang permanen. Dekompresi operatif dapat
33
DAFTAR PUSTAKA
Pustaka Utama.
in Adult Sudanese Patients. J Med Microb Diagn Vol 2 Issue 2, p2, Sudan.
34
10. Ehsaei, M R dan Gholamreza B. 2010. Pott’s Disease: a review of 58 cases.
11. Garcia, A R et al. 2013. Imaging findings of Pott’s disease. Jerman: Springer-
Verlag.
Ireland.
14. Liwang, F dan Riwanti Estiasari. 2016. “Spondilitis TB” dalam Kapita
America.
16. Kim, J W et al. 2013. MRI Findings of Brucellar Spondylitis: A Case Report.
17. Campbell, S E et al. 2004. Vertebral and Spinal Cord Sarcoidosis. Radiologic-
America.
35