Anda di halaman 1dari 68

Anak Laki-Laki 7 Tahun

dengan Dengue Fever tanpa


Warning Sign
Oleh:
Irfan Syarif G992003078
Wahyu Gading M G992003155

Pembimbing:
dr. Debby Andina Landiasari, Sp.A
01
Anamnesis
Identitas

Nama : An. YC
Usia : 7 tahun 10 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Warungwatu
No RM : 000963**
Tanggal Masuk RS : 31/03/2021
Tanggal Periksa : 31/03/2021
BB : 22,5 kg
TB : 129 cm
Keluhan Utama
Demam
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RS UNS dengan keluhan demam sejak 4 hari SMRS. Demam naik-turun,
demam terjadi terutama pada sore menjelang malam hari. Demam disertai mual muntah (+), lemas
(+), batuk (-) dan pilek (-). BAB cair dan BAK dbn. Sebelum ke RS UNS, pasien sudah diperiksa
di Puskesmas dan diberi obat Parasetamol, Amoxicilin dan Curcuma namun keluhan dirasa masih
belum membaik. Saat diperiksa, pasien demam (+), mual muntah (-), batuk (-), pegal-pegal (-),
nyeri perut (-).

I II III

Senin Selasa Rabu Kamis


28/3 29/3 30/3 31/3
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan serupa : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat penyakit bawaan : disangkal
Riwayat mondok : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat keluhan serupa : (+) kakak pasien
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat HT : disangkal
Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
Riwayat Kehamilan
● Hamil 38 minggu, tidak ada penyulit.
● ANC rutin di bidan Riwayat Sosial
● Kesan kehamilan normal
Ekonomi
Riwayat Persalinan ● Pasien berobat menggunakan
BPJS
● Pasien lahir secara spontan, lahir langsung ● Ibu pasien ibu rumah tangga,
menangis kuat, gerak aktif, tidak sianosis maupun ayah swasta
ikterik, BBL 3200 g, Panjang Lahir 52 cm
● Kesan persalinan normal
Riwayat Imunisasi

Pasien usia 7 tahun, imunisasi terakhir:


●0 bulan : HB0
●1 bulan : BCG, HB1
●2 bulan : DPT-HB-HIB1, Polio 1
●4 bulan : DPT-HB-HIB2, Polio 2
●6 bulan : DPT-HB-HIB3, Polio 3, HB2
●9 bulan : Campak

Kesan imunisasi dasar lengkap sesuai jadwal IDAI 2014


Riwayat Pertumbuhan dan
Perkembangan
● Pertumbuhan : BB = 22,5 kg, TB = 129 cm
● Perkembangan : sesuai anak sebaya
Kesan pertumbuhan dan perkembangan sesuai umur

Riwayat Nutrisi
Sebelum mondok, pasien makan 3x sehari dengan nasi dan lauk pauk (seringkali
ayam atau daging), kadang disertai sayuran, sering konsumsi buah. Pasien sering
makan camilan kue
Kesan kualitas dan kuantitas cukup
Status Gizi
Usia : 7 tahun 10 bulan
BB : 22,5 kg TB: 129 cm

TB aktual = 129 cm; Height age = 8 th 2 bln


50 persentil <TB/U < 75 persentil
Normostature

BB aktual : 22,5 kg; BB ideal : 27 kg


25 persentil < BB/U < 50 persentil
Normoweight
Status gizi menurut Waterlow
= (BB aktual/BB ideal) x 100%
= (22,5/27) x 100%
= 0,83 x 100% = 83%
= Gizi baik
Status Gizi

Usia : 7 tahun 10 bulan


BB : 22,5 kg TB: 129 cm
BMI : 13,5

BMI
BMI/U < 5 persentil
Underweight
Kebutuhan Kalori

BB aktual : 22,5 Kg
BB ideal : 27 Kg
Kebutuhan kalori:
BB ideal x RDA
= 27 x 70 = 1890 kkal/hari
Kebutuhan Protein:
BB ideal x RDA
= 27 x 1,0 = 27 g/hari
Kebutuhan Cairan (Darrow)
=(10x100)+(10x50)+(7x20)
= 1000 + 500 + 140
= 1640 mL/hari
Pohon Keluarga

An. Yoga, 7 tahun 10 bulan 22,5 kg


02
Pemeriksaan
Fisik dan
Penunjang
Pemeriksaan Fisik
01 Keadaan Umum dan
Kesadaran 04 Nadi
Tampak sakit ringan, 115x/menit
komposmentis

05 Suhu
02 SpO2 38,9°C
98%

06 Frekuensi napas
03 Tekanan Darah 20x/menit
- mmHg
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Mesocephal
Mata : mata cekung (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-)
Telinga : sekret (-/-)
Hidung : NCH (-)
Mulut : Bibir kering (-), pucat (-)
Leher : pembesaran KGB (-), leher pendek (-)
Thorax : simetris (+), tidak tampak retraksi
Cor :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : BJ I- II reguler, bising (-)
Pemeriksaan Fisik
Pulmo
Inspeksi : pengembangan dinding dada simetris, retraksi (-)
Palpasi : fremitus raba dada simetris kanan dan kiri
Perkusi : sonor (+/+)
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), suara napas tambahan (-/-)
Abdomen
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada, bintik-bintik merah (+)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani (+)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-)
Extremitas
Akral dingin (-)
Oedem (-)
Capillary Refill Time < 2 detik
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Tanggal Rujukan
Hematologi
30/3 31/3
Hemoglobin 12.8 12.3 11.5-15.5
Hematokrit 35 36 35-45
Leukosit 2.46 1.36 4.5 – 14.5
Trombosit 173 22 150- 450
Eritrosit 4.75 4.86 4.00-5.20
MCV 78.2 73.5 80.0-96.0
MCH 25.0 25.3 28.0-33.0
MCHC 34.3 34.5 33.0-36.0
RDW-CV 14.6 14.7 11.6-14.6
Pemeriksaan Tanggal Rujukan
Hematologi
30/3 31/3
MPV 9.4 10.1 7.2-11.1
PDW 9 10 9-13
Neutrophil Lymphocyte 1.65 0.79
Ratio
HFLC 0.8 1.5 0.0-1.4
Absolute Lymphocyte 840 690 >1500
Count
Limfosit 35 52.2 30-48
Monosit 7.7 5.1 0-5
Neutrofil 56.9 41.3 29-73
Eosinofil 0.0 0.7 0-4
Basofil 0.6 0.7 0-1
Identifying Information

Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang


Leukositopenia
Demam sore menjelang •Abdomen: NT (-), supel, Trombositopenia
malam hari, lemes (+) BU (+), timpani, bintik- Penurunan MCV
bintik merah (+) Penurunan MCH
•Ekstremitas: akral Limfositosis
hangat, edema (-), CRT < Monositosis
2, rumple leede (+)
02

Diagnosis dan
Tatalaksana
Diagnosis

Dengue Fever tanpa Warning Sign


Terapi

● Infus Asering 200 cc


● Inf Parasetamol 250 mg
● Inj Ondansentron 2 mg
Plan

●Cek darah rutin/24 jam


●Pemeriksaan IgG & IgM Dengue
Edukasi

● Menjelaskan mengenai kondisi anak saat ini


● Menjelaskan mengenai pentingnya cairan & intake makanan pada anak
● Menjelaskan mengenai tanda perdarahan & syok
● Mengatur pola makan dengan gizi seimbang
● Menjaga kebersihan tampungan air di rumah jika sudah pulang
Prognosis

●Ad vitam : dubia ad bonam


●Ad sanationam : dubia ad bonam
●Ad fungsionam : dubia ad bonam
03

Follow Up
Follow Up 1 April
Subject Objective Assessment Plan
Demam masih naik turun, KU = sedang, CM DF tanpa Warning IVFD Asering 60 mL/jam
mimisan (-), gusi berdarah HR: 83x/menit Sign Infus Parasetamol 250
(-), nyeri perut (-) RR: 20x/menit Gizi Baik mg/8 jam
SpO2: 99%
Injeksi Ondansentron 4
T: 36,7%
Kepala-Leher mg k/p
Normosefal, CA (-/-), SI (-/-), Cek Darah Rutin/24 jam
mukosa basah (+), perbesaran
KGB (-).
Thorax
Normochest, retraksi (-)
Cor
BJ I-II regular, bising (-)
Pulmo
SDV (+/+), Ronkhi basah (-/-),
Ronkhi kasar (-/-).
Abdomen
Turgor cepat, BU (+), NT (-),
hepatomegali (-), petekie (+)
Ekstremitas
Oedem (-), CRT < 2 detik
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Tanggal Rujukan
Hematologi
1/4
Hemoglobin 12.6 11.5-15.5
Hematokrit 37 35-45
Leukosit 1.50 4.5 – 14.5
Trombosit 79 150- 450
Eritrosit 5.00 4.00-5.20
MCV 74.4 80.0-96.0
MCH 25.2 28.0-33.0
MCHC 33.9 33.0-36.0
RDW-CV 10.0 11.6-14.6
Pemeriksaan Tanggal Rujukan
Hematologi
1/4
MPV 10.0 7.2-11.1
PDW 11 9-13
Neutrophil Lymphocyte 0.76
Ratio
HFLC 3.3 0.0-1.4
Absolute Lymphocyte 730 >1500
Count
Limfosit 52 30-48
Monosit 6.0 0-5
Neutrofil 39.3 29-73
Eosinofil 2.0 0-4
Basofil 0.7 0-1
Follow Up 2 April
Subject Objective Assessment Plan
Demam masih naik turun, KU = sakit ringan, CM DF dengan Warning IVFD Asering 115 mL
mimisan (-), gusi berdarah HR: 78x/menit Sign Infus Parasetamol 250
(-), nyeri perut (+) RR: 22x/menit Gizi Baik
SpO2: 99% mg/8 jam
T: 36,6% Inj Antrain 200 mg/8 jam
Kepala-Leher Injeksi Ondansentron 4
Normosefal, CA (-/-), SI (-/-), edema
palpebral (+), mukosa basah (+),
mg k/p
perbesaran KGB (-). Cek Darah Rutin/24 jam
Thorax Cek IgG/IgM Dengue
Normochest, retraksi (-)
Cor
BJ I-II regular, bising (-)
Pulmo
SDV (+/+), Ronkhi basah (-/-), Ronkhi
kasar (-/-).
Abdomen
Turgor cepat, BU (+), NT (+) regio
epigastrium, petekie (+), distended
(+)
Ekstremitas
Oedem (-), CRT < 2 detik
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Tanggal Rujukan
Hematologi
2/4
Hemoglobin 14.1 11.5-15.5
Hematokrit 41 35-45
Leukosit 4.88 4.5 – 14.5
Trombosit 38 150- 450
Eritrosit 5.59 4.00-5.20
MCV 73.2 80.0-96.0
MCH 25.2 28.0-33.0
MCHC 34.5 33.0-36.0
RDW-CV 14.8 11.6-14.6
Pemeriksaan Tanggal Rujukan Pemeriksaan Tanggal Rujukan
Hematologi Imunoserologi
2/4 2/4
MPV 10.1 7.2-11.1 Anti Dengue IgG Positif Negatif
PDW 15 9-13 Anti Dengue IgM Positif Negatif
Neutrophil Lymphocyte 0.79
Ratio
HFLC 16.6 0.0-1.4
Absolute Lymphocyte 1920 >1500
Count
Limfosit 55.9 30-48
Monosit 6.1 0-5
Neutrofil 31.9 29-73
Eosinofil 5.5 0-4
Basofil 0.6 0-1
Follow Up 3 April
Subject Objective Assessment Plan
Demam(-), mimisan (-), gusi KU = sakit ringan, CM DF dengan Warning O2 nasal kanul 1-2 lpm
berdarah (-), nyeri perut HR: 82x/menit Sign IVFD Asering 115 cc
(+), muntah (+), perut RR: 22x/menit Gizi Baik Infus Parasetamol 250 mg/8
kembung (+) SpO2: 99% jam
T: 36,8% Inj Antrain 200 mg/8 jam
Kepala-Leher Inj Ondansentron 4 mg k/p
Normosefal, CA (-/-), SI (-/-), edema
Inj Omeprazole 20 mg/12
palpebral (+), mukosa basah (+),
perbesaran KGB (-). jam
Thorax Cek Darah Rutin/12 jam
Normochest, retraksi (-)
Cor
BJ I-II regular, bising (-)
Pulmo
SDV (+/+), Ronkhi basah (-/-), Ronkhi
kasar (-/-).
Abdomen
Turgor cepat, BU (+), NT (+) regio
epigastrium, distended (+)
Ekstremitas
Oedem (-), CRT < 2 detik
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Tanggal Rujukan
Hematologi
3/4
Hemoglobin 13.9 11.5-15.5
Hematokrit 41 35-45
Leukosit 9.77 4.5 – 14.5
Trombosit 31 150- 450
Eritrosit 5.54 4.00-5.20
MCV 74.0 80.0-96.0
MCH 25.1 28.0-33.0
MCHC 33.9 33.0-36.0
RDW-CV 14.6 11.6-14.6
Pemeriksaan Tanggal Rujukan
Hematologi
3/4
Neutrophil Lymphocyte 0.21
Ratio
HFLC 15.7 0.0-1.4
Absolute Lymphocyte 5920 >1500
Count
Limfosit 76.3 30-48
Monosit 4.1 0-5
Neutrofil 13.3 29-73
Eosinofil 4.0 0-4
Basofil 2.3 0-1
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Tanggal Rujukan
Hematologi
3/4
Hemoglobin 13.0 11.5-15.5
Hematokrit 38 35-45
Leukosit 12.77 4.5 – 14.5
Trombosit 35 150- 450
Eritrosit 5.19 4.00-5.20
MCV 73.2 80.0-96.0
MCH 25.0 28.0-33.0
MCHC 34.2 33.0-36.0
RDW-CV 14.7 11.6-14.6
Pemeriksaan Tanggal Rujukan
Hematologi
3/4
Neutrophil Lymphocyte 0.14
Ratio
HFLC 7.4 0.0-1.4
Absolute Lymphocyte 9140 >1500
Count
Limfosit 78.9 30-48
Monosit 4.2 0-5
Neutrofil 10.5 29-73
Eosinofil 5.2 0-4
Basofil 1.2 0-1
Follow Up 4 April
Subject Objective Assessment Plan
Demam(-), mimisan (-), gusi KU = sakit ringan, CM DF dengan Warning 02 nasal kanul 1-2 lpm
berdarah (-), nyeri perut HR: 87x/menit Sign Diet nasi lauk 2000 kkal
(+), muntah (+), perut RR: 22x/menit Gizi Baik IVFD Asering 60 mL/jam
kembung (+), sulit kentut SpO2: 98% Infus Parasetamol 250 mg
T: 36,9% k/p
(+), pusing (+)
Kepala-Leher Inj Antrain 250 mg k/p
Normosefal, CA (-/-), SI (-/-), edema Inj Ondansentron 4 mg k/p
palpebral (+), mukosa basah (+),
Inj Omeprazole 20 mg/12
perbesaran KGB (-).
Thorax jam
Normochest, retraksi (-) Cek Darah Rutin/24 jam
Cor
BJ I-II regular, bising (-)
Pulmo
SDV (+/+), Ronkhi basah (-/-), Ronkhi
kasar (-/-).
Abdomen
Turgor cepat, BU (+), NT (+) regio
epigastrium, distended (+)
Ekstremitas
Oedem (-), CRT < 2 detik
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Tanggal Rujukan
Hematologi
4/4
Hemoglobin 12.7 11.5-15.5
Hematokrit 37 35-45
Leukosit 9.68 4.5 – 14.5
Trombosit 64 150- 450
Eritrosit 5.03 4.00-5.20
MCV 73.8 80.0-96.0
MCH 25.2 28.0-33.0
MCHC 34.2 33.0-36.0
RDW-CV 15.0 11.6-14.6
Pemeriksaan Tanggal Rujukan
Hematologi
4/4
Neutrophil Lymphocyte 0.eq
Ratio
HFLC 2.2 0.0-1.4
Absolute Lymphocyte 6120 >1500
Count
Limfosit 65.4 30-48
Monosit 5.9 0-5
Neutrofil 19.9 29-73
Eosinofil 8.4 0-4
Basofil 0.4 0-1
Follow Up 5 April
Subject Objective Assessment Plan
Demam(-), mimisan (-), gusi KU = sakit ringan, CM DF dengan Warning 02 ruang
berdarah (-), nyeri perut (-), HR: 87x/menit Sign Diet nasi lauk 2000 kkal
muntah (-), perut kembung RR: 22x/menit Gizi Baik IVFD Asering 40 mL/jam
(0), SpO2: 98% Infus Parasetamol 250 mg
T: 36,9% k/p
Kepala-Leher Inj Antrain 250 mg k/p
Normosefal, CA (-/-), SI (-/-), edema Inj Ondansentron 4 mg k/p
palpebral (-), mukosa basah (+),
Inj Omeprazole 20 mg/12
perbesaran KGB (-).
Thorax jam
Normochest, retraksi (-) BLPL jika sore tidak ada
Cor keluhan
BJ I-II regular, bising (-)
Pulmo
SDV (+/+), Ronkhi basah (-/-), Ronkhi
kasar (-/-).
Abdomen
Turgor cepat, BU (+), NT (-) regio
epigastrium, distended (-)
Ekstremitas
Oedem (-), CRT < 2 detik
Tinjauan Pustaka
Definisi
Dengue adalah infeksi virus yang ditransmisikan melalui nyamuk

Dengue Fever = demam yang disertai dengan 2 temuan klinis: mual, muntah,
nyeri kepala, arthralgia, nyeri retro-orbital, ruam, myalgia, manifestasi
perdarahan, leukopenia

Dengue Hemorrhagic Fever = infeksi dengue yang disertai dengan


- Demam
- Perdarahan (perdarahan spontan atau pemeriksaan tourniket positif)
- Trombositopenia (trombosit ≤ 100.000 sel/mm3)
- Kebocoran plasma (efusi pleura, asites, peningkatan ≥ 20% nilai dasar)

(Srikiatkhachorn A, et al. 2011)


Etiologi dan Transmisi
Flavivirus serotipe DENV1-4 (virus RNA rantai tunggal)

Vektor primer = Aedes aegypti betina

Rute transmisi:
1) Nyamuk membawa virus dari primata ke manusia
2) Nyamuk membawa virus dari manusia ke manusia
3) Perinatal
4) Transfusi darah
5) ASI
6) Transplantasi organ

(CDC, 2009)
Epidemiologi

Nyamuk yang dapat menyebarkan dengue hidup di dataran dengan ketinggian < 6.500 kaki
Indonesia menjadi salah satu daerah endemis

(CDC, 2020)
Patofisiologi

(Martina BE, Koraka P dan Osterhaus AD. 2009)


Diagnosis
Anamnesis:
- Demam tinggi tiba-tiba
- Nyeri badan, nyeri otot, nyeri kepala,
nyeri sendi
- Sakit tenggorokan
- Anoreksia, mual, muntah
- Perdarahan vagina berat
- Perdarahan saluran cerna
- Nyeri retroorbital

Pemeriksaan fisik
- Flushing pada wajah
- Eritema kulit
- Injeksi faring, injeksi konjungtiva
- Manifestasi hemorrhagik ringan:
petekie, perdarahan membran mukosa
- Pembesaran hepar
(WHO, 2009)
Diagnosis

Pemeriksaan Laboratorium

- Peningkatan hematokrit ≥ 20% diatas


rata-rata hematokrit bedasarkan usia dan
jenis kelamin
- Penurunan hematokrit setelah
penggantian volume ≥ 20% dari nilai
baseline
- Trombosit < 100.000/mm3

(WHO, 2009; CDC, 2009)


Diagnosis

Virus dan antigen NS 1 = 4-5 hari pertama

IgM dapat dideteksi pada 3-5 hari setelah


onset penyakit, memuncak pada 1 minggu,
hilang setelah 2-3 bulan

IgG terdeteksi pada akhir minggu pertama,


dapat terdeteksi hingga beberapa bulan

(WHO, 2009)
Diagnosis
IgM Positif : infeksi kini dengue
IgM negatif :
1. IgM negatif <hari ke 8 sakit
dengan hasil pemeriksaan asam
nukleat dan NS1 (-) atau tidak ada
= kasus tidak terkonfirmasi. Perlu
melakukan tes serologi lagi setelah
hari ke 7
2. IgM setelah hari ke 7 negatif =
tidak ada infeksi baru
3. IgM < hari ke 8 (-), dan sampel
kedua setelah hari ke 7 (+) =
infeksi kini

(Lima JR, et al. 2012; CDC 2019)


Diagnosis
Rumple Leede / Torniquet Test

Sebagai marker kerentanan kapiler

1. Ukur tekanan sistolik dan diastolik


2. Kembangkan manset pada lengan atas hingga ½ (sistolik + diastolik)
3. Tunggu hingga 5 menit
4. Lepaskan manset
5. Tunggu 2 menit, hitung jumlah petekie dibawah fossa antekubital
6. Positif = > 10 petekie dalam kotak berukuran 1 inci pada tangan

(Grande AJ, et al. 2016)


Diagnosis Banding

1. Demam tifoid
2. Chikungunya
3. Yellow fever
4. Zika Virus
5. Campak
6. Malaria

(Schaefer TJ, Panda PK, Wolford RW. 2020)


Klasifikasi
Berdasarkan tingkat keparahannya, dengue diklasifikan sebagai berikut:

Dengue Severe Dengue

Dengan Tanpa
warning warning
sign sign

(WHO, 2012)
(WHO, 2012)
(WHO, 2019)
(WHO, 2009)
(WHO, 2019)
Gejala
Gejala biasanya muncul pasca masa inkubasi 4-10 hari dan akan bertahan dalam kurun
waktu 2-7 hari. Untuk gejala yang timbul pada anak-anak antara lain:

Dengue Severe Dengue


Demam 100% Demam 100%
Nyeri perut 39,3% Syok 15,7%
Myalgia 39,3% Akumulasi cairan klinis 15%
Nyeri kepala 37,1% Sesak nafas 14%
Petekiae 34,3% Muntah 13,6%
Perdarahan mukosa 26,4% Petekiae 10,7%
Muntah 21,4% Mylagia 7,1%
Epistaksis 16,4% Gangguan organ 6,4%
Melena 14,3%
(Adam et al, 2018)
Tatalaksana

Tatalaksana untuk dengue dibagi menjadi tiga kelompok kriteria berdasarkan


tingkat keparahan penyakit:
1. Kelompok A (Rawat jalan)
2. Kelompok B (Rawat inap)
3. Kelompok C (Memerlukan perawatan darurat serta segera dirujuk)

(WHO, 2012)
Kriteria Rawat Inap
1. Pasien dengan warning signs
2. Pasien dehidrasi, tidak bisa toleransi cairan oral
3. Pingsan, hipotensi, akral dingin
4. Perdarahan spontan
5. Gangguan organ: ginjal, hepar, neurologis, jantung
6. Pasien dengan kondisi : hamil, bayi, lanjut usia, diabetes mellitus, gagal
ginjal
7. Kondisi sosial yang tidak memungkinkan: hidup sendiri, jauh dari
layanan kesehatan

(WHO, 2009)
Algoritma Terapi Cairan Syok Terkompensasi
Algoritma Terapi Cairan Syok Hipotensif
Penghentian Terapi Cairan Intravena
Terapi cairan harus tetap dimonitoring untuk mencegah terjadi overload cairan. Terapi
cairan dapat dihentikan atau dikurangi jika terdapat tanda-tanda berikut ini:

-Berhentinya kebocoran plasma


-Tekanan darah, denyut nadi dan perfusi perifer stabil
-Hematokrit menurun disertai volume nadi yang baik
-Apireksia selama lebih dari 24-48 jam
-Tidak terdapat keluhan di saluran pencernaan
-Urine output meningkat

(WHO, 2012)
Kriteria Selesai Rawat Inap
1. Bebas demam selama 48 jam
2. Perbaikan klinis: keadaan umum, nafsu makan, status hemodinamik,
urine output, distress pernapasan (-)
3. Peningkatan trombosit
4. Hematokrit stabil tanpa pemberian cairan IV

(WHO, 2009)
Komplikasi
Kejang, ensefalopati,
Iritis ensefalitis viral

Kardiomyopati
Pneumonia
Cedera liver

Orchitis, Oophorits

(Smith, 2019)
Prognosis
Severe dengue yang tidak diobati mungkin memiliki angka mortalitas 10% sampai
20%. Tatalaksana suportif yang tepat dapat mengurangi angka kematian menjadi
hanya sekitar 1%.

(Schaefer, 2020)
Daftar Pustaka
Adam AS, Pasaribu S, Wijaya H and Pasaribu AP. Clinical profile and warning sign finding in children with severe dengue and non-severe dengue.
IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 125 (2018) 012038
CDC.(2020). Dengue Around the World
CDC. (2009). Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever
CDC. (2019). Dengue Serologic Tests
Grande, A. J., Reid, H., Thomas, E., Foster, C., & Darton, T. C. (2016). Tourniquet Test for Dengue Diagnosis: Systematic Review and Meta-
analysis of Diagnostic Test Accuracy. PLoS neglected tropical diseases, 10(8), e0004888. https://doi.org/10.1371/journal.pntd.0004888
Lima, J.R., Rouquayrol, M.Z., Callado, M.R., Guedes, M.I., & Pessoa, C. (2012). Interpretation of the presence of IgM and IgG antibodies in a
rapid test for dengue: analysis of dengue antibody prevalence in Fortaleza City in the 20th year of the epidemic. Revista da Sociedade
Brasileira de Medicina Tropical, 45 2, 163-7 .
Martina BE, Koraka P dan Osterhaus AD. (2009). Dengue virus pathogenesis: an integrated view. Clinical microbiology reviews, 22(4), 564–581.
https://doi.org/10.1128/CMR.00035-09
Schaefer TJ, Panda PK, Wolford RW. Dengue Fever. [Updated 2020 Aug 23]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2021 Jan-.
Smith DS. 2019. Dengue. https://emedicine.medscape.com/article/215840. [Diakses: 30 Juli 2021].
Srikiatkhachorn, A., Rothman, A. L., Gibbons, R. V., Sittisombut, N., Malasit, P., Ennis, F. A., Nimmannitya, S., & Kalayanarooj, S. (2011).
Dengue--how best to classify it. Clinical infectious diseases : an official publication of the Infectious Diseases Society of America, 53(6),
563–567. https://doi.org/10.1093/cid/cir451
World Health Organization & UNICEF/UNDP/World Bank/WHO Special Programme for Research and Training in Tropical Diseases. (2012).
Handbook for clinical management of dengue. World Health Organization.
World Health Organization (WHO). (2009). Dengue Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai