Anda di halaman 1dari 39

RESPONSI KASUS

Kejang Demam Sederhana

Oleh :
dr. Irene Rumbewas

Pembimbing:
dr. Dwi Dharma Kayika, Sp.A

Pendamping Internsip
dr. Yushaniaty Tottong, Sp.Rad
L ATA R B E L A K A N G
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling
sering dijumpai pada anak-anak, terutama pada golongan
umur 3 bulan sampai 5 tahun

Kejang merupakan salah satu penyebab terbanyak Secara umum kejang demam memiliki prognosis
yang baik, namun sekitar 30 sampai 35% anak
orang tua membawa anaknya ke pelayanan gawat
dengan kejangdemam pertama akan mengalami
darurat. kejang demam berulang
LAPORAN KASUS

Identitas

Nama pasien : An. GR


No. RM : 049468
Tanggal Lahir : 08-03-2022
Umur : 1 tahun 5 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal pemeriksaan : 06-08- 2023
LAPORAN KASUS
Anamnesis
Dilakukan secara alloanamnesis, sumber data berasal dari Ibu pasien. Anamnesis dilakukan pada
hari Senin (07/08/2023) di Ruang Kanak-Kanak RSUD Kaimana.

Keluhan Utama
Kejang
B. Riwayat Penyakit Sekarang

Anak laki-laki Usia 1 tahun 5 bulan dibawa ibunya ke RS dengan keluhan


kejang 1 kali dirumah sekitar 1 jam yang lalu sebelum ke RS. Pada Saat
kejang seluruh badan kaku, mata mendelik keatas, tidak berkedip, mulut
menutup, tidak mengeluarkan air liur atau busa, kaki dan tangan tidak
menghentak, kejang berlangsung selama 3-4 menit, dan tidak berulang
dalam 24 jam.Pada saat kejang dikatakan sekitar mulut pasien berwarna
kebiruan, setelah kejang pasien tertidur.
Pasien dengan keluhan demam. Menurut ibunya pasien demam sejak pukul
18.00 wit 1 jam kemudian pasien kejang. Pada saat demam tidak mengukur
suhu tubuh, hanya dengan perabaan saja dan belum diberikan minum obat
penurun panas.
Batuk pilek 2 hari, batuk namun dahak susah keluar, makan (+) sedikit,
minum (+) baik, BAB/BAK (+/+) lancar.
Riwayat kejang tanpa demam disangkal.
C. Riwayat Penyakit Dahulu : disangkal

D Riwayat penyakit keluarga : disangkal

E. Riwayat Kehamilan
Selama kehamilan, ibu pasien melakukan pemeriksaan kehamilan (ante natal care)
secara teratur ke Puskesmas.

F Riwayat Persalinan
Pasien lahir RS secara normal ditolong oleh bidan , BBL 3300 gr, PB 49, saat lahir
langsung menangis
F. Riwayat Imunisasi
Menurut pengakuan Ibu pasien bahwa pasien medapatkan imunisasi dasar lengkap
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Fisik Umum


Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Vital sign
• Frekuensi jantung : 119 x/m
• Nadi : kuat angkat (+), reguler
• Frekuensi napas : 34x/m
• Suhu : 38,9 ºC
• SpO2 : 98% spontan
• Capillary refill time : ≤ 2 detik
Pemeriksaan Fisik

Status Generalis
kepala Normosefali. Lesi (-) perdarahan (-)

Mata konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-refleks cahaya +/+

THT Terdapat sekret warna bening pada hidung, faring


hiperemis, T2-T2 hiperemis, detritus ada
Leher Tidak terdapat pembesaran KGB

thorax Simetris, retraksi tidak ada

Cor S1 S2 regular, murmur tidak ada

Pulmo Bronkovesikuler, rales dan wheezing tidak ada

abdomen Datar, supel, Bisisng usus (+) kesan normal,nyeri tekan (-)

Extremitas Akral hangat CRT<2 detik


Status Antropometri
Usia : 1 tahun 5 bulan
Berat badan : 11 kg
Tinggi badan : 85 cm
BB/U : z score 0 SD (normal )
PB/U : z socre 1 -2 SD ( normal)
BB/PB : z score < 1 SD- 0 SD (normal)
Kesan : Gizi Baik

Pemeriksaan Neurologis :
GCS : E4V5M6
Tanda Rangsang Meningeal
Kaku kuduk (-)
Brudzinski I sign (-)
Laseque sign (-)
Kernig sign (-)
rudzinski II (-)
Pemeriksaan Saraf Kranial
 N I : tidak diperiksa
 N II : kesan baik; refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak
langsung +/+
 N III, IV, VI : kesan baik;
 N V : tidak diperiksa
 N VII : kesan baik, wajah simetris
 N VIII : kesan baik; dapat merespon suara
 N IX : kesan baik; uvula tidak deviasi
 N X : tidak diperiksa
 N XI : tidak diperiksa
 N XII : Kesan baik, lidah tidak deviasi
Pemeriksaan Penunjang
A. Pemeriksaan darah
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
Tanggal 06-08-2023
Hemoglobin 12,1 g/dL 11.0 – 16.0
Hematokrit 35,8 % 35.0 – 43.0
Hitung jumlah eritrosit 35,8 10^6/ 3.60 – 5.20
uL
MCV 73,7 fL 71.8-92.0
MCH 25,0 pg 22.6-31.0
MCHC 33,8 g/L 30.8-35.2
RDW-SD 13,5 fL 34.7-44.5
RDW-CV % 11.3-14.6
Hitung jumlah leukosit 18,62 10^3/ 4,79 – 11,34
uL
Hitung jumlah trombosit 265 10^3/ 216 – 451
uL
Basophil 0,1 % 0-1
Eosinophil 0,2 % 0,7 – 5,4
Neutrophil 58,8 % 42,5 – 71,0
Limfosit 26,6 % 20,4 – 44,6
Monosit % 3,6 – 9,9
GDS <3.13
Kalium 4,4 mmol/L 3,5-5,2
Natrium 140 mmol/L 138-144
Clorida 106 mmol/ L 95-101
Diagnosis Kerja
- Kejang Demam Sederhana
- RFA ec bacterial infection

Penatalaksanaan
IGD (06-08-2023)
BB: 11 kg

• Oksigen 2 lpm NK
• IVFD D514NS 1100 ml/24 Jam
• Stesolid Supp 10 mg
• Inj. Paracetamol 110mg/ 4-6 Jam (10 mg/kgbb/kali)
• Inj. Ceftriaxone 550 mg/12 jam ( 50mg/kgbb/hari)

• Puyer Batuk :
• Salbutamol 1,1 mg (0,1 mg/kgbb/kali)
• N-Asetil sistein 110 mg (10 mg/kgbb/kali)
• CTM 1,1 mg (0,1 mg/kgbb/hari)
HARI/TANGGAL FOLLOW UP

S/ Kejang (-), demam (-), batuk (+), pilek (+), Makan/Minum (+/+), BAB/BAK (+/+).
07-08-2023
O : KU : Tampak Sakit Sedang, Kes : CM
Follow-Up
BB: 11 kg Vital Sign :
Hp : 1 hari
HR : 110 kali/menit, RR : 30 kali/menit
SB : 37,8 °C, SpO2 : 99%
U : 1,5 tahun
Jk : L Status Generalis :
K/L : Normocephal, CA (-/-), SI (-/-), bibir Sianosis (-), OC (-), P>KGB (-)
THT : Faring hiperemis, T2-T2 hiperemis, detritus ada
Thorax : Simetris, ikut gerak napas, retraksi (-)
-Pulmo : SN Vesikuler +/+ Rhonki-/-, Wheezing -/-
-Cor : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Supel, Cembung, BU (↓), NT (+)
Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik, edema (-)

A:
- Kejang Demam Sederhana
- TFA ec bacterial infection
P:
- Cefadroxil syr 2x5 ml
- Paracetamol syr 3x5 ml
- Puyer batuk : salbutamol 1,1 mg, N.Asetil sistein 110 mg, CTM 1,1 mg, B6 ¼ tab
3x1 pulv
- Kie: minum air putih lebih sering
- BPL hari ini
Resume
Pasien anak usia 1 tahun 5 bulan di bawah ke RSUD Kaimana dengan keluhan kejang 1x dirumah dengan
durasi 3-4 menit, pada saat kejang badan tersentak, tangan dan kaki terasa kaku, mata mendelik keatas,
sebelum kejang didahului demam tinggi, keluhan lain yang dirasakan batuk pilek 2 hari, dahak namun susah
dikeluarkan, Makan minum baik, BAB/BAK (+/+) baik.

Pada pemeriksaan fisik kesadaran GCS E4,V5M6 , keadaan umum tampak sakit sedang, pemeriksaan tanda
vital didapatkan denyut nadi 119x/menit, pernapasan 30x/menit, suhu tubuh 38,9 oc, SpO2 98 %. Pemeriksaan
status generalis didapatkan reflex Cahaya +/+, pupil isokor, T2-T2 hiperemis, detritus (+), pemeriksaan status
neurologis, dalam batas normal. Pada Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hemoglobin 12,1 gr/dL, Hematokrit
35,8 %, Leukosit 18,2 10^3/uL, trombosit 265 10^3/uL.

Terapi yang diberikan Oksigen 2 lpm NK, IVFD RL 1050 ml/24 Jam, Stesolid Supp 10 mg ( ekstra), Inj.
Paracetamol 110mg/kgbb// 4-6 Jam, Inj. Ceftriaxone 2x 550mg/kgbb, Puyer Batuk : Salbutamol 1,1 mg/kgbb , N-
Asetil sistein 110 mg/kgbb, CTM 1,1 mg/kgbb
Prognosis

• Quo Ad vitam : ad bonam


• Quo Ad fungsionam : ad bonam
• Quo Ad sanationam : dubia ad bonam
Pembahasan
DEFINISI
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6
bulan sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas
380C, dengan metode pengukuran suhu apa pun) yang tidak disebabkan
oleh proses intrakranial.

Kejang demam terjadi pada 2-5% anak berumur 6 bulan – 5 tahun, dengan
80% merupakan kejang demam sederhana dan berlangsung <5 menit.
ETIOLOGI

• Penyebab kejang demam belum diketahui dengan pasti


• Disebutkan penyebab utama kejang demam ialah demam yang tinggi
yang sering disebabkan oleh :
 Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA)
 Gangguan metabolic
 Penyakit infeksi: tonsilitis, otitis media, bronchitis
 Idiopatik
KLASIFIKASI

Kejang demam Sederhan


 Berlangsung singkat < 15
menit Kejang dema Kompleks
 Kejang umum tonik klonik
 Umumnya berhenti sendiri  Kejang lama, > 15 menit
 Tanpa Gerakan fokal atau  Kejang fokal atau parsial atau
berulang dalam 24 jam kejang umum didahului kejang
parsial
 Berulang > 1kali dalam 24 jam
Perbedaan KDS dan KDK
Patogenesis Kejang Demam

Aktivitas eksitasi yang aktivitas inhibisi yang


meningkat menurun

ketidakseimbangan antara aktivitas


eksitasi (Glutamat) dan inhibisi (GABA)
neuron

depolarisasi potensial
yang berlangsung lama (50 ms)
paroxysmal depolarization shift
(PDS)

hipereksitabilitas neuron di otak

lepas muatan listrik berlebihan


pada neuron otak

Kejang
Perbedaan Kejang dan Bukan Kejang
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS

Anamnesis

 Adanya kejang, jenis kejang, lama kejang, frekuensi kejang


 Kesadaran, keadaan anak pasca kejang
 Suhu sebelum /sesudah kejang
 Penyebab demam
 Riwayat perkembangan, riwayat kejang demam dan epilepsy dalam keluarga
 Singkirkan penyebab kejang lain
 Riwayat trauma kepala
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran, TTV, Tanda infeksi diluar SSP, pemeriksaan
neurologis :

 Tanda rangsangan meningeal


 Motorik, refleks fisiologis patologis, pemeriksaan
nervus kranial
 Tanda peningkatan TIK
Pemeriksaan penunjang

1. Laboratorium
2. Pungsi Lumbal
3. EEG
4. Pencitraan ( CT Scan, MRI)
DIAGNOSIS
BANDING
Pendekatan Diagnosis Pasien Yang Kejang
Kejang

Dengan demam Tanpa demam

1.Kejang Demam 2. Infeksi SSP 3. Epilepsi dengan infeksi 1. Epilepsi


Sederhana atau ekstrakranial 2. Tumor
Tidak sadar antara
Kompleks kejang,statusepileptikus Riwayat dua atau lebih 3. Kelainan metabolik
, terdapat deficit fokal, kejang tanpa provokasi (Hipoglikemia, imbalans
TRM positif, terpisah ≥24 jam elektrolit, asidosis
peningkatan TIK (Epilepsi), terdapat fokus metabolik)
infeksi
TATALAKSANA
Tatalaksana Pasien Kejang
Obat Anti Kejang
1. Diazepam
 Diazepam supositoria, dapat diulang 2x dengan jarak 5 menit dengan dosis 5 mg untuk anak
dengan berat badan <12 kg atau dengan dosis 10 mg untuk anak dengan berat badan ≥ 12 kg
 Diazepam intravena.
Dengan dosis 0.2 – 0.5 mg/kgBB perlahan lahan dengan kecepatan pemberian 2 mg permenit. Dosis
maksimal adalah 10 mg. Bila kejang berhenti sebelum obat habis, tidak perlu dihabiskan.
 Alternatif dengan midazolam buccal 0.2 mg/KgBB max 10 mg
Dosis midazolam buccal berdasarkan kelompok usia:
2,5 mg (usia 6 – 12 bulan) dan 5 mg (usia 1 – 5 tahun)
Obat Anti Kejang
2. Fenitoin
Fenetoin Intravena diberikan dengan dosis 20 mg/kgBB. Fenitoin diencerkan dalam 50
ml NaCl 0.9% &diberikan dengan kecepetan pemberian 2 mg/menit. Dosis maksimal
adalah 1000 mg.

3. Fenobarbital
Dosis 20 mg/kgBB dan diberikan dengan kecepatan 10-20 mg permenit. Dosis
maksimal 1000 mg. Pemberian boleh diencerkan dengan NaCl 0,9% 1:1 dengan kecepatan
yang sama
Obat Antikonvulsan Intermitten dan Rumatan
Intermitten Rumatan

Obat antikonvulsan rumatan obat pilihan saat


obat antikonvulsan yang diberikan hanya pada ini adalah asam valproat. Pada sebagian
1.
saat demam (profilaksis saat demam) kecil kasus, terutama yang berumur kurang
dari 2 tahun, asam valproat dapat
menyebabkan gangguan fungsi hati.
Proflaksis intermiten diberikan pada kejang
demam dengan salah satu faktor risiko di bawah Indikasi pengobatan rumat:
ini: 1. Kejang fokal
• Kelainan neurologis berat, misalnya palsi 2. Kejang lama >15 menit
serebral 3. Terdapat kelainan neurologis yang nyata
2. • Berulang 4 kali atau lebih dalam setahun sebelum atau sesudah kejang, misalnya palsi
• Usia <6 bulan serebral, hidrosefalus, hemiparesis.
• Bila kejang terjadi pada suhu tubuh < 39 co

Apabila pada episode kejang demam


sebelumnya, suhu tubuh meningkat dengan
Penggunaan Obat Antikonvulsan Intermitten &
Rumatan
Antikonvulsan Intermiten
• Diazepam oral 0,3 mg/kg/kali per oral atau rektal 0,5 mg/kg/kali
sebanyak 3x/sehari,
• Dosis maksimum 7,5 mg/kali.
• Diazepam intermiten diberikan selama 48 jam pertama demam.
*Perlu diinformasikan pada orangtua bahwa dosis tersebut cukup tinggi dan dapat menyebabkan ataksia,
iritabilitas, serta sedasi

Antikonvulsan Rumatan
• Asam valproat Pada sebagian kecil kasus, terutama yang berumur kurang dari 2 tahun,
asam valproat dapat menyebabkan gangguan fungsi hati. Dosis asam valproate adalah 15-40
mg/kg/hari dibagi dalam 2 dosis,
• Fenobarbital 3-4 mg/kg/hari dalam 1-2 dosis
Pemberian Obat Lain
 Antipiretik
 Paracetamol 10-15 mg/kgBB/kali diberikan tiap 4-6 jam dalam sehari atau
 Ibuprofen 5-10 mg/kgBB/kali diberikan tiap 6-8 jam salam sehari.
 Antibiotik sesuai indikasi
Edukasi

• Menyakinkan bahwa kejang demam pada umumnya


mempunyai prognosis baik
• Memberitahu cara penanganan kejang
• Memberi informasi mengenai kemungkinan kejang
Kembali
• Pemberian obat untuk mencegah rekurensi memang
efektif tetapi harus diingat adanya efek samping obat

Anda mungkin juga menyukai