Anda di halaman 1dari 53

SEORANG ANAK LAKI-LAKI 2 TAHUN 4 BULAN

DENGAN GASTROENTERITIS AKUT DEHIDRASI


RINGAN SEDANG DAN GIZI BAIK

Pembimbing:
dr. Norma Mukti Bimacahya

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2021
Anggota
• Afifah Husnun Fathim
• Alifia Ramadhani Herida
• Anas Yahya Abdullah
• Cantika Dewi
• Fadhillah Ardiana A
• Frisca Erika
• Jemmy Haryadi S
• Mochammad Rasyiid A S
• Nanda Kurnia Ramadhan
• Rahel Permata H S
• Reinaldo Bobby Y
Identitas Pasien
• Nama Pasien : An. A
• Usia : 2 tahun 4 bulan
• Berat badan : 10,5 kg
• Tinggi badan : 88 cm
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat: Sukoharjo, Jawa Tengah
• Tanggal Masuk : 9 Februari 2021
Anamnesis
• Keluhan utama: diare
• Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke IGD RS UNS dengan keluhan diare sejak 12 jam SMRS. Anak BAB cair sebanyak
lebih dari 6x, awalnya feses lembek ada ampas berwarna kehijauan kemudian BAB berikutnya
konsistensi cair disertai dengan lendir tanpa darah. Keluhan disertai dengan demam pada siang hari 6
jam SMRS. Demam dirasakan terus-menerus dengan suhu 38,5 kemudian oleh orang tua pasien
diberikan paracetamol, demam turun menjadi 37,7. Keluhan didahului dengan muntah 1 hari SMRS
setelah makan daging slice. Muntah terus-menerus dengan frekuensi 10 kali dan tidak menyemprot.
Dalam 1 kali muntah diperkirakan setengah gelas belimbing, muntah berisi makanan berwarna
kekuningan kemudian pada malam hari muntah berisi cairan. Muntah tidak berhubungan dengan
perubahan posisi. Anak sudah dibawa ke klinik 1 hari SMRS dan diberikan obat sediaan puyer. Keluhan
lainnya seperti batuk, pilek, nyeri kepala disangkal oleh ibu pasien. Ibu pasien mengatakan pasien mau
makan dan minum tetapi dimuntahkan kembali dan anak lemas, sejak pagi hari hanya tiduran serta
rewel.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat keluhan serupa : (-) disangkal
• Riwayat Mondok : (-) disangkal
• Riwayat operasi : (-) disangkal
• Riwayat alergi obat/makanan : (-) disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga dan Riwayat Sosial Ekonomi

• Riwayat keluarga :
• - Riwayat keluhan serupa (-)
• - Riwayat alergi dalam keluarga (-)

• Riwayat lingkungan : Riwayat keluhan serupa tidak ditemukan di lingkungan sekitar rumah

• Riwayat sosial ekonomi : Pasien merupakan anak pertama. Pasien berobat menggunakan fasilitas BPJS. Ayah
pasien bekerja sebagai wiraswasta

• Kesan : sosial ekonomi cukup


Riwayat Kehamilan dan Persalinan

• Status kehamilan ibu pasien P1A0G1.


• Ibu kontrol rutin selama masa kehamilan (2 kali USG janin, ANC setiap 1
bulan). Riwayat penyakit hipertensi dan diabetes mellitus disangkal.

• Pasien lahir normal, aterm 39 minggu, berat lahir ±2700 gram, panjang 47
cm, langsung menangis kuat, tidak biru, gerak aktif, tidak kuning.
• Kesan riwayat persalinan normal
Riwayat Imunisasi

• 0 bulan : Hepatitis B-0


• 1 bulan : BCG, Polio 1
• 2 bulan : DPT-HB-, HiB 1, Polio 2
• 3 bulan : DPT-HB-, HiB 2, Polio 3
• 4 bulan : DPT-HB-, HiB 3, Polio 4, IVP
• 9 bulan : MR
• 18 bulan : DPT-HB-, HiB, MR

• Kesan Imunisasi wajib lengkap, berdasarkan jadwal Kemenkes 2017


Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan

Pasien memiliki tinggi badan 88 cm dan berat badan 10,5 kg sesuai dengan usianya (lihat kurva pertumbuhan)

Perkembangan

- Sensorik : pendengaran, penglihatan, raba, rasa, penciuman baik

- Motorik kasar : melompat jauh, melemar bola keatas

- Motorik halus : membuat garis lurus

- Bahasa : berbicara 3-4 kata dalam 1 kalimat, menamai 4 gambar

- Sosial : melepaskan pakaian, menyikat gigi tanpa bantuan

Kesan:

Pertumbuhan dan perkembangan sesuai usia


Riwayat Nutrisi

• Pasien makan teratur, sehari-hari makan dengan nasi dengan lauk


beraneka ragam seperti telur ikan dan ayam serta sayur. tiap makan selalu
habis, pasien juga minum susu formula 2 kali sehari serta makan camilan
berupa kue.

• Kesan riwayat nutrisi baik


An. A
2 tahun 4 bulan, 10,5 kg

Laki-laki Perempuan Pasien

Pohon Keluarga
Antropometri

• Anak laki-laki usia 2 tahun 4 bulan


• BB = 10,5 kg
• TB = 88 cm
o BB/TB = -2 SD
Kesan: gizi baik
o TB/U = 0 SD < TB / U < -2 SD
Kesan: normo height
o BB/U = 0 SD < BB / U < -2 SD
Kesan: normo weight
Kesimpulan kurva pertumbuhan
o BB/U = 0 SD < BB / U < -2 SD
• Kesan: normo weight
o TB/U = 0 SD < TB / U <- 2 SD
• Kesan: normo height
o BB/TB = -2 SD
• Kesan: gizi baik
• Kebutuhan energi = RDA menurut usia-tinggi x BB ideal (BB/TB)
• Kalori = 102 x 12,5 = 1275 kkal = 1000 kkal (maksimal)
• Protein = 1,23x12,5 = 15,375 g
Pemeriksaan Fisik
• Vital Sign
a. KU : Sakit Sedang
b. GCS : E4V5M6
c. Frekuensi pernapasan : 30 x/menit
d. Frekuensi nadi : 132 x/menit
f. Suhu : 37,5 °C
g. SpO2 : 99%
Kulit
Warna sawo matang, pucat (-), Kepala
ikterik (-), petechie (-), turgor Bentuk mesocephal
kulit baik

Telinga Mata
sekret (-/-)
konjungtiva palpebrae pucat (-\-),
Px Fisik

sklera ikterik (-/-), refleks cahaya


(+/+), pupil isokor (3mm/3mm),
Hidung sekret (-/-), mata cekung (+)
Nafas cuping hidung (-/-),
sekret (-/-)

Mulut
bibir kering (-), sianosis (-), lidah simetris,
tonsil T1-T1, mukosa pucat (-), mukosa
Leher
pembesaran kelenjar getah bening (-),
kering (-)
Abdomen Jantung
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding
dada, distended (-) Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Auskultasi : bising usus (+) meningkat , Palpasi : iktus kordis tidak kuat angkat
dalam batas normal Perkusi : Batas jantung kesan normal
Perkusi : timpani, pekak alih (-), Auskultasi : terdengar bunyi jantung I dan II
Palpasi : supel, hepar membesar (-), lien reguler, intensitas normal, bising (-)
membesar (-)

Thorax
Ekstremitas Inspeksi : Pengembangan dinding
dada kanan dan kiri simetris, retraksi
+ + - - dinding dada (-)
Palpasi : fremitus teraba kanan dan
+ + - - kiri sama,
Akral hangat Oedem Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : RBK (-/-), RBH (-/-)
CRT : < 2 detik
Laboratorium RS UNS (09/02/2021)ng
Hitung Jenis
Hematologi Rutin
Limfosit 16.7 % 60 ~ 66
Hemoglobin 12.1 g/dL 11.3-14.1
Monosit 8.1 % 0~6
Hematokrit 34.9 % 34 – 40
Neutrofil 74.6 % 29 ~ 72
Leukosit 6.42 ribu/uL 5.5 – 17 Eusinofil 0.4 % 0~2
Trombosit 226 ribu/uL 150 – 450 Basofil 0.2 % 0~1
Eritrosit 4,64 juta/uL 3.9 – 5.3 Neutrophil

Indeks Eritrosit Lymphocyte 4.70 <3.13


Ratio
MCV 75.2 fL 79.0 – 99.0 Absolute
MCH 26.1 pg 27.0 – 31.0 Lymphocite 1010 /uL >1500
Count
MCHC 34.7 % 33.0 – 37.0
HFLC 0.9 %
RDW-CV 14.0 % 11.5 – 14.5
PDW 7.7 fL 9.0 – 13.0
MPV 8.6 fL 7.2 – 11.1
Urine Lengkap
Makroskopis
Kuning muda-
Warna Kuning muda
kuning
kejernihan Jernih Jernih
Kimia urine
PH 6.0 4.8-7.8
Berat jenis 1.015 1.005-1.03
Protein urin Negatif Negatif
Glukosa urin Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Kreton urine +++ Negatif
Bilirubin urin Negatif Negatif
Darah Negatif Negatif
Leukosit Negatif Negatif
Urobilinogen Normal Normal
Urine Lengkap
Mikroskopis
Eritrosit 0-1/LPB 0-1/LPB
Leukosit 0-1 Jernih
Sel Epitel
squamous 0-1/LPB Negatif
Transisional Negatif Negatif
bulat Negatif Negatif

Silinder
hialin Negatif Negatif
granuler Negatif Negatif
Leukosit Negatif Negatif
eritosit Negatif Negatif
Kristal Negatif Negatif
bakteri Negatif Normal
Feses Lengkap
Makroskopis
Warna Hijau kecoklatan Kuning kecoklatan
Konsistensi Cair Lunak
Darah Negatif Negatif
Lendir negatif Negatif
Lemak Negatif Negatif
Pus Negatif Negatif
Makanan tidak tercerna Positif Negatif/ sedikit
Parasit Negatif Negatif
Mikroskopis
Epitel 7-10 Negatif/ sedikit
Leukosit 2-3 Negatif/ sedikit
Eritrosit 0-1 Negatif/ sedikit
Makanan tidak tercerna Positif Negatif/sedikit
Kista Negatif Negatif
Telur Cacing Negatif Negatif
Bakteri Positif Negatif
Daftar Masalah
• Anak laki-laki usia 2 Tahun 4 Bulan , berat badan 10.5 kg dengan :

1. Anamnesis: diare >6x, demam, muntah 10x, lemas


2. Pemeriksaan Fisik: mata cekung, bising usus meningkat
3. Lab: leukositosis, trombositosis, feses lender +, bakteri feses +
Diagnosis banding
1. Diare akut dengan dehidrasi sedang ec bakterial dd viral
2. Gizi baik
Diagnosis kerja
1. Diare akut dengan dehidrasi sedang ec bakterial
2. Gizi baik
Tatalaksana
Tatalaksana IGD : Tatalaksana Bangsal :
1. Inf RL loading 250cc habis dalam 1 1. Inf RL loading 500cc dalam 3 jam
jam 2. Lanjut KAEN 3B 50cc/jam
2. Inj paracetamol 150mg (extra) 3. Inj ceftriaxone 250mg/12jam
4. Inj metilprednisolon 15mg/8jam
5. Lacto B 2X1
6. Inj ondansentron 1mg/12jam
Planning
1. Cek urine rutin
2. Cek feses rutin
3. Cek elektrolit

Monitoring
4. KU/VS setiap 8 jam, status hidrasi perjam
5. BCD setiap 8 jam
Prognosis
Ad vitam : bonam
Ad sanam : bonam
Ad fungsionam : bonam
Diare Akut
Definisi
• Gastroenteritis adalah suatu keadaan dimana terdapat inflamasi pada bagian
mukosa dari saluran gastrointestinal ditandai dengan diare dan muntah.
• Diare adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dari biasanya atau
lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi feses yang lebih lembek atau cair
(kandungan air pada feses lebih banyak dari biasanya yaitu lebih dari 200 gram
atau 200ml/24jam).
• Gastroenteritis akut adalah diare dengan onset mendadak dengan frekuensi lebih
dari 3 kali dalam sehari disertai dengan muntah dan berlangsung kurang dari 14
hari.
Epidemiologi
• Menurut data dari World Health Organization (WHO) dan UNICEF,
terdapat 1,87 juta orang meninggal akibat kasus gastroenteritis setiap
tahunnya di seluruh dunia
• Menurut hasil survey di Indonesia, insiden dari gastroenteritis akut akibat
infeksi mencapai 96.278 insiden dan masih menjadi peringkat pertama
sebagai penyakit rawat inap di Indonesia, sedangkan angka kematian pada
gastroenteritis akut (Case Fatality Rate) sebesar 1,92%.
Etiologi
• Gastroenteritis akut bisa disebabkan oleh berbagai faktor, menurut dari
World Gastroenterology Organisation, ada beberapa agen yang bisa
menyebabkan terjadinya gastroenteritis akut yaitu agen infeksi dan non-
infeksi.
Faktor Infeksi
• Virus: >> Rotavirus, Human Caliciviruses, Adenovirus
• Bakteri: Diarrheagenic Escherichia-coli (ETEC, EPEC, EIEC, EHEC),
Campylobacter, Shigella, Vibrio cholera, Salmonella
• Parasitic agents: Cryptosporidium parvum, Giardia L, Entamoeba
histolytica
Faktor Non Infeksi
• Malabsorbsi/maldigesti: karbohidrat, lemak, asam amino, protein, vit dan
mineral.
• Imunodefisiensi
• Terapi obat
Patogenesis
• Diare karena bakteri non-invasif (enterotoksigenik)
Bakteri  memproduksi enterotoksin  menyebabkan kegiatan berlebihan
nikotinamid adenin di nukleotid pada dinding sel usus, sehingga
meningkatkan kadar adenosin 3’-5’-siklik monofosfat (siklik AMP) dalam
sel  sekresi aktif anion klorida ke dalam lumen usus yang diikuti oleh air,
ion bikarbonat, kation, natrium dan kalium
Patogenesis
• Diare karena bakteri/parasite invasive (enterovasif)
Kolonisasi awal  perlekatan bakteri ke sel epitel  i invasi bakteri
kedalam sel epitel/ inflamasi  pelepasan sitokin antara lain interleukin 1
(IL-l), TNF-α, dan kemokin seperti interleukin 8 (IL-8) dari epitel dan
subepitel miofibroblas  neutrofil akan bergerak menembus epitel dan
membentuk abses kripta  merangsang sekresi usus oleh enterosit, dan
aktifitas saraf usus
Terapi diare
• Lima pilar terapi diare :
1. Rehidrasi menggunakan oralit
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
3. ASI dan makanan tetap diteruskan
4. Antibiotik selektif
5. Nasihat kepada orang tua
Terapi diare
• Penderita diare tanpa dehidrasi harus segera diberikan cairan rumah
tangga untuk mencegah dehidrasi, seperti air tajin, larutan gula garam,
dsb. Jumlah cairan yang diberikan adalah 10ml/kgBB, atau
- Anak usia <1 tahun : 50-100ml
- Anak usia 1-5 tahun : 100-200ml
- Anak usia 5-12 tahun : 200-300ml
- Dewasa : 300-400ml
Terapi diare
• Penderita diare dengan dehidrasi ringan-sedang harus dirawat di sarana
kesehatan dan segera diberikan terapi rehidrasi oral dengan oralit. Jumlah
cairan yang diberikan adalah 75ml/kgBB dalam 3 jam pertama, atau
- Anak usia <1 tahun : 300ml
- Anak usia 1-5 tahun : 600ml
- Anak usia >5 tahun : 1200ml
- Dewasa : 2400ml
Terapi diare
• Penderita diare dengan dehidrasi berat harus dirawat di sarana kesehatan.
Untuk rehidrasi parenteral digunakan cairan Ringer Laktat dengan dosis
100 ml/kgBB.
• Cara pemberiannya untuk usia 1 tahun ½ jam pertama 30 ml/kgBB
dilanjutkan 2 ½ jam berikutnya 70 ml/kgBB. Lakukan evaluasi tiap jam .
Bila hidrasi tidak membaik, tetesan intravena dapat dipercepat. Setelah 6
jam pada bayi atau 3 jam pada anak yang lebih besar, lakukan evaluasi,
pengobatan selanjutnya disesuaikan dengan derajat dehidrasi
Terapi diare
Dehidrasi
TATALAKSANA DEHIDRASI

(IDAI, 2009)
Hiponatremia
Kadar natrium serum < 135 mEq/L
• Ringan 130 – 134 mEq/L
• Sedang 120 – 129 mEq/L
• Berat < 120 mEq/L
hiponatremia akut < 125 mEq/L  sering menimbulkan klinis (kejang,
Penurunan kesadaran)

(Meyers, 2009)
Koreksi hiponatremia
• Rumus 0.6 x BB x (delta Na)
• Koreksi lambat target Na 135 mEq/L, maksimal kenaikan 12 mEq/hari
• Pemilihan cairan
- NaCl 3%  513 mEq/L  1026 mOsm
- NaCl 0.9%  154 mEq/L 508 mOsm

(Meyers, 2009)
hipokalemia
• Kalium serum <3.5 mEq/L
• Penyebab asupan yang kurang, renal losses, B-agonist (meningkatkan
masuknya K ekstrasel ke intrasel), terapi insulin, diuretik
Koreksi hipokalemia
• koreksi dilakukan menurut kadar kalium
• Kadar K 2.5 – 3.5 mEq/L  KCl 75 mEq/kgBB per oral per hari dibagi 3
dosis
• Kadar K <2.5 mEq/L  KCl drip IV dosis
- 4 jam pertama3.5 – kadar K terukur x BB (kg) x 0.4 + 2 mEq/kgBB
- 20 jam berikutnya3.5 – kadar K terukur x BB (kg) x 0.4 + 1/6 x 2 mEq
x BB
(IDAI, 2009)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai