Oleh :
Bunga Khairunnisa K
Irna Nadilla
Khairun Nisa'
Kwansilia Rio M
M. Rafiq Ramaputra
Sabrina Ifza C
Pembimbing:
dr. Cece Alfalah, Sp.A (K), M.Biomed
• Satu minggu sebelum masuk Rumah Sakit, pasien mengalami demam yang bersifat terus menerus. Pasien
telah diberikan obat penurun panas, kemudian suhu pasien turun, namun setelah beberapa jam kemudian,
suhu tubuh pasien menjadi naik kembali.
• Tiga hari sebelum masuk Rumah Sakit, pasien mengalami pucat pada seluruh tubuhnya. Keluhan tersebut
juga disertai dengan kaluhan batuk. Keluhan batuk hilang timbul, berdahak, namun dahak sulit dikeluarkan
oleh pasien. Pasien lansung dibawa ke RSUD Dumai dan diberikan antibiotik, paracetamol, dan vitamin.
Keluhan demam dan batuk pada pasien menjadi berkurang. Pasien juga disarankan untuk dilakukan transfusi
darah di RSUD Dumai, namun pihak keluarga menolak. Pasien juga dilakukan pemeriksaan X-RayThorax di
RSUD Dumai, didapakan hasil terdapat masalah infeksi pada paru pasien.
• Dua jam sebelum masuk Rumah Sakit, pasien dikeluhkan lemas, pucat, batuk yang semakin memberat,
napas menjadi tersengal-sengal dan kulit menjadi berwarna kebiruan. Pasien tidak mau makan dan menyusu.
Pasien langsung dibawa ke RSUD Arifin Achmad untuk diberikan penanganan lebih lanjut.
• Keluhan pilek, mimisan, lebam-lebam pada kulit disangkal. Buang Air Kecil tidak ada keluhan, frekuensi lebih
dari tiga kali sehari, Buang Air Kecil Berdarah disangkal. Konsistensi tinja menjadi lebih keras, frekuensi Buang
Air Besar satu kali sehari, berwarna kuning dengan jumlah yang lebih sedikit daripada sebelum sakit.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Riwayat alergi susu sapi pada umur 2 bulan
• Riwayat kanker, penyakit ginjal, transplantasi organ, immunocomprimised disangkal
Tanda Vital
• HR : 145 denyut/menit , reguler, kuat angkat
• TD : 94/67 mmHg
• RR : 48 napas/menit
• Suhu : 37,4 OC
• SpO2 : 99% room air
Kepala dan Leher
• Mata : Konjungtiva pucat(+/+), sklera ikterik (-/-)
• Bibir : Pucat (+), bibir kering (+), cheilosis (-)
• Lidah : Atropi papil lidah (-), glostitis (-)
Thoraks (Paru)
• Inspeksi : Normochest, gerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, retraksi dinding dada intercostae
• Palpasi : Pengembangan dinding dada simetris kiri dan kanan
• Perkusi : Tidak dapat dinilai
• Auskultasi : Vesikuler (+/+), suara nafas tambahan : ronkhi basah halus bilateral (+/+), wheezing (-/-)
Thoraks (Jantung)
• Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Iktus cordis teraba di SIK V linea midclavicula sinistra
• Perkusi : Tidak dapat dinilai
• Auskultasi : S1 S2 regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
• Inspeksi : Perut datar, distensi (-), jejas (-), massa (-), ptechiae (-)
• Auskultasi : Bising usus 7x / menit
• Perkusi : Timpani
• Palpasi : Nyeri tekan (-), organomegali (-), turgor kulit kembali cepat
Ekstremitas
• Atas : Pucat (+/+), sianosis (-/-) akral hangat, CRT <2 detik, koilonikia (-)
• Bawah : Pucat (+/+), sianosis (-/-) akral hangat, CRT <2 detik, koilonikia (-)
Bangsal 31/05/2022)
Status Nutrisi
Anak perempuan
Usia : 7 bulan
BB : 8 kg
PB : 64 cm
BBI : 7 kg
Status Nutrisi
Anak perempuan
Usia : 7 bulan
BB : 8 kg
PB : 64 cm
Usia tertinggi : 5 bulan
Status Nutrisi
Anak perempuan
Usia : 7 bulan
BB : 8 kg
PB : 64 cm
Trombosit 522.000/uL (H) 150.000-450.000/uL MCHC 30,8 g/dL (L) 33-37 g/dL
Kesan Gambaran Anemia susp defisiensi besi dengan reaksi hipersensitiv dan inflamasi
X-Ray Thorax (30-05-2022)
Kesan :
Cor : dalam batas normal
Pulmo : susp. pneumoni
Diagnosis
Diagnosa Kerja : Anemia Defisiensi Besi dan Penumoni
Gizi : Risiko overweight dengan Perawakan Normal dan Berat badan normal
Tatalaksana (IGD)
• IVFD KA-EN 3A 11 tpm (makro)
Tatalaksana (Bangsal)
• IVFD KA-EN 3A 11 tpm (makro)
• Inj. Ceftriaxon 2 x 400 mg
• Inj. Gentamisin 1 x 40 mg
FOLLOW UP (31 Mei 2022)
• S : rewel (-), pucat (+), batuk (+), pasien sudah mau menyusu (+)
• O :
GCS E4V5M6 (CM) Thorax (paru):
HR : 115 x/menit Inspeksi : Normochest, gerakan dinding dada simetris
RR : 40 x /menit kanan dan kiri, retraksi dinding dada intercostae (+)
T : 36,5oC Palpasi : Pengembangan dinding dada simetris kiri dan
kanan
SpO2 : 99 % R.A
BB : 8 kg Perkusi : Tidak dapat dinilai
Konjungtiva pucat(+), bibir pucat (+) Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi basah halus bilateral
(+/+), wheezing (-/-)
Atropi papil lidah (-)
Ekstremitas : pucat (+/+)
• A : Anemia Defisiensi Besi dan Pneumoni
• P:
IVFD KA-EN 3A 11 tpm (makro)
Inj. Ceftriaxon 2 x 400 mg
Inj. Gentamisin 1 x 40 mg
FOLLOW UP (01 Juni 2022)
• S : rewel (-), pucat (+), batuk (-) , pasien sudah mau menyusu (+)
• O :
GCS E4V5M6 (CM) Thorax (paru):
HR : 128 x/menit Inspeksi : Normochest, gerakan dinding dada simetris
RR : 37 x /menit kanan dan kiri, retraksi dinding dada intercostae (+)
T : 36,4oC Palpasi : Pengembangan dinding dada simetris kiri dan
kanan
SpO2 : 100% R.A
BB : 8 kg Perkusi : Tidak dapat dinilai
Konjungtiva pucat(+), bibir pucat (+) Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi basah halus bilateral
Atropi papil lidah (-) (+/+), wheezing (-/-)
Ekstremitas : pucat (+/+)
• A : Anemia Defisiensi Besi dan Pneumoni
• P:
IVFD KA-EN 3A 11 tpm (makro)
Inj. Ceftriaxon 2 x 400 mg
Inj. Gentamisin 1 x 40 mg
FOLLOW UP (02 Juni 2022)
• S : rewel (-), pucat (+), batuk (-) , pasien sudah mau makan dan menyusu (+)
• O :
GCS E4V5M6 (CM) Thorax (paru):
HR : 117 x/menit Inspeksi : Normochest, gerakan dinding dada simetris
RR : 28 x /menit kanan dan kiri, retraksi dinding dada (-)
T : 36,5oC Palpasi : Pengembangan dinding dada simetris kiri dan
kanan
SpO2 : 98% R.A
BB : 8 kg Perkusi : Tidak dapat dinilai
Konjungtiva pucat(+), bibir pucat (+) Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi basah halus bilateral
(+/+), wheezing (-/-)
Atropi papil lidah (-)
Ekstremitas : pucat (+/+)
• A : Anemia Defisiensi Besi dan Pneumoni
• P:
IVFD KA-EN 3A 11 tpm (makro)
Inj. Ceftriaxon 2 x 400 mg
Inj. Gentamisin 1 x 40 mg
FOLLOW UP (03 Juni 2022)
• S : rewel (-), pucat (+), batuk (+) , pasien sudah mau makan dan menyusu (+)
• O :
GCS E4V5M6 (CM) Thorax (paru):
HR : 125 x/menit Inspeksi : Normochest, gerakan dinding dada simetris
RR : 25 x /menit kanan dan kiri, retraksi dinding dada (-)