Pembimbing
dr. Ade Rachmat, Sp.A
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR SMF ILMU PENYAKIT ANAK
RSU. HAJI MEDAN
2017
Nama : Muhammad Fauzan
Ruang : PICU
Tanggal masuk : 08-02-2017
Dokter : dr. Ade Rachmat, Sp.A
PENGKAJIAN AWAL MEDIS RAWAT INAP
PENYAKIT ANAK
Identitas Pribadi
Nama pasien : Muhammad Fauzan
Umur : 13 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Orangtua
Ayah Ibu
Nama : Jhoni Nama : Nismawati
Usia : 42 tahun Usia : 40 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Status Gizi
BB / Umur : 21/51 x 100% = 41 %
TB / Umur : 150/164 x 100% = 91,4 %
BB / TB : 21/41 x 100% = 51,2 % (gizi
buruk)
Lingkar Lengan Atas : 16 cm
Lingkar Kepala : 38 cm
BB / Umur: 21/51 x 100% = 41 %
TB / Umur:150/164x100% =91,4 %
BB / TB : 21/41 x 100% = 51,2 %
(gizi buruk)
PEMERIKSAAN FISIK
Kulit
a. Sianosis : Tidak Ditemukan
b. Ikterus : Tidak Ditemukan
c. Pucat : Tidak Ditemukan
d. Turgor : Kembali Cepat
e. Edema : Tidak Ditemukan
f. Lainnya: Tidak Ditemukan
Rambut : Hitam
Kepala : Normocephali
a. Wajah : Normal, Dismorfik (-),
Mata
a. Palpebra
Edema : (-)
Lainnya : (-)
b. Konjungtiva
- Pucat : (-)
- Hyperemis : (-)
- Sekret : (-)
- Sklera Ikterus : (+)
- Pupil Isokor : Ya
- Refleks Cahaya : +/+
Hidung : Simetris, Polip (+) nasal dekstra et inistra
Mulut
Bibir : Tidak ditemukan kelainan
Gusi : Tidak ditemukan kelainan
Palatum : Tidak ditemukan kelainan
Lidah : Tidak ditemukan kelainan
Tonsil : Tidak ditemukan kelainan
Faring : Tidak ditemukan kelainan
Telinga : Simetris, tidak ada massa, serumen (+), pus (-)
Thoraks
Paru
Inspeksi : Retraksi suprasternal (+)
Palpasi : Sulit dinilai
Perkusi : Sonor dikedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler, suara napas tambahan (-)
Jantung
Auskultasi : BJ I & II Normal
Abdomen
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Soepel (+) nyeri tekan(-)
- Turgor : Kembali cepat
- Ascites :-
- Hepar :-
- Lien :-
- Massa : Tidak ditemukan
Perkusi : Timpani
Auskultasi : peristaltik (+) normal
DIAGNOSIS SEMENTARA
Susp. Guillain Barre Syndrome
Oksigen 4l/i
IVFD Nacl 0.9% 21gtt/i Macro
Inj. Methylprednisolon 250 gr/8jam
Inj. Ranitidin 25 gr/8jam
Paracetamol 4 x 250 mg
Diet M II
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan
HEMATOLOGI
Darah Rutin
Haemoglobin 15.3 g/dl 13-18
Hitung Eritrosit 5.3 10^6//L 4,5-6,5
Hitung Leukosit 8.100 /L 4.000-11.000
Hematokrit 44.9 % 40-54
Hitung Trombosit 301.000 /L 150.000-
INDEX ERITROSIT 450.000
MCV 85.1 fL
MCH 28.9 pg 80-96
MCHC 34.0 % 27-31
Hasil Lab 30-34
HITUNG JENIS LEUKOSIT
08 Februari Eosinofil 1 %
2017 Basofil 0 % 1-3
N.Stab 0 % 0-1
N.Seg 82 % 2-6
Limfosit 11 % 53-75
Monosit 5 % 20-45
Laju Endap Darah 8 mm/jam 4-8
Glukosa Darah Sewaktu 98 mg/dl 0-10
Natrium (Na) 143 mEq/L <140
Kalium (K) 3.8 mEq/L 135-155
Chlorida (Cl) 97 mEq/L 3.5-5.5
98-106
Pemeriksaan Foto Thorax
Kesan : Bronchitis
08/02/2017 Kesan keadaan sakit: tampak sakit sedang
S = Pergerakan kaki(-) pergerakan tangan (+), kesemutan (+), sesak napas (+), Demam
(+)
O = TD : 100/50 mmHg
HR : 102 x/i
RR : 36 x/i
T : 39,0C
SpO2: 97
A = Susp. Guillian Barre Syndrome
P = O2 4 liter/menit
IVFD NaCl 0,9% 20 gtt/i
Inj. Methylprednisolon 250 mg/8 jam
Paracetamol 4x250 mg
Inj. Ranitidine 25 mg/12 jam
Diet MB II
Strumple : -/-
10/02/2017 Kesan keadaan sakit: tampak sakit sedang
S = Pergerakan kaki(-), pergerakan tangan (+), kesemutan (+), sesak napas (+),
Demam (-)
O = TD : 100/50 mmHg
HR : 84 x/i
RR : 26 x/i
T : 37,5C
SpO2: 96
A = Susp. Guillian Barre Syndrome
P = O2 4 liter/menit
IVFD NaCl 0,9% 20 gtt/i
Inj. Methylprednisolon 250 mg/8 jam
Paracetamol 4x250 mg
Inj. Ranitidine 25 mg/12 jam
Diet MB II
Os juga merasakan sesak napas sejak Biasanya gejala dimulai dengan mati
1 hari yang lalu SMRS. Sesak napas rasa atau parestesia pada tangan dan
semakin lama semakin memberat dan kaki, kemudian rasa lemah dan berat
tidak membaik saat istirahat ataupun pada kaki, diikuti ketidakmampuan
berubah posisi. Nafsu makan juga naik tangga atau berjalan.
menurun. Keluarga Os mengatakan, Os
mempunyai riwayat polip sejak usia 10 Refleks tendon dalam negatif
tahun dan os sering pilek. BAK (-) walaupun kekuatan otot relatif
sejak hari selasa. BAB (-) sejak masuk terpelihara.
rumah sakit.
(Nelson, Ilmu Kesehatan Anak Esensial
Ed/VI hal )
KASUS LITERATURE
Kesan Keadaan Sakit : Tampak Sakit Sedang Tanda objektif gangguan sensorik
Sensorium: Kualitatif : Compos Mentis
Kuantitatif :-
tidak terlalu menonjol dibandingkan
Nadi : 102 x/i Reguler dengna kelemahan yang dramatik.
Pernafasan : 36 x/i
Temperatur : 39,0 oC Insufisiensi bulbar dan rspiratorik
Tekanan Darah : 110/50 mmHg
dapat terjadi dengan cepat.
P. Neurologis
a. R. Fisiologis: Disfungsi saraf otonom dapat
Bisep(+/+), Trisep(+/+) APR(-/-)
KPR(-/-) Strumple(-/-)
myenyebabkan hipotensi, hipertensi,
b. R. Patologi: hipotensi ortostatik, takikardia dan
Hoffman(-/-) Trommer(-/-) aritmia lain, retensi atau inkontinesia
Babinski (-/+), urin, retensi feses atau episode
Chaddock(-/-)
Oppenheim(-/-) Gordon(-/-) berkeringat yang anormal, flushing
Schaefer(-/-) Gonda (-/-) atau vaokonstriksi perifer.
c. R. Meningeal:
Kaku kuduk (-),
brudzinski 1 dan 2 (-)
(Nelson, Ilmu Kesehatan Anak Esensial
d. Kekuatan Otot: Ed/VI hal )
ESD : 2 2 2 2 2 ESS : 2 2 2 2 2
EID : 0 0 0 0 0 EIS : 0 0 0 0 0
e. Nervus Kranialis : Tidak Ada Kelainan
KASUS LITERATURE
PX. PENUNJANG YANG PX. PENUNJANG GBS
DIDAPATKAN
Imunoterapi
- Diberikan untuk pasien dengan progresif cepat,
Intravenous Immunoglobulin (IVIG) maupun
plasma exchange (PE) akan mengurangi durasi
secara signifikan.
(Buku Ajar Kapita Selekta Anak UI)
Intravenous Immunoglobulin (dosis total 1-2
g/kgBB diberikan selama 2-5 hari). Pasmaferesis
dan imunoglobulin IV bermanfaaat pada penyakit
yang progresifitasnya cepat.
(Nelson, Buku Ajar Kesehatan Anak Esensial Ed/VI)
KASUS LITERATURE
Prognosis
Pada umumnya pasien mencapai titik nadir
setelah 12 hari dan memasuki masa plateau
setelah 3-4 minggu.
Setelah itu kondisi pasien akan membaik
dengan seiring terjadinya remielinisasi.
Penyembuhan total terjadi dalam 6-12 bulan,
paling lama 18 bulan.
Perbaikan dimulai dengan pola yang terbalik.
Otot-otot bulbar, diikuti dengan ekstremitas
atas, batang tubuh, dan ekstremitas bawah.
Refleks tendon adalah yang paling terakhir
kembali. Kematian dapat terjadi akibat
paralisis otot-otot pernapasan yang tidak
ditangani dengan baik sehingga gagal napas.
(Buku Ajar Kapita Selekta Anak UI)