Anda di halaman 1dari 52

LONGCASE

Anak Perempuan dengan


Pneumonia Bakterial dd
Viral dan Gizi Baik
Disusun oleh :
Arum Sonia G992003017
Galih Setya Ningrum G992003061
Dokter Muda Stase Terintegrasi Sub Bangsal periode 8
November - 19 Desember 2021

Pembimbing :
dr. Maria Galuh K.S., SpA. MKes.
Identitas Pasien
Nama : An. N
Usia : 2 tahun 8 bulan
No RM : 00090***
Jenis Kelamin : P
Alamat : Kartasura, Sukoharjo
Tanggal Masuk : 22 Desember 2021
BB sekarang : 11,4 kg
Keluhan Utama
Sesak napas
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien mengeluhkan batuk, pilek, dan demam sejak 1 minggu SMRS,
namun pasien tidak meminum obat atau periksa ke klinik untuk
memperingan keluhannya.
• Keluhan tidak disertai dengan mual ataupun muntah.
• Keluhan memberat disertai sesak napas yang muncul pada 1 hari SMRS.
• Nafsu makan pasien dirasakan berkurang sejak gejala pertama dirasakan.
• BAB dan BAK tidak ada keluhan.
• Pada HMRS, sebelum ke IGD RS UNS, pasien sempat berobat ke klinik,
namun karena keterbatasan fasilitas, pasien dirujuk ke RS UNS.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan serupa : (+) 1 bulan SMRS, tapi tidak
sampai berobat
Riwayat asma/alergi : (-)
Riwayat penyakit jantung : (-)
Rwayat mondok : (-)
Riwayat penyakit lain : (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat keluhan serupa : (-)
Riwayat asma/alergi : (-)
Riwayat TB : (-)
Riwayat penyakit lain : (-)
Riwayat Kehamilan
Ibu rutin periksa ANC di Bidan
Selama kehamilan tidak ada penyulit (tekanan darah tinggi, kejang, muntah berlebih, dan
perdarahan.
UK 40+3 minggu
Kesan kehamilan normal.

Riwayat Persalinan
Lahir spontan dengan presentasi kepala. Setelah lahir, pasien menangis kuat, bergerak
aktif, dan badan pasien kuning. Pasien sempat dirawat karena badan kuning selama
2 hari.
BB lahir 3100 gram, PB lahir 48 cm
Kesan kelahiran normal, cukup bulan, berat badan lahir cukup.

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien berobat dengan menggunakan BPJS Kelas III. Ibu pasien bekerja sebagai
karyawan swasta dan ayah pasien tidak bekerja. Kesan riwayat sosial ekonomi
cukup. Diakui tempat tinggal relatif bersih. Ventilasi di rumah diakui cukup baik.
• 0 bulan : Hep-B0,
• 1 bulan : BCG, Polio 1
Riwayat • 2 bulan : DPT-HB-Hib 1, Polio 2
• 3 bulan : DPT-HB-Hib 2, Polio 3
Imunisasi • 4 bulan : DPT-HB-Hib 3, Polio 4, IPV
• 9 bulan : MR
Kesan Imunisasi dasar lengkap, berdasarkan jadwal Kemenkes 2017.
• Pertumbuhan : BB = 11,4 kg | TB = 89 cm
• Perkembangan : pasien sudah bisa tengkurap pada usia 5 bulan,
Riwayat pasien sudah bisa duduk sendiri pada usia 7 bulan, pasien mulai bisa
merangkak pada usia 9 bulan, berdiri pada usia 11 bulan, dan mulai berjalan
Pertumbuhan & pada usia 13 bulan. Saat ini pasien sudah dapat berlari, berbicara lancar,
Perkembangan memberi tahu apabila akan BAB atau BAK.
Kesan pertumbuhan dan perkembangan sesuai umur.
• Usia 0-6 bulan : ASI eksklusif. Pasien mendapat cukup asi setiap pemberian
• 6 bulan : mulai mengonsumsi MPASI (bubur halus), dengan selingan susu. MPASI
melingkupi karbohidrat, lemak, protein.
Riwayat • 8 bulan: MPASI bubur saring
Nutrisi •

10 bulan : MPASI nasi tim
12 bulan : makanan keluarga
• Anak makan 3x sehari dan menghabiskan 1 porsi setiap makan
Kesan kualitas dan kuantitas cukup
Pohon Keluarga

An. N/ 2 tahun
8 bulan
BB/U = -2 SD < BB/U < 0 SD
• Status gizi: normoweight
• Bb ideal sesuai height age :
12,3 kg
TB/U = -2 SD < TB/U < 0 SD
• Status gizi: normoweight
• Height age 2 tahun 4 bulan
BB/TB = -1 SD < BB/TB < 0 SD
• Status gizi: Gizi baik
Kebutuhan Kalori Kebutuhan Cairan (Darrow)
BB ideal x RDA = 12.3 kg x 102 = 1254 kkal/hari (10 x 100) + (1.4 x 50) = 1070 ml/hari
Pemeriksaan Fisik
KU : sakit sedang, anak tenang Mulut : mukosa basah (+)
kesadaran : CM, GCS : E4V5M6 Leher : pembesaran KGB (-)

Vital Sign Cor


HR : 175x/m, teraba kuat regular Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
SaO2 : 97% Palpasi : ictus cordis tidak kuat
RR : 38x/m angkat
Suhu : 38,3 oC Perkusi : batas jantung kesan tidak
melebar
Kepala : mesocephal Auskultasi : BJ I- II reguler, bising (-)
Mata : konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-)
Hidung : sekret (-/-), NCH (+/+)
Telinga : sekret (-/-)
Pemeriksaan Fisik
Pulmo
Inspeksi : pengembangan dinding dada simetris, retraksi (+) subcostal
Palpasi : fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : sonor (+/+)
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), RBH (+/+), wheezing (-/-), RBK (-/-)

Abdomen
Inspeksi : Dinding perut sejajar dari dinding dada
Auskultasi : Bising usus (+) 8x/m
Perkusi : Timpani (+)
Palpasi : supel, turgor kembali cepat

Extremitas
Akral dingin Oedema ADP teraba kuat, CRT <2 detik
JENIS HASIL FLAG SATUAN NILAI
PEMERIKSAAN NORMAL

LED2 55 H mm/jam

Pemeriksaan Lab LED1 25 H mm/jam

(22/12/21)
Hemoglobin 11.2 g/dl 11.5 - 13.5

Hematokrit 33 L % 34 - 40

Trombosit 405 ribu/ul 150 – 450

Leukosit 8.08 ribu/ul 5.50 – 17.00

Eritrosit 5.23 juta/ul 3.90 – 5.50

MCV 63.9 L /UM 80.0 – 96.0

MCH 21.4 L pg 28.0 – 33.0

MCHC 33.5 g/dl 33.0 – 36.0

RDW-CV 17.2 H % 11.6 – 14.6

MPV 9.8 fl 7.2 – 11.1


JENIS HASIL FLAG SATUA NILAI
PEMERIKSAAN N NORMAL

Pemeriksaan Lab
PDW 11 % 9 – 13

Neutrophil Lymphocyte 3.00 -

(22/12/21)
Ratio

HFLC 0.2 % 0.0 – 1.4

Absolute Lymphocyte 1840 /ul >1500.00


Count

Limfosit 23.0 L % 60.0 – 66.0

Monosit 7.5 % 2.0 – 8.0

Neutrofil 68.8 % 29.0 – 72.0

Eosinofil 0.5 % 0.0 – 4.0

Basofil 0.2 % 0.0 – 1.0


Pemeriksaan Imunoserologi
Sars Cov-2 (22/12/21)

Imunoserologi 22/12/2021 Rujukan


Antigen Sars Cov-2 Negatif Negatif
Pemeriksaan Radiologi
Foto Toraks AP/Lat (22/12/2021)
Hasil :
● Tampak kedua apex pulmo bersih
● Tampak corakan bronkovaskular meningkat
● Tampak opasitas inhomogen pada parahiller dan
paracardial pulmo bilateral, bentuk amorf, batas tak
tegas, air bronchogram (+)
● Tampak pemadatan limfonodi hilus pada proyeksi
lateral view
● Tak tampak pelebaran pleural space bilateral
● Tampak retrosternal dan retrocardial space terbuka
● Tampak diafragma bilateral licin dan tak mendatar
● Cor, CTR <0.56
● Sistema tulang yang tervisualisasi intak
KESAN :
● Bronchopneumonia
● Curiga limfadenopati hilus
● Besar cor normal
Daftar Masalah
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

• Batuk pilek sejak 1 • HR : 175x/menit • Hb 11.2 g/gl (L)


minggu SMRS • RR : 38x/menit • Hct 33% (L)
• Hidung : NCH (+/+) • MCV 63.9/UM (L)
• Demam sejak 1
• Pulmo : retraksi (+) • MCH 21.4 pg (L)
minggu SMRS subcostal, auskultasi • LED2 55 mm/jam (H)
• Sesak napas sejak 1 RBH (+/+) • LED1 25 mm/jam(H)
hari SMRS • Limfosit 23% (L)
• Bakteri pada feses (+)
• Ro : Bronchopneumonia
Diagnosis
- Pneumonia bakterial dd viral
- Gizi baik
Tatalaksana
● O2 Nasal Kanul 3 lpm
● Diet nasi lauk 1200kkal/hari
● Inf. D5 ½ NS 45 cc/jam
● Inj. Ceftriaxon 300mg/12jam
● Inj MP 25mg/8 jam
● Inj. PCT 150mg k/p
● Inj Aminofilin 5ml + Nacl s/d 15cc habis dalam 30’’ → selanjutnya aminofilin 3ml + Nacl
15cc/12 jam
● Puyer (NAC 50mg, triamsinolon 2mg, tremenza ¼tab, cetirizine 2mg, salbutamol 0,6mg)
→ 3x1
● Nebu (Berotec 15tts, Atrovent 10tts, Pulmicort 1cc) → /8 jam
Follup DPH 1 (23/12/21)
S O A P

● KU: sedang, CM • Pneumonia ● O2 Nasal Kanul 3 lpm


● HR : 145x/ menit bacterial dd viral ● Diet nasi lauk 1200kkal/hari
● RR : 34x/ menit ● Inf. D5 ½ NS 45 cc/jam
• Gizi baik ● Inj. Ceftriaxon 300mg/12jam
● Suhu : 38,2 oC
● Sesak napas (+) ● SpO2 : 99% on O2 Nasal Kanul 3 lpm
● Inj MP 25mg/8 jam
● Inj. PCT 150mg k/p
● Batuk (+) Kepala-Leher: Mesocephal, CA (-/-), Mata ● Inj Aminofilin 5ml + Nacl s/d 15cc habis dalam 30’’
● Demam (+) cowong (-/-), NCH (-), Mukosa bibir basah (+), → selanjutnya aminofilin 3ml + Nacl 15cc/12 jam
Perbesaran KGB (-).
● Dahak (-) Cor: BJ 1-2 reguler
● Puyer (NAC 50mg, triamsinolon 2mg, tremenza ¼,
cetirizine 2mg, salbutamol 0,6mg) → 3x1
● Pilek (-) Pulmo: Simetris, rektraksi (-) ● Nebu (Berotec 15tts, Atrovent 10tts, Pulmicort 1cc)
● Mual-muntah(-) SDV (+/+), RBH (+/+) → /8 jam
Abdomen: Supel, NT(-), BU (+) Normal
● Diare (-) Extremitas: CRT <2”, akral hangat, edema (-),
Plan →
● Cek Urin lengkap
ADP kuat. ● Cek feses lengkap

Monitoring →
● KUVS/8 jam
● Tanda gawat napas
Analisa Feses (23/12/21)
Jenis Pemeriksaan Hasil Flag Nilai Normal Jenis Pemeriksaan Hasil Flag Nilai Normal

Makroskopis Mikroskopis

Warna Cokelat Sel epitel 0-2 * Negatif

Konsistensi Lembek Lekosit Negatif Negatif

Darah Negatif Negatif Eritrosit Negatif Negatif

Lendir Negatif Negatif Makanan tdk tercerna + * Negatif

Lemak Negatif Negatif Kista Negatif Negatif

Makanan tdk tercerna + * Negatif Telur cacing Negatif Negatif

Parasit Negatif Bakteri + * Negatif

Pus Negatif Negatif


Jenis Pemeriksaan Hasil Flag Satuan Nilai normal

Makroskopis

Warna Kuning Muda * - Kuning

Kejernihan Jernih Jernih

Urinalisa pH

Berat Jenis
7.0

1.010
4.8-7.8

1.005-1.030

(23/12/21) Urobilinogen Normal - Normal

Protein Urin Negatif - Negatif

Nitrit Negatif - Negatif

Keton Urin Negatif - Negatif

Glukosa Urin Negatif - Negatif

Darah Negatif - Negatif

Bilirubin Urin Negatif - Negatif

Lekosit Negatif - Negatif


Jenis Pemeriksaan Hasil flag Satuan Nilai normal

Mikroskopis Urine

Eritrosit 0-1 /LPB 0-1

Lekosit 0-1 /LPB 0-3

Urinalisa
Squamous 0-1 * /LPB Negatif

Transisional Negatif /LPB Negatif

(23/12/21) Bulat Negatif /LPB Negatif

Silinder

Hyalin Negatif /LPK 0-3

Granuler Negatif /LPK Negatif

Lekosit Negatif /LPK Negatif

Eritrosit Negatif /LPK Negatif

Kristal Negatif Negatif

Bakteri Negatif Negatif


Follup DPH 2 (24/12/21)
S O A P

● KU: sedang, CM • Pneumonia ● O2 Nasal Kanul 3 lpm


● HR : 126x/ menit bacterial dd ● Diet nasi lauk 1200kkal/hari
● RR : 30x/ menit ● Inf. D5 ½ NS 45 cc/jam
viral ● Inj. Ceftriaxon 300mg/12jam
● Suhu : 37.2 oC • Gizi baik
● Sesak berkurang ● SpO2 : 98% on O2 Nasal Kanul 3 lpm
● Inj MP 25mg/8 jam
● Inj. PCT 150mg k/p
● Batuk (+) Kepala-Leher: Mesocephal, CA (-/-), Mata ● Inj Aminofilin 3ml + Nacl s/d 15cc habis dalam 30’’/
● Dahak (-) cowong (-/-), NCH (-), Mukosa bibir basah (+), 12 jam
Perbesaran KGB (-).
● Pilek (-) Cor: BJ 1-2 reguler
● Puyer (NAC 50mg, triamsinolon 2mg, tremenza ¼,
cetirizine 2mg, salbutamol 0,6mg) → 3x1
● Demam(-) Pulmo: Simetris, rektraksi (-) ● Nebu(Berotec 15tts, Atrovent 10tts, Pulmicort 1cc)
● Mual-muntah (-) SDV (+/+), RBH (+/+) → /8 jam
Abdomen: Supel, NT(-), BU (+) Normal
● Diare (-) Extremitas: CRT <2”, akral hangat, edema (-), Monitoring →
ADP kuat. ● KUVS/8 jam
● Tanda gawat napas
Follup DPH 3 (25/12/21)
S O A P

● KU: sedang, CM • Pneumonia ● O2 Nasal Kanul 2 lpm


● HR : 122x/ menit bacterial dd ● Diet nasi lauk 1200kkal/hari
● RR : 28x/ menit ● Inf. D5 ½ NS 30 cc/jam
viral ● Inj. Ceftriaxon 300mg/12jam
● Suhu : 36,8 oC • Gizi baik
● Sesak berkurang ● SpO2 : 98% on O2 Nasal Kanul 3 lpm
● Inj MP 25mg/8 jam
● Inj. PCT 150mg k/p
● Batuk (+) Kepala-Leher: Mesocephal, CA (-/-), Mata ● Inj Aminofilin 3ml + Nacl s/d 15cc habis dalam 30’’/
● Dahak (-) cowong (-/-), NCH (-), Mukosa bibir basah (+), 12 jam
Perbesaran KGB (-).
● Pilek (-) Cor: BJ 1-2 reguler
● Puyer (NAC 50mg, triamsinolon 2mg, tremenza ¼,
cetirizine 2mg, salbutamol 0,6mg) → 3x1
● Demam(-) Pulmo: Simetris, rektraksi (-) ● Nebu(Berotec 15tts, Atrovent 10tts, Pulmicort 1cc)
● Mual-muntah (-) SDV (+/+), RBH (+/+) → /8 jam
Abdomen: Supel, NT(-), BU (+) Normal
● Diare (-) Extremitas: CRT <2”, akral hangat, edema (-), Monitoring →
● Kejang (-) ADP kuat. ● KUVS/8 jam
● Tanda gawat napas
Follup DPH 4 (26/12/21)
S O A P

● KU: sedang, CM • Pneumonia ● O2 Nasal Kanul 1 lpm → latih aff


● HR : 116x/ menit bacterial dd ● Diet nasi lauk 1200kkal/hari
● RR : 26x/ menit ● Inf. D5 ½ NS 30 cc/jam
viral ● Inj. Ceftriaxon 300mg/12jam
● Suhu : 36,7 oC • Gizi baik
● Batuk berkurang ● SpO2 : 98% on O2 Nasal Kanul 2 lpm
● Inj MP 25mg/8 jam
● Inj. PCT 150mg k/p
● Sesak (-) Kepala-Leher: Mesocephal, CA (-/-), Mata ● Inj Aminofilin 3ml + Nacl s/d 15cc habis dalam 30’’/
● Dahak (-) cowong (-/-), NCH (-), Mukosa bibir basah (+), 12 jam
Perbesaran KGB (-).
● Demam(-) Cor: BJ 1-2 reguler
● Puyer (NAC 50mg, triamsinolon 2mg, tremenza ¼,
cetirizine 2mg, salbutamol 0,6mg) → 3x1
● Mual-muntah (-) Pulmo: Simetris, rektraksi (-), ● Nebu(Berotec 15tts, Atrovent 10tts, Pulmicort 1cc)
● Diare (-) SDV (+/+), RBH (-/-) → /8 jam
Abdomen: Supel, NT(-), BU (+) Normal
Extremitas: CRT <2”, akral hangat, edema (-),
Monitoring →
ADP kuat.
● KUVS/8 jam
● Tanda gawat napas
Follup DPH 5 (27/12/21)
S O A P

● KU: sedang, CM • Pneumonia ● O2 ruangan


● HR : 112x/ menit bacterial dd ● Diet nasi lauk 1200kkal/hari
● RR : 24x/ menit ● Inf. D5 ½ NS 30 cc/jam
viral ● Inj. Ceftriaxon 300mg/12jam
● Suhu : 36,8 oC • Gizi baik
● Batuk berkurang ● SpO2 : 98% on O2 Nasal Kanul 1 lpm
● Inj MP 25mg/8 jam
● Inj. PCT 150mg k/p
● Sesak (-) Kepala-Leher: Mesocephal, CA (-/-), Mata ● Inj Aminofilin 3ml + Nacl s/d 15cc habis dalam 30’’/
● Dahak (-) cowong (-/-), NCH (-), Mukosa bibir basah (+), 12 jam
Perbesaran KGB (-).
● Mual-muntah (-) Cor: BJ 1-2 reguler
● Puyer (NAC 50mg, triamsinolon 2mg, tremenza ¼,
cetirizine 2mg, salbutamol 0,6mg) → 3x1
● Diare (-) Pulmo: Simetris, rektraksi (-) ● Nebu(Berotec 15tts, Atrovent 10tts, Pulmicort 1cc)
● Bebas demam 4 hari SDV (+/+), RBH (-/-) → /8 jam
Abdomen: Supel, NT(-), BU (+) Normal
Extremitas: CRT <2”, akral hangat, edema (-), Plan →
ADP kuat. ● BLPL
Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam: dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Tinjauan
Pustaka
PNEUMONIA
Definisi

Pneumonia adalah infeksi saluran


pernapasan akut yang pada paru-paru
yang dapat disebabkan oleh bakteri,
virus, maupun jamur.

WHO. (2021). Pneumonia. Who.int. Retrieved 15 December 2021, from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/pneumonia.


Epidemiologi
• Pneumonia merupakan salah satu penyebab utama
kematian anak di seluruh dunia.
• 95% pneumonia pada anak terjadi di negara
berkembang.
• Sekitar 150 juta kasus baru pneumonia pada anak balita
terjadi setiap tahun di seluruh dunia. 10-20 juta
diantaranya memerlukan rawat inap.

Waseem, M. (2020). Pediatric Pneumonia. Medscape. Retrieved 27 December 2021, from https://emedicine.medscape.com/article/967822-overview#a5.
Etiologi
• Neonatus berisiko terinfeksi bakteri dari jalan lahir
Neonatus • Streptokokus grup B, Klebsiella, Escherichia coli, dan
Listeria monocytogenes

• Sebagian besar disebabkan virus, umumnya RSV, virus


Usia 1-3 bulan parainfluenza, virus influenza, adenovirus, dan human
metapneumovirus

Bayi, balita, dan • Sebagian besar disebabkan virus  RSV


anak usia pra- • Pneumonia bakteri didapat dari komunitas : S
sekolah pneumoniae, S aureus, dan H influenzae nontypeable

Ebeledike C, Ahmad T. Pediatric Pneumonia. [Updated 2021 Aug 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536940/
Etiologi
• M pneumoniae adalah penyebab pneumonia
Anak usia sekolah dan yang paling sering di antara anak-anak dan remaja
remaja awal
• Pneumonia akibat virus tetap umum terjadi

• Hampir semua bakteri, virus, jamur, atau bahkan


Anak dengan parasit dapat menginfeksi paru-paru jika sistem
Immunocompromised kekebalan tubuh terganggu.

Ebeledike C, Ahmad T. Pediatric Pneumonia. [Updated 2021 Aug 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536940/
Faktor Risiko
Imun yang lemah
Malnutrisi /kekurangan gizi, terutama bayi yang tidak diberi ASI eksklusif

Penyakit komorbid
HIV, campak

Faktor lingkungan
• Polusi udara dalam ruangan: memasak dan memanaskan dengan bahan
bakar biomassa (kayu atau kotoran hewan)
• Rumah yang padat
• Asap rokok orang tua.

WHO. (2021). Pneumonia. Who.int. Retrieved 28 December 2021, from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/pneumonia.


Patofisiologi
ANAMNESIS
Batuk awalnya kering → produktif dengan dahak purulen, bisa
berdarah
Sesak napas
Demam
Kesulitan makan/minum
Tampak lemah
Serangan pertama atau berulang (untuk membedakan dengan
kondisi imunokompromais, kelainan anatomi bronkus atau asma)

(IDAI, 2009)
ANAMNESIS
Pneumonia viral
Pneumonia bakterial
Gejala seperti pneumonia bakterial, namun
Timbul gejala berikut dengan onset gejala pernapasan (batuk dan mengi)
mendadak: timbul perlahan dan semakin memburuk
● Batuk berdahak
● Nyeri saat batuk
● Muntah atau diare
● Nafsu makan berkurang
● Lemah
● Demam

(Stanford Medicine, 2021)


PEMERIKSAAN FISIK
● Penilaian keadaan umum → meliputi kesadaran dan kemampuan
makan/minum (status hidrasi)
● Demam
● Batuk
● Nafas cepat atau takipnea
- Usia 2-11 bulan ≥ 50x/menit
- Usia 1-5 tahun ≥ 40x/menit
- Usia ≥5 tahun ≥ 30x/menit
● Gejala distress pernafasan: nafas cuping hidung, retraksi subkostal
● Sianosis
● Suara merintih/grunting pada bayi muda
● Auskultasi: ronki (crackles), suara penafasan menurun

(IDAI, 2009; WHO, 2009)


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Radiologi • Jumlah dan hitung jenis leukosit
• Rontgen thorax >15.000/ul → sering dijumpai
○ AP-lateral Dominasi neutrofil/pergeseran ke kiri →
○ Tidak direkomendasikan rutin pada anak bakteri
dengan infeksi saluran napas bawah akut >30.000/ul + dominasi ke kiri → pneumonia
ringan tanpa komplikasi streptokokus
○ Direkomendasikan pada pasien ranap atau • Kultur dan pewarnaan gram sputum pada
bila ada tanda klinis yang membingungkan pneumonia berat
○ Follow up hanya dilakukan bila : ada kolaps • Kultur darah pada pasien ranap dengan kondisi
lobus, curiga komplikasi, pneumonia berat, berat dan yang curiga pneumonia bakterial
gejala menetap/memburuk, tidak respon • Antigen virus pada anak <18 bulan
antibiotik. • Pungsi cairan pleura untuk periksa mikroskopis,
○ Tidak dapat mengidentifikasi penyebab kultur, deteksi antigen bakteri pada efusi pleura
• LUS (Lung ultrasound) • CRP dan LED tidak direkomendasikan (tidak
• CT scan bisa membedakan infeksi viral dan bakterial)
• MRI • Uji tuberkulin pada riwayat kontak dengan
penderita TB
IDAI. 2009. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Supriyatno, B. 2006. Infeksi Respiratorik Bawah Akut pada Anak. Sari Pediatri, 8(2), 100-106.
Asriyani, S., L, A., & Seweng, A. (2021). Gambaran Radiologik Pneumonia pada Anak dengan Menggunakan Foto Thorax dan Ultrasonografi Paru di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar. Nusantara
Medical Science Journal, 5(1), 23-32. https://doi.org/10.20956/nmsj.v5i1.11045
O’Grady, K.A.F., Torzillo, P.J., Frawley, K. and Chang, A.B., 2014. The radiological diagnosis of pneumonia in children. Pneumonia, 5, pp.38-51.
Childhood pneumonia. Case study, Radiopaedia.org. (accessed on 15 Dec 2021) https://radiopaedia.org/cases/479
DIAGNOSIS BANDING
Tuberculosis Paru (TB)

Gejala klinis TB antara lain batuk lama yang produktif


(durasi lebih dari 3 minggu), nyeri dada, dan hemoptisis
da gejala sistemik meliputi demam, menggigil, keringat
malam, lemas, hilang nafsu makan dan penurunan berat
badan.
DIAGNOSIS BANDING
Atelektasis

Atelektasi adalah ketidaksempurnaan pengembangan paru


dan alveolus yang kolaps.
Gambaran atelektasis mirip dengan pneumonia tanpa air
bronchogram. Namun, terdapat penarikan jantung, trakea,
dan mediastinum ke ada yang sakit karena adanya
pengurangan volume interkostal space menjadi lebih
sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-
paru yang sakit. Sehingga akan tampak thorax asimetris
DIAGNOSIS BANDING
Efusi Pleura

Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumonia,


tanpa air bronchogram.
Terdapat penambahan volume sehingga terjadi
pendorongan jantung, trakea, dan mediastinum kearah
yang sehat. Rongga thorax membesar.
Pada efusi pleura sebgian akan tampak meniscus sign (+).
DIAGNOSIS BANDING
Asma Bronkiale Bronkhitis

Merupakan penyakit yang ditandai dengan Suatu peradangan pada bronkus (saluran
penyempitan saluran pernapasan, sehingga udara ke paru-paru).
pasien yang mengalami keluhan sesak Penyakit bronkhitis biasanya bersifat ringan
napas/kesulitan bernapas. Tingkat keparahan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna.
asma ditentukan dengan mengukur
kemampuan paru dalam menyimpan oksigen.
Makin sedikit oksigen yang tersimpan berarti
semakin buruk kondisi asma
TATALAKSANA
Oksigen
Menjaga saturasi >92%
→ Nasal kanul, head box,
Cairan atau sungkup.
Pneumonia berat atau
asupan peroral kurang.
Antipiretik dan
analgetik
Menjaga kenyamanan
Nebulisasi pasien dan mengontrol
Dengan beta-2-agonis batuk
dan/atau NaCl →
perbaiki mucocilliary
clearance (IDAI, 2009)

(IDAI, 2009)
TATALAKSANA

Nutrisi Antibiotik
● Distres pernapasan berat ● Oral (anak < 5 tahun) →
→ pemberian makanan per Amoksisilin
oral harus dihindari. ● IV → Ampisilin dan
● Makanan dapat diberikan kloramfenikol, co-amoxiclav,
lewat nasogastric tube ceftriaxone, cefuroxime, dan
(NGT) atau intravena. cefotaxime.
Bila terdapat perbaikan klinis,
(IDAI, 2009)
antibiotik IV dapat diganti
dengan preparat oral
(Kemenkes, 2010)
PENCEGAHAN

PROTECT PREVENT TREAT


ASI eksklusif 6 bulan ● Vaksinasi Obati melalui
dilanjutkan ● PHBS → cuci deteksi dini dan
pemberian makanan tangan dengan pengobatan
tambahan padat sabun, yang adekuat
bergizi sampai 2 menerapkan
tahun etika batuk

(Kemenkes, 2018)

(IDAI, 2009)
KOMPLIKASI
Jika anak tidak mengalami perbaikan setelah dua hari, atau kondisi anak semakin memburuk,
lihat adanya komplikasi atau adanya diagnosis lain. Jika mungkin, lakukan foto dada ulang
untuk mencari komplikasi. Beberapa komplikasi yang sering terjadi adalah sebagai berikut:
● Pneumonia Stafilokokus. Curiga ke arah ini jika terdapat perburukan klinis secara cepat
walaupun sudah diterapi, yang ditandai dengan adanya pneumatokel atau pneumotoraks
dengan efusi pleura pada foto dada, ditemukannya kokus Gram positif yang banyak pada
sediaan apusan sputum. Adanya infeksi kulit yang disertai pus/pustula mendukung
diagnosis.
● Empiema. Curiga ke arah ini apabila terdapat demam persisten, ditemukan tanda klinis
dan gambaran foto dada yang mendukung.
○ Bila masif terdapat tanda pendorongan organ intratorakal.
○ Pekak pada perkusi.
○ Gambaran foto dada menunjukkan adanya cairan pada satu atau kedua sisi dada.
○ Jika terdapat empiema, demam menetap meskipun sedang diberi antibiotik dan
cairan pleura menjadi keruh atau purulen.
(WHO, 2009)

(IDAI, 2009)
PROGNOSIS
Sebagian besar anak dengan pneumonia memiliki prognosis yang baik. Pneumonia
virus biasanya dapat sembuh tanpa adanya tatalaksana khusus serta infiltrat yang
bertahan dalam jangka panjang juga jarang ditemui. Namun, untuk pneumonia
yang disebabkan oleh stafilokokus dan varicella perlu diwaspadai pada anak-anak.
Anak dengan kondisi immunocompromized memiliki prognosis yang buruk jika
kondisi penyebabnya tidak diatasi. Setiap tahun, sekitar 3 juta anak meninggal
karena pneumonia yang sebagian besar anak tersebut juga memiliki komorbiditas
lain seperti penyakit jantung bawaan, immunosuppresion, atau chronic lung
disease of prematurity.

(Chiemelie Ebeledike; Thaer Ahmad, 2020)

(IDAI, 2009)
DAFTAR PUSTAKA
● Ikatan Dokter Anak Indonesia. (2009). Pneumonia. Pedoman Pelayanan Medis IDAI Jilid 1. Jakarta: IDAI, pp: 250-
254.
● Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Buletin Jendela Epidemiologi - Pneumonia Balita. Jakarta:
Kemenkes RI.
● Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017. Jakarta: Kemenkes
RI, pp: 170-173.
● Kemenkes, 2013, Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
● Waseem, M. (2020). Pediatric Pneumonia. Medscape. Retrieved 27 December 2021, from
https://emedicine.medscape.com/article/967822-overview#a5.
● WHO. (2009). Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit: Pedoman Bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama
di Kabupaten/Kota. dialih bahasa: Jakarta
● WHO. (2021). Pneumonia. Who.int. Retrieved 15 December 2021, from https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/pneumonia.
● Ebeledike C, Ahmad T. Pediatric Pneumonia. [Updated 2021 Aug 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536940

(IDAI, 2009)
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai