Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KASUS

BRONKOPNEUMONI

Oleh:
Dwi Fitria Ningsih

Pembimbing:
dr. Lisbeth Tambunan

Sebagai salah satu tugas Program Internsip


Rumah Sakit Tk. IV 01.07.02 Binjai
Identitas :
• Nama : An. Q
• Jenis Kelamin : Perempuan
• TTL : Binjai, 2 Februari 2022
• Usia : 1 tahun 2 bulan
• Alamat : Tanah merah
• Tgl Masuk : 23 Maret 2023
• Ruang : Anggrek
Keluhan Utama
Sesak nafas

Riwayat Penyakit Sekarang


OS datang dengan keluhan sesak nafas sejak 1 hari SMRS. Sesak
didahulu dengan demam sejak 1 minggu yang lalu. Sebelumnya OS
menderita batuk dan pilek sejak 2 minggu yang lalu. Ibu OS
mengatakan nafasnya cepat dan terdengar suara nafas dari hidung.
Jika sedang batuk, terkadang anak muntah. Pasien juga mengeluhkan
demam sejak 3 hari ini. Suhu paling tinggi dirumah 38C. Mual (-),
muntah (-), gusi berdarah (-), mimisan (-), BAK dan BAB tidak ada
keluhan
Riwayat imunisasi anak lengkap sesuai umur. Anak lahir normal
dibantu oleh bidan di Klinik. BBL :3200 gram
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit
Dahulu Keluarga
 Riwayat BP saat usia 6
• Ayah dan kakak tidak
bulan dan dirawat di
RS selama 12 hari. mempunyai riw. Penyakit
seperti OS
Riwayat Psikososial

Ibu pasien mengatakan tinggal bertiga dengan pasien dan


ayahnya. Pasien tidur bertiga di kamar ukuran 5x4m bersama
ayah dan ibunya. Ayah pasien merokok 1 bungkus perharinya.
Ayah pasien sering merokok dirumah.
Riwayat
Riwayat Alergi
Pengobatan

Belum meminum obat apapun Os tidak ada riwayat alergi


SMRS. terhadap obat, makanan, cuaca,
dan debu.
Riway Riway
Ibu Os
at
at
Keha persali
dilahir
os
milan nan
minu kan di
m Rumk

susu it

sela Binjai
secar
ma
a
keha
caesa
milan
r
.
deng
Sela
an
ma
usia
hamil
keha
tidak milan
Riwayat Pola
Riwayat Imunisasi
Makan
• Imunisasi lengkap
• ASI Ekslusif
• > 6 bulan: Bubur Bayi
• 1- sekarang makanan
keluarga
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
Suhu : 38 0C
Nadi : 110 x/i
Pernafasan : 35 x/i

Antropometri Status Gizi


BB skr : 28 kg BB/U : diantara 0 – 2 SD  normal
TB : 125 cm PB/U : diantara 0 dan -2 SD  normal
BB/PB : tepat di garis 1 SD  normal
Status Generalis
 Kepala : Normocephali.
 Mata : Conjungtiva anemis -/-. Sklera ikterik -/-. Refleks pupil +/+
isokor.
 Hidung : PCH (+)
 Mulut : POC (-), bibir kering
 Leher: Pembesaran KGB (-), Retraksi Suprasternal (+)
 Thoraks : Bentuk dan gerak simetris. Pernapasan Vesikuler antara
kanan dan kiri. Ronki +/+, Wheezing -/-. Bunyi Jantung I dan II
murni regular. Retraksi ICS (-)
 Abdomen: Perut supel, distensi abdomen (-), Bising usus (+) normal,
hepar-lien tidak teraba.
 Ekstremitas
Atas : Akral hangat +/+, CRT<2 dtk +/+, sianosis -/-
Bawah : Akral hangat +/+, CRT<2 dtk +/+, sianosis -/-
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Pemeriksaan KEMATOLOGI
Hematologi Lengkap
Penunjang i. Hemoglobin 12,7 g/dL 11,5-13,5
ii. Leukosit 19,3 ribu/µL 4,5-10,5
iii. Hematokrit 36,6 % 32-42
iv. Erirosit 4,61 Juta/µL 4,0-5,2
v. Trombosit 225 ribu/µL 150-450
 MCV 81,5 fL 80-94
 MCH 23,0 pg 27-31
 MCHC 28,2 % 33-37

 RDW-SD 49,4 fL 37 - 54

 PDW 15,4 fL 9 – 14

 MPV 6,6 fL 8 – 12

Differential
Limfosit 43,4 % 26 – 36

Monosit 5,1 % 4–8

Neutrophil 47,2 % 45 – 50

Eosinophil
Basophil 3,7 % 1–3

Absolut 0,6 % <1

Limfosit
Monosit 6,65 10^3ML 1 – 1,51

Neutrophil 0,78 10^3ML 0,16 – 1.0

Eosinophil 7,24 10^3ML 2.1 – 8,4

basofil 0,58 10^3ML 0.02 – 0.50


0,09 10^3ML 0.00 – 0.10
Resume

OS datang dengan keluhan sesak nafas sejak 1 hari SMRS. Sesak


didahulu dengan demam sejak 1 minggu yang lalu. Sebelumnya
OS menderita batuk dan pilek sejak 2 minggu yang lalu. Ibu OS
mengatakan nafasnya cepat dan terdengar suara nafas dari
hidung. Jika sedang batuk, terkadang anak muntah. Pasien juga
mengeluhkan demam sejak 3 hari ini. Suhu paling tinggi dirumah
38,5C. Mual (-), muntah (-), gusi berdarah (-), mimisan (-), BAK
dan BAB tidak ada keluhanRiwayat imunisasi anak lengkap
sesuai umur. Anak lahir normal dibantu oleh bidan di Klinik. BBL
:3200 gram. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan Nadi 110
x/menit, pernapasan 35 x/menit, suhu : 38 OC. hasip
pemeriksaan penunjang Hb 12,7 g/dL, leukosit 19,3 ribu/µL dan
trombosit 225 ribu/µL.
Diagnosis Kerja
Bronkopneumoni
Penatalaksanaan

O2 Nasal Kanul 1 lpm


IVFD D5 ¼ NS 750 ml/i
Inf. Paracetamol 350 cc/8 jam
Inj.Ceftriaxone 1gr/12 jam
Nebulizer Velutine 1 respul /12 jam
 
Pemeriksaan Radiologis Foto Thorax AP
Hasil:
- Tampak opasitas inhomogen di parahiler dan
paracardial pulmo bilateral, batas tak tegas, air
bronchogram (+)
- Tampak corakan bronchovascular meningkat dan
kasar
- Tak tampak pemadatan limfonodi hilus bilateral
- Tampak sinus costophrenicus bilateral lancip
- Tampak diafragma bilateral licin dan tak
mendatar
- Cor konfigurasi normal, CTR <50%
- Sistema tulang yang tervisualisasi intak
Kesan:
- Bronchopneumonia
- Besar dan konfigurasi cor normal
Follow Up
Tanggal S O A  

24/03/2023 Sesak nafas Kesadaran : Bronkopneumonia 1. O2 Nasal Kanul 1 lpm


(11.20 wib) (+), demam CM 2. IVFD D5 ¼ NS 750 ml/i
(+), batuk (+) HR : 3. Inf. Paracetamol 350 cc/8 jam
100x/menit 4. Inj.Ceftriaxone 1gr/12 jam
RR : 40x/menit 5. Nebulizer Velutine 1 respul /12
T : 37,5oC jam
   
Follow Up

25/03/2023 Sesak Kesadaran Bronkopneumoni 1. O2 Nasal Kanul 1


nafas (+) : CM a lpm
berkurang HR : 2. IVFD D5 ¼ NS 750
, demam 95x/menit ml/i
(-), batuk RR : 3. Inj.Ceftriaxone
(+) 38x/menit 1gr/12 jam
T : 37,0oC 4. Nebulizer Velutine 1
  respul /12 jam
5. Paracetamol pulv
(k/p)
Follow Up

26/03/202 Sesak Kesadara Bronkopneumo Boleh pulang :


3 nafas (-), n : CM nia -Paracetamol pulv 3x1
batuk (+) HR : -cetirizine 1x7,5 mg
kadang- 90x/menit -Ambroxol 3x 15 mg
kadang, RR :  
demam 35x/menit  
(-) T : 36,0oC  
 
Terimakasih...
Definisi

Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi


alveolus dan jaringan interstitial.

Bronkopneumonia adalah peradangan akut dari parenkim paru


pada bagian distal bronkiolus terminalis.

Normalnya, alveolus terisi udara, pada bronkopneumonia


alveoli terisi pus dan cairan.
Epidemiologi
Pneumonia merupakan penyakit yang menjadi masalah di berbagai Negara
terutama di Negara berkembang termasuk Indonesia. Insidens pneumonia
pada anak <5 tahun di Negara maju adalah 2-4 kasus/100 anak/ tahun,
sedangkan di Negara berkemban 10-20 kasus/ 100 anak/ tahun. Pneumonia
menyebabkan lebih dari 5 juta kematian per tahun pada anak balita di Negara
berkembang.
+ 2 juta anak balita meninggal /thn akibat pneumonia
2001: 27,6% kematian bayi dan 22,8% kematian balita di Indonesia
disebabkan oleh penyakit sist. Respiratori terutama pneumonia
Etiologi Menurut umur

• Streptokokus grup B
• E.Coli dan kuman gram negatif lain
• Listeria monocytogenes
• Chlamydia trachomatis

Neonatus –
2 bulan
Faktor Risiko
 Defek anatomi bawaan  Berat badan lahir rendah
 Defisit Imunologi  Tidak mendapat air susu ibu
(ASI)
 Polusi
 Imunisasi tidak lengkap
 GER ( gastroesophageal
 Adanya saudara serumah
reflux)
yang menderita batuk
 Aspirasi  Kamar tidur yang terlalu
 Gizi buruk padat penghuninya.
Patogenesis

Krn
Mikroorganisme Mikroorganisme
ketidakseimbangan
Penyebab sampai ke alveoli
pertahanan tubuh

Stad. hiperemis

Radang pada alveoli


Stad. Hepatisasi merah

Hepatisasi Kelabu

Hepatisasi resolusi
Manifestasi Klinik

Gejala Infeksi umum Gejala Gangguan Respiratori

Demam Batuk

Sesak Napas
Sakit Kepala
Retraksi dada
Gelisah
Takipnea
Malaise
Napas Cuping Hidung
Penurunan Nafsu Makan
Merintih

Keluhan GI (mual,muntah/diare) Sianosis


Pemeriksaan Fisik

• Inspeksi: retraksi otot epigastrik, interkostal,


suprasternal dan pernapasan cuping hidung,
• Palpasi: vokal fremitus simetris atau berkurang
• Auskultasi: slam, ronki

Pemeriksaan Radiologi
• Infiltrat interstitial: peningkatan corakan
bronkovaskuler, peribronchial cuffing dan
hiperaerasi
• Infiltrat alveolar: konsolidasi paru dgn air
bronchogram
• Bronkopneumoni: gambaran difus merata pada
•P. virus: leukosit normal/ sdkt meningkat. P. bakteri:
Darah perifer leukositosis antara 15 rb-40 rb/mm3, predominan
lengkap PMN. Infeksi C. pneumoni: eosinofilia. Kdg2 anemia
rgn, LED meningkat.

•Untuk membedakan faktor infeksi dan


C-Reaktif Protein non infeksi, infeksi virus dan bakteri, atau
infeksi bakteri superfisialis dan profunda

•Hipoksemia dan hiperkarbia, p stad lanjut bs terjadi


Analisa Gas asidosis respiratorik
Darah •Hipoksemia dan hiperkarbia, p stad lanjut bs terjadi
asidosis respiratorik

•Tidak rutin dilakukan kecuali pd pneumonia berat yg


Mikrobiologis dirawat di RS. Spesimen berasal dr: usap tenggorok,
nasofaring, bilasan bronkus, darah, pungsi pleura, atau
aspirasi paru
Kriteria Diagnosis
Diagnosis ditegakkan bila ditemukan 3 dari 5 gejala
berikut:
Sesak nafas disertai pernafasan cuping hidung
dan tarikan dinding dada
Panas badan
Ronki basah sedang nyaring
Foto thorax menunjukkan gambaran infiltrat difus
Leukositosis (pd infeksi virus tidak melebihi
20.000/mm3 dgn limfosit predominan, dan bakteri
15.000-14000/mm3 neutrofil predominan).
Penatalaksaan
• Pada pneumonia berat atau asupan per oral kurang, diberikan
cairan intravena dan dilakukan balans cairan ketat
• Antipiretik dan analgetik dapat diberikan untuk menjaga
kenyamanan pasien dan mengontrol batuk
• Nebulisasi dengan 2 agonis dan/ atau NaCl dapat diberikan untuk
memperbaiki mucocilliary clearance
• Pasien yang medapatkan terapi oksigen harus diobservasi
setidaknya setiap 4 jam sekali, termasuk pemeriksaan saturasi
oksigen.
Rekomendasi UKK Respirologi

o Antibiotik untuk community acquired pneumonia :


o Neonatus – 2 bulan : Ampisilin + gentamisin
o > 2 bulan :
- Lini pertama Ampisilin bila dalam 3 hari tidak ada
perbaikan dapat ditambahkan kloramfenikol
- Lini kedua seftriakson
o Bila klinis perbaikan antibiotic intravena dapat diganti
preparat oral dengan antibiotic golongan yang sama
dengan antibiotic intravena sebelumnya.
Kriteria Pulang

o Gejala dan tanda pneumonia menghilang


o Asupan per oral adekuat
o Pemberian antibiotic dapat diteruskan dirumah ( per oral)
o Keluarga mengerti dan setuju untuk pemberian terapi dan
rencana kontrol
o Kondisi rumah memungkinkan untuk perawatn lanjutan di
rumah
ANALISA
• Pasien berusia 1 tahun 2 bulan dengan keluhan sesak dan demam sejak 1 hari ini
yang diawali gejala batuk berdahak dan pilek sejak 2 minggu yang lalu mengarahkan
diagnosis ke infeksi saluran napas bawah. Pnemuan dari takipneu ( laju nafas 35x/i ),
demam ( 38 oC), napas cuping hidung, retraksi suprasternal, intercostal dan adanya
ronki bilateral di seluruh lapangan paru, suara naps bronkial dan tidak dtemukan
mengi pada pemeriksaan fisik serta gambaran foto thorak mengeggakn diagnosa
bronkopneumoni pada pasien ini.
• Adanya tanda-tanda distress pernapasan berupa retraksi dada merupakan salah satu
indikasi untuk rawat inap pada pasien ini. Tatalaksan pada pasien ini adalah terapi
oksigen dengan nasal kanul 1L/i, cairan rumatan berupa d5 ¼ NS 750 ml/i, Inj.
Paracetamol 350 cc/8 jam, Inj.Ceftriaxone 1gr/12 jam, Nebulizer Velutine 1 respul /12
jam. Hal utama dalam tatlaksana pneumonia adalah pengobatan dari etiologinya,
dalam hal ini bakteri yang paling umum adalah streptococcus pneumoni ( 30-50%)
dan haemophilus influenza (10-30%). Pada pasien rawat inap, beberapa antibiotik
parenteral yang direkomendasikan oleh BTA dan beredar di indonesia adalah
sefotaksim atau seftriakson. Pada pasien ini, pengobatan yang rasional seharusnya
hanya diberikan terapi oksigen, satu jenis antibiotik dan antipiretik. Pasien ini
menunjukan penyembuhan yang sesuai dengan literatur yaitu panas turu dalam 48 –
72 jam setelah pemberian antibiotik. Hal ini menunjukan kemungkinan penyebab
pneumoni pada pasien ini adalah bakteri.
•  
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai