ABSTRAK
Ensefalopati Hipoksik Iskemik (EHI) merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kecacatan
dan kematian bayi baru lahir di dunia dengan etiologi asfiksia pada saat intrauterin maupun
postnatal. Faktor risikonya, meliputi faktor risiko medis dan sosial ekonomi. Manifestasi klinis
antara lain nilai APGAR rendah saat persalinan, kejang, asidosis metabolik darah umbilikal, serta
adanya defisit neurologis jangka panjang. Seorang bayi laki-laki datang dengan keluhan keluhan
kejang dan sianosis. Pasien lahir pada usia kehamilan 40 minggu, berat badan lahir 3.000 gram,
panjang badan 48 cm, lingkar kepala 34 cm, dan APGAR Score 4-5-6. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan umum bayi tampak lemah, suhu 38oc, denyut jantung 160x/menit, RR 70x/menit,
SpO2 92%. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, bayi
didiagnosis dengan neonatus ensefalopati hipoksik iskemik, neonatus aterm, neonatus BBLC,
neonatus lahir spontan, dan neonatus sesuai masa kehamilan. Prinsip tatalaksana bayi baru lahir
dengan EHI, yaitu dengan mengidentifikasi sedini mungkin, terapi suportif intensif, dan intervensi
dalam menghentikan proses cedera otak. Prognosis HIE diperkirakan dari kesembuhan total sampai
kematian yang berhubungan dengan derajat keparahan cedera, onset cedera, dan tatalaksana.
Kata Kunci: Asfiksia, Ensefalopati Hipoksik Iskemik
ABSTRACT
Hypoxic-Ischemic Encephalopathy (HIE) is one of the leading causes of disability and death of
newborns globally with etiology asphyxia in the intrauterine or postnatal period. Risk factors for
HIE including medical and socioeconomic. Clinical manifestations of HIE were low APGAR scores,
metabolic acidosis, convulsions, and cause severe long-term neurological deficits. A neonate boy
came with seizures and cyanosis. The patient was born at 40 weeks of gestation, birth weight 3,000
grams, body length 48 cm, head circumference 4 cm, and APGAR Score 4-5-6. Based on physical
examination, the general condition of the baby looks weak, temperature is 38 oC, heart rate is
160x/minute, respiration rate is 70x/minute, SpO2 is 92%. Based on anamnesis, physical
examination, and supporting examination, the baby was diagnosed with hypoxic ischemic
encephalopathy, term neonates, LBW, spontaneous neonates, and appropriate for gestational age.
Management of newborns with HIE are early identification, intensive supportive care, and
interventions to stop brain injury. Prognosis for HIE includes complete cure to death; correlated
with time of injury, severity of injury, and management of therapy.
384
ISSN : 2721-2882
darah selama hamil selalu dalam batas cekung (-/-). Pada hidung tidak nampak
normal, tidak ada riwayat trauma, secret dan terdapat napas cuping hidung.
perdarahan, maupun infeksi saat kehamilan. Pada mulut terdapat hipersalivasi (+),
Ibu melahirkan pada saat usia kehamilan Pada telinga didapatkan kelopak terbuka
40 minggu di bidan, persalinan dilakukan dengan pinna keras dan berbentuk serta
secara spontan. Sejak tanggal 18 Mei pukul rekoil segera. Pada payudara didapatkan
10.00 WIB, ibu sudah mengeluhkan nyeri, areola timbul berjalan. Pemeriksaan
kemudian bayi lahir pada tanggal 19 April genitalia didapatkan testis di skrotum dan
2022 pukul 04.30 WIB dengan warna rugae jelas. Pemeriksaan neurologi berupa
ketuban hijau serta berbau, presentasi kepala, refleks moro (+), dan refleks babinski (+)
berat lahir 3.000 gram, panjang badan 48 cm, Skor Ballard menunjukkan nilai
lingkar kepala 4 cm, dan APGAR Score 4-5- kematangan neuromuscular dan
Saat pemeriksaan suhu bayi 38oc denyut menunjukkan usia kehamilan bayi yaitu 40
70x/menit, SpO2 92%. Keadaan umum bayi neonatus sesuai masa kehamilan, dan
tampak sakit berat dan menangis (+) neonatus cukup bulan. Downe skor
hitam, ubun-ubun besar belum menutup, dengan pemberian O2, Penurunan ringan
rambut tampak menyatu antara satu dengan udara masuk, merintih yang dapat didengar
yang lain. Tidak terdapat chepal hematoma tanpa alat bantu yang menunjukkan jumlah
dan caput succadenum. Pada mata Downe skor 8 yang berarti gangguan
385
ISSN : 2721-2882
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan atau adalah sindrom dengan gejala klinis
peningkatan hemoglobin yaitu sebesar 16,0 dan laboratorium yang diakibatkan cedera
mg/dL, eritrosit 4,09 mg/dL, leukosit 15,48 otak akut karena asfiksia. EHI merupakan
mg/dL, hematokrit 46,7 mg/dL, MCH 39,1 penyebab kerusakan permanen sel-sel pada
mg/dL (H), MCHC 34,2 mg/dL, RDW-CV susunan saraf pusat (SSP), yang
15,2 mg/dL (H), MPV 10,3 mg/dL (H), gula mengakibatkan kematian atau kecacatan
darah sewaktu 47 mg/dL (L), bilirubin total berupa cerebral palsy atau retardasi mental
Hypoxic Ischemic Encephalopathy (HIE), bayi baru lahir cukup bulan di seluruh
neonatus BBLC, neonatus lahir spontan, terjadi pada 0,1-0,3% dari kelahiran di
Pasien dibawa ke ruang HCU perinatologi Ensefalopati hipoksik iskemik lebih besar
RSUD Dr. Hardjono Ponorogo dan dirawat pada kelompok rendah dan negara
Sefotaksim 3x100 mg, Injeksi Vit K 1x1 mg, meninggal saat periode postnatal; dari
inj. Deksametason 3x1/5 amp, Inj Aminofilin bayyi yang selamat, setidaknya 25% akan
2x6mg, injeksi Fenitoin 3x20mg, dan injeksi terjadi sekuel neuropsikologis berat dan
386
ISSN : 2721-2882
(Ezenwa et al., 2020) selanjutnya terjadi metabolisme anaerob,
Faktor risiko dari ensefalopati hipoksik penurunan transpor transeluler dan ATP.
iskemik, yaitu dibagi menjadi faktor risiko Selain itu, terjadi peningkatan asam laktat,
medis dan sosial ekonomi, termasuk usia ibu, kadar air, natrium, dan kalsium intrasel.
asuransi kesehatan swasta, riwayat keluarga dan nekrosis sel. Setelah fase kegagalan
infertilitas, paritas, riwayat sectio caesarea metabolisme serebral akibat reperfusi dan
(IUGR), induksi persalinan, demam ibu akhir yang lebih jelek. Onset dan resolusi
occiputposterior position, distosia bahu, dan diketahui dengan pasti. Fase laten
cara persalinan (Lundgren et al., 2018). merupakan saat yang tepat untuk
fase kegagalan energi primer pada tingkat kejadian cedera otak, yakni di antara fase
seluler yang terjadi dalam 6 jam pertama kegagalan energi primer dan fase
pada 6–48 jam (El Farargy and Soliman, Cedera hipoksik disebabkan oleh
Fase kegagalan energi primer dimulai intrauterin dapat terjadi bila terganggunya
dari penurunan aliran darah otak kemudian pergantian udara dan aliran darah plasenta.
387
ISSN : 2721-2882
perfusi plasenta yang inadekuat, dan Sarnat pada neonatus dengan usia
APGAR skor rendah saat persalinan dan letargi, hipotonik, fleksi, refleks moro
asidosis metabolik darah umbilikal dalam lemah, pupil miosis, sering kejang sehingga
gejala apnea dan kejang. Sekuel defisit merupakan ensefalopati hipoksik iskemik
klasifikasi derajat HIE dari Sarnat dan diklasifikasikan sebagai akut dan berlanjut.
388
ISSN : 2721-2882
Cedera otak akut contohnya karena ruptur Peningkatan nilai RI menunjukkan
(insufisiensi plasenta disertai deselerasi adanya paparan radiasi serta kurang sensitif
intermiten denyut jantung janin) akan untuk pemeriksaan penunjang EHI, karena
mengakibatkan cedera otak di zona kandungan air pada otak neonatus dan
yang lebih luas (Anggriawan, 2016). yang buruk. Namun, CT-scan dapat
EEG berfungsi untuk mengetahui paling spesifik dan sensitif untuk bayi yang
keadaan klinis untuk menentukan prognosis diduga cedera otak hipoksik-iskemik. MRI
kemungkinan hidup serta sekuele neurologis dapat mendeteksi distribusi, lokasi, derajat
jangka panjang, seperti diplegia, dan keparahan lesi, dan hasil akhir dari EHI.
murah, tidak invasif, tidak terkena radiasi, terminasi kehidupan. Selain itu, dapat
389
ISSN : 2721-2882
Prinsip tatalaksana bayi baru lahir hiperoksia berat pada awal kehidupan bayi
berat (pH umbilikal <7,0 dengan atau defisit pembentukan radikal toksik yang bebas,
basa ≥16 mEq/L), disertai hasil pemeriksaan menghambat masuknya kalsium berlebih
kalsium, dan elektrolit lainnya, juga bayi baru lahir usia gestasi ≥36 minggu
memonitor kegagalan fungsi organ-organ pada EHI derajat sedang hingga berat.
390
ISSN : 2721-2882
energi, menurunkan metabolisme otak, dipantau, diantaranya tekanan darah, laju
mencegah kegagalan energi sekunder serta dan fungsi jantung, elektrolit, gula darah,
kematian sel, sehingga tidak terjadi fase gas darah, serta faktor koagulasi. Setelah
cedera sekunder (Catherine et al., 2021). terapi selesai, proses penghangatan harus
Selective head cooling dilakukan dengan dilakukan secara bertahap dan perlahan
turun sebesar 6-7% (Catherine et al., 2021). peningkatan sinus bradikardi dan
Belum ada metode yang dianggap lebih trombositopenia ynag signifikan, namun
selective head cooling;. Mortalitas kedua yang jauh lebih signifkan dibandingkan
metode tersebut tidak terlalu berbeda, namun kejadian efek samping jangka pendek
cooling terjadi peningkatan frekuensi 2) Terapi Sel Punca/ Stem Cell Therapy
penggunaan obat antikonvulsan lebih tinggi nekrosis dan apoptosis. Terapi sel punca
pada metode selective head cooling (Wang et berfungsi menggantikan sel-sel yang rusak
kehidupan, serta dijaga 48-72 jam. Saat Secara umum, terapi farmakologi yang
391
ISSN : 2721-2882
antioksidan, dan antiapoptosis. Efek kejang, meningkatkan perbaikan
toksis bebas dan menghambat masuknya abnormalitas EEG dalam 2 minggu, dan
kalsium yang berlebih ke dalam sel saraf (El mengurangi abnormalitas neurologis dalam
Farargy and Soliman, 2020). 6 bulan pada bayi cukup bulan dengan EHI
Allopurinol memiliki efek antioksidan ringan atau sedang (Ezenwa et al., 2020).
toksik yang merusak jaringan dan menjaga mempunyai efek antiinflamasi, antioksidan,
sawar darah otak. Dalam beberapa tahun atau antiapoptosis seperti statin,
antieksitotoksik, dan mengatur homeostasis dan diberikan terapi berupa CPAP, infus
Bukti klinis dan eksperimental bahwa mg, Injeksi Vit K 1x1 mg, inj.
mempunyai efek neuroprotektif dengan cara 2x6mg, injeksi Fenitoin 3x20mg, dan
mengikat reseptor EPO di neuron dan glia. injeksi Pirasetam 1x50mg. Pasien dirawat
Dosis rendah rhEPO (300 atau 500 U/kg) selama 12 hari hingga diperbolehkan
disabilitas dan kematian bayi EHI ringan Komplikasi dari EHI, yaitu berupa
cukup bulan, sedangkan dosis tinggi rhEPO gejala sisa yang dapat muncul, termasuk
(2500 U/kg) diberikan dalam 48 jam pertama gangguan belajar, retardasi mental,
392
ISSN : 2721-2882
pendengaran, dan komplikasi terberat yang dengan neonatus Hypoxic Ischemic
393
ISSN : 2721-2882
Infection-Sensitised Hypoxic–Ischaemic Neonatorum’, Sari Pediatri, 18(1), p. 1.
Brain Damage’, Frontiers in Synaptic doi: 10.14238/sp18.1.2016.1-5.
Neuroscience, 13(August), pp. 1–30. doi:
10.3389/fnsyn.2021.709301.
394
ISSN : 2721-2882