Pembimbing :
dr. Tuty Herawaty, Sp.A(K)
BAB I. SKENARIO KASUS
Bayi lahir di RSUD Kab. Bekasi secara SC atas indikasi ketuban pecah dini
(KPD) dan oligohidroamnion. Bayi lahir pada usia kehamilan 28 minggu dengan
berat badan lahir 1.295 gram dan panjang badan lahir 35 cm. APGAR score 2/4,
Downe score 4, lahir tidak langsung menangis, tangis merintih, tampak sianosis,
tidak berwarna kuning, tonus otot lemah, retraksi dada (+). Bayi diberikan bantuan
pernapasan berupa continous positive airway pressure (CPAP) dengan positive
end-expiratory pressure (PEEP) 6 mmH2O dan fraksi O2 30%. Bayi kemudian
dirawat dan diobservasi di ruang Perinatologi. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan
BJ I-II reguler, murmur (+), dan BJ tambahan III sistolik (+). Pada perawatan hari
ke-5, bayi tampak ikterik dan dari hasil pemeriksaan lab didapatkan kadar bilirubin
total 14,9 mg/dL, bilirubin direk 0,64 mg/dL, dan bilirubin indirek 14,3 mg/dL
BAB II. TINJAUAN
PUSTAKA
ASFIKSIA NEONATORUM
<
DEFINISI
Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas secara spontan dan
teratur segera setelah lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai
dengan hipoksemia, hiperkarbia, dan asidosis. Pada neonatus, kekurangan
oksigen dapat menyebabkan multi-organ failure dengan keterlibatan otak
sehingga menyebabkan enselopati hipoksik iskemik
Faktor Ibu Faktor Janin
Antepartum Intrapartum Antenatal Pascanatal
• Sosioekonomi • Penggunaan • Malpresentasi, • Sumbatan jalan
rendah, anestesi atau • Prematuritas, napas atas,
• Primipara, opiat, • BBLR • Sepsis kongenital
• Kehamilan ganda, • Partus lama, • Pertumbuhan
• Infeksi saat hamil, • Persalinan sulit janin terhambat
• Eklampsia, dan traumatik, (PJT),
Anemia, • Mekonium dalam • Anomali
• DM, ketuban, kongenital,
• Perdarahan • Ketuban pecah • Pneumonia
antepartum, dini, intrauterine,
• Riwayat kematian • Induksi oksitosin, • Aspirasi
bayi sebelumnya. • Kompresi tali mekonoium berat
pusat,
• Prolaps tali pusat,
• Trauma lahir.
EPIDEMIOLOGI
• Komplikasi dari kelahiran prematur dan
komplikasi persalinan 🡪 penyebab dari
terjadinya asfiksia neonatorum.
• Di Asia Tenggara 🡪 asfiksia merupakan
penyebab kematian tertinggi ketiga (23%)
setelah infeksi neonatal (36%) dan
prematuritas/BBLR (27%).
• Indonesia 🡪 asfiksia menjadi 27% penyebab
kematian bayi baru lahir.
PATOFISIOLOGI
• Asfiksia diakibatkan oleh ggn aliran oksigen dari plasenta ke janin saat kehamilan,
persalinan, ataupun segera setelah lahir karena kegagalan adaptasi di masa
transisi.
• Saat keadaan hipoksia akut, darah cenderung mengalir ke organ vital (batang otak
dan jantung)
• Perubahan dan redistribusi aliran darah tersebut disebabkan oleh penurunan
resistensi vaskular pembuluh darah otak dan jantung serta peningkatan resistensi
vaskular perifer.
• Hipoksia yang tidak mengalami perbaikan akan berlanjut ke kondisi
hipoksik-iskemik pada organ vital. Proses ini dibagi menjadi fase primer dan
sekunder.
Representasi
skematik kegagalan
energi primer dan
sekunder pada otak
setelah hipoksia
Kriteria diagnosis asfiksia neonatorum berdasarkan American College of
Obstetricians and Gynecologists (ACOG) dan American Academy of Pediatrics (AAP)
antara lain:
Bukti adanya asidosis metabolik atau campuran dengan pH <7.0 pada pemeriksaan
darah tali pusat dan defisit basa 12 mmol/L dalam 60 menit pertama.
Nilai Apgar 0 – 3 pada menit ke-5. Penilaian Apgar dengan menilai appearance, pulse,
grimace, activity, dan respiration.
Manifestasi neurologis, dinilai dengan tingkat kesadaran, tonus, refleks isap, refleks
primitif, refleks batang otak, kejang, laju pernapasan.
4 Stages of HMD
TATA LAKSANA
Penatalaksaan asfiksia dimulai
dari pencegahan primer dengan
pengenalan faktor risiko asfiksia,
pencegahan sekunder dengan tata
laksana dini dengan resusitasi –
pasca-resusitasi di kamar bersalin
dan ruang perawatan, dan
pencegahan tersier dengan
pencegahan komplikasi lanjut
dengan terapi hipotermia
TATA LAKSANA
0 1 2
PROGNOSIS
Prognosis neonatus dengan asfiksia bergantung pada ada atau tidaknya ensefalopati neonatal. Luaran
pada bayi tanpa ensefalopati sangat baik. Namun, pada pasien dengan ensefalopati sangat buruk,
terdapat gangguan perkembangan saraf 40 – 100%, tergantung derajat ensefalopati.
IKTERUS NEONATORUM
Gambaran Umum
Hiperbilirubinemia adalah kadar bilirubin serum total >5 mg/dL
(86μmol/L)
• Indonesia :
• 50% bayi baru lahir menderita hiperbilirubinemia
• 82% bayi aterm dan 95% bayi preterm
mengalami hiperbilirubinemia fisiologis
KLASIFIKASI
• Tidak muncul pada 24 jam pertama
• Peningkatan kadar bilirubin <5 mg/dL/hari
IKTERUS FISIOLOGIS • Kadar bilirubin serum direk harus <2 mg/dL
• Ikterus tidak menetap > 2 minggu pada bayi
cukup bulan
Penurunan konjugasi
• Aktivitas UDPGT yang rendah
oleh hati
Peningkatan resirkulasi
• Reabsorpsi bilirubin dari usus yang meningkat
bilirubin enterohepatik
IKTERUS NON-FISIOLOGIS
Produksi yang berlebihan
Hemolitik
• Rh factor incompatibility, ABO incompatibility
• Defek membran eritrosit (sferositosis, eliptositosis)
• Defek enzim eritrosit (defisiensi G6PD)
• Infeksi
Non hemolitik
• Perdarahan SSP
• Polisitemia
ETIOLOGI
Gangguan Transportasi Karena Kurangnya Albumin Yang Mengikat
Bilirubin
Pengaruh obat -obatan
Gangguan Ekskresi
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Keluarga: Penyakit hepar, riwayat
saudara dengan ikterus/anemia
Breast-milk jaundice
• Disebabkan oleh air susu ibu (ASI)
• Insidens pada bayi cukup bulan berkisar 2-4%
• Dapat berulang (70%) pada kehamilan
berikutnya.
PEMERIKSAAN FISIK
• Ikterik
• Tanda-tanda prematuritas
Keadaan umum
• BBLR
• Tanda dehidrasi
• Mikrocephali, cephalhematom
• Tanda-tanda trauma
Status generalis • Sklera ikterik
• Bibir ikterik, anemis
• Hepatosplenomegali
PEMERIKSAAN FISIK
● Ikterus terjadi akibat akumulasi bilirubin dalam darah sehingga
kulit, mukosa dan atau sklera bayi tampak kekuningan.
● Ikterus akan tampak secara visual jika kadar bilirubin lebih dari
5 mg/dl.
Score Kramer / Derajat Ikterus
Rata-rata serum bilirubin indirek (μ Bilirubin serum total
Grade Bagian tubuh yang kuning
mol/l)
1 Kepala dan leher 100 5 mg/dL;
2 Pusat-leher 150 10 mg/dL
3 Pusat-paha 200 12 mg/dL
4 Lengan + tungkai 250 13-15mg/dL
5 Tangan + kaki > 250 >15 mg/dL
Bilirubin Serum Direk Dianjurkan Untuk Diperiksa Bila Ikterus Menetap Sampai Usia >2 Minggu
Golongan Darah, Rhesus, Dan Direct Coombs’ Test Dari Ibu Dan Bayi
Observasi berat badan, bak dan bab yang berhubungan dengan pola
menyusui
Fenobarbital
• Merangsang aktifitas, dan konsentrasi UDPGT dan
ligandin serta dapat meningkatkan jumlah ikatan bilirubin
Protoporfirin
• Terbukti efektif sebagai inhibitor kompetitif dari heme
oksigenase, dengan zat ini heme dicegah katabolismenya
FOTOTERAPI
Fototerapi intensif adalah radiasi dalam spektrum biru-hijau (panjang
gelombang antara 430-490 nm), setidaknya 30 μW/cm2 per nm (diukur
pada kulit bayi secara langsung di bawah pertengahan unit fototerapi)
dan diarahkan ke permukaan kulit bayi seluas-luasnya.
Sampai saat ini belum ada standar pasti untuk menghentikan terapi
sinar
Untuk bayi yang dirawat di rumah sakit pertama kali setelah lahir
(umumnya dengan kadar TSB > 18 mg/dL (308 μmol/L) maka terapi
sinar dapat dihentikan bila TSB turun sampai di bawah 13 – 14 mg/dL
(239 μmol/L).
FOTOTERAPI
● Tabel Indikasi Fototerapi berdasarkan TSB dan BBLR
TRANSFUSI TUKAR
● Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah
darah pasien yang dilanjutkan dengan pengembalian darah
dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan
berulang-ulang sampai sebagian besar darah pasien tertukar
Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah kelainan struktur dan fungsi jantung
yang didapatkan sejak bayi lahir (kongenital) akibat adanya kegagalan
pembentukan struktur jantung pada masa awal pembentukan janin di dalam
kandungan. Sebagian besar PJB terjadi akibat kesalah embriogenesis
antara minggu ke-3 sampai minggu ke-8 gestasi yang terjadi saat struktur
utama jantung sudah terbentuk dan mulai berfungsi.
EPIDEMOLOGI
Prevalensi PJB bervariasi tiap negara. Menurut world health organization (WHO)
melaporkan bahwa insiden PJB di
Secara umum, insiden yang terjadi
Bangladesh (6%), India (15%), Burma
pada PJB yaitu 8 per 1000 kelahiran (6%), dan Srilangka (10%). Hampir semua
hidup bayi. Benua Asia memiliki jenis PJB di negara maju dapat dideteksi
prevalensi tertinggi dibandingkan dalam masa bayi bahkan pada usia
benua lainnya, yaitu sebesar 9,3 per kurang dari 1 bulan, sedangkan pada
1000 kelahiran bayi hidup. Sedangkan negara berkembang banyak yang baru
prevalensi terendah PJB terdapat pada terdeteksi setelah usia anak lebih besar,
sehingga pada kasus PJB yang berat
benua Afrika yaitu sebesar 1,9 per
dapat meninggal sebelum diagnosis PJB
1000 kelahiran bayi hidup. Jenis PJB pada anak ditegakkan. Bila diagnosis PJB
paling sering yaitu VSD, ASD, dan DAP tidak ditegakkan secara dini dan tidak
dengan presentasi prevalensi mendaptkan tatalaksana dengan baik,
masing-masing 34%, 13%, dan 10% maka akan mengalami kematian 50%
per 1000 kelahiran bayi hidup. pada bulan pertama kehidupan.
Etiologi
Penyebab penyakit jantung bawaan masih belum pasti, tetapi studi epidemiologi
awal melaporkan bahwa efek multifaktorial merupakan penyebab dari 90%
kelainan jantung, dengan tingkat kekambuhan 2% sampai 6%.
Faktor lingkungan dan genetik berperan, tetapi tidak ada penyebab yang jelas.
sisanya disebabkan oleh kelainan kromosom, penyakit genetik lain, dan dampak
lingkungan yang nyata.
Rubella mempengaruhi ibu pada tahap awal kehamilan dan dapat menyebabkan
penyakit jantung koroner pada bayi. Selain faktor eksogen, terdapat juga faktor
endogen yang berhubungan dengan kejadian PJK.
Penyakit genetik dan sindrom tertentu sangat erat kaitannya dengan kejadian
penyakit jantung koroner, seperti sindroma Down dan sindroma Turner.
Faktor Risiko pada Bayi dan Anak yang Menderita Penyakit Jantung Bawaan
Riwayat keluarga
Kelahiran Preterm
a) b)
Gambar 18 : a)VSD kecil dengan eco B-mode gambar di sebelah kanan menampilkan defek kecil
dalam bagian membran septum ventrikel. Doppler Berwarna memperlihatkangambar di sebelah kiri
menunjukkan aliran darah melalui dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan (b).VSD besar.27
Ventricular Septal Defect
Gambar 27: Foto PA thoraks x-ray
menunjukkan vaskularisasi pembuluh darah
paru (active congestive ) tanpa efusi pleura atau
meyakinkan konsolidasi. Tampak jantung yang
prominent. Foto Lateral: tampak pinggang
jantung yang prominent akibat pembesaran
atrium kairi dengan vaskularisasi paru
meningkat. Batas posterior jantung menonjol dan
mendorong esophagus. (Radipedia)35
Patent Ductus Arteriosus
Pemeriksaan penunjang
• Rontgen Thoraks didapatkan siluet arteri pulmonal yang penuh dan menonjol adanya
peningkatan corakan vaskular paru, dan kardiomegali.
• EKG didapatkan hasil yang bervariasi, mulai dari normal hingga adanya tanda pembesaran
ventrikel kiri. Jika pada pasien ditemukan hipertensi pulmonal, bisa ditemukan adanya hipertropi
ventrikel kanan. Ditemukan adanya perubahan segmen ST.
• Ekokardiografi Dopler dapat menggambarkan adanya pembesaran atrium kiri, pembesaran
ventrikel kiri, karakteristik aliran, dan anatomi dari PDA.
• Biomarker serum; BNP dan N-Terminal pro BNP (NTpBNP). Konsentrasi kedua biomarker ini akan
meningkat dengan munculnya PDA yang bermakna secara hemodinamik dan akan menurun dengan
penutupan PDA jika berhasil.
Patent Ductus Arteriosus
Gambar 29: a)Foto Thoraks Posisi AP : Tampak
pembesaran jantung disertai dilatasi arteri
pulmonal, aortic knob besar (balging padaa batas
kiri jantung) , Corakan vaskuler paru Gambar 29:
a)Foto Thoraks Posisi AP : Tampak pembesaran
jantung disertai dilatasi arteri pulmonal, aortic knob
besar (balging padaa batas kiri jantung) , Corakan
vaskuler paru yang bertambah pada bilateral paru.b)
Ventrikel kiri membesar ke posterior dan mendorong
esophagus. Corakan vaskuler paru meningkat.yang
bertambah pada bilateral paru.b) Ventrikel kiri
membesar ke posterior dan mendorong
esophagus. Corakan vaskuler paru meningkat.
Tetralogi of Fallot
Pasien dengan tetralogi Fallot memiliki murmur sistolik ejeksi yang keras yang
terdengar di area pulmonal, yang menandakan stenosis pulmonal, selama satu
detik.
Murmur selama hypercyanotic spell or “Tet spell” menjadi lebih lembut karena
aliran paru-paru berkurang.
Tetralogi of Fallot
Ekokardiogradi
memperlihatkan gambaran
anatomi, termasuk derajat
Foto thoraks terdapat temuan stenosis. Anomaly coroner
klasik pada foto thoraks yang tersering adalah arteri
adalah jantung berbentuk coroner kiri desenden anterior
• EKG menunjukkan
seperti sepatu both (boot yang melintang di permukaan
adanya deviasi aksis ke kanan
shape) hal ini terjadi karena tractus anterior yang
dan hipertropi ventrikel
arteri pulmonal yang kecil dan merupakan jalan keluar dari
kanan.
terangkatnya apeks ke ventrikel kanan (right
superior akibat hipertropi ventricular outflow tract),
ventrikel kanan. kasusnya ditemukan pada 5%
pasien. Merupakan gold
standard untuk evaluasi dari
anatomi jantung.
Tetralogy of Fallot
Penyakit
Penyakit
jantung
Kawasaki
rematik
Gagal
jantung
Penatalaksanaan
Atrial Septal Defek
● Pasien biasanya toleransi ASD dengan baik pada dua dekade pertama kehidupan dan defek sering tidak
terlihat sampai pertengahan atau akhir masa dewasa.
● Penutupan secara spontan terjadi, paling sering pada anak-anak dengan defek berdiameter <4 mm, oleh
karena itu pasien rawat jalan direkomendasikan untuk dilakukan follow-up. Toleransi olahraga dan
konsumsi oksigen pada pembedahan anak dikoreksi hasilnya normal dan pembatasan aktivitas fisik
tidak diperlukan.
Penatalaksanaan
Ventrikular Septal Defek
● Anak dengan VSD kecil biasanya asimptomatik dan tidak memerlukan obat atau tindakan bedah saat awal.
● Tindakan penutupan dapat dilakukan pada usia 2-4 tahun.
● Jika anak dengan VSD sedang atau besar mengalami gagal jantung simtomatik perlu diberikan obat anti gagal
jantung (antidiuretik, vasodilator (ACE inhibitor).
● Jika pengobatan medis gagal maka perlu dilakukan tindakan penutupan pada usia beberapa pun.
● Indikasi penutupan VSD pada masa bayi adalah
1. Gagal jantung yang tidak terkontrol
2. Gagal tumbuh
3. Infeksi saluran pernapasan berulang
4. Pirau kiri ke kanan yang signifikan dengan rasio aliran darah paru dibanding sistemik lebih besar dari 2:1
Penatalaksanaan
Paten Duktus Arteriosus
● Penutupan spontan PDA
mungkin terjadi sampai
satu tahun, terutama pada
bayi prematur.
● Sebagian besar pasien
menjalani oklusi
perkutaneus berlawanan
dengan ligasi pembedahan.
Tetralogy of Fallot
• Trombosis cerebrovascular
• Anemia Defisiensi besi
• Endokarditis bakterial
• Gagal Tumbuh kembang
Prognosis
● Prognosis PJB bergantung pada berat ringannya defek yang ada dan usia saat
penyakit pertama dideteksi.
● Semakin awal deteksi dilakukan, semakin cepat bisa diberikan tatalaksana
korektif, 🡪 semakin baik prognosis dan semakin minim komplikasi yang muncul.
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics & images by Freepik
Please keep this slide for attribution