Anda di halaman 1dari 28

Asfiksi gadar 2021

Mussia
• Asfiksia Neonatorum adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang
gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir,
sehingga dapat menurunkan O2 dan mungkin meningkatkan C02
yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut.
Asfiksia janin atau neonatus akan terjadi jika terdapat gangguan
perlukaran gas atau pengangkutang O2 dari ibu kejanin.
Gangguan ini dapat timbul pada masa kehamilan, persalinan
atau segera setelah lahir. Hampir sehagian hes;ir asfiksia bayi
baru lahir meriip;ik;in kcltiniutan asfiksia janin, karena itu
penilaian janin selama kehamilan dan persalinan. memegang
peran penting untuk keselamatan bayi atau kelangsungan hidup
yang sempurna tanpa gejala sisa.
ETIOLOGI
• FAKTOR IBU
• HIPOKSIA IBUGANGGUAN ALIRAN DARAH UTERUSGANGGUAN
KONTRAKSI UTERUS HIPOTENSI MENDADAK PADA IBU KARENA
PERDARAHAN
• HIPERTENSI KARENA PENYAKIT, EKLAMPSIA, DLL.
• FAKTOR PLASENTA
• FAKTOR FETUS
• FAKTOR NEONATUS
• PEMAKAIAN OBAT ANESTESI / ANALGETIKA BERLEBIHAN
• PADA IBU TRAUMA YANG TERJADI PADA PERSALINAN
• KELAINAN KONGENITAL PADA BAYI
PATOFISIOLOGI
• APNEU PRIMER PERIODE APNEU DAN
PENURUNAN FREKUENSI JANTUNG, DIIKUTI
USAHA BERNAFAS (GASPING) DAN
PERNAFASAN TERATUR
• APNEU SEKUNDER PADA PENDERITA ASFIKSIA
BERAT, DIMANA USAHA UNTUK BERNAFAS
TIDAK TERLIHAT DAN LANGSUNG DIIKUTI
PERIODE APNEU KEDUA.
• PATOFISIOLOGI (2) Pada saat bayi dilahirkan, alveoli diisi
dengan cairan paru-paru janin. Cairan tersebut harus
dibersihkan terlebih dahulu agar udara dapat masuk ke
dalam paru-paru bayi baru lahir. Dalam kondisi demikian,
paru-paru memerlukan tekanan yang cukup besar untuk
mengeluarkan cairan tersebut agar alveoli dapat
berkembang untuk pertama kalinya. Untuk
mengembangkan paru-paru, upaya pernafasan pertama
memerlukan tekanan 2 sampai 3 kali lebih tinggi
daripada tekanan untuk pernafasan berikutnya agar
berhasil.
PEMBAGIAN ASFIKSIA
• Skor Apgar = 7 - 10 Mild Moderate asphyxia
• Skor Apgar = 4 – 6 Asfiksia sedang
• Skor Apgar = 0 - 3 Asfiksia Berat
• PENATALAKSANAAN
• Tujuan utama mengatasi asfiksia ialah untuk
mempertahankan kelangsungan hidup bayi dan
membatasi gejala sisa (sekuele) yang mungkin
timbul di kemudian hari.
• Tindakan yang dikerjakan pada bayi lazim
disebut resusitasi bayi baru lahir dengan
memberikan ventilasi yang adekuat dan
pemberian oksigen yang cukup
Komplikasi
• Edema otak
• Anuria atau oliguria
• Hiperbilirubinemia, enterokolikans netrotikans
• Kejang, Koma
• Prognosis Asfiksia Ringan : Tergantung pada
kecepatan penatalaksanaan.
• Asfiksia Berat : dapat terjadi kematian atau
kelainan saraf pada hari-hari pertama.
HIPERBILIRUBINEMI
• HIPERBILIRUBINEMIA
• Definisi :Ikterus dengan konsentrasi bilirubin serum yang
menjurus ke arah terjadinya kernikterus atau ensefalopati
bilirubin bila kadar bilirubin tidak dikendalikan.
• Ikterus pada bayi baru lahir
• Fisiologis (25 50 %) pada NCB, lebih tinggi lagi pada NKB
Batas kadar bilirubin tertinggi adalah 5 6 mg/dl (pada hari
ke 2 3) dan akan menurun pada minggu I Biasanya kadar
bilirubin tidak > 10 mg/dL pada NKB dan tidak > 12,5
mg/dL pada NCB
• METABOLISME BILIRUBIN
• Fe Hb Globin ERITROSIT Sumber lain Biliverdin Bilirubin
• Bilirubun Indirect
• Ambilan Protein y Protein zGLUKORONILTRANSFERASE
Konjugasi
• Bilirubin direct
• UsusSiklus Entero Hepatik Hidrolisis Bilirubin (B Glukoronil
Transferase)
• Urobilinogen
• Sterkobilin
• Metabolisme pada janin dan neonatus
PATOFISIOLOGI : Penambahan beban bilirubin
pada sel hepar
• Penghancuran eritrosit
• Produksi eritrosit
• Memendeknya umur etrisosit siklus enterohepatik
• Anoksia / hipoksia
• Defiensi G-6-PD
FAKTOR RESIKO HIPERBILIRUBINEMIA PADA
BAYI BARU LAHIR
• FAKTOR IBU : Inkompabilitas rhesus, ABO ASI
• Obat-obatan : diazepam (valium),oxytocin
(pitocin)
• Suku bangsa ASIA & AMERIKA
• Penyakit dalam kehamilan ( Diabetes
Gestasional)
FAKTOR JANIN :
• Trauma lahir
• Obat-obatan : Acetyl SulfisoxasoI
• lnfeksi TORCH
• Pemberian makanan yang tidak teratur
• Polisitemia
• Prematuritas
ETIOLOGI
• Produksi berlebih
• Gangguan uptake dan konjugasi hepar
• Gangguan transportasi
• Gangguan dalam ekskresi
HIPERBILIRUBINEMIA ( Monintja dkk, 1981)
• Ikterus terjadi dalam 24 jam l
• Peningkatan konsentrasi bilirubin 5% atau lebih
setiap 24 jam
• Konsentrasi bilirubin serum sewaktu 10 mg%
pada NKB dan 12,5 mg% pada NCB
• Ikterus disertai proses hemolisis (inkompabilitas
darah, defisiensi Enzim G-6-PD dan sepsis)
• Ikterus disertai keadaan berikut :BBL < 2000
gram
• Masa gestasi < 36 minggu
• Asfiksia, hipoksia, sindrom gangguan pernapasan
• Infeksi
• Trauma lahir pada kepala
• Hipoglikemia, hiperkarbia
• Hiperosmolalitas darah
• Pendekatan menentukan kemungkinan
penyebab (Hepar & Yoon (1974)
• Ikterus dalam 24 jam l :Inkompabilitas darah
Rh, ABO, atau golongan yang lain
• Infeksi intraurine oleh (virus, toksoplasma,
lues,kadang bakteri
• Kadang kadang defisiensi G-6-PD
• Ikterus timbul 24-72 jam setelah lahir : Biasanya ikterus fisiologis
• Ada kemungkinan inkompabilitas darah ABO dan Rh atau
golongan lain
• Defisiensi G-6-PD
• Polisitemia
• Hemolisis darah tertutup
• Hipoksia
• Sferositosis, elipesitosis
• Dehidrasi asidosis
• Defisiensi enzim eritrosit lainnya
• Ikterus yang timbul setelah 72 jam pertama
sampai akhir minggu pertama : Biasanya
karena infeksi (sepsis)
• Dehidrasi asidosis
• Defisiensi enzim G-6-PD
• Pengaruh obat
• Sindrom Criggler Najjar
• Sindrom Gilbert
Ikterus yang timbul pada akhir minggu pertama
dan selanjutnya :
• Biasanya karena obstruksi
• Hipotiroidisme
• Breasty milk jaundiceInfeksi
• Neonatal hepatitis
• Galaktosemia
• Perkiraan kadar bilirubin menurut
• Kramer dengan daerah ikterus
Derajat ikterus :
I Kadar bilirubin 5 mg/dl II
II Kadar bilirubin 9 mg/dl III
III Kadar bilirubin 12 mg/dl IV
IV Kadar bilirubin 15 mg/dl V
V Kadar bilirubin > 15 mg/dl
DERAJAT BILIRUBIN
• Derajat I : pada daerah kepala & leher  5,0
%
• Derajat II : Badan bagian atas  9,0 %
• Derajat III : Badan bawah hingga tungkai 
11,4 %
• Derajat IV : Lengan, kaki, lutut  12,4 %
• Derajat V : Telapak tangan dan kakii  16 %
• Ikterus yang kemungkinan jadi patologis :Ikterus yang
terjadi pada 24 jam pertama
• Ikterus dengan kadar bilirubin melebihi 12,5 mg% pada
NCB dan 10 mg% pada NKB
• Ikterus dengan peningkatan bilirubin lebih dari 5 mg%/
hari Ikterus menetap sesudah 2 mingguI
• Ikterus yang mempunyai hubungan dengan proses
hemolitik, infeksi atau keadaan patologis lain yang telah
diketahui
• Kadar bilirubin direk melebihi 1 mg%
Mengatasi Hiperbilirubinemia
• Mempercepat proses konjugasi misalnya dengan
pemberian Fenobarbital
• Memberikan substrat yang kurang untuk
transportasi atau konjugasi contohnya
pemberian albumin untuk mengikat bilirubin
yang bebas
• Melakukan dekomposisi bilirubin dengan
fototerapi

Anda mungkin juga menyukai