CRS-CSS
NEONATAL
HYPERBILIRUBINEMIA
Nama : An. AN
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 5 Hari
Tanggal lahir : 13 Desember 2018
Alamat : Jatihandap 7/17, Cilengkang, Bandung
Tanggal masuk RS : 17 Desember 2018
ANAMNESIS
Keluhan utama : kontrol pertama setelah kelahiran
• Pasien datang
• ASI setiap 2 jam • Tidak ada demam
untuk kontrol • Pasien aktif, mau • Tidak ada sesak
pertama setelah menyusu,
kelahiran menangis keras • Tidak ada muntah
• Tidak ada BAB • Tidak terlihat
seperti dempul pucat
• BAK tidak • Tidak ada
tampak seperti penurunan
teh pekat kesadaran
RIWAYAT KELAHIRAN
• Pasien merupakan anak pertama dari ibu P1A0, lahir
cukup bulan, ditolong oleh dokter, SC atas indikasi
tidak ada pembukaan sampai 40 minggu, bayi lahir
langsung menangis, berat badan lahir 2830 gram,
panjang badan lahir 50cm
• Selama hamil ibu pasien rutin kontrol ke bidan
sebulan sekali untuk memeriksakan kehamilannya.
• Selama hamil ibu sehat, rutin kontrol ke bidan di
puskesmas, hanya mengkonsumsi Tablet dan asam
folat dari bidan
• Tidak ada riwayat kuning selama kehamilan
ANAMNESIS TAMBAHAN
Riwayat Imunisasi
• Pasien sudah mendapatkan Vaksin Hep B
Riwayat Nutrisi
• ASI, 8-12 kali perhari
ANAMNESIS TAMBAHAN
Status
Berat badan lahir : 2850 kg
Antropometri
Panjang badan : 50 cm
Lingkar Kepala : 32 cm
Lingkar Dada : 33 cm
PEMERIKSAAN FISIS
Abdomen :
Ikterik (+), Datar, lembut, turgor kembali cepat
bising usus (+)
Hepar dan Lien tidak teraba
• Edukasi pencegahan:
– Menyusui 8-12 kali/hari
– Tidak memberikan cairan tambahan rutin pada bayi yang mendapat
ASI dan tidak dehidrasi
– Harus memastikan bahwa semua bayi secara rutin dimonitor terhadap
timbulnya ikterus
• Edukasi kepada orang tua tanda-tanda bahya yang harus
diperhatikan:
– anak terlihat kuning, tidak mau menyusu, tampak lemah, rewel,
muntah, kejang, penurunan kesadaran, BAB dempul, BAK terlihat
seperti teh pekat
FISIOLOGIS PATOLOGIS
Ikterus Fisiologis
• Terjadi setelah 24 jam pertama kelahiran
• Pada bayi cukup bulan, puncak bilirubin pada hari ke-3
sampai dengan hari ke-5 (6-8mg/dl)
• Sedangkan bayi kurang bulan, puncaknya pada hari ke-4
sampai dengan hari ke-7 (10-12mg/dl)
• Akumulasi bilirubin <5mg/24 jam
Mekanisme
1. Peningkatan sintesis bilirubin.
– Volume sel darah merah yang lebih 3. Gangguan konjugasi dan ekskresi.
besar – Aktivitas pengikatan yang
– Peningkatan kerusakan menghasilkan penurunan konjugat
hemoglobin hingga 2-3 kali lipat bilirubin yang dapat diekskresikan
tingkat orang dewasa dalam empedu.
– Peningkatan tingkat degradasi RBC
di sumsum tulang sebelum 4. Peningkatan sirkulasi
dilepaskan ke sirkulasi. enterohepatik.
– Bilirubin konjugasi tidak stabil dan
2. Berkurangnya pengikatan dan dapat dihidrolisis oleh enzim β-
pengangkutan. glukuronidase intestinal ke
– plasma albumin dan protein bentuknya yang tidak
transfer hati, ligandin rendah terkonjugasi..
Breastfeeding Jaundice
• Keadaan jaundice yang terjadi pada minggu pertama bayi
lahir dimana kadar hiperbilirubinemia >12mg/dl. Hal ini
disebabkan oleh menurunnya intake kalori dari ASI.
• Akibat menurunnya intake, menyebabkan bayi mengalami
dehidrasi ringan dan perlambatan dalam pembuangan
mekonium.
Breastmilk Jaundice
• Terjadi setelah 7 hari kehidupan pada bayi yang minum ASI,
bilirubin serum maksimal 10 - 30 mg/dl saat minggu ke-2 sampai
ke-3.
Cara kerja
Ketika bilirubin mengabsorbsi cahaya -> reaksi isomerisasi. ->
mengubah bilirubin menjadi senyawa yang tidak terlalu
toksik dan larut dalam air -> dieksresikan melalui empedu
atau urin
INDIKASI FOTOTERAPI-BHUTANI CURVE
Fototerapi
Efek samping:
dehidrasi, diare, dan timbulnya ruam kulit yang akan hilang
begitu terapi atau perawatan dihentikan.
Kontraindikasi:
Tingginya hiperbilirubinemia konjugasi yang terjadi pada
pasien kolestasis dan penyakit hati.
Exchange Transfusion
Suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang
dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam
jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang sampai
sebagian besar darah penderita tertukar