Anda di halaman 1dari 46

TUTORIAL

IKTERUS NEONATORUM

Pembimbing :
dr. Eni Rahmawati, Sp. A.

Stase Ilmu Kesehatan Anak


BLUD RS SEKARWANGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
JAKARTA - 2015

Identitas

Nama
Tanggal lahir
No Rmedik
Nama orang tua
Alamat

ANAMNESIS

KU : tampak kuning di seluruh tubuh sejak usia 3 hari

RPS : Bayi laki-laki dibawa ibu/ nenek ? nya ke Poli/ UGD ? Karena tampak kuning seluruh
tubuh sejak 2 hari yang lalu. Bayi lahir 5 hari lalu cukup bulan , lahir di vakum karena susah lahir. ,
bayi langsung menangis ? Berat lahir 3200 gram , sejak lahir menetek asi eksklusif . Sejak usia 3
hari bayi tampak kuning, bayi sudah dijemur setiap -pagi selama 15 menit, namun semakin hari
semakin tampak kuning . Keluhan demam, batuk / pilek , sesak, malas menyusu, kejang disangkal .
Buang air besar berwarna kuning lembek / cair ? sedikit kadang banyak, terdapat ampas (+),
lendir (-), darah (-). Frekuensi 5-10x/hr, BAB berwarna dempul/ pucat disangkal . Buang air kecil
(BAK) normal Di dalam keluarga tidak ada yang sakit seperti ini, ibu pasien mengkonsumsi obat
penambah darah, sejak usia kehami.

Riwayat Penyakit Keluarga : (-)


Riwayat Penyakit Dahulu : (-)
Riwayat Kehamilan
Usia kehamilan saat lahir 9 bulan. Selama hamil, ibu
mengkonsumsi vitamin penambah darah.
Riwayat Persalinan
Berat badan saat lahir 3200 gram. Cara persalinannya
yaitu lahir dengan vakum atas indikasi persalinan
lama.

Riwayat Imunisasi
Imunisasi Hepatitis B pada hari ke-2
setelah lahir
Kebutuhan nutrisi
Sejak lahir bayi minum ASI

PEMERIKSAAN FISIK
Tanda vital :
FDJ 152 x/ mnt teratur / isi kuat
Frekuensi napas = 44x/mnt, Suhu : 37,1 C, aksila ? Rectal/ kuping ?
Berat badan , Panjang Badan, lingkaran kepala saat lahir.
Berat badan :
Panjang Badan : .
Lingkar kepala :.
Kepala : ubun-ubun datar, caput (-) , sefalhematom (-)
Mata : sklera ikterik,
Leher : DBN
Thorax : DBN
Abdomen : tampak distensi abdomen (+), hepar teraba 2 jari arcuscosta,
BU 5x/mnt
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 menit kulit tampak kuning Krammer 5
Genitalia : perempuan normal ..
Anus : eritema natum (-)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hb : 10,1 mg/dL
Leukosit : 22000
Trombosit : 320.000
Hematokrit : 30 %
Hitung jenis : Bas : 0, Eos : 2, Staff: 1, Seg: 68, Lym:
28, Mono: 1
Bilirubin total 16,0
Bilirubin direk 1,2
Bilirubin Indirek 14,8
Fungsi hati : SGOT 50 U/L, SGPT 28 U/L
Urubilinogen +
Eritrosit 3,5 jt
Gol darah ibu ? Gol darah bayi ?

Resume
Bayi laki-laki usia 5 hari dibawa ibunya ke
Rumah Sakit dengan keluhan kuning di seluruh
tubuh sejak 2 hari yang lalu. Bayi lahir cukup
bulan dengan cara persalinan ekstraksi vakum
atas indikasi persalinan lama dengan berat lahir
3200 gram. Sejak lahir menyusu ASI. Di keluarga
tidak ada riwayat icterus. Pada pemeriksaan fisik,
bayi aktif, tanda vital normal, sclera ikterik (+/+),
krammer 5. dari pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb 10,1 mg/dL, kadar bilirubin total 16
mg/dL, SGOT 50 U/L, SGPT 28 U/L.

Diagnosis
NCB SMK dengan Hiperbilirubinemia
fisiologis
DD Breast Feeding Jaundice
Incompatible ABO/Rh
Sefal hematom (kemungkinan terjadi
akibat dari ekstraksi vakum) di regio
Ec Ekstraksi Vakum

Pembahasan
NCB SMK dengan Hiperbilirubinemia fisiologis
Bayi pada kasus ini lahir dengan usia kehamilan
9 bulan dan berat badan 3200 gram sehingga
bayi ini merupakan Neonatus Cukup Bulan
dan Sesuai Masa Kehamilan.
Pada kasus ini, kadar bilirubin total 16 mg/dL
yang artinya terdapat peningkatan bilirubin
total
atau
hiperbilirubinemia.
Pada
pemeriksaan, bayi tampak kuning dengan
perkiraan muncul pada hari ke-2.

Sefal hematom (kemungkinan terjadi akibat


dari ekstraksi vakum) di regio Ec Ekstraksi
Vakum
Vakum ekstraksi merupakan suatu tindakan
bantuan persalinan dimana janin dilahirkan
dengan
ekstraksi
menggunakan
tekanan
negative dengan alat vakum yang dipasang di
kepala.
Salah satu komplikasi yang dapat terjadi dari
persalinan dengan cara ekstraksi vakum adalah
Sefalhematom.

Anemia Normokromik Normositik


Bayi pada kasus ini, memiliki kadar Hb
10,1 g/dL. Normalnya, Hb pada
neonates yaitu 12-24gr/dL. Sehingga,
pada bayi ini mengalami anemia yang
kemungkinan
disebabkan
adanya
hemolysis
yang
terjadi
akibat
perdarahan
ekstraksi
vakum
(sefalhematom)

Tatalaksana:
- Fototerapi
- Lanjutkan Pemberian ASI

Hiperbilirubinemia
pada Neonatus

Ikterus
Jaundice/ikterus : pewarnaan
kuning pada kulit, sklera, atau
membran mukosa akibat
penumpukan bilirubin yang
berlebihan
60% pada bayi cukup bulan; 80%
pada bayi kurang bulan
Bayi akan tampak kuning bila kadar
bilirubin total > 5 mg/dL

Ikterus pada neonatus


Mengapa penting?
Dapat menimbulkan kernikterus
Gejala dari penyakit yang mendasari
Kernikterus
Ensefalopati akibat deposisi bilirubin indirek pada
ganglia basal dan nukleus batang otak
Gejala; iritabilitas, letargi, malas minum, demam,
kejang, koma, hingga kematian

Ikterus fisiologis
Pada bayi cukup bulan dan akan mencapai puncaknya
sekitar 6-8mg/dl pada hari ke-3 kehidupan dan kemudian
akan

turun

cepat

selama

2-3

hari

diikuti

dengan

penurunan yang lambat sebesar 1mg/dL selama 1-2


minggu,
Pada BKB, peningkatan sampai 10-12 mg/dl masih dalam
kisaran fisiologis, bahkan hingga 15 mg/dL tanpa disertai
kelainan metabolisme bilirubin. Kadar normal bilirubin tali
pusat <2 mg/dL dan kisaran dari 1,4-1,9 mg/dL.

Penyebab Ikterus
fisiologis

Produksi bilirubin meningkat:

Umur sel darah merah pada bayi baru lahir lebih singkat

Peningkatan eritropoiesis inefektif

Peningkatan sirkulasi enterohepatik:

Ambilan pada sel hati menurun

Konjugasi di hati menurun karena imaturitas enzimenzim hati

Sirkulasi enterohepatik meningkat

Kadar Bilirubin pada


Ikterus Fisiologis

Ikterus Patologis
Awitan ikterus sebelum usia 24 jam
Peningkatan bilirubin serum yang membutuhkan foterapi
Peningkatan bilirubin serum >5 mg/dL/24 jam
Kadar bilirubin terkonjugasi >2 mg/dL
Bayi menunjukkan tanda sakit (muntah, letargi, kesulitan
minum, penurunan berat badan, apne, takipnu, instabilitas suhu).
Ikterus yang menetap >2 minggu

Kadar Bilirubin pada


Ikterus fisiologis dan
patologis

Faktor Risiko
Hiperbilirubinemia Berat
J - jaundice within first 24 hrs of life

A - a sibling who was jaundiced as neonate

U - unrecognized hemolysis

N - non-optimal sucking/nursing

D - deficiency of G6PD

I - infection

C - cephalhematoma /bruising

E - East Asian/North Indian

Etiologi Ikterus

Etiologi Ikterus

Hiperbilirubinemia Direk
Hiperbilirubinemia direk (kolestasis)
Bilirubin direk > 20% bilirubin total
atau bilirubin

direk > 1 mg/dL bila

bilirubin total < 5 mg/dL


Etiologi: atresia bilier, kista duktus
koledokus, hepatitis neonatal
Warna tinja dempul dan warna urin
gelap

Breastmilk jaundice vs
Breastfeeding jaundice
Breastfeeding jaundice (BFJ)
Tampak pada usia 2-5 hari
Asupan ASI/cairan yang kurang sirkulasi enterohepatik meningkat
Tindakan untuk mengurangi terjadinya BFJ: IMD, cara menyusui yang tepat,
pemberian ASI minimal 8 kali sehari (lebih dari 10 menit tiap menyusui),
monitor asupan ASI (penurunan BB <10% berat lahir, BAK >6-7 kali sehari,
BAB >3-4 kali sehari)
Breastmilk jaundice (BMJ)
Awitan: 5-10 hari, berlangsung lebih lama
Etiologi:
Hambatan fungsi enzim glukuronil transferase (akibat: hasil metabolisme
progesteron dalam ASI pregnandiol)
Peningkatan sirkulasi enterohepatik (akibat: peningkatan aktivitas betaglukuronidase dalam ASI, keterlambatan pembentukan flora usus pada
bayi yang mendapat ASI)

Penilaian Klinis Ikterus


Area Tubuh

Kadar Bilirubin
(mg/dL)

Kepala dan leher

4-8

Kulit tubuh di atas pusat

5-12

Kulit tubuh di bawah


pusat dan paha

8-16

Lengan dan tungkai

11-18

Telapak tangan dan


telapak kaki

> 15

Pendekatan Klinis

Tentukan berat lahir, usia gestasi, usia postnatal

Tentukan keadaan umum bayi (baik atau tampak sakit)

Tentukan apakah termasuk ikterus fisiologis atau patologis

Tentukan

adanya

pucat,

bukti

infeksi,

perdarahan

(memar), penurunan berat badan

Nilai tanda-tanda kernikterus

LAB:

Kadar bilirubin (direk/indirek)

Golongan darah dan rhesus ibu dan bayi

Hitung darah lengkap, hitung retikulosit, apusan


darah tepi

Coombs test pada bayi

Konsentrasi G6PD

Uji Laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap dan hapusan darah
Kadar bilirubin: total dan direk
Golongan darah ibu dan tipe Rh-nya
Golongan darah bayi dan tipe Rh-nya
Uji Coomb direk pada bayi
Hitung retikulosit
Skrining G6PD
Kadar albumin

Tata Laksana
Hiperbilirubinemia Indirek
Tujuan:

menurunkan

kadar

mencegah toksisitas bilirubin


Cara menurunkan kadar bilirubin
Fototerapi
Transfusi tukar

bilirubin

dan

Tata
Laksana
Hiperbilirubinemia
pada
Bayi Cukup Bulan yang
Sehat
Usia
Fototerapi
Transfusi tukar
(Jam)

(Kadar bilirubin total mg/dL)

(Kadar bilirubin total


mg/dL)

24

10-12

20

25-48

12-15

20-25

49-72

15-18

25-30

>72

18-20

25-30

TATA LAKSANA
HIPERBILIRUBINEMIA PADA BAYI
CUKUP BULAN YANG SAKIT
Usia
(Jam)

Fototerapi
(Kadar bilirubin total mg/dL)

Transfusi tukar
(Kadar bilirubin total
mg/dL)

24

7-10

18

25-48

10-12

20

49-72

12-15

20

>72

12-15

20

Tata Laksana
Hiperbilirubinemia pada
Bayi Prematur (<37
minggu)
Bayi sehat:
Kadar bilirubin total
(mg/dL)

Berat badan

Bayi sakit:
Kadar bilirubin total
(mg/dL)

Fototerapi

TT

Fototerapi

TT

1.000 g

5-7

10

4-6

8-10

1.001-1.500 g

7-10

10-15

6-8

10-12

1.501-2.000 g

10

17

8-10

15

10-12

18

10

17

> 2.000 g

Fototerapi
Setelah bilirubin menyerap cahaya,
terjadi reaksi fotokimiawi:
fotoisomerisasi

Bilirubin indirek

isomer bilirubin

isomerisasi struktural
(toksik, larut air)

Bilirubin indirek

Bilirubin indirek

Foto-oksidasi lumibilirubin

produk larut air

Fototerapi
Teknik
Cuci tangan
Letakkan bayi tanpa pakaian pada inkubator atau box bayi
Pasang pelindung mata
Bayi diletakkan pada jarak 25-50 cm dari lampu
Mulai fototerapi
Beri ASI setiap 2 jam
Posisi bayi diubah setiap 2 jam
Pantau suhu tubuh bayi tiap 2-4 jam
Pantau produksi urin
Pantau berat badan setiap hari
Monitor kadar bilirubin

Komplikasi Fototerapi
Peningkatan insensible water loss
Diare
Hipokalsemia
Kerusakan retina
Bronze baby syndrome
Ruam kulit
Hipertermia
Pemisahan ibu dan bayi

Transfusi Tukar
Darah yang digunakan:
Inkompatibiltas Rhesus: darah segar, golongan O,
Rhesus negatif, dengan titer anti-A dan anti-B yang
rendah
Inkompatibiltas

ABO:

darah

segar,

golongan

O,

Rhesus yang sesuai dengan ibu dan bayi atau Rhesus


negatif, dengan titer anti-A dan anti-B yang rendah

Komplikasi Transfusi
Tukar
Gangguan metabolik: hipoglikemia, hiperkalemia,
hipokalsemia, toksisitas sitrat
Emboli udara
Trombositopenia
Sepsis
Transmisi infeksi virus
NEC
Trombosis vena portal

Pemulangan
Rekomendasi AAP: pemeriksaan bilirubin dan/atau
penilaian faktor risiko berkembangnya ikterus
sebelum pemulangan
Kapan follow up?
Pemulangan pada < 24 jam saat usia 72 jam
Pemulangan pada 24-48 jam saat usia 96 jam
Pemulangan pada 48-72 jam saat usia 120 jam

Penilaian lebih dini dapat diperlukan bila terdapat


faktor risiko

Pencegahan
Pemberian ASI
Setiap bayi baru lahir harus dievaluasi
kemungkinan

mengalami

hiperbilirubinemia berat. Dengan cara:


periksa kadar bilirubin serum total.
Setiap

ibu

hamil

harus

menjalani

pemeriksaan golongan darah dan rhesus.

Anda mungkin juga menyukai