Hiperbilirubinemia
Elsya Melinda
Dibimbing oleh: dr Endang Prasetyowati SpA
PENDAHULUAN
Riwayat Sosial
Personal ( Social • Keadaan ekonomi OS cukup . OS tinggal
– Personal History bersama ayah, ibu, dan kakaknya di rumahnya.
)
Anamnesis Sistem
Sistem Cerebrospinal
kejang (-), keluhan kaku kuduk (-), nyeri kepala (-), muntah (-
).
Sistem Kardiovaskular
Bengkak pada tungkai (-), kebiruan (-), dada berdebar (-)
Sistem Respirasi
Suara serak (-), sesak (-), sulit bernapas (-), suara ngik-ngik (-
), mengorok(-), pilek (+),
Sistem Gastrointestinal
BAB normal, nyeri tekan (-), kembung (-), mual (-), muntah (-
), nyeri telan (-).
Sistem Muskuloskeletal
Gerak aktif (+), gerak tidak terbatas, bengkak jari (-).
Sistem Integumentum
Tampak kekuningan pada seluruh bagian tubuh pasien.
Sistem Urogenital
BAK berwarna kuning jernih, menangis saat BAK (-)
Sistem Vestibular
Nyeri pada telinga (-), bising pada telinga (-), cairan (-)
Riwayat kehamilan
Riwayat pertumbuhan - perkembangan
Hiperbilirubinemia:
1. Ikterus neonatorum + Lab. ( serum bilirubin)
2. Kadar bilirubin yang dapat menimbulkan efek
patologik
Fisiologis Bilirubin
Klasifikasi
Hiperbilirubinemia fisiologis
Umumnya terjadi pada bayi baru lahir, kadar bilirubin tak
terkonjungasi pada minggu pertama > 2 mg/dL.
Pada bayi cukup bulan yang mendapat susu formula kadar
bilirubin akan mencapai puncaknya sekitar 6-8 mg/dL pada
hari ke 3 kehidupan dan kemudian akan menurun cepat
selama 2-3 hari diikuti dengan pewarnaan yang lambat
sebesar 1 mg/dL selama 1-2 minggu.
Bisa terjadi dalam waktu 2-4 minggu , bahkan dapat
mencapai waktu 6 minggu.
Faktor yang berhubungan dengan ikterus
fisiologis :
1. Peningkatan bilirubin
Peningkatan produksi bilirubin
Peningkatan sel darah merah
Penurunan umur sel darah merah
Peningkatan early bilirubin
Peningkatan resirkulasi melalui enterohepatik shunt
Peningkatan aktifitas β-glukoronidase
Tidak adanya flora bakteri
Pengeluaran mekonium yang terlambat
2. Penurunan bilirubin clearance
Penurunan clearance dari plasma
3.Defisiensi protein karier
Penurunan metabolisme hepatic
4.Penurunan aktifitas UDPGT
Ciri ikterik fisiologis:
1) Ikterik yang muncul pada hari kedua-ketiga.
2) Kadar bilirubin indirek < 12 mg/dL pada bayi aterm dan
< 10 mg/dL pada bayi preterm.
3) Kecepatan peningkatan kadar bilirubin serum total < 5
mg/dL/24 jam.
4) Kadar bilirubin direk kurang dari 1 mg/dL.
5) Gejala ikterik akan menghilang secara bertahap pada
sepuluh hari pertama kehidupan.
6) Tidak terbukti disebabkan atau berkaitan dengan
keadaan patologis tertentu.
Ikterus Patologis
Terjadinya peningkatan kadar bilirubin serum total dengan kecepatan
lebih dari 0,5 mg/dL/jam.
Ikterik dengan kadar bilirubin serum total melebihi 12 mg/dL pada
bayi aterm dan 10 mg/dL pada bayi preterm.
Ikterik dengan kadar bilirubin terkonjugasi > 1 mg/dL jika bilirubin
serum total < 5 mg/dL atau > 20% bilirubin total jika kadar bilirubin
serum total > 5 mg/dL.
ikterik yang terjadi sebelum usia bayi mencapai 24 jam atau ikterik
yang terjadi setelah usia 3 minggu pada bayi aterm.
Setiap peningkatan kadar bilirubin serum yang memerlukan foto
terapi yang ditentukan berdasarkan nomogram dalam panduan
fototerapi berdasarkan usia kehamilan yang dikeluarkan oleh American
Academy of Pediatric (AAP).
Adanya tanda-tanda penyakit yang menjadi dasar kondisi ikterik pada
bayi yang telah diketahui, seperti proses hemolitik, trauma atau infeksi.
Ikterik yang menetap setelah 14 hari pada bayi preterm atau setelah 8
hari pada bayi aterm.
Faktor ikterik patologis
Faktor maternal
Ras atau kelompok etnis tertentu (Asia, Native american,
Yunani)
Penyakit saat kehamilan (TORCH, DM)
Komplikasi kehamilan (inkompatibilitas ABO dan Rhesus)
Penggunaan infus oksitosin dalam larutan hipotonik
ASI
Faktor perinatal
Trauma lahir (sefalhematom, ekimosis)
Infeksi (bakteri, virus, protozoa)
Faktor Neonatus
Prematuritas
Faktor genetik
Polisitemia
Obat (streptomisin, kloramfenikol, benzyl-alkohol, sulfisoxazol)
Rendahnya asupan ASI
Hipoglikemia
Hipoalbuminemia
Hiperbilirubinemia karena ASI
Breastfeeding jaundice
Breastfeeding jaundice adalah ikterus yang disebabkan oleh
kekurangan asupan ASI.
Asupan kalori yang kurang akibat kesulitan menyusui, baik dari
pihak ibu maupun dari pihak bayi, juga dapat meningkatkan
kadar bilirubin indirek serum.
Pada keadaan breastfeeding jaundice, keadaan “lapar” pada bayi
menyebabkan peningkatan aktivitas sirkulasi enterohepatik,
sehingga meningkatkan absorpsi biliburin di saluran intestinal.
Breastfeeding jaundice muncul pada 5 hari pertama kehidupan,
disebabkan oleh gangguan menyusui.
kadar bilirubin total melebihi 18-20 mg/dL
Breast-milk jaundice
Breast-milk jaundice adalah ikterus yang disebabkan oleh air
susu ibu (ASI). Insidens pada bayi cukup bulan berkisar 2-4%.
Pada bayi yang mendapatkan asupan ASI sejak hari-hari pertama
kehidupannya, dapat terjadi pemanjangan kondisi ikterik fisiologis
hingga minggu ke-3 pasca kelahiran.
Bila ASI dihentikan, bilirubin akan turun secara drastis dalam 48
jam. Bila ASI diberikan kembali, maka bilirubin akan kembali naik
tetapi umumnya tidak akan setinggi sebelumnya.
diduga timbul akibat terhambatnya uridine diphosphoglucuronic
acidglucuronyl transferase (UDGPA) oleh hasil metabolisme
progesteron, yaitu pregnane-3-alpha 2-beta-diol yang ada di
dalam ASI sebagian ibu.
Pada kasus breastmilk jaundice dengan kadar bilirubin total > 25
mg/dL
Epidemiologi
Hiperbilirubinemia merupakan kondisi yang umum
ditemukan di seluruh dunia.