Icterus Neonatorum
Nama : Hilmi Kartamidjaja
NRP : 1415154
Pembimbing : dr. Desman Situmorang, Sp.A
Pasien anak ke-1 dari Tn. JS Ibu pasien melihat Kuning masih ada pada
dan Ny.E anaknya kuning, didahului seluruh tubuh. penderita
P1A0, lahir spontan per pertama kali pada mata tampak mengantuk,
vaginam, aterm 38 minggu, dan muka yang semakin menangis lemah. Ketika
langsung menangis, APGAR lama semakin kuning akan di diberi ASI,
1’=9 APGAR 5’=10, ditolong kemudian menyebar ke penderita hanya menyusu
oleh bidan. badan, tungkai dan beberapa menit saja,
BBL : 2800 gram lengan hingga telapak setelah itu menjadi lemas
PBL : 49 cm tangan dan kaki
Tidak minum obat-obatan
selama kehamilan
Riwayat Obstetris
BCG - -
DTP - - - -
Polio - - - -
Hep. B ✓ - - -
Hib - - - -
Campak - -
Riwayat Antenatal
• Trimester 1 : Kontrol ke bidan secara teratur
• Trimester 2 : Kontrol ke bidan secara teratur
• Trimester 3 : Kontrol ke bidan secara teratur
III. Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : compos mentis, rewel, ikterik Kramer IV
• Kesan sakit : sakit sedang
• Tanda vital :
• Tekanan darah :
• Nadi : 98x/menit, regular, equal, teraba lemah
• Respirasi : 44x/menit
• Suhu : 37,2o C
• Saturasi O2 : 95 % tanpa oksigen
III. Pemeriksaan Fisik
• Status Antropometri:
• Panjang badan : 49 cm
• Hidung : bentuk hidung normal, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada sekret,
tidak ada perdarahan hidung
• Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada perdarahan gusi, tonsil T1/T1, faring tidak
hiperemis, tidak tampak sianosis.
• Telinga : Bentuk dan ukuran normal, secret (-), kembali dengan cepat.
• Leher : tidak ada retraksi suprasternal, kelenjar getah bening tidak teraba
membesar
III. Pemeriksaan Fisik
• Paru-paru
• Inspeksi : Bentuk normal, pergerakan dada tidak ada yang
tertinggal, tidak ada retraksi intercostalis.
• Palpasi : Pergerakan dinding dada tidak tertinggal, taktil
fremitus kanan=kiri
• Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru.
• Auskultasi : vesicular breath sound kanan kanan=kiri, tidak ada
slem, ronkhi (-/-), tidak ada wheezing
III. Pemeriksaan Fisik
• Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
• Perkusi : Dalam batas normal
• Auskultasi : Bunyi jantung S1=S2, murni, reguler, tidak ada murmur
III. Pemeriksaan Fisik
• Abdomen
• Inspeksi : Cembung, tidak terdapat retraksi epigastrium, icterus (+)
• Auskultasi : Bising usus + normal
• Perkusi : Timpani
• Palpasi : Soepel, hepar dan lien tidak teraba membesar
• Ekstremitas : Akral hangat, capillary refill time <2 detik, tidak ada oedema,
tidak ada petechiae, terlihat kuning pada ekstremitas atas dan bawah.
• Non−Farmakologi
• Rawat inap di ruang perinatologi
• O2 via nasal kanul 1 L/menit
• Fototerapi
• Atur posisi Os semi-fowler
• Pemantauan urine output
• Farmakologi
• Infus NaCl 0,9% 70cc/jam selama 5 jam, evaluasi tiap 1 jam
• Selanjutnya berikan ASI 8X45 cc via sonde.
VII. Prognosis
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam : ad bonam
• Quo ad sanactionam : ad bonam
Pendahuluan: Metabolisme
Bilirubin
• Berbeda dengan dewasa, bayi yang
baru lahir memproduksi bilirubin
2-3 kali lebih banyak dibandingkan
dengan dewasa (6-8 mg/kg/24 jam
vs. 3 mg/kg/24 jam).
Pendahuluan: Icterus Neonatorum
• Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir merupakan penyebab
tersering dari icterus neonatorum.
• Namun banyak juga bayi baru lahir menjadi icterus tanpa bukti
hemolysis dikarenakan belum sempurnanya mekanisme
metabolism bilirubin
• Produksi bilirubin yang lebih banyak terjadi pada bayi baru lahir
dapat disebabkan antara lain karena massa sel darah merah
meningkat (hematocrit lebih tinggi) dan usia eritrosit yang lebih
pendek yaitu 70-90 hari dibandingkan usia eritrosit dewasa yaitu
120 hari.
Definisi Icterus Neonatorum
yang berlebih, secara klinis akan tampak pada bayi baru lahir
• Umumnya terjadi pada bayi yang baru lahir • Terjadi dalam 24 jam pertama
dengan peningkatan kadar bilirubin kehidupan. Ikterus menetap sesudah 8
unconjugated >2 mg/dl dan mencapai hari pada BCB atau sesudah 14 hari
puncak pada hari ke 2-4 yaitu 5-6 mg/dl. pada BKB.
• Faktor: peningkatan bilirubin dari • Etiologi:
pemecahan sel darah merah fetus yang
• Anemia hemolitik
dikombinasi dengan terbatasnya proses
konjugasi akibat fungsi hepar yang • Polisitemia
immature. • Sirkulasi enterohepatic berlebihan
• Faktor risiko: umur ibu, ras, maternal • Gilbert syndrome (defisiensi atau inaktivasi
bilirubin glucoronyl trasnferase)
diabetes, premature, obat (vitamin K,
novobiocin), polycythemia, bayi laki-laki, • Defisiensi G6PD (glucose-6-phosphate
trisomy 21, memar kulit, induksi oleh dehydrogenase)
oksitosin, penurunan berat badan, • Atresia bilier
peristalsis usus berkurang, riwayat • Deficiency UDP-glucoronyl transferase-1.
keluarga.
Pendekatan Penderita Dengan Hiperbilirubinemia
Kriteria Diagnosis
Hiperbilirubinemia Patologis
(1) Jaundice timbul pada saat lahir atau pada hari pertama kehidupan.
(2) Kenaikan kadar bilirubin berlangsung cepat (> 5 mg/dL per hari),
(3) Serum bilirubin >12 mg/dl pada neonates aterm atau 10-14 mg/dl pada permatur
(5) Peningkatan bilirubin direk > 2 mg/d atau > 20 % dari BST.
Nomogram Penentuan Risiko Hiperbilirubinemia
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Metode Visual
• Semua bayi baru lahir harus secara rutin dilakukan pemeriksaan visual untuk
timbulnya gejala ikterik.
• Ikterik akan terlihat pada awalnya di bagian muka dan akan menyebar secara
kaudal ke badan dan ekstremitas.
• Pemeriksaan Serum Total Bilirubin Invasif
• Merupakan pemeriksaan GOLD STANDARD untuk pemeriksaan serum bilirubin, namun
memerlukan fasilitas laboratorium khusus. Jarang digunakan secara rutin.
• High Performance Liquid Chromatography (HPLC) adalah teknik biasa digunakan, namun biasanya
digunakan untuk tujuan penelitian saja.
• Pemeriksaan Bilirubin Non-Invasif
• Dikenal dengan Bilirubinometer Transkutan (TcB) spektrofotometer dan mengukur cahaya yang
dipantulkan dari warna kulit dan diambil dari bagian bawah sternum.
• TcB merupakan metode yang akurat dan tidak invasive sehingga dapat menjadi alternative
pemeriksaan bilirubin neonates.
• Kelemahan:
• Tidak dapat digunakan ketika pasien dalam fototerapi atau terpapar sinar matahari.
• hasil pemeriksaan bilirubin yang tidak akurat dan konsisten apabila bilirubin total lebih besar dari
15mg/dl.
Terapi Neonatal Jaundice
25-48 ≥ 12 ≥ 15 ≥ 20 ≥ 25
49-72 ≥ 15 ≥ 18 ≥ 25 ≥ 30
> 72 ≥ 17 ≥ 20 ≥ 25 ≥ 30
Keterangan:
* Terapi sinar pada kadar bilirubin darah ini bergantung pada
keadaan klinis bayi kuning tsb
**Terapi sinar seharusnya dapat ↓ kadar bilirubin sehingga
berada pada kadar di bawah untuk melakukan tranfusi ganti,
tetapi jika tidak terjadi maka fototerapi dianggap gagal,
sehingga dipertimbangkan untuk transfusi ganti
***Bayi baru lahir cukup bulan menunjukkan keadaan kuning
kurang dari 24 jam tidak dianggap sehat dan memerlukan
pemantauan lebih lanjut
Berat Badan (g) Terapi