Anda di halaman 1dari 12

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

A.Definisi Ikterus adalah warna kuning pada kulit, konjungtiva dan selaput akibat penumpukan bilirubin. Sedangkan hiperbilirubinemia adalah ikterus dengan konsentrasi bilirubin serum yang menjurus ke arah terjadinya kernikterus atau ensefalopati bilirubin bila kadar bilirubin yang tidak dikendalikan. Ada beberapa keadaan ikterus yang cenderung menjadi patologik: 1.Ikterus klinis terjadi pada 24 jam pertama kehidupan 2.Peningkatan kadar bilirubin serum sebanyak 5mg/dL atau lebih setiap 24 jam 3. Ikterus yang disertai proses hemolisis (inkompatabilitas darah, defisiensi G6PD, atau sepsis) 4. Ikterus yang disertai oleh: Berat lahir <2000 gram Masa gestasi 36 minggu Asfiksia, hipoksia, sindrom gawat napas pada neonates (SGNN) Infeksi Trauma lahir pada kepala Hipoglikemia, hiperkarbia Hiperosmolaritas darah 5. Ikterus klinis yang menetap setelah bayi berusia >8 hari (pada NCB) atau >14 hari (pada NKB)

B. Etiologi Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat disebabkan oleh beberapa faktor, secara garis besar dapat disebabkan karena : produksi yang berlebihan, gangguan dalam proses uptake dan konjugasi hepar, gangguan transportasi, atau gangguan dalam sekresi. Pendekatan khusus untuk dapat memperkirakan penyebab ikterus menurut Harper dan Yoon (1974)2,4 : 1. Ikterus yang timbul pada 24 jam pertama disebabkan

inkompatibilitas darah Rh ABO atau golongan lain infeksi intrauterin ( virus , toksoplasma, sifilis, kadang kadang bakteria) defisiensi enzim G6PD

2. Ikterus yang timbul 24 72 jam sesudah lahir disebabkan ikterus fisiologik incompatibilitas ABO, Rh defisiensi G6PD polisitemia hemolisis perdarahan tertutup hipoksia sferositosis, eliptositosis dehidrasi Asidosis

3. Ikterus yang timbul sesudah 72 jam pertama sampai akhir minggu pertama disebabkan sepsis dehidrasi dan asidosis defisiensi G6PD pengaruh obat obat sindroma Criggler Najjar Sindroma Gilbert

4. Ikterus yang timbul akhir minggu pertama dan selanjutnya disebabkan ikterus obstruktif hipotiroidisme breast milk jaundice infeksi hepatitis neonatal

C. Diagnosis a. Ikterus fisiologis secara klinis harus memenuhi ; 1. tidak terjadi pada hari pertama

2. bilirubin total harus meningkat kurang dari 5 mg /dl/ hari dan mencapai puncak kurang dari 12,9 mg/ dl/ pada hari 3-4 pada bayi cukup bulan dan 15 mg / dl pada hari ke 5-7 pada bayi kurang bulan 3. fraksi konjugasi harus tidak melebihi 2 mg / dl 4. ikterus harus bertahan tidak lebih dari 1 minggu pada bayi cukup bulan dan 2 minggu pada bayi kurang bulan b. Ikterus patologis 1.Ikterus klinis terjadi pada 24 jam pertama kehidupan 2.Peningkatan kadar bilirubin serum sebanyak 5mg/dL atau lebih setiap 24 jam 3.Ikterus yang disertai proses hemolisis (inkompatabilitas darah, defisiensi G6PD, atau sepsis) 4. Ikterus yang disertai oleh: Berat lahir <2000 gram Masa gestasi 36 minggu Asfiksia, hipoksia, sindrom gawat napas pada neonates (SGNN) Infeksi Trauma lahir pada kepala Hipoglikemia, hiperkarbia Hiperosmolaritas darah 5. Ikterus klinis yang menetap setelah bayi berusia >8 hari (pada NCB) atau >14 hari (pada NKB)

D.Pemeriksaan penunjang 1.Kadar bilirubin serum (total) 2.Darah tepi lengkap dan gambaran apusan darah tepi 3.Penentuan golongan darah dan Rh dari ibu dan bayi 4.Pemeriksaan kadar enzim G6PD 5.Pada ikterus yang lama, lakukan uji fungsi hati, uji fungsi tiroid, uji urin terhadap galaktosemia.

6.Bila secara klinis dicurigai sepsis, lakukan pemeriksaan kultur darah, urin, IT rasio dan pemeriksaan C reaktif protein (CRP)

E. Penentuan Derajat Ikterus 1. Secara klinis menurut kramer.

Derajat

Bagian tubuh yang kuning

Kadar

rata-rata

bilirubin serum indirek I II III IV V Kepala sampai leher Sampai ke pusat Sampai siku dan lutut Sampai pergelangan tangan dan kaki Sampai telapak tangan dan kaki 5 8 11 14 > 15

F.Penatalaksanaan 1. Pemberian ASI (10-12 Kali/hari) 2. Pertimbangkan terapi sinar pada: NCB (neonatus cukup bulan) SMK (sesuai masa kehamilan) sehat : kadar bilirubin total > 12mg/dL NKB (neonatus kurang bulan) sehat : kadar bilirubin total > 10 mg/dL 3. Pertimbangkan tranfusi tukar bila kadar bilirubin indirek > 20 mg/dL 4. Terapi sinar intensif Terapi sinar intensif dianggap berhasil, bila setelah ujian penyinaran kadar bilirubin minimal turun 1 mg/dl

G. Komplikasi Kernikterus, adalah suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak terutama pada korpus striatum, talamus, nukleus subtalamus hipokampus, nukleus merah dan nukleus di dasar ventrikel IV.

BAB II ILUSTRASI KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

Nama anak Umur Jenis kelamin Suku bangsa Alamat

: By Siti Khalifah : 6 hari : Laki-laki : Minangkabau : Kubang Pipik

B. ANAMNESIS (diberikan oleh ibu kandung) Seorang bayi laki-laki berumur 6 hari di rawat di ruang Perinatologi RSAM Bukittinggi Padang pada tanggal 8 Maret 2013 dengan :

1. Keluhan Utama : Tampak kuning sejak hari ke-3

2. Riwayat Penyakit Sekarang : Neonatus berat badan lahir cukup 2800 gram, PB 47 cm, lahir spontan ditolong bidan, cukup bulan, a/s 7/8 Ibu baik, ketuban jernih Bayi langsung menyusu, BAK dan mekonium sudah keluar Tampak kuning sejak hari ke-3, mula-mula pada wajah, kemudian pada dada, badan, telapak kaki dan tangan. Tali pusat sudah putus sejak usia 3 hari Demam tidak ada Anak mau menyusu, frekuensi 12 kali/hari (setiap 2 jam) BAK warna kuning pekat seperti teh, jumlah biasa BAB warna, konsistensi dan jumlah biasa Anak sudah dibawa berobat ke puskesmas dan kemudian dirujuk ke RSAM

3. Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya

4. Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama.

5. Riwayat social ekonomi : Anak pertama Riwayat imunisasi belum ada Riwayat pertumbuhan dan perkembangan belum bisa dinilai Hygiene dan sanitasi lingkungan cukup

C. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum Kesadaran Frekuensi nadi Frekuensi nafas Suhu Berat badan Panjang badan Sianosis Ikterus Anemis Edema : tampak sakit sedang : sadar : 128 x/menit : 36 x/menit : 37,2 0C : 2800 Gram : 47 cm : tidak ada : ada : tidak ada : tidak ada

Kulit : Teraba hangat, tampak kuning dari wajah,badan, telapak kaki maupun telapak tangan. Kepala : Bentuk bulat, simetris, UUB datar, tidak ada deformitas. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera ikterik, pupil isokor, diameter 2 mm, refleks cahaya +/+ normal. Telinga Hidung : Tidak ditemukan kelainan : Tidak ditemukan kelainan

Tenggorokan : Tonsil T1-T1, tidak hiperemis. Faring tidak hiperemis Leher : Kelenjar getah bening tidak membesar.

Dada Paru-paru: Inspeksi

Normochest,

retraksi

epigastrium

(-),

retraksi

suprasternal dan intercostal (-). Simetris kiri dan kanan Palpasi Perkusi Auskultasi Jantung : Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Perut Inspeksi Palpasi Perkusi : Iktus tidak terlihat : Iktus teraba 1 jari medial LMC sinistra RIC V : Sulit dinilai : Bunyi jantung murni, irama teratur, bising (-) : Sukar dinilai : Sonor : Bronkovesikuler, ronchi (-/-), wheezing (-/-)

: Distensi tidak ada, umbilikus mengering : Supel, hepar teraba - , kenyal, tajam, rata. Lien tidak teraba : Timpani

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Punggung

: Tidak ada kelainan

Alat Kelamin Luar : Tak ditemukan kelainan (desensus testis)

Anggota Gerak : Akral hangat, refilling kapiler baik, edem (-), sianosis (-) Refleks fisiologis +/+ (normal), refleks babinsky +/+ ( normal )

D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM : Tanggal 8 maret 2013 Darah Hb Leukosit Eritrosit Ht : 15.6 gr% : 10.500/mm3 : 4,57 juta : 45,5 %

Trombosit : 334.000 GDR : 49 mg/dl

E. DIAGNOSIS Ikterus neonatorum grade V

F. TERAPI : - ASI OD Ampicilin 2 X 140 mg/IV Gentamicin 1 X 14 mg/IV Terapi sinar

Anjuran pemeriksaan: Bilirubin direct dan bilirubin total Rawat Umbilikus

FOLLOW UP 9 Maret 2013 S : - Demam tidak ada - Anak masih tampak kuning - Menyusu mau - Muntah tidak ada O : - Cukup aktif , HR 128 kali/ menit, suhu = 36,8 C, RR 40 kali/menit - Kulit : tampak kuning pada wajah ,badan,telapak kaki dan tangan

- Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera ikterik - Abdomen : Umbilikus tidak hiperemis Hasil pemeriksaan bilirubin: Bilirubin direct : 0,96 mg/dl Bilurubin total : 33,54 mg/dl A : - ASI OD - Ampicilin 2 X 140 mg/IV - Gentamicin 1 X 14 mg/IV - terapi sinar D/ : Ikterus neonatorum grade V

10 Maret 2013 S : - Demam tidak ada - Anak masih tampak kuning - Menyusu mau - Muntah tidak ada O : - Cukup aktif , HR 130 kali/ menit, suhu = 37 C, RR 42 kali/menit - Kulit : tampak kuning pada wajah ,badan,telapak kaki dan tangan (sudah berkurang) - Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera ikterik - Abdomen : Umbilikus tidak hiperemis : - ASI OD - Ampicilin 2 X 140 mg/IV - Gentamicin 1 X 14 mg/IV - terapi sinar D/ : Ikterus neonatorum grade V

11 Maret 2013 S : - Demam tidak ada - Anak masih tampak kuning - Menyusu mau - Muntah tidak ada : - Cukup aktif , HR 136 kali/ menit, suhu = 36,6 C, RR 52 kali/menit - Kulit : tampak kuning pada wajah ,badan,telapak kaki dan tangan (sudah berkurang) O

- Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera ikterik - Abdomen : Umbilikus tidak hiperemis A : - ASI OD - Ampicilin 2 X 140 mg/IV - Gentamicin 1 X 14 mg/IV - terapi sinar D/ : Ikterus neonatorum grade V

BAB III DISKUSI

Dilaporkan seorang bayi laki-laki dirawat di bagian perinatologi RSAM Bukittinggi pada tanggal 8 maret 2013 kiriman puskesmas dengan keluhan

tampak kuning sejak 3 hari yang lalu. Pasien didiagnosa ikterus neonatorum grade V. Penegakan diagnosis didasarkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis didapatkan bayi Lahir secara spontan, ditolong bidan, cukup bulan, langsung menangis, BBl 2800 gram, PBL 47 cm, tidak ada riwayat biru atau kuning waktu lahir. Bayi tampak kuning sejak 3 hari yang lalu, mulamula pada wajah, kemudian pada dada, badan, dan telapak kaki maupun tangan. sejak 3 hari yang lalu, tali pusat sudah pupus sejak usia 3 hari, pusar segar, tidak hiperemis dan tidak ada pus. Pada pemeriksaan fisik didapatkan warna kulit kuning di wajah, dada badan,telapak kaki maupun tangan. Pada mata, sclera ikterik, konjungtiva tidak anemis. Penegakan diagnosis ikterus neonatorum juga didasarkan dari pemeriksaan laboratorium yang didapatkan bilirubin total 33, 54 mg/dl. Penatalaksanaan pada pasien ini dengan memberikan ASI OD untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada neonatus, ampicilin 2x140 mg, gentamicin 1x14 mg. Pada pasien ini harus dilakukan terapi sinar, karena pasien berumur > 24 jam dan kadar bilirubin total > 15 sehingga indikasi dalam melakukan terapi sinar.

Anda mungkin juga menyukai