HIPERBILIRUBINEMIA
Latar Belakang
Insiden hiperbilirubinemia di Amerika
65%, Malaysia 75%, sedangkan di
Surabaya 30% pada tahun 2000, dan 13%
pada tahun 2002
Hiperbilirubinemia merupakan salah satu
masalah kegawatan pada bayi baru lahir.
Peningkatan unconjugated bilirubin serum
sampai dengan kadar 20 mg/dl sering
menyebabkan kern ikterus
Latar Belakang
bilirubin dapat menembus sawar
darah otak (blood brain barrier)
sehingga bersifat toksik terhadap sel
otak
fungsi otak terganggu dan
mengakibatkan kecacatan sepanjang
hidup atau kematian.
Tujuan
Untuk mengetahui definisi dan epidemiologi
hiperbiliruninemia
Untuk mengetahui etiologi dan faktor resiko
hiperbiliruninemia
Untuk mengetahui dan memahami patofisiologi
hiperbiliruninemia
Untuk mengetahui gejala dan tanda
hiperbiliruninemia
Untuk mengetahui cara mendiagnosis
hiperbiliruninemia
Untuk mengetahui dan memahami
penatalaksanaan dan pencegahan
hiperbiliruninemia
Definisi
Hiperbilirubinemia didefinisikan
sebagai kadar bilirubin serum total
5 mg/dl (86mol/L).
Hiperbilirubinemia adalah ikterus
dengan konsentrasi bilirubin serum
yang tinggi tidak dikendalikan
menjurus ke arah terjadinya kern
ikterus atau ensefalopati
Epidemiologi
Hiperbilirubinemia adalah keadaan
transien yang sering ditemukan baik pada
bayi cukup bulan maupun bayi prematur.
> 50% bayi baru lahir menderita ikterus
yang dapat dideteksi secara klinis dalam
minggu pertama kehidupan.
Angka kejadian 50% pada bayi baru
lahir cukup bulan dan 75% pada bayi
yang kurang bulan.
Etiologi
Peningkatan bilirubin karena:
Hemolisis
Fungsi hepar yang belum sempurna
Sirkulus enterohepatikus meningkat
Cont.
Hemolisis inkompatibilitas ABO atau isoimunisasi
Rhesus, defisiensi G6PD, sferositosis herediter dan
pengaruh obat.
Infeksi, septikemia, sepsis, meningitis, infeksi saluran
kemih, infeksi intra uterin.
Polisitemia
Ekstravasasi sel darah merah, sefalohematom,
kontusio, trauma lahir.
Asidosis
Hipoksia/ asfiksia
Sumbatan traktus digestif yang mengakibatkan
peningkatan sirkulasi enterohepatik.
Faktor Resiko
Faktor Maternal
Faktor Perinatal
Faktor Neonatus
Metabolisme Bilirubin
Patofisiologi
Terdapat 4 mekanisme umum dimana
hiperbilirubinemia dan ikterus dapat
terjadi.
1. Pembentukan
biliruin
secara
berlebihan
2. Gangguan pengambilan bilirubin
3. Gangguan konjugasi bilirubin
4. Penurunan
eksresi
bilirubin
terkonjugasi
Klasifikasi
A. Hiperbilirubinemia Fisiologis :
Tampak pada hari 3,4
Bayi tampak sehat (normal)
Kadar bilirubin total <12 mg%
Menghilang paling lambat 10-14 hari
Tak ada faktor resiko
Klasifikasi
B. Hiperbilirubinemia Non-Fisiologis/ Patologis :
Awitan ikterus sebelum usia 24 jam, cepat
berkembang
Peningkatan bilirubin serum >5 mg/dL/24 jam
Kadar bilirubin terkonjugasi >2 mg/dL
Bayi menunjukkan tanda sakit (muntah, letargi,
kesulitan minum, penurunan berat badan, apneu,
takipnea, instabilitas suhu)
Bisa disertai anemia
Ikterus yang menetap >2 minggu
Ada faktor resiko
Diagnosis
Anamnesis
RPK
R. penggunaan obat
R. kehamilan dan persalinan
R. Pemberian ASI
Breastfeeding jaundice
Breast-milk jaundice
Pemeriksaan Fisik
Metode Kremer
Deraj
Daerah Ikterus
Perkiraan
at
Kadar
Bilirubin
Tidak ada
Dada
sampai
5.0 mg%
perut
umbilikus, punggung
3
Perut
dibawah
sampai lutut
Tangan dan
lutut
Telapak tangan dan kaki
kaki
Pemeriksaan penunjang
Bilirubin serum total
Darah perifer lengkap dan gambaran
apusan darah tepi
Golongan darah, Rhesus, dan direct
Coombs test
Kadar enzim G6PD
Pada ikterus yang berkepanjangan
uji fungsi hati & pemeriksaan urin
Tata Laksana
Ikterus fisiologis dapat rawat jalan dengan nasehat
untuk kembali jika ikterus berlangsung lebih dari 2
minggu
Pemberian ASI
Jika bayi dapat menghisap menyusui secara dini ASI
eksklusif lebih sering minimal 2 jam
Jika bayi tidak dapat menghisap,ASI dapat diberikan
melalui pipa nasogastrik atau dengan gelas dan sendok
Tata Laksana
Mempercepat konjugasi fenobarbital
bekerja efektif setelah 48 jam pemberian
Fototerapi mengubah bilirubin
indirekisomerisasi
Memberikan substrat yang kurang untuk
transportasi atau konjugasi. Contohnya
dengan pemberian albumin untuk mengikat
bilirubin yang bebas
Pemberian glukosa
Transfusi tukar
FOTOTERAPI
Indikasi :
Ikterus pada hari ke-1
Ikterus berat yang mencapai telapak
tangan dan telapak kaki
Ikterus pada bayi kurang bulan
Ikterus yang disebabkan hemolisis
Dilakukan saat pra dan pasca
transfusi tukar.
HARUS DIPERHATIKAN
Diusahakan agar bagian tubuh bayi yang kena sinar dapat
seluas mungkin dengan membuka pakaian bayi.
Kedua mata dan gonad ditutup dengan penutup yang dapat
memantulkan cahaya
Bayi diletakkan 8 inci dibawah sinar lampu. Jarak ini dianggap
jarak yang terbaik untuk mendapatkan energy yang optimal.
Suhu bayi diukur berkala setiap 4-6 jam
Kadar bilirubin diperiksa setiap 8 jam atau sekurang-kurangnya
sekali dalam 24 jam
Hemoglobin juga harus diperiksa secara berkala terutama pada
penderita hemolisis
Perhatikan hidrasi bayi, bila perlu konsumsi cairan dinaikkan
Lamanya terapi sinar dicatat.
TRANSFUSI TUKAR
Indikasi
Pada semua keadaan dengan kadar
bilirubin indirek 20 mg%
Kenaikan kadar bilirubin indirek yang
cepat, yaitu 0,3-1 mg%/ jam
Anemia yang berat pada neonatus
dengan gejala gagal jantung
Bayi dengan kadar hemoglobin tali
pusat<14mg% dan uji Combs direk positif
Hari ke-1
Transfusi tukar
Bayi kurang
bulan atau
terdapat faktor
risiko
mg/dL
mg/dL
mg/ dL
mg/dL
15
13
Hari ke-2
12-15
10-12
25
15
Hari ke-3
15-18
12-15
30
20
18-20
12-15
30
20
<1000 g
10-12
1000-1500 g
7-9
12-15
1500-2000 g
10-12
15-18
2000-2500 g
13-15
18-20
PROGNOSIS dan
KOMPLIKASI
Ad vitam: ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Komplikasi Kern Ikterus
PENCEGAHAN
Manganjurkan ibu untuk menyusui bayinya
paling sedikit 8 12 kali/hari untuk beberapa
hari pertama.
Tidak memberikan cairan tambahan rutin
seperti dekstrose atau air pada bayi yang
mendapat ASI dan tidak mengalami dehidrasi.
Memeriksa kadar bilirubin serum totaldan
melihat hasilnya pada nomogram, kita dapat
mengetahui apakah bayi berada pada zona
risiko rendah, menengah, atau tinggi untuk
terjadinya hiperbilirubinemia berat.
Edukasi
Motivasi ibu untuk memberikan ASI
Terapi menggunakan sinar matahari pagi
pukul 07.00-09.00, bayi di jemur di bawah
sinar matahari langsung maksimal 30
menit.
Mengawasi tanda bahaya bayi baru lahir
seperti malas menyusu/minum, lemas,
demam, warna kulit kuning sampai
ketelapak tangan atau kaki, muntah terus
menerus, dan kejang.
KESIMPULAN
Hiperbilirubinemia merupakan keadaan
dimana kadar bilirubin serum total 5 mg/dl
yang menimbulkan keadaan klinis berupa
permukaan kulit, mukosa, maupun sclera
yang berwarna kuning
Peningkatan kadar bilirubin ini dapat
disebabkan karena hemolisis, fungsi hepar
yang belum sempurna, maupun sirkulus
enterohepatikus yang meningkat. Beberapa
faktor resiko juga berpengaruh dalam
terjadinya peningkatan bilirubin ini.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Staf pengajar Ilmu Kesehatan
Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia cetakan kesebelas:
2007
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi Dasar. Jakarta. p: 7-14
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2008. Buku Ajar Neonatologi Edisi I.
FKUI : Jakarta
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2011. Pedoman Pelayanan Medis
Edisi II. p.114-121
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 3. FKUI. p: 11011121
WHO Indonesia. 2008. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di
Rumah sakit Rujukan Tingkat Pertama di kabupaten. Jakarta