PERTEMUAN IX
Ns. WIDIA SARI, S. Kep., M. Kep
PRODI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
• Mahasiswa mampu melakukan simulasi asuhan keperawatan
pada neonatus: prematuritas, BBLR, RDS, asfiksia,
hiperbilirubinemia
Pendahuluan
• Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah
• 60% terjadi pada bayi cukup bulan
• 80% pada bayi kurang bulan
• Hiperbilirubin adalah peningkatan kadar bilirubin dalam darah, yang
biasanya disebabkan karena proses patologis (Bowdeen &
Greenberg, 2010)
• Jaundice merupakan warna kuning pada kulit yang paling sering
ditemukan selama periode BBL.
Ikterus Fisiologis
• Warna kuning timbul pada hari ke 2 dan 3 tampak jelas pada hari ke
5 dan ke 6 serta menghilang pada hari ke 10
• Bayi tampak biasa, minum baik dan pertambahan berat badan biasa
• Kadar bilirubin serum tidak > 10 mg/dl pada bayi kurang bulan dan
< 12 mg/dl pada bayi cukup bulan
Ikterus Patologis
• Ikterus timbul pada 24 jam pertama
• Ikterus menetap setelah 2 minggu
• Kadar bilirubin > 12,5 mg/dl pada bayi cukup bulan dan > 10 mg/dl
pada bayi kurang bulan
• Peningkatan bilirubin > 5 mg/dl/hari
• Kadar bilirubin direk > 1 mg/dl
• Terdapat faktor resiko
• Tinja berwarna pucat
Metabolisme Bilirubin
Masa hidup eritrosit
Degradasi Hemoglobin
dalam darah
Heme
Ikterus Neonatorum
• Timbul ikterus sebelum umur 36 jam post natal
• Peningkatan konsentrasi bilirubin 5 mg % atau setiap 24 jam
• Konsentrasi bilirubin total > 13 mg %
• Ikterus disertai proses hemolisis (inkompatibilitas darah, defisiensi
enzim G6PD dan sepsis)
• Ikterus disertai berat lahir < 2000 gr, masa gestasi < 36 minggu,
asfiksia, hipoksia, sindrom gangguan pernafasan, infeksi,
hipoglikemia, hiperkapnia, hiperosmolalitas darah
Etiologi
1 5.0
2 9.0
3 11,4
4 12,4
5 16,0
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan golongan darah ibu pada saat kehamilan dan bayi pada
saat kelahiran
• Bila ibu mempunyai golongan darah O dianjurkan untuk
menyimpan darah tali pusat pada setiap persalinan untuk
pemeriksaan lanjutan yang dibutuhkan
• Kadar bilirubin serum total diperlukan bila ditemukan ikterus pada
24 jam pertama kelahiran
Pemeriksaan Klinis
• Pemeriksaan klinis ikterus dapat dilakukan pada bayi baru lahir
dengan menggunakan pencahayaan yang memadai
• Ikterus akan terlihat lebih berat bila dilihat dengan sinar lampu dan
bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang
• Ikterus muncul pertama di daerah wajah, menjalan ke arah kaudal
tubuh, dan ekstremitas
• Tekan kulit dengan ringan memakai jari tangan untuk memastikan
warna kulit dan jaringan subkutan:
1. Hari 1, tekan pada ujung hidung atau dahi
2. Hari 2, tekan pada lengan atau tungkai
3. Hari 3, dan seterusnya, tekan pada tangan dan kaki
Penatalaksaan
• Ikterus fisiologis tidak memerlukan penanganan khusus
dan dapat rawat jalan dengan nasehat untuk kembali jika
ikterus berlangsung lebih dari 2 minggu.
• Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu untuk menyusui
secara dini dan ASI ekslusif lebih sering minimal setiap 2
jam.
• Kelola faktor risiko (asfiksia dan infeksi) karena dapat
menimbulkan ensefalopati biliaris.
• Jika bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI melalui pipa
nasogastrik atau dengan gelas dan sendok
• Setiap Ikterus yang timbul dalam 24 jam pasca kelahiran
adalah patologis dan membutuhkan pemeriksaan laboratorium
lanjut; minimal kadar bilirubin serum total, pemeriksaan
kearah adanya penyakit hemolisis oleh karena itu selanjutnya
harus dirujuk
• Pada bayi dengan Ikterus kremer III atau lebih perlu dirujuk ke
fasilitas yang lebih lengkap setelah keadan bayi stabil
Penatalaksanaan
• Fototerapi
• Transfusi ganti (exchange tranfusion)
• Fiberopatic blanket
Asuhan Keperawatan
• Pengkajian
1. Riwayat penyakit
2. Pemeriksaan fisik: derajat ikterus, splenomegali, urin pekat, letargi,
hipotonus, refleks menghisap lemah, tremor, kejang, tangisan
melengking
3. Pengkajian psikososial: dampak sakit pada anak hubungan dengan
orang tua, orang tua merasa bersalah, merasa gangguan bonding,
perpisahan dengan anak
4. Laboratorium: Rh darah ibu dan janin berlainan, kadar bilirubin bayi
aterm > 12,5 mg/dl, prematur > 15 mg/dl, tes comb
Diagnosa Keperawatan
1. Deficit volume cairan b.d tidak adekuatnya intake cairan, efek
fototerapi
Tujuan: setelah dilakukan intervensi keperawatan 1x24 jam intake
cairan adekuat
Intervensi:
•Berikan cairan sesuai kebutuhan
•Pantau turgor kulit
•Pantau intake dan output
•Hitung kebutuhan cairan ditambah dengan 10% karena pemakaian
fototerapi
2. Kerusakan integritas kulit b.d jaundice, hiperbilirubinemia
Tujuan:setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam integritas
kulit bayi dapat dipertahankan
Intervensi:
•Kaji warna kulit tiap 8 jam
•Pantau kadar bilirubin total, direk dan indirek
•Rubah posisi setiap 2 jam
•Masase pada daerah yang menonjol
•Jaga kebersihan kulit dan kelembapannya
Evaluasi
• Tidak terjadi kern ikterus pada neonatus
• Tanda vital dan suhu tubuh bayi dalam batas normal
• Keseimbangan cairan dan elektrolit bayi terjaga
• Integritas kulit baik/utuh
• Bayi menunjukkan partisipasi terhadap rangsangan visual
TUGAS !!!
• Buat Asuhan Keperawatan Pada Neonatus dengan kasus
dibawah ini:
1. Askep dengan Prematuritas
2. Askep dengan BBLR
3. Askep dengan RDS
4. Askep dengan Asfiksia
• Askep diketik dan dikumpulkan sebelum pertemuan ke 10.
• Gunakan referensi dari jurnal, dan buku keperawatan atau text
book. Tidak menerima jika dari blog.
• Pengetikan disesuaikan dengan kaidah penulisan ilmiah
ataupun karya ilmiah.