KELOMPOK 3
Win 8 , 00:40:00, 24/06/2020
PSIK VI A
DEFINISI
Hiperbilirubinemia adalah
meningkatnya kadar bilirubin
dalam darah yang mengakibatkan
kulit, konjungtiva, mukosa dan alat
tubuh lainnya berwarna kuning
karena penumpukan bilirubin indirek (penimbunan
bilirubin > 3 mg/ dl) akibat dari hasil pemecahan sel
darah merah, bisa juga mengakibatkan kerusakan
pada otak akibat perlengketan kadar bilirubin pada
otak.
KLASIFIKASI
• Ikterus Fisiologis
• Ikterus Patologis/Hiperbilirubinemia
• Kern Ikterus
Ikterus Fisiologis
• Timbul pada hari kedua-ketiga
• Hilang hari ke-10 – 14
• Kadar bilirubin total 12,0 mg%
• Kadar Biluirubin Indirek setelah 2 x 24 jam tidak
melewati 15 mg% pada neonatus cukup bulan dan 10
mg % pada kurang bulan.
• Kecepatan peningkatan kadar Bilirubin tak melebihi 5
mg % per hari
• Kadar Bilirubin direk kurang dari 1 mg %
• Ikterus hilang pada 10 hari pertama
• Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadan
patologis tertentu
Ikterus Patologis
• Timbul icterus 24 jam pertama
• Menetap setelah minggu ke-2
• Kadar bilirubin > 10 mg% pada bayi aterm
• > 12 mg% pada bayi BBLR, premature
• Bilirubin direk > 1 mg%
• Peningkatan bilirubin > 5 mg% per hari
Kern Ikterus
Adalah suatu kerusakan otak akibat
perlengketan Bilirubin Indirek pada
otak terutama pada Korpus
Striatum, Talamus, Nukleus
Subtalamus, Hipokampus, Nukleus
merah , dan Nukleus pada dasar
Ventrikulus IV
ETIOLOGI
• ABO antagonisme
• Rhesus faktor
• Defisiensi enzim G6PD
• Produksi bilirubin indirek yang bertambah
• Metabolism bilirubin dalam hepar terganggu.
• Gangguan pengambilan dan pengangkutan bilirubin dalam
hepatosit
• Gagalnya proses konjugasi dalam mikrosom hepar
• Gangguan dalam ekskresi. Eksresi bilirubin direk yang terhambat
oleh atresia biliaris, kiste ductus choledocus serta pengaruh obat-
obatan.
• Peningkatan reabsorbsi pada saluran cerna (siklus enterohepatik)
terdapat pada obstruksi usus tinggi dan pylorik stenosis.
MANEFESTASI KLINIS
• Icterus pada kulit dan konjungtiva, mukosa, dan alat-
alat tubuh lainnya. Bila ditekan akan timbul kuning
• Bilirubin direk ditandai dengan kulit kuning
kehijaunan dan keruh pada icterus berat
• Bilirubin indirek ditandai dengan kulit kuning terang
pada icterus berat
• Bayi menjadi lesu
• Bayi menjadi malas minum
• Letargi
• Tonus otot meningkat
• Leher kaku
• Opistotonus
PATOFISIOLOGI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Tes Comb
• Golongan darah bayi dan ibu
• Bilirubin total
• Protein serum total
• Hitung darah lengkap
• Glukosa
• Daya ikat karbondioksida
• Meter ikterik transkutan
• Jumlah retikulosit
• Sajian usap (smear) darah perifer
• Tes Betkle-Kleihaur evaluasi sajian usap (smear)darah
maternal terhadap eritrosit janin)
KOMPLIKASI
• Ikterik ASI
• Kernik icterus (bilirubin ensefalitis) yang diakibatkan oleh
deposisi bilirubin tak terkonjugasi dalam sel-sel otak
Komplikasi sinar blue light:
• Kerusakan retina mata
• Urin kuning tua, tinja lembek/encer dan frekuensi
meningkat
• Kehilangan cairan tubuh tinggi
• Hipotermi atau hipertermi
• Skin rash -> erupsi pada kulit
• Warna kulit seperti tembaga
• Kontak ibu-bayi berkurang
• Gangguan lain: missal gangguan minum Letargia
PENATALAKSANAAN
• Lebih kearah suportif.
• Memberikan ASI secepat mungkin setelah lahir.
• Kadar bilirubin harus dipantau.
• Bayi akan mendapat
fototerapi sampai kadar
darah diperoleh.
• Transfusi tukar
PEMERIKSAAN KADAR BILIRUBIN
III
• KRAMER II II
iv
III
• KRAMER V
Icterus klinis dan hiperbilirubinemia indirek
berkurang pada perpajangan cahaya yang
berintensitas tinggi pada spectrum yang
dapat dilihat. Bilirubin menyerap cahaya
secara maksimal pada kisaran biru (dari 420-
470 mm)
Transfusi tukar
Indikasi transfuse untuk mengganti darah bayi dapat
dilakuakan pada keadaan berikut ini:
• Hidrops
• Adanya riwayat penyakit berat
• Ada riwayat sensitisasi