Keaadaan bayi klinis yang ditandai oleh kulit dan sklera yang berwarna kuning akibat
alkumulasi bilirubin tak terkonjugasi yang berlebihan. kterus umumnya mulai tampak pada
sklera (bagian putih mata) dan muka, selanjutnya meluas secara sefalokaudal (dari atas ke
bawah) ke arah dada, perut dan ekstremitas.
Kejadian ikterus neonatorum di Indonesia mencapai 50% bayi cukup bulan dan kejadian
ikterus neonatorum pada bayi kurang bulan (premature) mencapai 58%.
Rumah Sakit Dr. Sarditjo melaporkan kejadian ikterus neonatorum pada bayi cukup bulan
sebanyak 85% yang mana memiliki kadar bilirubin di atas 5 mg/dl dan 23,80% memiliki
kadar bilirubin di atas 13 mg/dl.
Mekanisme bilirubin neonatarum
Sel darah merah pada neonatus berumur sekitar 70-90 hari. Secara normal pemecahan sel darah merah akan menghasilkan
heme dan globin
Heme akan dioksidasi oleh enzim heme oksigenase menjadi bentuk biliverdin. Biliverdin bersifat larut dalam air. Biliverdin
akan mengalami proses degradasi menjadi bentuk bilirubin.
Produk akhir dari metabolisme ini adalah bilirubin indirek yang tidak larut dalam air dan akan diikat oleh albumin dalam
sirkulasi darah yang akan mengangkutnya ke hati
Bilirubin indirek diambil dan dimetabolisme di hati menjadi bilirubin direk.
Bilirubin direk akan diekskresikan ke dalam sistem bilier oleh transporter spesifik
Setelah diekskresikan oleh hati akan disimpan di kantong empedu berupa empedu.
Proses minum akan merangsang pengeluaran empedu ke dalam duodenum.
Bilirubin direk tidak diserap oleh epitel usus tetapi akan dipecah menjadi sterkobilin dan urobilinogen yang akan
dikeluarkan melalui tinja dan urin.
Sebagian kecil bilirubin direk akan didekonjugasi oleh β-glukoronidase yang ada pada epitel usus menjadi bilirubin indirek.
Bilirubin indirek akan diabsorpsi kembali oleh darah dan diangkut kembali ke hati terikat oleh albumin ke hati, yang dikenal
dengan sirkulasi enterohepatik.
klasifikasi
■ Ikterus fisiologis
Bayi baru lahir umumnya pada minggu pertama kadar bilirubin tak terkonjugasi adalah
>2mg/dl dan puncaknya adalah sekitar 6-8 mg/dl pada hari ketiga kehidupan dan akan
menurun secara cepat selama 2-3 hari diikuti dengan penurunan yang lambat sebesar
1mg/dl selama 1-2 minggu.
Ikterus patologis :
■ Phototherapy adalah treatment hyperbilirubinemia yang paling mudah dan aman dengan
efek samping yang minimal. Panjang gelombang yang paling efektif yang digunakan untuk
fototerapi adalah antara (460-490) nm dari spectrum biru. Untuk mekasimalkan iradiasi dan
efektivitas terapi, jarak sumber cahaya dan bayi dalam jarak 10-15 cm.
■ Jenis phototherapy :
■ Conventional jaundice
Digunakan untuk icterus neonatal ringan
■ Intensive phototherapy :
Digunakan untuk kasus yang lebih berat, peningkatan parah bilirubin, hemolytic jaundice, dan
kegagalan phototheraphy conventional untuk meredakan jaundice
■ Exchange transfusion
Digunakan untuk menghilangkan antibody yang menyebabkan hemolysis dan digunakan dalam Rh
isoimunisasi dan ketidak cocokan ABO
FARMAKOLOGI
■ Terapi farmakologi untuk ikterik di kelompokkan dalam beberapa kategori :
■ Phenobarbitone
Proses bilirubin termasuk uptake di hepar, konjugasi, dan ekskresi diperbaiki sehingga membantu dalam
mengurangi tingakt bilirubin. Efek obat ini membutuhkan waktu. Dosis : 5 mg/kg. Terbukti efektif pada
bayi penyakit hemolitik, ektravassasi darah.
■ Intravenous immunoglobulin (IVIG)
■ IVIG dosis tinggi (0,5-1 gr / kg) terbukti efektif dalam mengurangi kebutuhan pertukaran transfusi
dan fototerapi pada bayi dengan penyakit hemolitik Rh.
■ Metalloporphyrin
■ obat ini masih dalam fase percobaan namun menunjukkan hasil yang menjanjikan untuk pengobatan
hemolytic dan non-hemolytic jaundice pada neonates. Memiliki efek samping yang minimal