Anda di halaman 1dari 68

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PEMILIHAN DIET

PENDERITA JANTUNG CORONER DIRUANGAN RAWAT INAP


RSUD KABUPATEN ACEH TAMIANG
TAHUN 2018

SKRIPSI

FATIMAH
NIM : 1602869

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
I. IDENTITAS DIRI

Nama : Fatimah
Tempat/Tanggal Lahir : 26 September 1981
Agama : Islam
Alamat Rumah : jl. Medan – Banda Aceh, Dusun Kamboja Desa
Bukit Rata, Kecamatan Kejuruan Muda Kabupaten
Aceh Tamiang

Alamat Kantor : Jl. Kesehatan, Desa Kesehatan, Kecamata


Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang.
(RSUD Kabupaten Aceh Tamiang)
Riwayat Pekerjaan : 2004 s/d 1009 Puskesmas Langsa Barat
2010 s/d Sekarang

II. RIWAYAT PENDIDIKAN


SD/MIN/ Sederajar : Madrasah Ibtidaiah Negeri (MIN)
Kampung Durian 1993
SLTA/SMP Sederajat : SMIP Negeri Kualasimpang (1993)
SMA/MA sederajat : MAN Langsa (2003)
Akademi Keperawatan DIII : Akademi Keperawatan Cut Nyak Dhien
Langsa (2006)
Sarjana : STIKes Sumatera Utara (2018)
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan atau dipublikasikan dalam bentuk apapun, termasuk
dalambentuk yang sama dengan skripsi ini untuk memperoleh gelar kesarjanaan
atau menempuh pendidikan di suatu perguruan tinggi . sepanjang pengetahuan
saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan
dalam daftar pustaka.

Medan, 13 April 2018

FATIMAH

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa yang

telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul ” Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Pemilihan

Diet Penderita Jantung Koroner Diruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Aceh

Tamiang Tagun 2017” gunamemenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Keperawatan Di Sekolah Itnggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menemui hambatan-hambatan

dan kesulitan. Namun berkat bimbingan dan dorongan dari beberapa pihak,

khususnya pembimbing yaitu bapak Harry Permana Wibowo, S.Kep., Ns., M.Kep

yang telah memberikan saran dan ide-ide sehingga penulisan skripsi dapat

diselesaikan tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Asman R. Karo-Karo, MM., selaku Ketua Yayasan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara

2. Ibu Diana Sembiring, SKM., M.Kes., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Sumatera Utara

3. Ibu Sri Malem Indirawati, SKM., M.Si., selaku Wakil Ketua I Bidang

Akademi Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Sumatera Utara

4. Ibu Martalena Kembaren, SKM., M.Kes., selaku Wakil Ketua II Bidang

Administrasi Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Sumatera Utara

vi
5. Bapak Dian Fajariadi, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Wakil Ketua III Bidang

Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara

6. Ibu Mazly Astuty, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Wakil Ketua IV Bidang MoU

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara

7. Ibu Dameria Ginting, S.Kep., Ns., M.Kep. Selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan yang telah banyak memberikan masukan serta kritik dan saran

untuk menjadikan skripsi ini menjadi lebih baik.

8. Bapak Harry Permana Wibowo S.Kep., Ns., M.Kep. Selaku pembimbing yang

telah banyak memberikan masukan, bimbingan, luangkan waktu serta kritik

dan saran untuk menjadikan proposal skripsi ini menjadi lebih baik.

9. Ibu Eka Isranil Laily, S.Kep., Ns., M.Kep Selaku penguji I yang telah banyak

memberikan masukan serta kritik dan saran untuk menjadikan skripsi ini

menjadi lebih baik.

10. Ibu Dewi Astuti Pasaribu, S.Kep., Ns., M.Kep Selaku penguji II yang telah

banyak memberikan masukan serta kritik dan saran untuk menjadikan skripsi

ini menjadi lebih baik.

11. Seluruh Staf administrasi dan staf dosen pengajar di STIKes Sumatera Utara.

12. Keluarga tercinta, kedua orang tua dan suamiku yang telah banyak membantu

memberikan dukungan moril dan materi sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

13. Seluruh teman seperjuangan yang sama-sama berjuang untuk menyelesaikan

pendidikan di STIKes Sumatera Utara.

vii
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT peneliti berserah diri semoga bantuan

dan jerih payah yang telah diberikan kepada peneliti, mendapat curahan dan

limpahan rahmat-Nya yang selalu diberikan kepada kita semua. Amiin.

Medan , Maret 2018

FATIMAH

viii
ABSTRAK

Di Indonesia sendiri kesadaran tentang penyakit jantung koroner masih


rendah, sehingga dukungan keluarga terhadap anggota keluarga yang menderita
penyakit jantung koroner masih rendah. Hal initerbukti masyarakat lebih memilih
gaya hidup yang tidak sehat seperti kurang beraktivitas atau olahraga,
mengkonsumsi makanan siap saji, tinggi kolestrol dan lemak, tinggi gula. Hal
tersebut merupakan faktor pemicu penyakit jantung koroner.
Penelitian ini bersifat deskriptif korelasi dengan mencari hubungan antara
dukungan keluarga dengan pemilihan diet pada pasien penderita jantung koroner
tahun 2017. Sampel pada penelitian ini berjumlah 30 orang responden. Instrument
penelitian yang digunakan yaitu kuesioner.
Dukungan keluarga tentang pemilihan diet pada pasien jantung koroner di
RSUD Aceh Tamiang 2017 didapatkan bahwa manyoritas dukungan keluarga
yaitu sebanyak 17 responden (56,7%) dan minoritas tidak mendukung yaitu
sebanyak 13 responden (43,3%). Pemilihan diet penderita jantung koroner
mayoritas pada katagori baik yaitu sebesar 26 responden (86,7%) dan minoritas
berada pada katagoti kurang sebanyak 4 responden (13,3%). Hasil uji statistic
menggunakan uji pearson Chi squer, didapatkan nilai p Value = 0.014 (p Value <
0,05) berate Ho ditolak, yang artinya ada hubungan antara dukungan keluarga
dengan pemilihan diet pada penderita jantung koroner di RSUD Aceh Tmamiang
Tahun 2017.
Disarankan kepada pihak managemen rumah sakit untuk dapat
meningkatkan informasi terkait dengan pemilihan diet yang tepatbagi penderita
jantung koroner dan keluarga juga lebih meningkatkan dukungan terhadap
anggota keluarga yang sakit terutama dalam hal pemilihan diet yang tepat

Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Pemilihan Diet

ix
DAFTAR ISI

Halaman
Cover Judul....................................................................................................................i
Biodata Diri..................................................................................................................ii
Halaman Persetujuan...................................................................................................iii
Halaman Pengesahan...................................................................................................iv
Halaman Pernyataan Plagiat.........................................................................................v
Kata Pengantar.............................................................................................................vi
Abstrak .....................................................................................................................ix
Daftar Isi ..................................................................................................................... x
Daftar Tabel................................................................................................................xii
Daftar Lampiran........................................................................................................xiii
Daftra Gambar...........................................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah...............................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitan..................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Dukungan Keluarga ..............................................................................7
2.1.1 Pengertian Dukungan Keluarga ................................................7
2.1.2 Bentuk Dukungan Keluarga......................................................8
2.1.3 Pengukuran Dukungan Keluarga...............................................9
2.1.4 Sumber Dukungan Keluarga...................................................10
2.1.5 Manfaat Dukungan Keluarga..................................................11
2.1.6 Macam-macam Dukungan Keluarga.......................................11
2.2 Jantung Coroner..................................................................................12
2.2.1 Definisi Jantung Coroner ..........................................................12
2.2.2 Etiologi Jantung Coroner...........................................................13
2.2.3 Patofisiologi Jantung Coroner...................................................13
2.2.4 Penyebab Jantung Coroner........................................................14
2.2.5 Gejala penyakit Jantung Coroner .............................................14
2.2.6 Penyakit yang berhubungan dengan Jantung Coroner..............15
2.2.7 Gaya Hidup dan Penyakit Jantung Coroner..............................17
2.2.8 Risiko Jantung Coroner.............................................................18
2.3 Keranga Konsep..................................................................................20
2.4 Hipotesa...............................................................................................20

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian . ................................................................................21
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................21
3.3 Populasi dan Sample Penelitian..........................................................21
3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................................22

x
3.5 Instrumen Penelitian............................................................................22
3.6 Etika Penelitian...................................................................................23
3.7 Definisi Oprasional . .........................................................................24
3.8 Aspek Pengukuran .. .........................................................................24
3.9 Pengolahan dan Teknik Analisa Data.................................................25

BAB IV HASIL PENELITIAN


4.1 Karakteristik Responden.....................................................................27
4.2 Distribusi frequensi Karakteristik Responden.....................................27
4.3 Distribusi frequensi Dukungan Keluarga............................................28
4.4 Distribusi frequensi Pemilihan Diet....................................................28
4.5 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemilihan Diet pada
penyakit jantung coroner ...................................................................29

BAB V PEMBAHASAN
5.1 Dukungan Keluarga pada penyakit jantung coroner.............................30
5.2 Pemilihan Diet pada penyakit jantung coroner......................................31
5.3 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemilihan Diet pada penyakit
jantung coroner......................................................................................33

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan...........................................................................................36
6.2 Saran ....................................................................................................36

Daftar Pustaka
Lampiran

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi karateristik responden di RSUD Aceh

Tamiang Tahun 2017 ............................................................................27

Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Dalam Pemilihan

Diet Pada Penderita Jantung Koronerdi RSUD Aceh Tamiang

Tahun 2017 ...........................................................................................28

Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Pemilihan Diet Untuk Penderita Jantung

Koroner Di RSUD Aceh Tamiang Tahun2017 ...................................28

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : lembar persetujuan menjadi responden

Lampiran 2 : Kuesioner

Lampiran 3 : Tabel Master

Lampiran 4 : Hasil Output SPSS

Lampiran 5 : Surat Izin pengambilan data awal dari STIKes Sumatera Utara

Lampiran 6 : Surat Balasan Izin pengambilan data awal dari Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang

Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian dari STIKes Sumatera Utara

Lampiran 8 : Surat Balasan Izin Penelitian dari Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Aceh Tamiang

Lampiran 9 : Daftar Konsul

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep....................................................................................20

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

Disease (CAD) merupakan suatu penyakit yang terjadi ketika arteri yang

mensuplai darah untuk dinding jantung mengalami pengerasan dan

penyempitan (Lyndon, 2014). Arteri yang mensuplai miokardium mengalami

gangguan, sehingga jantung tidak mampu untuk memompa sejumlah darah

secara efektif untuk memenuhi perfusi darah ke organ vital dan jaringan

perifer secara adekuat. Pada saat oksigenisasi dan perfusi mengalami

gangguan, pasien akan terancam kematian. Kedua jenis penyakit

jantungkoroner tersebut melibatkan arteri yang bertugas mensuplai darah,

oksigen dan nutrisi ke otot jantung. Saat aliran yang melewati arteri koronaria

tertutup sebagian atau keseluruhan oleh plak, bisa terjadi iskemia atau infark pada

otot jantung ( Ignatavicius & Workman, 2010)

Penyakit ini menjadi pembunuh manusia nomor satu didunia, Penyakit

jantung koroner merupakan penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat.

Penyakit ini menyerang pembuluh darah yang mengalirkan darah ke jantung

(arteri koroner) sehingga terjadi penyempitan pada arteri koroner.

Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan pembuluh

darah telah menggantikan peran penyakit tuberculosis paru sebagai penyakit

epidemikdi negara-negara maju, terutama pada laki-Laki (Supriyono dkk, 2008).

Di negara Amerika Serikat diperkirakan 16.300.000 orang atau 7%

dari populasi penduduk Amerika Serikat yang berumur lebih dari 20 tahun
1
terdiagnosa penyakit jantung koroner. Dari angka tersebut 18,3% adalah pria

dan 6,1% adalah wanita. Di prediksi tahun 2030, 8 juta warga Amerika serikat

lainnya akan terdiagnosa penyakit jantung koroner yang merupakan presentasi

dari peningkatan sebesar 16,6%dari tahun 2010 dan pada tahun 2011 terdapat

785.000 kasus baru penyakit jantung koroner, sementara 470.000 merupakan

kasus serangan berulang (Roger dkk, 2011).

Tahun 2010 penyakit jantung koroner mengakibatkan kematian pada

pria sebanyak 13,1 %, di prediksi tahun 2020 menjadi 14,3 % dan 14,9%

pada tahun 2030. Untuk wanita kematian akibat penyakit jantung koroner

pada tahun 2010 mencapai 13,6%, dan diprediksi pada tahun 2020 mencapai

jadi 13,9% dan 14,1% pada tahun 2030 (Rilantono, 2012).

Diantara penyakit kardiovaskuler, penyakit jantung koronermerupakan

penyebab utama kematian, kecacatan, penderitaan dan kerugian materi, serta

menyebabkanketerbatasan fisik dan sosial yang memerlukan penataan kehidupan

pasen, komplikasi –komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit jantung koroner

tidak hanya masalah bagi pasien tapi juga pada keluarga. Jika pasien bertahan

dalam serangan pertama, masalah berikutnya kemungkinan peningkatan serangan

akan lebih besar lagi. Oleh karena itu perlu dilakukan pencegahan agar tidak

terjadi serangan berulang dan terjadi komplikasi, proses penyembuhan bisa lebih

cepat lagi dan meningkatkan kualitas hidup, pencegahan dilakukan dalam bentuk

pencegahan sekunder (Vandanjani, 2013).

Menurut Shahsavari (2012) dalam penelitiannya mengatakan, meskipun

semua upaya dan penatalaksanaan telah dimasukkan pada program pencegahan


oleh para profesional perawatan kesehatan, ada beberapa hambatan yang

membatasi keberhasilan program, salah satunya adalah perilaku sehatmasih sangat

rendah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pasien yaitu persepsi

pasien tentang penyakitnya, kurangnya motivasi internal yang dapat merubah

perilaku tertentu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pasien adalah motivasi, pasien

harus diberitah oleh sumber yang terkait, dan melibatkan dukungan keluarga

pasien dalam melakukan program rehabilitasi, salah satu upaya perubahan

perilakudapat dilakukan dengan motivasi lewat pendidikan kesehatan.

Menurut Mattias (2014), tentang penyakit jantung koroner merupakan

faktor yang sangat penting dimiliki oleh pasien penyakit jantung koroner dalam

melaksanakan tindakan pencegahan sekunder. Sangat penting bagi pasien PJK

untuk memiliki pengetahuan, sikap yang positif mengenai penyakit jantung

koroner dan bagaimana upaya pencegahannya (Dalusung,2010). Persepsi

seseorang terhadap suatu penyakit dapat memprediksi sejumlah perilaku sehat

pada pasien dengan penyakit kronik seperti PJK. Untuk pasien PJK, persepsi

terhadap sakitnya menunjukkan adanya hubungan dengan jumlah perilaku

mencari solusipenyembuhan. Pada pasien infark miokard dengan sejumlah gejala

yang khas akan berusaha mencari pertolongan untuk mengatasi gejalanya. Setelah

menyadari bahwa penyakitnyamerupakan suatu hal yang serius, pasien akan

melakukan perubahan gaya hidup dan mengikuti program rehabilitasi jantung

(Byrne & Murphy, 2005)


Faktor lain yang juga sangat berpengaruh terhadap tindakan pencegahan

sekunder penyakit jantung koroner adalah dukungan keluarga, Menurut Tziallas

(2010), seseorang yang mengalami infark miokard yang dikategorikan sebagai

penyakit yang berat, dapat mempengaruhi sistem keluarga secara keseluruhan. Hal

ini disebabkan oleh peran keluarga yang berubah karena ada anggota keluarga

yang sakit.Pada saat pasien PJK harus menjalani program rehabilitasi jantung,

keluarga memainkan peran yang dominan.

Di Indonesia sendiri kesadaran tentang penyakit jantung koroner masih

rendah, sehingga dukungan keluarga terhadap anggota keluarga yang menderita

penyakit jantung koroner masih rendah. Hal ini terbukti masyarakat lebih memilih

gaya hidup yang tidak sehat seperti kurang aktifitas atau olahraga, makan

makanan siap saji, tinggi kolesterol dan lemak, tinggi gula. Hal

tersebutmerupakan faktor pemicu penyakit jantung koroner (Dwi Prabantini, dkk,

2014).

Dukungan keluarga dengan melibatkan peran anggota keluarga dalam

proses perawatan sangat penting, seperti kunjungan rutin, membangkitkan support

systemyang menyenangkan, kegembiraan, dan semangat. Kegembiraan dapat

meningkatkan kemampuan pasien beradaptasi dengan penyakit. Kesenangan dan

hal-hal yang indah akan memberi semangat baru pasien untuk pulih lebih cepat,

(Myers, dkk, 2005).

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti pada pasien

diruang RSUD Kabupaten Aceh Tamiang dengan metode wawancara terhadap 6

pasien didapatkan data 4 pasien masih kurang peduli dengan penyakitnya dan
kurang memperhatikan makanan yang baik dimakan bagi penderita jantung

koroner, serta keluarga tidak mendukung pasien untuk menjaga makanan yag

baik buat pasien dan 2 orang mengatakan keluarga nya memperhatikan diet

untuknya.

Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Pemilihan Diet

Penderita Jantung Koroner Diruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Aceh Tamiang.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan urain dari latar belakang diatas, maka peneliti tertarik unuk

meneliti bagaimana Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Pemilihan Diet

Penderita Jantung Koroner Diruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Aceh Tamiang.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Pemilihan Diet Penderita Jantung

Koroner Diruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Aceh Tamiang.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk Mengetahui Dukungan Keluarga Terhadap Pemilihan Diet

Penderita Jantung Koroner Diruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Aceh

Tamiang.

2. Untuk Mengetahui Pemilihan Diet Penderita Jantung Koroner Diruang

Rawat Inap RSUD Kabupaten Aceh Tamiang.


1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Profesi Keperawatan

Penelitian ini diharapkan penelitian ini memberikan masukan bagi

profesi dalam mengembangkanperencanaan keperawatan yang akan

dilakukan terhadap dukungan keluarga kepada penderita jantung koroner.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan

referensi bagi peneliti selanjutnya yang sejenis dan disesuaikan dengan

perubahan dan tuntutan zaman

3. Bagi RSUD Aceh Tamiang

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi

RSUD untuk dapat meningkatkan pelayanannya dan melakukan perbaikan

pada berbagai aspek.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dukungan Keluarga

2.1.1 Pengertian Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah sikap atau tindakan penerimaan suatu keluarga

terhadap anggota keluarganya, berupa dukungan informasional, dukungan

penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional. Jadi dukungan

keluarga adalah suatu bentukhubungan interpersonal yang meliputi sikap,

tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga

merasa ada yang memperhatikandan mendukungnya dalam kehidupannya

(Friedman, 2010).

Pengertian dari dukungan adalah informasi verbal atau non verbal, saran,

bantuan, yang nyata atau tingkah laku diberikan oleh orang-orang yang akrab

dengan subjek didalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-

hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah

laku penerimanya atau dukungan adalah keberadaan, kesediaan, kepedulian dari

orang-orang yang diandalkan, menghargai dan menyayangi kita (Kuntjoro, 2002).

Dukungan sosial keluarga berfungsi dalam pencarian informasi yang

berhubungan dengan masalah yang dialami salah satu anggota keluarga.

Informasi yang diberikan keluarga dapat membantu anggota keluarga untuk

mengenali dan mengatasi masalah dengah lebih mudah (Friedman, Bowden, dan

Jones, 2010).

7
2.1.2 Bentuk Dukungan Keluarga

Menurut House dan Kahn (1985) dalam Friedman (2010), terdapat empat

tipe dukungan keluarga yaitu:

a. Dukungan Emosional

Keluarga adalah tempat yang aman dan damai untukberistirahat dan juga

menenangkan pikiran. Individu yang menghadapi persoalan atau masalah akan

merasa terbantu jika ada keluarga yang memperhatikan dan membantu dalam

penyelesaian masalah yang sedang dihadapinya.

b. Dukungan Penilaian

Keluarga bertindak sebagai penengah dalam penyelesaian masalah dan

juga sebagai orang yang memfasilitasi dalam pemecahan masalah yang sedang

dihadapi. Dukungan dan perhatian dari keluarga merupakan bentuk

penghargaan positif yang diberikan kepada individu.

c. Dukungan instrumental

Keluarga merupakan sebuah sumber pengawasan dalam kebutuhan

individu. Keluarga turut mencari dan memberi solusi yang dapat membantu

individu dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

d. Dukungan informasional

Keluarga berfungsi sebagai pemberi informasi yang baik dan benar.

Dalam hal ini juga diharapkan bantuan informasi yang disediakan keluarga

dapat digunakan oleh individu dalam mengatasi masalah-masalah yang sedang

dihadapi.
2.1.3 Pengukuran Dukungan Keluarga

Menurut Schwarzer and Leppin, 1990 dalam Smet, 1994; dukungan sosial

dapat dilihat sebagai fakta sosial atas dukungan yang sebenarnya terjadi atau

diberikan oleh orang lain kepada individu (perceived support) dan sebagai kognisi

individu yang mengacu pada persepsi terhadap dukungan yang diterima (received

support).

Baron danByrne, 2000 dalam Aprianti, 2012 mendefinisikan dukungan

sosial sebagai kenyamanan fisik dan psikologis yang diberikan oleh teman-teman

dan anggota keluarganya. Dukungan sosial sendiri terdapat 2 konstruk, yaitu

received socialdan perceived social (Haber, dkk., 2007). Pengertian dari received

social support adalah perilaku membantu yang muncul dan diberikan secara

alamiah, sedangkan perceived social support diartikan sebagai keyakinan bahwa

perilaku membantu akan tersedia ketika diperlukan. Oleh karena itu secara singkat

dapat dikatakan bahwa received support adalah perilaku membantu yang memang

benar-benar terjadi dan perceived suppor tadalah perilaku membantu yang

mungkin akan terjadi (Norris dan Kaniasty, 1996).

Pengukuran terhadap received social support dibuat untuk menilai aksi

suportif yang signifikan yang diberikan kepada penerima oleh jaringan sosialnya,

sedangkan pengukuran terhadap perceived social support dilakukakan untuk

menilai presepsi penerima mengenai keberadaan dukungan yang diberikan dan di

dapat (Sarason, 1983).


2.1.4 Sumber Dukungan Keluarga

Dukungan sosial dapat dipenuhi dari teman atau persahabatan, keluarga,

dokter, psikolog, psikiater (Hause & Kahn dalam Suhita, 2005 dalam Bow, 2009).

Hal ini juga diungkapkan oleh Thorst dalam Sofia (2003) dalam Bow (2009),

Sumber-sumber dukungan sosial, diantaranya:

a) Suami

Hubungan perkawinan merupakan hubungan akrab yang diikuti oleh minat

yang sama, kepentingan yang sama, saling membagi perasaan, saling mendukung,

dan menyelesaikan permasalahan bersama. Sehingga menimbulkan suatu

keharmonisan dalam keluarga, yaitu kebahagiaan dalam hidup karena cinta kasih

suami istri yang didasari kerelaan dan keserasian hidup bersama

b) Keluarga

Keluarga merupakan sumber dukungan sosial karena dalam hubungan

keluarga tercipta hubungan yang saling mempercayai. Individu sebagai anggota

keluarga akan menjadikan keluarga sebagai kumpulan harapan, tempat bercerita,

tempat bertanya, dan tempat mengeluarkan keluhan-keluhan bilamana individu

sedang mengalami permasalahan (Heardman, 1990 dalam Bow, 2009)

c) Teman/sahabat

Persahabatan adalah hubungan yang saling mendukung, saling

memelihara, serta perhatian tanpa adanya unsur eksploitasi. Teman dekat

merupakan sumber dukungan sosial karena dapat memberikan rasa senang dan

dukungan selama mengalami suatu permasalahan (Kail & Neilsen dalam Suhita,

2005 dalam Bow, 2009).


2.1.5 Manfaat Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa

kehidupan, sifat dan jenis kehidupan. Namun demikian, dalam semua tahap siklus

kehidupan, dukungan sosial keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan

berbagai kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya, hal ini meningkatkan kesehatan

dan adaptasi keluarga. (Friedman, 1998).

2.1.6 Macam-macam Dukungan Keluarga

a) Dukungan Psikologi

Mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian orang yang

bersangkutan. Misalnya menemani istri saat pergi periksa kesehatan, dengan

begini suami sudah mengikuti perkembangan kesehatan istri. Perhatian yang

cukup dari suami akan membuat ibu tenang sehingga berpengaruh positif terhadap

kesehatan ibu (Musbikin, 2008).

b) Dukungan Sosial

Dukungan sosial adalah dukungan yang bersifat nyata dan dalam bentuk

materi semisal kesiapan finansial, karenanya sejak mengetahui istrinya menopause

, suami harus segera memberikan perhatian khusus.

c) Dukungan Informasi

Suami harus memberikan perhatian penuh kepada masalah kesehatan istrinya,

misalnya berdiskusi mengenai perkembangan yang terjadi, yaitu mencari

informasi mengenai menopouse dari media cetak maupun dari tenaga kesehatan

(Musbikin, 2008). Disinilah suami akan mengambil peran besar dalam turut
menjaga kesehatan kejiwaaan istrinya agar tetap stabil, tenang dan bahagia (Arief,

2008).

d) Dukungan Lingkungan

Dukungan lingkungan yaitu diberikan ketika sudah tua, misalnya ketika ibu

tidak bisa bekerja terlalu berat suami bisa nmembantu ibu mengurus rumah

tangga, perlakuan ini dapat menyebabkan perasaan senang dalam diri istri, dan

istri menjadi lebih mudah menyesuaikan diri dalam menjalani masa menopouse

(Dagun, 2009).

2.2 Jantung Koroner

2.2.1 Definisi Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner adalah penyakit pada pembuluh darah arteri

koroner yang terdapat di jantung, yaitu terjadinya penyempitan dan penyumbatan

pada pembuluh darah tersebut. Hal itu terjadi karena adanya atheroma atau

atherosclerosis (pengerasan pembuluh darah), sehingga suplai darah ke otot

jantung menjadi berkurang (Maulana,2008).

Penyakit jantung koroner adalah kelainan di arteri koroner sehingga tidak

cukup suplai darah yang berarti juga kurangnya suplai oksigen dan nutrisi untuk

menggerakkan jantung secara normal (Soeharto,2004).

Penyakit janutng koroner adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh

penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot

jantung (Soeharto, 2001).


2.2.2 Etiologi

Penyakit Jantung Koroner disebabkan oleh penumpukan lemak pada

dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal ini lama

kelamaan diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jaringan ikat,

perkapuran, pembekuan darah yang semuanya akan mempersempit atau

menyumbat pembuluh darah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan otot

jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat

menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius dari Angina Pectoris (nyeri

dada) sampai Infark Jantung, yang dalam masyarakat di kenal dengan

serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak.

Pembuluh arteri ini akan menyempit dan bila parah terjadi penghentian

darah. Setelah itu terjadi proses penggumpalan dari berbagai substansi dalam

darah sehingga menghalangi aliran darah dan terjadi atherosklerosis. Manifestasi

klinik dari penyakit jantung koroner adalah: Tanpa gejala, Angina pectoris, Infark

miokard akut, Aritmia, Payah jantung, Kematian mendadak (Soeharto, 2004).

2.2.3 Patofisiologi

Penyakit jantung koroner terjadi apabila pembuluh darah yang

mengandung lipoprotein, kolesterol, sisa –sisa jaringan dan terbentuknya

kalsium pada pembuluh darah. Hal ini akan terjadi kekurangan supply

oksigen dan nutrisi sehingga menimbulkan infark myocard. Kolesterol dibawa

oleh beberapa lipoprotein antara lain VLDL (Very Low Density Lipoprotein)

sebagai pengangkut dan salah satu penumpangnya yaitu trigliserida, LDL

(Low Density Lipoprotein) dan HDL (High Density Lipoprotein) membawa


hampir semua kolesterol. HDL akan menurunkan resiko penyakit jantung.

Kadar kolesterol total dan kadar kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein)

akan mempengaruhi resiko penyakit jantung koroner ( Maulana, 2008).

2.2.4 Penyebab Jantung Koroner

Penyebab jantung koroner ada 2 hal yaitu proses atherosclerosis dan proses

trombosis.

a. Proses Atherosclerosis

Terbentuknya plak di dalam arteri pembuluh darah jantung. Plak terdiri atas

kolesterol yang berlebihan, kalsium dan bahan lain di dalam pembuluh darah yang

lama kelamaan menumpuk di dalam dinding pembuluh darah jantung (Arteri

Koronaria).

b. Proses trombosis

Timbunan lemak dalam pembuluh darah bukan hanya berisi lemak, namun

juga jaringan bekas luka akibat adanya kolesterol. Ini akan membentuk fibrous

cap (tutup fibrosa) diatas timbunan yang lebih keras daripada dinding pembuluh

darah itu sendiri. Bila ada tekanan dapat mengakibatkankerusakan pada pembuluh

darah. Akibatnya, timbul bekuan darah yang lebih besar yang bisa menyumbat

pembuluh darah sehingga darah tidak bisa mencapai otot jantungdan

mengakibatkan kematian pada sebagian otot jantung (Maulana,2008).

2.2.5 Gejala Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner terbentuk secara perlahan-lahan dan dalam

waktu yang lama, kebanyakan orang tidak tahu bahwa mereka sudah

memiliki penyakit yang parah ini. Biasanya gejala yang paling awal adalah
nyeri dada atau angina serta sesak napas. Tidak semua nyeri dada disebabkan oleh

penyakit jantung koroner. Angina atau nyeri dada karena penyakit jantung

koroner timbul setelah melakukan aktifitas dan hilang ketika beristirahat.

Rasa nyeri timbul karena otot jantung tidak mendapat oksigen cukup.

Anginabiasanya berlangsung selama 2-3 menit dan tidak lebih dari 10 menit.

Tiga cara mengenali nyeri dada karena penyakit jantung koroner adalah:

1. Rasa nyeri yang tidak bertambah parah saat menarik napas

2. Biasanya terasa di tengah dada, bisa menyebar kesisi kiri, kedua

lengan, atau keleher dan rahang

3. Dada terasa seperti sesak, terbakar, tertusuk-tusuk, atau tertekan

(Maulana,2008).

Gejala lain: Nafas pendek, Berkeringat dingin, Terasa kelemahan yang

menyeluruh atau kelelahan (Soeharto, 2004).

2.2.6 Penyakit –penyakit yang berhubungan dengan PJK

a. Diabetes Mellitus

Penyakit ini disebabkan karena kekurangan hormon insulin yang berfungsi

mengontrol penyebaran gula (glukosa) ke sel-sel di seluruh tubuh melalui aliran

darah. Kadar gula dalam darah meningkat karena kurangya insulin yang bertindak

sebagai kunci pembuka masuknya gula ke dalam sel-sel tubuh yang

membutuhkan. Kelebihan kadar guladalam darah ini dapat meningkatkan resiko

gangguan di dalam peredaran darah termasuk serangan jantung. Selain itu,

diabetes juga meningkatkan kadar lemak dalam darah termasuk kolesterol tinggi

yang menjadi faktor resiko terjadinya serangan jantung (Maulana,2008)


b. Hipertensi

Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko PJK. Jika dibiarkan tanpa

perawatan yang tepat maka dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya.

Keadaan hipertensi sering ditemukan terjadi bersamaan dengan dislipidemia.

Tekanan darah yang tinggi secara terus menerus menambah beban pembuluh

arteri secara perlahan-lahan. Arteri mengalami proses pengerasan menjadi tebal

dan kaku sehingga mengurangi elastisitasnya. Hipertensi juga mendorong proses

terbentuknya plak pada arteri koroner (Soeharto,2004).

c. Kegemukan

Kegemukan merupakan salah satu faktor resiko PJK. Kegemukan

diartikan kurangnya tenaga yang dikeluarkan dibanding masukan sehingga zat

makanan yang dimakan akan tersimpan dan tertumpuk dalam tubuh sebagai

lemak (Soeharto, 2004).

d. Sirosis Hepatis

Hati memegang peranan penting pada hampir setiap fungsi metabolik

tubuh. Pembentuka dan ekskresi empedu merupakan fungsi utama hati, Garam

empedu penting untuk pencernaan dan absorpsi lemak dan usus halus. Sirosis

hati adalah penyakit hati kronik yang pada kasus lanjut menyebabkan

kegagalan fungsi hati secara bertingkat. Sirosis Lennec merupakan jenis sirosis

yang sering ditemui (50%) dari seluruh kasus sirosis. Pada sirosis Lennec terjadi

akumulasi lemak mencerminkan adanya sejumlah gangguan metabolik, termasuk

pembentukan trigliserida secara berlebihan, pemakaiannya yang kurang dalam

pembentukan lipoprotein dan penurunan oksidasi asam lemak (Ganong, 2000).


e. Dislipidemia

Kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun

penurunan fraksi lipid dalam plasma yang dapat meningkatkan kadar kolesterol

total, kolesterol LDL, kenaikan kadar trigliserida dan dapat menurunkan kadar

kolesterol HDL sehingga membentuk proses terjadinya aterosklerosis (Ganong,

2000).

2.2.7 Gaya Hidup dan PJK

Gaya hidup yang berpengaruh terhadap kejadian PJKantara lain

aktifitas fisik, merokok, konsumsi alkohol merupakan faktor resiko yang

dapat dikendalikan.

a. Aktifitas fisik

Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas fisik mendorong kebugaran

tubuh dan mengurangi terjadinya penyakit Jantung Koroner. Tingkat

aktivitas fisik mempengaruhi kesehatan , kualitas dan daya tahan hidup

(Soeharto,2004).

b. Merokok

Resiko penyakit jantung dari faktor resiko merokok ini setara dengan

100 pon kelebihan berat badan. Zat –zat kimia dalam rokok dapat terserap

ke dalam aliran darah dari paru-paru lalu beredar ke seluruh tubuh, dan

mempengaruhi setiap sel tubuh. Zat-zat kimia ini sering menyebabkan pembuluh

darah menyempit dan membuat sel-sel darah yang disebut trombosit menjadi

lebih lengket sehingga mudah membentuk gumpalan kemudian terjadi


atherosklerosis. Semakin banyak seseorang merokok maka semakin tinggi resiko

terkena serangan jantung (Soeharto,2004).

c. Alkohol

Dalam tubuh manusia konsumsi alkohol mempunyai efek ganda dalam

penyakit jantung koroner yang menguntungkan dan merugikan. Apabila minum

sedikit alkohol akan mengurangi kejadian penyakit jantung dengan jalan

meningkatkan kadar HDL(High Density Lipoprotein) dalam darah. Tetapi bila

minum banyak alkohol maka akan menambah penyakit jantung. Anjuran yang

bisa diberikan adalah untuk pria tidak boleh lebih dari 21 satuan alkohol dalam

seminggu sedangkan wanita jangan lebih dari 14 satuan . Satu satuan alkohol

artinya satu gelas anggur, satu sloki minuman keras dan seperempat bir (Mike

Laker,2006).

2.2.8 Resiko Jantung Koroner

Faktor resiko adalah keadaan-keadaan yang berkaitan dengan

meningkatnya kemungkinan terkena penyakit (Laker, 2006).

a. Keturunan

Latar belakang keluarga yang mempunyai penyakit jantung dan tekanan

darah tinggi dapat meningkatkan terjadinya risiko penyakit jantung koroner

(Soeharto, 2004).

b. Jenis Kelamin dan Usia

Penyakit jantung koroner banyak dijumpai pada laki-laki daripada

perempuan. Proses Atherosclerosis terjadi dalam waktu yang lama sejak usia

umur 15 tahun. Pada laki-laki pertengahan tahun manula yaitu usia 40 tahun ke
atas kenaikan kadar kolesterol dalam darah mempunyai risiko yang tinggi

khususnya LDL untuk pembentukan penyakit jantung koroner. Perempuan

mempunyai pelindungan alami dari penyakit jantung koroner, yakni hormon

estrogen yang bisa sangat membantu dalam mengendalikan kolesterol. Namun

jika perempuan sudah mencapai usia menopouse, pelindung alami tersebut sudah

tidak berproduksi kembali, dan itu yang kemudian akan menjadikan perempuan

juga rentan terkena penyakit jantung koroner apabila tidak berpola hidup yang

sehat (Maulana, 2008).


2.3 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Dukungan Keluarga Pemilihan Diet

2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara dukungan

keluarga dengan pemilihan diet pada pasien jantung koroner di RSUD Aceh

Tamiang
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan

deskriptif korelational yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (Dukungan

Keluarga) dengan Variabel terikat (Pemilihan Diet). Rancangan penelitian ini

menggunakan pendekatan cross sectional.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan Di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Aceh

Tamiang tahun 2017

3.2.2 Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari 2018.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmojo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien penderita

jantung koroner di ruang rawat inap RSUD Kabupaten Aceh Tamiang sebanyak

30 pasien.

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian

dari karakteristik yang dimiliki populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel adalah

21
bagian dari populasi yang dipilih dengan metode sampling tertentu untuk bisa

memenuhi atau mewakili populasi sebanyak 30 pasien.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yaitu sebelum dilakukan penyebaran kuesioner

kepada responden yaitu diawali dengan meminta izin kepada Pihak RSUD

Kabupaten Aceh Tamiang, berdasarkan surat izin yang dikeluarkan oleh Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara Medan. Selanjutnya peneliti

memperkenalkan diri kepada subyek penelitian dan menunjukkan surat izin

penelitian dari instansi pendidikan. Kemudian peneliti memberi penjelasan kepada

responden yang sudah setuju diminta untuk mengisi kuesioner. Apabila ada hal-

hal yang kurang dimengerti oleh responden dapat menanyakan kepada peneliti,

responden diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kemudian

dikumpulkan. Pengumpulan data dilakukan sampai memenuhi jumlah sampel

yang telah ditentukan. Peneliti melakukan pengolahan data yang meliputi :

Editing, Coding, Skoring, Tabulating dan melakukan Teknik Analisa Data.

3.5 Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan

lembaran kuesioner yang disusun secara terstruktur berdasarkan teori dan

berisikan pertanyaan yang harus dijawab responden. Instrumen penelitian terdiri

dari data demografi meliputi inisial nama, usia, jenis, kelamin serta lama dirawat

dan berisi dua instrumen yang meliputi :


Kuisoner tentang dukungan keluarga terhadap pemilihan diet penderita

jantung koroner terdiri dari 15 item pertanyaan dengan menggunakan skala likert.

Terdapat 4 skor jawaban tidak pernah (1), jarang (2), sering (3), selalu (4).

Kuesioner untuk mengukur pemilihan diet maka digunakan alat ukur yang

berisi 10 item pertanyaan yang memiliki 2 pilihan jawaban yaitu ya (1) dan tidak

(0).

3.6 Etika penelitian

Etika Penelitian merupakan suatu sistem nilai atau norma yang harus

dipatuhi oleh peneliti saat melakukan aktifitas penelitian yang melibatkan

responden (Polit & Hungler, 2005). Dalam melakukan penelitian menekankan

masalah etika penilaian yang meliputi :

1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Lembar persetujuan ini diberikanan dijelaskan kepada yang akan

diteliti yang memenuhi kriteria sampel dan disertai judul penelitian serta

manfaat penelitian dengan responden dapat mengerti maksud dan tujuan

penelitian.

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan

mencantukan nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi

oleh responden, tetapi lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.

3. Kerahasiaan ( Confidentally)

Keberhasilan informasi responden dijamin peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.


3.7 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah variabel penelitian dimaksudkan untuk

memahami arti setiap variavel penelitian sebelum dilakukan analisis (Surjaweni,

2014). Defenisi operasional ini juga bermafaat untuk mengarahkan pada

pengukuran atau pengamatan terhadap variabel yang bersangkutan serta

pengembangan instrumen (alat ukur) (Notoatmpdjo, 2015).

Berdasarkan kerangka konsep, maka definisi operasional penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Dukungan Keluarga adalah suatu sistem pendukung dengan bentuk bantuan

berupa sikap, tindakan, dan penerimaan dari anggota keluarga pada pasien.

2. pemilihan diet adalah untuk mengatur pola makan khusus terhadap penderita

penyakit jantung baik kuantitas maupun jenis makanan.

3.8 Aspek Pengukuran

Untuk mengisi kuesioner dukungan keluarga terdiri dari 15 item

pernyataan dengan berskala likert jika jawaban 15 item pertanyaan dengan

menggunakan skala likert. Terdapat 4 skor jawaban tidak pernah (1), jarang (2),

sering (3), selalu (4).

1. Untuk dukungan keluarga dibagi menjadi 2 kategori yaitu mendukung (38-

60) dan tidak mendukung (15-37).

2. Untuk pemilihan diet maka dibagi menjadi 2 kategori yaitu baik (6-10)

dan kurang baik (0-5).


3.9 Pengolahan dan Teknik Analisa Data

3.9.1 Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan

penelitian setelah pengumpulan data. Pengolahan data dilakukan bertujuan untuk

mengolah data yang masih mentah dengan sedemikian rupa sehingga menjadi

informasi yang akhirnya dapat digunakan untuk menjawab tujuan penelitian.

Dalam pengolahan data terdapat empat tahapan yaitu coding, editing, scoring,

tabulating

1. Coding

Coding adalah membuat atau pembuatan kode pada tiap-tiap data

yang termasuk kategori yang sama.

2. Editing

Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah

dikumpulkan.

3. Scoring

Scoring adalah memberi skor pada data yang telah dikumpulkan.

4. Tabulating

Tabulating adalah membuat tabel yang berisikan data yang telah

diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.

3.9.2 Analisa Data

Analisis data dilakukan untuk suatu variabel atau pervariabel disebut juga

dari analisis berdistribusi tunggal. Analisis univariat bertujuan untuk


menggambarkan masing-masing variabel bebas dan variabel terikat dengan

menggunakan presentase dan perhitungan dengan cara sebagai berikut

1. Analisis deskriptif (Univariat)

Analisa univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil

pengukuran sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah

menjadi informasi yang berguna, dan pengolahan datanya hanya satu

variabel saja (Sujarweni, 2014) Analisis univariat bertujuan untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan karekteristik mean dan standar deviasi

masing-masing variabel (Notoatmodjo,2010).

Untuk menghitung jumlah responden pada masing-masing kategori

maka digunakan rumus sebagai berikut :

f
x 100%
P= n

Keterangan:
P : Persentase
f : Jumlah frekuensi
n : Jumlah sampel penelitian
2. Analisis Bivaria

Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan melihat persentase

data yang telah terkumpul dan disajikan dalam table distribusi frekuensi.

Analisis data kemudian dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian

dengan menggunakan atau membandingkan teori dan kepustakaan yang

mendukung dalam penelitian ini. Untuk uji bivariat menggunakan uji

statistik Chi Square dengan nilai signifikansi P value < 0.05.


BAB IV

HASIL PENELIITIAN

Pada bab ini akan di uraikan hasil penelitian mengenai hubungan dukungan

keluarga terhadap pemilihan diet penderita jantung koroner di RSUD Aceh

Tamiang Tahun 2017

4.1 Karakteristik Responden

Tabel 4.1. Distribusifrekuensi dan presentase karateristik responden di


RSUD Aceh Tamiang Tahun 2017 (n=30)
No Karateristik responden Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Umur
30-45 12 40
46-60 12 40
61-75 6 20
Total 30 100
2. Jenis Kelamin
Laki-laki 18 60
Perempuan 12 40
Total 30 100
3. Pendidikan Terakhir
SD-SMA 20 66,7
D III 10 33,3
Total 30 100
Sumber: Data primer (diolah tahun 2018)
Bersadsarkan karateristik responden menurut umur di dapatkan bahwa

jumlah mayoritas responden berusia 30-45 tahun dan di usia 46-60 tahun

sebanyak dengan jumlah yang sama yauitu sebanyak 12 orang (40%) dan

mayoritas berusia 61-70tahun sebanyak 6 orang (20%). Berdasarkan jenis kelamin


27
,mayoritas respondenberjenis kelamin laki laki sebanyak 18 orang (60%)

danminoritas respondenberjenis kelamin perempuan sebanyak 12 orang(40%).

Berdasarkan tingkat pendidikan responden di dapatkan bahwa mayorita


responden berada pada tingkat pendidikan SD-SMA sebanyak 20 orang (66,7%)

dan minoritasdengan tingkat pendidikan D III sebanyak 10 orang(33,3%).

4.2 Dukungan Keluarga

Tabel 4.2 Dukungan Keluarga Dalam Pemilihan Diet Pada Penderita


Jantung Koronerdi RSUD Aceh Tamiang Tahun 2017 (n=30)

No Dukungan Keluarga Frekuensi (f) Persentase (%)


1 Mendukung 17 56,7
2 Tidak Mendukung 13 43,3
Total 30 100
Sumber: Data primer (diolah tahun 2018)
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dukungan keluarga tentang pemilihan diet

penderita pasien jantung koroner di RSUD Aceh Tamiang tahub 2017 di dapatkan

bahwa mayoritas dukungan keluarga adalah mendukung yaitu sebanyakn17 orang

(56,7%) dan minoritas tidak mendukung yaitu sebanyak 13 responden (43,3%)

4.3 Pemilihan Diet Penderita Jantung Koroner


Tabel 4.3 Pemilihan Diet Untuk Penderita Jantung Koroner Di RSUD Aceh
Tamiang Tahun2017 (n=30)

No Pemilihan diet Frekuensi (F) Persentase (%)


1 Baik 26 86,7
2 Cukup 0 0
3 Kurang 4 13,3
Total 30 100
Berdasarkan tabel di atas, pemilihan diet penderita jantung koroner mayoritas

pada kategori baik yaitu sebesar 26 orang (86,7%) dan minoritas berada pada

kategori kurang yaitu sebanyak 4 (13,3%).

4.4 Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Pemilihan Diet Penderita


Jantung Koroner Di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2017
Tabel 4.4. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Pemilihan Diet
Penderita Jantung Koroner Di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2017 (n=30)
Pemilihan Diet Penderita Jumlah Sig.(2-
Dukungan Jantung Koroner tailed)
Baik Cukup Kurang
Keluarga
f (%) f (% f %
)
Mendukung 17 56,6 0 0 0 0 17
Tidak Mendukung 9 30 0 0 4 13,3 13
0,014
Total 26 86,6 0 0 4 13,3 30
Sumber: Data primer (diolah tahun 2018)
Hasil uji statistic mrnguji pearson Chi-squer ,didapatkan p value = 0,014

(p value< 0,05) berarti Ho ditolak , yang artinya ada Hubungan Antara Dukungan

Keluarga Dengan Pemilihan Diet Pada Penderita Jantung Koroner di RSUD Aceh

Tamiang Tahun2017.

BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Dukungan Keluarga Tentang Pemilihan Diet Bagi Penderita Jantung


Koroner Di RSUD Aceh tamiang tahun 2017
Dukungan keluarga tentang pemilihan diet penderita pasien jantung

koroner di RSUD Aceh Tamiang tahun 2017 di dapatkan bahwa mayoritas

dukungan keluarga adalah mendukung yaitu sebanyakn17 orang (56,7%) dan

minoritas tidak mendukung yaitu sebanyak 13 responden (43,3%).


Menurut penelitian yang dilakukan oleh Darliana & Lestari (2017)

dengan judul penelitian Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet Pasien

Penyakit Jantung Koroner . dukungan keluarga berupa dukungan social yang

dikatagorikan baik sebesar 62 (64,6%) sedangkan dukungan penilaian yang

dikatagorikan baik sebnayk 46 (47,9%) yang dikatagorikan dukungan

tambahan yang dikatagorikan baik sebnayak 60 (62,5%) sedangakan

dukungan emosional yang dikatagorikan baik sebanyak 69 (71,9%) dan

dukungan keluarga yang dikatagorikan baik sebanyak 66 (68,8%).

Menurut Dewi, dkk (2016) menyatakan dari hasil penelitiannya adalah

dari jumlah sampel penelitian sebanyak 40 responden didapatkan hasil pada

variabel dukungan keluarga, dukungan keluarga yang dikatagorikan kurang

sebanyak 14 (35,0%) sedangkan katagori baik sebanyak 3 (7,5%) dan yang

dikatagorikan cukup sebanyak 23 (57,5%).

Dukungan keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa

kehidupan, sifat dan jenis kehidupan. Namun demikian, dalam semua tahap

siklus kehidupan, dukungan sosial keluarga membuat keluarga mampu


30
berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya, hal ini

meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga (Friedman, 1998).

Penelitini berasumsi bahwa, dukungan merupakan bukti nyata yang

diperlihatkan orang-orang disekeliling untuk menunjukan perhatian dan kasih

sayang atas permasalahan yang dialami oleh pasien. keluarga menjadi orang

dantempat pertama tempat mengadu dan berkeluh kesah serta keluarga pula

yang dapat memberikan berbagai macam dukungan seperti dukungan


emosional, dukungan harga diri, dukungan materi serta dukungan spiritual.

Dukungan tersebut dapat merubah pikiran-pikiran negative pasien atas

keputusasaan atas kondisi dan meningkatkan motivasi untuk sembuh dengan

salah satunya memperbaiki menu dan pola makan yang dikonsumsi sehari-

hari.

5.2 Pemilihan Diet Bagi Penderita Jantung Koroner Di RSUD Aceh tamiang
tahun 2017
Pemilihan diet penderita jantung koroner mayoritas pada kategori baik

yaitu sebesar 26 orang (86,7%) dan minoritas berada pada kategori kurang

yaitu sebanyak 4 (13,3%).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Darliana & Lestari (2017)

pemilihan diet untuk kasus penyakit jantung koroner adalah ketidak patuhan

pasien untuk pemilihan dier yang tepat dan benar dengan katagori tidak napuh

sebanyak 42 (43,8%) dan yang dikatagorikan patuh sebayak 54 (56,3%).

menunjukkan bahwa kepatuhan penatalaksanaan diet lansia di

lingkungan Kelurahan Tonja sebagian besar memiliki penatalaksanaan diet

yang kurang patuh yaitu sebanyak 20 orang responden (50,0%) cukup patuh

yaitu sebanyak 17 (47,5%) dan yang patuh 1 (2,5%).

Menurut Wardhani (2016) dengan jumlah responden sebanyak 37

pasien PJK di poliklinik jantung didapatkan hasil penelitian tenatng

kepatuhan pasien terhadap diet sebagai berikut sebnayk 17 (45,9%)

responden yang dikatagorikan patuh dan 20 (54,1%) dikatagorikan tidak

patuh terhadap diet.


Kepatuhan merupakan suatu perubahan perilaku dari perilaku yang

tidak mentaati peraturan ke perilaku yang dapat mentaati peraturan.

Kepatuhan juga dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku pasien yang sesuai

dengan ketentuan yang diberikan oleh professional kesehatan (Notoatmojo,

2003).

Adanya dukungan emosional keluarga seperti motivasi, kenyamanan

dan kasih sayang kepada pasien penyakit jantung membantu meningkatkan

kesejahteraan fisik dan mental pasien. Kepatuhan diet pada pasien penyakit

jantung koroner adalah pasien harus mentaati dietnya dengan mengontrol

kadar kolesterol HDL dan kadar kolesterol LDL dalam darah. Misalnya

mengganti lemak yang berkadar tinggi akan asam lemak jenuh dengan

lemaksebagian terdiri dari asam lemak tidak jenuh, seperti gula tebu diganti

dengan gula yang berasal dari jagung. Apabila penderita tidak dapat

mengontrol maka akan menaikkan tingkat kolesterol LDL dan memacu

penyakit jantung koroner (Almatsier, 2013, p. 150).

Peneliti berasumsi bahwa kondisi kesehatan pasien dengan penyakit

jantung tidak hanya bergantung pada motivasi dan proses pengobatan yang

sedang dijalankan, akan tetapi pemilihat menu makanan yang disesuaikan

dengan kondisi ekonomi keluarga menjadi faktor penting untuk proses

penyembuhan dan pengobatan yang dijalankan. Oleh karena itu hasil

penelitian diatas berbanding lurus dengan teori yang mengatakan bahwa

pemenuhan menu makanan pada gangguan jantung berpengaruh pada proses

penyembuhan penyakit.
5.3 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemilihan Diet Bagi Penderita
Jantung Koroner Di RSUD Aceh tamiang tahun 2017
Hasil uji statistic mrnguji pearson Chi-squer ,didapatkan p value =

0,014 (p value< 0,05) berarti Ho ditolak , yang artinya ada Hubungan Antara

Dukungan Keluarga Dengan Pemilihan Diet Pada Penderita Jantung Koroner

di RSUD Aceh Tamiang Tahun2017.

Nilai koefisien korelasi diketahui sebesar 0,222 menunjukan tingkat

hubungan yang lemah antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet.

Korelasi bernilai positif yaitu hubungan kedua variabel searah yang berarti

semakin baik dukungan yang diberikan keluarga, maka semakin patuh

terhadap diet PJK. Setelah dilakukan uji statistik didapatkan p-value 0,03

yang berarti p-value ≤ 0,05, sehingga hipotesa nol (Ho) ditolak yang berarti

ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien

penyakit jantung koroner di Poliklinik Jantung Rumah Sakit Umum Daerah

dr. Zainoel Abidin Banda Aceh (Darliana & Lestari (2017).

Berdasarkan nilai uji chi squer yang dilakukanpada variabel

kepatuhan diet dengan dukungan keluarga didapatkan nilai p valeu 0,00 < α

0,05. Peneliti menarik kesimpulan bahwa maka Ho ditolak dan Ha diterima

yang berarti ada hubungan antara variabel dukungan keluarga dengan tingkat

kepatuhan penatalaksanaan diet lansia pada gangguan jantung di lingkungan

kelurahan Tonja tahun 2015 (Dewi, dkk, 2016).

Dukungan penilaian keluarga berfungsi sebagai sistem pembimbing

umpan balik, membimbing dan menjadi penengah dalam pemecahan masalah.


Dukungan yang diberikan berupa dukungan (support), penghargaan,

perhatian dan dorongan (Friedman, Bowden, & Jones, 2010, p. 446).

Dukungan sosial dapat diberikan kepada anggota keluarga dalam

merawat dan meningkatkan status kesehatannya adalah dengan memberikan

rasa nyaman, perhatian, penghargaan, dan pertolongan atau memberikan

pelayanan dengan sikap menerima kondisinya (Tumenggung, 2013).

Keluarga sebagai pengaruh positif terhadap pola diet dan

meningkatkan kepatuhan terhadap rekomendasi diet. Anggota keluarga yang

baik merupakan bentuk signifikan dari dukungan untuk meningkatkan diet.

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Dewi, Prapti dan Saputra (2016)

menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan

tingkat kepatuhan penatalaksanaan diet lansia dengan hipertensi di

lingkungan Kelurahan Tonja tahun 2015.

Peneliti berasumsi bahwa dukungan social menjadi sangat penting

untuk meningkatkan motivasi anggota keluarga yang mengalami penyakit

jantung dan meningkatkan kepercayaan diri atas citra tubuh yang dirasakan

saat ini. Keluarga menjadi garda terdepan untuk menjaga, membantu,

menfasilitasi pasien dalam hal penyembuhan pasien. Dukungan yang

diberikan akan menjadi sia-sia apabila tidak disertai dengan perubahan gaya

hidup termasuk dalam merubah pola dan menu mkaan yang dimakan sehari-

hari. pemilihan menu makanan yang tepat akan mengurangi kekambuhan

penyakit serta tidak memperparah kondisi penyakit yang sudah ada.

Dukungan yang sejalan dengan perubahan pola dan menu makan akan
menjadi sesuatu hal positif dalam peruses pengobatan dan kesembuhan

pasien.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

a. Dukungan keluarga tentang pemilihan diet penderita pasien jantung

koroner Di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2017 didapatkan bahwa

mayoritas dukungan keluarga adalah mendukung yaitu sebanyak 17

orang (56,7%) dan minoritas tidak mendukung sebanyak 13 orang

(43,3%).
b. Pemilihan diet pendrita jentung koroner mayoritas pada kategori baik yaitu

sebesar 26 orang (86,7%) dan minoritas berada pada kategori kurang yaitu

sebanyak 4 orang (13,3%).

c. Hasil uji statistic menggunakan uji pearson Chi square, didapatkan p

value = 0,014 (p value < 0,05) ,berarti Ho di tolak, yang artinya ada

hubungan antara dukungan keluarga dengan pemilihan diet pada penderita

jantung koroner di RSUD Aceh Tamiang Tahun 2017.

6.2 Saran

1. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Aceh Tamiang

Dengan adanya penelitian ini diharapkan kepada manajemen

rumah sakit untuk dapat selalu memberikan informasi kepada pihak

keluarga dengan anggota keluarga yang menderita penyakit jantung

koroner tentang pemilihan diet yang tepatsehingga dapat mencegah

terjadinya kegawadaruratan dengan komplikasi akibat salah dalam

mengkonsumsi diet yang tepat.

2. Keluarga
36
Diharapkan keluarga dapat terus membirakan dukungannya kepada

anggota keluarga yang sakit jantung koroner sehingga dapat menurunkan

resiko komplikasi jantung koroner. Selain itu keluarga juga dapat

meningkatkan pengetahuannya dalam memilih diet yang tepat bagi

anggota keluarga yang menderita sakit jantung koroner.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu & Widodo Supriyono. (2008). Psikologi belajar edisi revisi. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.

Baron, R. A. & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial. Jilid II edisi Kesepuluh


( Terjemahan DJuwita, R). Jakarta : Erlangga.

Bart, Smet, (1994). Psikologi Kesehatan. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.


Jakarta.

Davidson, C. (2002) Penyakit Jantung Koroner. Jakarta : PT. Dian Rakyat.

Dalusung, Angosta, A,(2010) Coronary Heart Desease Knowladge and risk factor
among Filipino-american connected to primary care service. University
of hawaiat manoa. Pro quest dissertations and theses.
Dewi, K. C. C., Prapti, N. G. P. & Saputra, I. K. (2016). Hubungan dukungan
keluarga dengan tingkat kepatuhan penatalaksanaan diet lansia dengan
hipertensi di lingkungan Kelurahan Tonja. Jurnal Keperawatan
Community of Publishing in Nursing (COPING) Ners. ISSN: 2303-
1298
Wardhani, D. T (2012). Hubungan pengetahuan diet dan perilaku membaca
informasi nilai gizi produk makanan kemasan terhadap kepatuhan diet
pasien penyakit jantung koroner (pjk) dengan hipertensi rawat jalan di
rsud dr. Moewardi

Friedman, (1998) keperawatan keluarga. Jakarta. EGC

Friedman, Marilyn, M, (2010) buku ajar keperawatan keluarga : riset, teori dan
praktek. Jakarta : EGC

Ganong, W. F, (1999) Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 17. Jakarta. EGC

Haber, M. (2007) Dermatologi fungal infection. Canadian journal of diagnosis


university of calgary’s.

Ignatavicius, M. & Workman, L, (2010) medical surgical nursing; patient cebtered


collaborative care, st.Louis Missouri. Saunder elserrvier.

Maulana, M. (2006) penyakit jantung, pengertian, penanganan dan pengobatan.


Tanggerang : penerbit Kata Hati.

Mike laker, (2006) memahami kolestrol. Jakarta : The british medical associstion.

Myers G, David (2012) Psikologi social, Jakarta salemba humanika, edisi 10.

Lenny Juliani Lestari, Devi Darliana (2017) Dukungan Keluarga Dengan


Kepatuhan Diet Pasien Penyakit Jantung Koroner

Notoadmojo , S, (2010) metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : rineka cipta

Soeharto, I (2001) pencegahan dan penyembuhan penyakit jantung coroner,


Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Polit, D. F & Hungler, B. P (2005) Nursing research : principiles & methods


(ed6).philedelphia : lippicott Williams & wilkins
Rilantono & lily, (2012) rahasia penyakit cardiovascular (PKV). Jakarta : badan
penerbit fakultas kedokteran iniversitas Indonesia.

Sarason, I. G, Leviner, H. M, Basham, R. B (1983) assessing social support : the


social support questionary. Journal of personality and social psychology

Sujarweni, V & wiratna (2014) metode penelitian : lengkap, praktis dan mudah
dipahami. Yogyakarta : pustaka baru press.

Tziallas, K, (2010) respone of coronary jeart disease risk factor to changes in


body fat during diet-induced weight reducation in Japanese obese man
A pilot study. Annals of nutrition & metabolism.

Tumenggung, I. (2013). Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Dengan Kepatuhan


Diet Pasien Hipertensi di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Balango.
(online).(http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JHS/article/view/1085
Diakses tanggal 28 November 2014).

Anda mungkin juga menyukai