Anda di halaman 1dari 20

Tugas Kelompok 2

Askep pada anak hiperbillirubinemia


1.Dela Mustika Noviatari
2.Reni Mudianti
3.Eko Husyaini
4.Tuti sumiati
5.Sheli Hermila
Pendahuluan
• Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah
• 60% terjadi pada bayi cukup bulan
• 80% pada bayi kurang bulan
• Hiperbilirubin adalah peningkatan kadar bilirubin dalam darah, yang
biasanya disebabkan karena proses patologis (Bowdeen &
Greenberg, 2010)
• Jaundice merupakan warna kuning pada kulit yang paling sering
ditemukan selama periode BBL.
Ikterus Fisiologis
• Warna kuning timbul pada hari ke 2 dan 3 tampak jelas pada hari ke
5 dan ke 6 serta menghilang pada hari ke 10
• Bayi tampak biasa, minum baik dan pertambahan berat badan biasa
• Kadar bilirubin serum tidak > 10 mg/dl pada bayi kurang bulan dan
< 12 mg/dl pada bayi cukup bulan
Ikterus Patologis
• Ikterus timbul pada 24 jam pertama
• Ikterus menetap setelah 2 minggu
• Kadar bilirubin > 12,5 mg/dl pada bayi cukup bulan dan > 10 mg/dl
pada bayi kurang bulan
• Peningkatan bilirubin > 5 mg/dl/hari
• Kadar bilirubin direk > 1 mg/dl
• Terdapat faktor resiko
• Tinja berwarna pucat
Metabolisme Bilirubin
Masa hidup eritrosit

Degradasi Hemoglobin
dalam darah

Heme
Ikterus Neonatorum
• Timbul ikterus sebelum umur 36 jam post natal
• Peningkatan konsentrasi bilirubin 5 mg % atau setiap 24 jam
• Konsentrasi bilirubin total > 13 mg %
• Ikterus disertai proses hemolisis (inkompatibilitas darah, defisiensi
enzim G6PD dan sepsis)
• Ikterus disertai berat lahir < 2000 gr, masa gestasi < 36 minggu,
asfiksia, hipoksia, sindrom gangguan pernafasan, infeksi,
hipoglikemia, hiperkapnia, hiperosmolalitas darah
Etiologi

1. Peningkatan produksi, akibat:


• Hemolisis, misalnya pada inkompabilitas yang terjadi bila terdapat
ketidaksesuaian golongan darah
• Perdarahan tertutup misalnya pada trauma kelahiran
• Ikatan bilirubin dengan protein terganggu seperti gangguan metabolic
yang terdapat pada bayi hipoksia atau asidosis
• Defisiensi G6PD (Glukosa 6 Phostat Dehidrogenase)
• Breast milk jaundice yang disebabkan oleh kekurangannya pregnan 3
(alfa), 20 (beta), diol (steroid)
• Kurangnya enzim glukoronil transferase, sehingga kadar bilirubin indirek
meningkat misalnya pada BBLR
• Kelainan congenital
Etiologi
2. Gangguan transportasi akibat penurunan kapasitas pengangkutan
misalnya hipoalbuminemia atau karena pengaruh obat-obat tertentu
misalnya sulfadiazine
3. Gangguan fungsi hati yang disebabkan oleh beberapa
mikroorganisme atau toksin yang dapat langsung merusak sel hati dan
darah merah seperti infeksi, toksoplasmasis, syphilis
4. Gangguan eksresi yang terjadi intra atau ekstra hepatic
5. Peningkatan sirkulasi, enterohepatik, misalnya pada ileus obstruktif
Tanda dan gejala
• Stadium I
Refleks moro jelek, hipotoni, letargi, kejang, vomitus, high pitch cry
• Stadium II
Opistotonus, panas, mata cenderung deviasi ke atas
• Stadium III
Spastisitas ↓ pada ± 1 minggu
• Stadium IV
Gejala sisa lanjut, spastisitas, atetosis, paralisis bola mata ke atas
Tingkat Ikterus (Kramer)
zone Perkiraan Kadar
bilirubun
Mg %

1 5.0

2 9.0

3 11,4

4 12,4

5 16,0
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan golongan darah ibu pada saat kehamilan dan bayi pada
saat kelahiran
• Bila ibu mempunyai golongan darah O dianjurkan untuk
menyimpan darah tali pusat pada setiap persalinan untuk
pemeriksaan lanjutan yang dibutuhkan
• Kadar bilirubin serum total diperlukan bila ditemukan ikterus pada
24 jam pertama kelahiran
Pemeriksaan Klinis
• Pemeriksaan klinis ikterus dapat dilakukan pada bayi baru lahir
dengan menggunakan pencahayaan yang memadai
• Ikterus akan terlihat lebih berat bila dilihat dengan sinar lampu dan
bisa tidak terlihat dengan penerangan yang kurang
• Ikterus muncul pertama di daerah wajah, menjalan ke arah kaudal
tubuh, dan ekstremitas
• Tekan kulit dengan ringan memakai jari tangan untuk memastikan
warna kulit dan jaringan subkutan:
1. Hari 1, tekan pada ujung hidung atau dahi
2. Hari 2, tekan pada lengan atau tungkai
3. Hari 3, dan seterusnya, tekan pada tangan dan kaki
Penatalaksaan
• Ikterus fisiologis tidak memerlukan penanganan khusus
dan dapat rawat jalan dengan nasehat untuk kembali jika
ikterus berlangsung lebih dari 2 minggu.
• Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu untuk menyusui
secara dini dan ASI ekslusif lebih sering minimal setiap 2
jam.
• Kelola faktor risiko (asfiksia dan infeksi) karena dapat
menimbulkan ensefalopati biliaris.
• Jika bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI melalui pipa
nasogastrik atau dengan gelas dan sendok
• Setiap Ikterus yang timbul dalam 24 jam pasca kelahiran
adalah patologis dan membutuhkan pemeriksaan laboratorium
lanjut; minimal kadar bilirubin serum total, pemeriksaan
kearah adanya penyakit hemolisis oleh karena itu selanjutnya
harus dirujuk
• Pada bayi dengan Ikterus kremer III atau lebih perlu dirujuk ke
fasilitas yang lebih lengkap setelah keadan bayi stabil
Penatalaksanaan
• Fototerapi
• Transfusi ganti (exchange tranfusion)
• Fiberopatic blanket
Asuhan Keperawatan
• Pengkajian
1. Riwayat penyakit
2. Pemeriksaan fisik: derajat ikterus, splenomegali, urin pekat, letargi,
hipotonus, refleks menghisap lemah, tremor, kejang, tangisan
melengking
3. Pengkajian psikososial: dampak sakit pada anak hubungan dengan
orang tua, orang tua merasa bersalah, merasa gangguan bonding,
perpisahan dengan anak
4. Laboratorium: Rh darah ibu dan janin berlainan, kadar bilirubin bayi
aterm > 12,5 mg/dl, prematur > 15 mg/dl, tes comb
Diagnosa Keperawatan
1. Deficit volume cairan b.d tidak adekuatnya intake cairan, efek
fototerapi
Tujuan: setelah dilakukan intervensi keperawatan 1x24 jam intake
cairan adekuat
Intervensi:
•Berikan cairan sesuai kebutuhan
•Pantau turgor kulit
•Pantau intake dan output
•Hitung kebutuhan cairan ditambah dengan 10% karena pemakaian
fototerapi
2. Kerusakan integritas kulit b.d jaundice, hiperbilirubinemia
Tujuan:setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam integritas
kulit bayi dapat dipertahankan
Intervensi:
•Kaji warna kulit tiap 8 jam
•Pantau kadar bilirubin total, direk dan indirek
•Rubah posisi setiap 2 jam
•Masase pada daerah yang menonjol
•Jaga kebersihan kulit dan kelembapannya
Evaluasi
• Tidak terjadi kern ikterus pada neonatus
• Tanda vital dan suhu tubuh bayi dalam batas normal
• Keseimbangan cairan dan elektrolit bayi terjaga
• Integritas kulit baik/utuh
• Bayi menunjukkan partisipasi terhadap rangsangan visual

Anda mungkin juga menyukai