Identitas
Nama
: An. SMR
Jenis kelamin : Laki - laki
Umur
: 19 bulan
Alamat
: Komple TNI AU Blok G-22 Yogyakarta
Tanggal masuk RS : Selasa, 03-11-2015 pukul 08.10
Anamnesis
Data diambil dari alloaanamnesis dengan ibu pasien.
a. Keluhan utama
: Kejang
b.
Riwayat penyakit sekarang :
Os demam sejak hari senin siang, 2-11-2015 (1 hari SMRS),
demam mendadak tinggi hingga 38C.
Demam semakin tinggi hingga 40 C pada malam hari,
mendapat penanganan di UGD RS Harjolukito
SMRS orang tua mengatakan os sempat kejang 1 kali
dengan durasi 1 menit, selama kejang tangan dan kaki
pasien kaku, mata melirik ke atas, setelah kejang berhenti,
pasien menangis, bergerak aktif . Penurunan kesadaran (+),
dalam 24 jam os kejang 1x,
tidak ada serangan kedua
.
c.
d.
e.
f.
3-11-15
Pukul 06.00 pasien kejang 1
kali dengan durasi 1 menit,
selama kejang tangan dan
kaki pasien kaku, mata
melirik ke atas, setelah
kejang berhenti, pasien
menangis, bergerak aktif .
Penurunan kesadaran (+),
h.
i.
Genogram
Pemeriksaan fisik
I.
STATUS GENERALIS
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran
: Compos mentis
GCS
: E4 V5 M6
Vital sign
: Nadi = 130x/menit, Nafas = 26x/menit, T= 39,1C
BB
: 10 kg
II.
STATUS LOKALIS
1. Kepala : Normocephali, sklera ikterik -/-, konjungtiva anemis -/-,
sianosis (-), nafas cuping hidung (-), mukosa bucal basah, faring
tidak nampak hiperemis, tonsil hiperemis (-) hipertrofi (-)
2. Leher : Pembesaran kelenjar getah bening regional (-), kesan
nyeri tekan (-)
3. Thorax :
Pulmo :
Bentuk dindng dada normal, pengembangan kedua paru simetris,
retraksi (-), kesan nyeri tekan (-), sonor (+/+), vesikular (+/+), ronki
(-/-), wheezing (-/-).
Cor :
Iktus kordis tidak tampak, iktus kordis teraba pada SIC V-VI, batas
jantung normal, cardiomegali (-), suara jantung S1S2 reguler, bising
jantung (-)
4. Abdomen :
Bentuk abdomen normal, peristaltik usus (+) 8x/menit, kesan nyeri
tekan tidak nampak, teraba supel, distensi (-), timpani (+)
hepatomegai (-), splenomegali (-), turgor kulit elastis < 2 detik.
5. Ekstremitas :Akral teraba hangat, nadi teraba kuat, pergerakan
aktif, CRT <2 detik
6. Pemeriksaan Neurlogis : meningeal sign (-)
Different diagnosis
1.
2.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang
rutin
Urin rutin
Diagnosis kerja
Kejang demam sederhana
Planning terapi
Dalam keadaan kejang di rumah sakit :
1. Pasang infus RL 8 tpm
2. Injeksi Cefotaxime 3 x 300 mg
3. Injeksi Dexametasone 3 x 1 mg
4. Paracetamol syrup 3 x 1 cth
5. Phenitoin 2 x 30 mg
O:
KU = sedang, CM (rewel)
VS=
Kepala = normocepali, CA (-/-), SI (-/-), Sianosis (-),
mukosa oral basah
Telinga = serumen (+), discharge (-)
Leher= Pembesaran KGB
Thorax= simetris (+) , sonor +/+ ,vesikuler +/+ ,
Rhonki -/- , wheezing -/- , suara jantung S1 S2
reguler , bising jantung (-)
Abdomen= Distensi abdomen (- ), bising usus +,
timpani, supel, kesan hepatoslneomegali (-)
Ekstremitas= Akral teraba hangat, CRF < 2 detik ,
sianosis (-)
A: KDS
P:
terapi lanjut
Edukasi OT minum dikit2 tapi sering
Os masih panas
O:
KU
= sedang, CM (rewel)
VS= suhu: 39 C, RR= 30 x/menit, nadi= 100x/menit
Kepala = normocepali, CA (-/-), SI (-/-), Sianosis (-), mukosa oral
basah
Leher= Pembesaran KGB
Thorax= simetris (+) , sonor +/+ ,vesikuler +/+ , Rhonki -/- ,
wheezing -/- , suara jantung S1 S2 reguler , bising jantung (-)
Abdomen= Distensi abdomen (- ), bising usus +, timpani, supel,
kesan hepatoslneomegali (-)
Ekstremitas= Akral teraba hangat, CRF < 2 detik , sianosis (-)
A: KDS
P :
terapi lanjut
Hasil Urin rutin : dbn
O:
KU
= sedang, CM (rewel)
VS= suhu: 36,8 C, RR= 36 x/menit, nadi= 104x/menit
Kepala = normocepali, CA (-/-), SI (-/-), Sianosis (-), mukosa oral
basah
Telinga = serumen (+), discharge (-)
Leher= Pembesaran KGB
Thorax= simetris (+) , sonor +/+ ,vesikuler +/+ , Rhonki -/- ,
wheezing -/- , suara jantung S1 S2 reguler , bising jantung (-)
Abdomen= Distensi abdomen (- ), bising usus +, timpani, supel,
kesan hepatoslneomegali (-)
Ekstremitas= Akral teraba hangat, CRF < 2 detik , sianosis (-)
A: KDS, ISPA
P :
terapi lanjut
KEJANG DEMAM
Definisi
Adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan tubuh rectal
>38C yang disebabkan oleh suatu proses infeksi
ekstrakranium, TANPA adanya infeksi susunan saraf pusat,
gangguan elektrolit, dan metabolic lain.
Kejang disertai demam pada bayi berusia kurang dari 1 bulan
tidak termasuk dalam kejang demam.
Umumnya kejang demam terjadi pada usia 6 bulan 5 tahun.
Insidensi puncak usia 18-22 bulan.
(IDAI,2009)
Penyebab
Interaksi
1.
2.
3.
3 faktor:
PATOFISIOLOGI DEMAM-KEJANG
DIAGNOSIS
ANAMNESIS:
Kejang:
Frekuensi kejang dalam 24 jam dan durasi kejang
Jenis kejang, kesadaran
Suhu sebelum dan saat kejang
Penyebab demam di luar infeksi SSP ( gejala ISPA, gejala
ISK, OMA dll)
Gejala penyerta (muntah, lumpuh, kemunduran fungsi
kognitif)
Singkirkan penyebab kejang yang lain (diare/ muntah yang
dapat mengakibatkan gangguan elektrolit, sesak yang
mengakibatkan hipoksemia, asupan makanan yang kurang
yang dapat menyebabkan hipoglikemia)
Riwayat kejang demam, riwayat epilepsi riwayat
perkembangan pada pasien dan keluarga pasien
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran
Vital sign: suhu (demam?)
Tanda Rangsang meningeal :Pemeriksaan kaku kuduk,tanda
brudzinki I dan II,tanda kernig. Pada kejang demam
rangsangan meningeal (-)
Pemeriksaan nervus kranial
Tanda peningkatan TIK
Tanda infeksi di luar SSP: ISPA,OMA, ISK
Refleks Neurologis :refleks fisiologis, refleks patologis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
(Pemeriksaan darah lengkap, urinalisis, feses, elektrolit, glukosa
darah) : Untuk mengevaluasi sumber infeksi atau mencari
penyebab
2. Pungsi lumbal
Untuk menyingkirkan meningitis, indikasi berdasarkan umur :
. < 12 bulan sangat dianjurkan
. 12 18 bulan dianjurkan
. > 18 bulan tidak rutin
3. Elektroensefalografi (tidak direkomendasikan)
Untuk kejang demam yang tidak khas, (kejang demam kompleks,
kejang demam fokal, anak > 6th ,)
4. CT-Scan atau MRI
Dilakukan atas indikasi:
.
Kelainan neurologik fokal yang menetap (hemiparesis)
.
Tanda peningkatan TIK (kesdaran menurun, muntah
berulang, UUB menononjol, papil edema, parese N.VI )
PENGOBATAN
Anti Piretik
Parasetamol 10-15 mg/kgbb/kali ( 4x/hari)
Ibuprofen 5 -10 mg/kgbb/kali (3-4 x/hari)
Anti Konvulsan
Diazepam oral 0.3-0.5 mg/kgbb ( setiap 8 jam, saat suhu>38,5 C)
Diazepam rectal 0.5 mg/kgbb ( setiap 8 jam, saat suhu>38,5 C)
BB<10Kg:5mg; BB>10Kg:10mg
INDIKASI RUMATAN
Pengobatan rumat hanya diberikan bila kejang demam menunjukkan
ciri sebagai berikut (salah satu) :
1.
2.
3.
Kejang fokal
4.
RUMATAN
3 4 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis
Asam Valproat 15-40 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis
Fenobarbital
KEJANG (+)
RAWAT ICU
KEJANG (-)
RUMATAN
Fenobarbital 3 4 mg/kgBB/hari
Asam Valproat 15-40 mg/kgBB/hr
PROGNOSIS
Tergantung dari jenis kejang demam dan faktor resiko.
Faktor risiko berulangnya kejang demam adalah:
1. Riwayat kejang demam dalam keluarga
2. Usia kurang dari 12 bulan
3. Makin rendah temperatur saat kejang makin sering kejang
4. Cepatnya kejang setelah demam
Ada seluruh faktor resiko kejang demam berulang 80%.
Tidak ada faktor resiko kejang demam berulang 10-15%
TERIMAKASIH