Anda di halaman 1dari 36

Kejang Demam

Oleh : Niyata Hananta Karunawan


41150031
Pembimbing : dr. Dedy M.Sc, Sp.A

Identitas
Nama
: An. SMR
Jenis kelamin : Laki - laki
Umur
: 19 bulan
Alamat
: Komple TNI AU Blok G-22 Yogyakarta
Tanggal masuk RS : Selasa, 03-11-2015 pukul 08.10

Anamnesis
Data diambil dari alloaanamnesis dengan ibu pasien.
a. Keluhan utama
: Kejang
b.
Riwayat penyakit sekarang :
Os demam sejak hari senin siang, 2-11-2015 (1 hari SMRS),
demam mendadak tinggi hingga 38C.
Demam semakin tinggi hingga 40 C pada malam hari,
mendapat penanganan di UGD RS Harjolukito
SMRS orang tua mengatakan os sempat kejang 1 kali
dengan durasi 1 menit, selama kejang tangan dan kaki
pasien kaku, mata melirik ke atas, setelah kejang berhenti,
pasien menangis, bergerak aktif . Penurunan kesadaran (+),
dalam 24 jam os kejang 1x,
tidak ada serangan kedua

batuk (-), pilek (-)


BAB cair (-), BAK normal
Pertumbuhan gigi baru

.
c.

d.
e.
f.

Riwayat penyakit dulu : 2 bulan yang lalu pernah kejang dengan


durasi 2 menit dan merupakan serangan pertama, riwayat kejang
tanpa demam (-), trauma kepala (-),
Riwayat penyakit keluarga : Riwayat kejang demam (-), riwayat
kejang tanpa demam (-)
Riwayat pemberian obat : Pamol sup
Riwayat alergi : Alergi obat Ceftriaxone

1 hari SMRS (2-11-15)


Pukul 12.00 Os demam
mendadak tinggi hingga
38C.
Demam semakin tinggi
hingga 40 C pada malam
hari pukul 18.00
mendapat penanganan di
UGD RS Harjolukito

3-11-15
Pukul 06.00 pasien kejang 1
kali dengan durasi 1 menit,
selama kejang tangan dan
kaki pasien kaku, mata
melirik ke atas, setelah
kejang berhenti, pasien
menangis, bergerak aktif .
Penurunan kesadaran (+),

g. Riwayat kelahiran dan tumbuh kembang


a. Riwayat kelahiran : Pasien lahir cukup bulan dengan
bantuan dokter di rumah sakit. Air ketuban jernih dan
bayi langsung menangis. Berat badan saat lahir : 2300
gram.PB : 45 cm Kesan riwayat kelahiran : normal.
b. Kesan BB anak normal, sesuai dengan umurnya.
c. Perkembangan sesuai umur
Kesan tumbuh kembang anak : normal

h.

i.

Riwayat Nutrisi :Pada saat kecil pasien mendapatkan ASI


eksklusif sampai umur 6 bulan. Saat ini pasien mendapatkan
ASI dan MPASI
Kesan imunisasi dasar lengkap

Genogram

Pemeriksaan fisik
I.

STATUS GENERALIS
Keadaan umum : Sedang
Kesadaran
: Compos mentis
GCS
: E4 V5 M6
Vital sign
: Nadi = 130x/menit, Nafas = 26x/menit, T= 39,1C
BB
: 10 kg

II.

STATUS LOKALIS
1. Kepala : Normocephali, sklera ikterik -/-, konjungtiva anemis -/-,
sianosis (-), nafas cuping hidung (-), mukosa bucal basah, faring
tidak nampak hiperemis, tonsil hiperemis (-) hipertrofi (-)
2. Leher : Pembesaran kelenjar getah bening regional (-), kesan
nyeri tekan (-)

3. Thorax :
Pulmo :
Bentuk dindng dada normal, pengembangan kedua paru simetris,
retraksi (-), kesan nyeri tekan (-), sonor (+/+), vesikular (+/+), ronki
(-/-), wheezing (-/-).
Cor :
Iktus kordis tidak tampak, iktus kordis teraba pada SIC V-VI, batas
jantung normal, cardiomegali (-), suara jantung S1S2 reguler, bising
jantung (-)
4. Abdomen :
Bentuk abdomen normal, peristaltik usus (+) 8x/menit, kesan nyeri
tekan tidak nampak, teraba supel, distensi (-), timpani (+)
hepatomegai (-), splenomegali (-), turgor kulit elastis < 2 detik.
5. Ekstremitas :Akral teraba hangat, nadi teraba kuat, pergerakan
aktif, CRT <2 detik
6. Pemeriksaan Neurlogis : meningeal sign (-)

Different diagnosis
1.
2.

Kejang demam simplex


Kejang demam kompleks

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang

Planning pemeriksaan penunjang


Darah

rutin
Urin rutin

Diagnosis kerja
Kejang demam sederhana

Planning terapi
Dalam keadaan kejang di rumah sakit :
1. Pasang infus RL 8 tpm
2. Injeksi Cefotaxime 3 x 300 mg
3. Injeksi Dexametasone 3 x 1 mg
4. Paracetamol syrup 3 x 1 cth
5. Phenitoin 2 x 30 mg

Follow up 3-11-2015 pukul


16.20
S: Os panas belum turun, susah minum

O:

KU = sedang, CM (rewel)
VS=
Kepala = normocepali, CA (-/-), SI (-/-), Sianosis (-),
mukosa oral basah
Telinga = serumen (+), discharge (-)
Leher= Pembesaran KGB
Thorax= simetris (+) , sonor +/+ ,vesikuler +/+ ,
Rhonki -/- , wheezing -/- , suara jantung S1 S2
reguler , bising jantung (-)
Abdomen= Distensi abdomen (- ), bising usus +,
timpani, supel, kesan hepatoslneomegali (-)
Ekstremitas= Akral teraba hangat, CRF < 2 detik ,
sianosis (-)

A: KDS
P:
terapi lanjut
Edukasi OT minum dikit2 tapi sering

Follow up 4-11-2015 pukul


08.00
S:

Os masih panas

O:
KU

= sedang, CM (rewel)
VS= suhu: 39 C, RR= 30 x/menit, nadi= 100x/menit
Kepala = normocepali, CA (-/-), SI (-/-), Sianosis (-), mukosa oral
basah
Leher= Pembesaran KGB
Thorax= simetris (+) , sonor +/+ ,vesikuler +/+ , Rhonki -/- ,
wheezing -/- , suara jantung S1 S2 reguler , bising jantung (-)
Abdomen= Distensi abdomen (- ), bising usus +, timpani, supel,
kesan hepatoslneomegali (-)
Ekstremitas= Akral teraba hangat, CRF < 2 detik , sianosis (-)
A: KDS
P :
terapi lanjut
Hasil Urin rutin : dbn

Follow up 5-11-2015 pukul


08.00
S:

Os panas menurun , batuk (+), nafsu makan menurun

O:
KU

= sedang, CM (rewel)
VS= suhu: 36,8 C, RR= 36 x/menit, nadi= 104x/menit
Kepala = normocepali, CA (-/-), SI (-/-), Sianosis (-), mukosa oral
basah
Telinga = serumen (+), discharge (-)
Leher= Pembesaran KGB
Thorax= simetris (+) , sonor +/+ ,vesikuler +/+ , Rhonki -/- ,
wheezing -/- , suara jantung S1 S2 reguler , bising jantung (-)
Abdomen= Distensi abdomen (- ), bising usus +, timpani, supel,
kesan hepatoslneomegali (-)
Ekstremitas= Akral teraba hangat, CRF < 2 detik , sianosis (-)
A: KDS, ISPA
P :
terapi lanjut

KEJANG DEMAM

Definisi
Adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan tubuh rectal
>38C yang disebabkan oleh suatu proses infeksi
ekstrakranium, TANPA adanya infeksi susunan saraf pusat,
gangguan elektrolit, dan metabolic lain.
Kejang disertai demam pada bayi berusia kurang dari 1 bulan
tidak termasuk dalam kejang demam.
Umumnya kejang demam terjadi pada usia 6 bulan 5 tahun.
Insidensi puncak usia 18-22 bulan.
(IDAI,2009)

Penyebab
Interaksi
1.
2.
3.

3 faktor:

Imaturitas otak dan termoregulator


Demam (kebutuhan Oksigen meningkat)
Predisposisi genetik: > 7 lokus
kromosom (poligenik, autosomal
dominan)

PATOFISIOLOGI DEMAM-KEJANG

KLASIFIKASI KEJANG DEMAM


Kejang Demam Sederhana
(Simple Febrile Seizure),
dengan ciri-ciri gejala klinis
sebagai berikut: (80% kasus)
Kejang
berlangsung
singkat < 15 menit
Kejang umum tonik dan
atau klonik, umumnya
berhenti sendiri
Tanpa gerakan fokal atau
berulang dalam 24 jam

Kejang Demam Komplikata


(Complex Febrile Seizure),
dengan ciri-ciri gejala klinis
sebagai berikut:
Kejang lama, > 15 menit
Kejang fokal atau parsial satu
sisi, atau kejang umum
didahului kejang parsial
Berulang atau lebih dari 1 kali
dalam 24 jam

DIAGNOSIS
ANAMNESIS:
Kejang:
Frekuensi kejang dalam 24 jam dan durasi kejang
Jenis kejang, kesadaran
Suhu sebelum dan saat kejang
Penyebab demam di luar infeksi SSP ( gejala ISPA, gejala
ISK, OMA dll)
Gejala penyerta (muntah, lumpuh, kemunduran fungsi
kognitif)
Singkirkan penyebab kejang yang lain (diare/ muntah yang
dapat mengakibatkan gangguan elektrolit, sesak yang
mengakibatkan hipoksemia, asupan makanan yang kurang
yang dapat menyebabkan hipoglikemia)
Riwayat kejang demam, riwayat epilepsi riwayat
perkembangan pada pasien dan keluarga pasien

PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran
Vital sign: suhu (demam?)
Tanda Rangsang meningeal :Pemeriksaan kaku kuduk,tanda
brudzinki I dan II,tanda kernig. Pada kejang demam
rangsangan meningeal (-)
Pemeriksaan nervus kranial
Tanda peningkatan TIK
Tanda infeksi di luar SSP: ISPA,OMA, ISK
Refleks Neurologis :refleks fisiologis, refleks patologis

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
(Pemeriksaan darah lengkap, urinalisis, feses, elektrolit, glukosa
darah) : Untuk mengevaluasi sumber infeksi atau mencari
penyebab
2. Pungsi lumbal
Untuk menyingkirkan meningitis, indikasi berdasarkan umur :
. < 12 bulan sangat dianjurkan
. 12 18 bulan dianjurkan
. > 18 bulan tidak rutin
3. Elektroensefalografi (tidak direkomendasikan)
Untuk kejang demam yang tidak khas, (kejang demam kompleks,
kejang demam fokal, anak > 6th ,)
4. CT-Scan atau MRI
Dilakukan atas indikasi:
.
Kelainan neurologik fokal yang menetap (hemiparesis)
.
Tanda peningkatan TIK (kesdaran menurun, muntah
berulang, UUB menononjol, papil edema, parese N.VI )

PENGOBATAN

Anti Piretik
Parasetamol 10-15 mg/kgbb/kali ( 4x/hari)
Ibuprofen 5 -10 mg/kgbb/kali (3-4 x/hari)

Anti Konvulsan
Diazepam oral 0.3-0.5 mg/kgbb ( setiap 8 jam, saat suhu>38,5 C)
Diazepam rectal 0.5 mg/kgbb ( setiap 8 jam, saat suhu>38,5 C)
BB<10Kg:5mg; BB>10Kg:10mg

INDIKASI RUMATAN
Pengobatan rumat hanya diberikan bila kejang demam menunjukkan
ciri sebagai berikut (salah satu) :
1.

Kejang lama > 15 menit

2.

Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah


kejang, misalnya hemiparesis, paresis Todd, Cerebral Palsy,
retardasi mental, hidrosefalus

3.

Kejang fokal

4.

Pengobatan rumat dipertimbangkan bila :


Kejang berulang dua kali atau lebih dalam 24 jam
Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan
Kejang demam 4 kali per tahun

RUMATAN
3 4 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis
Asam Valproat 15-40 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis
Fenobarbital

Pengobatan rumatan diberikan selama 1 tahun bebas kejang,


dihentikan bertahap selama 1 2 bulan

BAGAN PENATALAKSANAAN KEJANG


SEGERA DIBERIKAN DIAZEPAM INTRAVENA
ATAU DIAZEPAM REKTAL
DIAZEPAM :
DOSIS RATA-RATA 0,3-0,5MG/KGBB/KALI (iv) ATAU
DOSIS <10 KG: 5 MG REKTIOL
>10 KG : 10 MG REKTIOL
BILA KEJANG TIDAK BERHENTI DAPAT DIULANG
CARA DAN DOSIS YANG SAMA DENGAN INTERVAL 5 MNT
KEJANG (+) ------ DIAZEPAM 0,3-0,5 MG/KGBB/HARI (iv)
KEJANG (+)

KEJANG (+)
RAWAT ICU

FENITOIN 10-20 MG/KGBB/KALI (IV, BOLUS)

KEJANG (-)
RUMATAN
Fenobarbital 3 4 mg/kgBB/hari
Asam Valproat 15-40 mg/kgBB/hr

PROGNOSIS
Tergantung dari jenis kejang demam dan faktor resiko.
Faktor risiko berulangnya kejang demam adalah:
1. Riwayat kejang demam dalam keluarga
2. Usia kurang dari 12 bulan
3. Makin rendah temperatur saat kejang makin sering kejang
4. Cepatnya kejang setelah demam
Ada seluruh faktor resiko kejang demam berulang 80%.
Tidak ada faktor resiko kejang demam berulang 10-15%

Faktor resiko lain adalah terjadinya epilepsi dikemudian


hari. Faktor resiko terjadinya epilepsi adalah:
1 Kelainan neurologis atau
2 Kejang demam kompleks perkembangan yang jelas
sebelum kejang demam pertama
3. Riwayat epilepsi dalam keluarga

Ada faktor resiko epilepsi 4-6 %


Ada semua faktor resiko epilepsi 10-48%

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai