Anda di halaman 1dari 38

Oleh : Steni Trisca Umbu Dondu

1015179

Pembimbing : dr Savitri Restu, Sp.KK

Identitas Pasien

Nama
: An. O.P
Umur
: 5 tahun, 7 bulan
Jenis Kelamin
:Perempuan
Kota Tempat tinggal: Gading Junti Asri blok AJ 2
no 33 RT 0, RW 0, Kec. Katapang Bandung
Pekerjaan
: Pelajar
Suku bangsa
: Batak
Agama
:Kristen
Status Pernikahan : belum menikah

Anamnesis

: Autoanamnesis dan
Heteroanamnesis
Keluhan utama : adannya keropeng pada sudut bibir
kanan disertai rasa gatal
Anamnesis khusus:
Seorang pasien datang dengan keluhan adanya
keropeng pada sudut bibir kanan sejak 2 hari yag lalu
Menurut ibu pasien awalnya pada sudut bibir kanan
tampak adanya gelembung-gelembung kecil yang
berisi air dan terasa gatal, sehingga di garuk oleh
pasien, dan saat digaruk keluar cairan berwarna
kekuningan. Kemudian esok harinya timbul keropeng
berwarna coklat seperti madu dan keropeng
membesar. Sebelum timbulnya gelembung, pada
sudut bibir terlihat kemerahan.

Selain di sudut bibir tidak terdapat keropeng di


daerah lain.
Sebelumnya tidak ada trauma maupun beka gigitan
serangga pada lokasi keropeng.
RPD
: Pasien tidak pernah memiliki penyakit
dengan gejala serupa sebelumnya
RPK
: Di keluarga tidak ada yang memiliki
keluhan serupa
Kebiasaan: Sehari-hari pasien jarang mencuci
tangan sehabis bermain di luar rumah
Usaha berobat: Mencuci luka dengan air hangat
Riw.Alergi : Pasien memiliki riwayat asma
(alergennya dingin dan debu), tidak memiliki,
riw.atopik lain, alergi obat (-), alergi makanan (-)

Pemeriksaan Fisik
BB
TB
Status Gizi

: 18 kg
: 106 cm
: Baik, Z-score : BB/TB = SD 0
sampai -1 normal sesuai usia
Imunisasi : Imunisasi lengkap sampai usia 5tahun
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran
: CM
Kesan Sakit
: Ringan

Tanda vital
TD
Nadi
Suhu
Respirasi

:
: 110/ 70 mmHg
: 120 x/menit
: 36,5 C
: 27 x/menit

Kepala
: CA -/-, SI -/-, pupil bulat,
isoskor, diameter 3-4 mm, RC direk +/+,
indirek +/+
Lihat status dermatologikus !

Leher
: KGB tidak teraba membesar,
glandula tiroid tidak teraba
membesar
Thoraks : B/P simetris
Paru
: VBS kanan = kiri, Rh -/-, Wh -/Cor
: BJM, S1=S2, reguler, murmur
Abdomen : Cembung, soepel, BU (+) normal,
Nyeri tekan (-), hepar tidak teraba,
lien tidak
teraba
Ekstremitas
: akral hangat, CRT <2detik

Status dermatologikus
Distribusi
: Regional
Lokasi : a/r sudut bibir kanan
Lesi
Jumlah: soliter
Sifat : kering
Permukaan : menimbul
Ukuran: 0,5 mm x 0,7 mm
Bentuk : teratur
Susunan
: (-)
Batas : tegas/sirkumskrip
Lain-lain
:
Efloresensi
:
Primer
: (-)
Sekunder : Krusta kuning kecoklatan

Status Venerologikus
Tidak dilakukan
Laboratorium
Tidak dilakukan pemeriksaan

Resume
Anamnesis
: Autoanamnesis, Heteroanamnesis
Keluhan utama :adanya krusta di sudut bibir kanan
disertai pruritus
Anamnesis khusus:
Ibu pasien mengatakan krusta timbul pasa sudut bibir
kanan sejak 2 hari yang lalu. Awalnya pada sudut bibir
kanan tampak adanya vesikle-vesikel kecil disertai
adanya pruritus sehingga di garuk oleh pasien dan
keluar cairan berwarna kekuningan. Kemudian
besoknya timbul krusta berwarna coklat seperti madu,
dan krusta membesar. Sebelum timbulnya vesikel
pada sudut bibir, terlihat adanya eritema pada sudut
bibir. Tidak ada krusta di tempat lain

Tidak ada trauma maupun bekas gigitan serangga


sebelumnya pada sudut bibir kanan. Pasien jarang
cuci tangan sehabis bermain di luar rumah. Sebelum
ke dokter luka dicuci dengan air hangat. Pasien
memiliki riwayat asma, tidak alergi obat maupun
makanan

Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
: dbn
Status dermatologikus : didapatkan lesi
dengan distribusi regional sudut bibir kanan,
jumlah soliter, sifat lesi kering dengan
permukaan menimbul, ukuran 0,5 mm x 0,7
mm dengan bentuk teratur, susunan (-), batas
tegas/sirkumskrip, memiliki efloresensi krusta
kuning kecoklatan
Hasil pemeriksaan penunjang:
Tidak dilakukan

Impetigo Krustosa
Ektima
Insect Bte

Impetigo Krustosa

Penatalaksanaan
Non Medikamentosa:
Menjelaskan mengenai penyakit : merupakan
penyakit yang disebabkan infeksi bakteri, dapat
menular jika ada daerah yang luka
Pencegahan : Hindari menggaruk daerah lain
setelah memegang luka, cuci tangan yang bersih
setelah memegang luka
Pengobatan : Obat yang di berikan adalah cream,
jadi sebelum cream di berika, keropeng di angkat
terlebih dahulu baru oleskan salep, sehari 3x
Karena lokasi di sudut bibir, pemberian secara hatihati, jangan sampai tertelan, dan terkena mata

Medikamentosa
Topikal
Mupirocin cream 2 % 10 gram, 3 x sehari

Sistemik
Co-amoxiclav sirup 125 mL 3x/hari

Nama : Steni Trisca Umbu Dondu


NRP : 1015179
Bandung : 25 Maret 2015
R/ Mupirocin cream 2% 10 gr
Ue 3dd, pada lesi
R/ Co-amoxiclav syr 125 mL botol I
3 dd cth I
Pro : An. O.P
Umur: 5 tahun
Alamat: Gading Asri blok AJ 2 no 33

Definisi
Impetigo adalah pioderma superficialis
yang hanya terbatas pada epidermis
Sinonim :
Impetigo kontagiosa, Impetigo vulgaris,
dan Impetigo Tillbury Fox

Etiologi
Impetigo krustosa disebabkan oleh bakteri
Streptococcus pyogenes, yang dikenal
dengan Streptococcus hemolyticus grup
A
Kadang-kadang disebabkan oleh bakteri
lain seperti Staphylococcus aureus pada
isolasi lesi

Epidemiologi dan Insidensi


Di Amerika Serikat, kurang lebih 9-10 % anak-anak
menderita impetigo
Di Inggris usia 4 tahun sebanyak 2,8% /tahun dan 1,6%
pada anak usia 5-15 tahun
laki-laki = perempuan
Jenis yang terbanyak yang menyerang anak (90%)
adalah impetigo bullosa yang terjadi pada anak < 2
tahun
Impetigo krustosa banyak terjadi pada musim panas dan
daerah lembab
Amerika Selatan yang merupakan daerah endemik dan
predominan,dengan puncak insiden di akhir musim
panas.
Anak-anak prasekolah dan
sekolah paling sering terinfeksi

Klasifikasi
Pembagian impetigo :
1.Impetigo Bullosa
2.Impetigo Bulosa Neonatorum
3.Impetigo non bullosa/Impetigo
Crustosa /Contangiosa

Faktor Risiko

hunian padat
higiene buruk
hewan peliharaan
keadaan yang mengganggu integritas
epidermis kulit seperti gigitan serangga,
herpes simpleks, varisela, abrasi, atau
luka bakar

Patogenesis
Adanya portal of
entry oleh trauma

Infeksi Primer

Infeksi sekunder

Bakteri masuk dan


adhesi

HISTOPATOLOGI
Terjadinya inflamasi superfisialis pada
folikel pilosebaseus bagian atas. Terdapat
vesiko-pustul di subkorneum yang berisi
coccus serta debris berupa leukosit dan
sel epidermis.
Pada dermis terjadi inflamasi ringan yang
ditandai dengan dilatasi pembuluh darah,
edema, dan infiltrasi leukosit
polimorfonuklear. Pada lesi terdapat kokus
Gram positif

Gejala Klinis
Eritema berukuran kurang lebih 2 mm yang
dengan cepat membentuk vesikel, bula atau
pustul berdinding tipis
Vesikel, bula atau pustul tersebut pecah
menjadi erosi kemudian eksudat seropurulen
mengering dan menjadi krusta yang berwarna
kuning keemasan (honey-colored) dan dapat
meluas lebih dari 2 cm
Lesi biasanya berkelompok dan sering konfluen
meluas secara irreguler
Krusta melepas tanpa terbentuk scar

Pemeriksaan Penunjang

Kultur bakteri + tes sensitivitas antibiotik


Pemeriksaan Hispatologi
Hematologi leukosit
Tes serologis ASO

Penatalaksanaan
Non Medikamentosa
Menjaga kebersihan
Jika ada luka akibat gigitan serangga segera cuci area
kulit yang terkena untuk mencegah infeksi
Mengurangi kontak dekat dengan penderita, bila
diantara anggota keluarga ada yang mengalami
impetigo diharapkan dapat melakukan beberapa
tindakan pencegahan berupa:
Mencuci bersih area lesi (membersihkan krusta) dengan sabun
dan air mengalir serta membalut lesi.
Mencuci pakaian, kain, atau handuk penderita setiap hari dan
tidak menggunakan peralatan harian bersama-sama.
Menggunakan sarung tangan ketika mengolesi obat topikal
dan setelah itu mencuci tangan sampai bersih.
Memotong kuku untuk menghindari penggarukan yang
memperberat lesi.

Medikamentosa
Sisitemik :
Amoksisilin+ Asam klavulanat Dosis 25
mg/kgBB selama 10 hari atau
Eritromisin Dosis 30-50mg/kgBB/hari atau
Azitromisin Dosis 500 mg/hari untuk hari
ke-1 dan dosis 250 mg/hari untuk hari ke-2
sampai hari ke-4.

Topikal
Mupirocin 2%
Mupirocin (pseudomonic acid) antibiotik yang
berasal dari Pseudomonas fluorescent
Mekanisme kerja: menghambat sintesis protein
(asam amino) dengan mengikat isoleusil-tRNA
sintetase sehingga menghambat aktivitas coccus
Gram positif seperti Staphylococcus dan sebagian
besar Streptococcus

Asam Fusidat
Asam Fusidat merupakan antibiotik yang
berasal dari Fusidium coccineum.
Mekanisme kerja asam fusidat yaitu
menghambat sintesis protein. Salap atau
krim asam fusidat 2% aktif melawan
kuman gram positif dan telah teruji sama
efektif dengan mupirocin topikal

Bacitracin
Baciracin merupakan antibiotik polipeptida
siklik yang berasal dari Strain Bacillus Subtilis.
Mekanisme kerja bacitracin menghambat
sintesis dinding sel bakteri dengan
menghambat defosforilasi ikatan membran
lipid pirofosfat sehingga aktif melawan coccus
Gram positif seperti Staphylococcus dan
Streptococcus

Retapamulin
Retapamulin bekerja menghambat sintesis
protein dengan berikatan dengan subunit 50S
ribosom pada protein L3 dekat dengan peptidil
transferase
Salap Retapamulin 1% mrupakan terapi
impetigo pada remaja dan anak-anak diatas 9
bulan dan telah menunjukkan aktivitasnya
melawan kuman yang resisten terhadap
beberapa obat seperti metisilin, eritromisin,
asam fusidat, mupirosin, azitromisin

Komplikasi

Ektima
Erisipelas
Selulitis
Glomerulonefritis Post Streptococcal

Prognosis
Quo ad vitam : Ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam

Daftar Pustaka
Hay R.J, B.M Adriaans. Bacterial Infection.
Rooks Text Book of Dermatology. 7th ed.
Turin: Blackwell. 2004. p.27.13-15
Cole C, Gazewood J. 2007. Diagnosis and
Treatment of Impetigo. American Family
Physician. Volume 75(6): 859-864

Anda mungkin juga menyukai