Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN KASUS

EPILEPSI
Rizqi Dwi Admaja ( 20182040101111)

SMF NEUROLOGI RSUD Dr. H. SLAMET


MARTODIRDJO PAMEKASAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
Identitas Pasien

◦ Nama : An. Moh. Asrorul Hikam


◦ Umur : 7 tahun
◦ Jenis Kelamin : Laki-laki
◦ Agama : Islam
◦ Alamat : Pamekasan
◦ Tanggal Pemeriksaan : 7 Januari 2020
◦ No. Register : 461568
Anamnesis Keluhan Utama : Kejang
• Pasien mengeluhkan sejak 4 bulan yll
sering kejang
• Kejang pada tangan kanan dan kaki
disertai air liur yang menetes, kejang 2-
RPS 3x dalam seminggu. Kejang + 1-3
menit kemudian pasien tertidur. Pasien
terkadang juga mengeluh lemah pada
tangan dan kaki kanan setelah kejang.
• Kejang terakhir 2 hr yll, Demam -, mual
muntah-

• Riw. Kejang sebelumnya disangkal


RPD

RPK • Keluarga dengan keluhan yang sama disangkal


Pemeriksaan Fisik Kondisi umum :Baik
Kesadaran : Compos mentis
GCS : 456
TD : 110/70 mmHg
RR : 20x/mnt
Nadi : 89x/mnt
Suhu : 36,5
SpO2 : 98
K/L : a/i/c/d -/-/-/- Kaku kuduk -, Brudzinski I -
Cor : BJ regular, S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Vesikular (+/+) Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Abdomen : Supel, bising usus (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat (+) CRT<2, Oedema(-)
Pemeriksaan Neurologis :
• Rasa raba simetris kiri kanan atas bawah
Sensoris • Rasa nyeri simetris kiri kanan atas bawah

Motoris 5 5

(Kekuatan) 5 5

Reflek • BPR +2/+2 KPR +2/+2

fisiologis • TPR +2/+2 APR +2/+2

Reflek • Hoffman tromar (-/-)

patologis • Babinski (-/-), Oppenheim (-/-), Chaddock (-/-)


• N 2 : PBI 3/3 mm RC +/+ N12 : vasikulasi -, lateralisasi
Nv Cranialis -
• N. 7 : Simetris

ANS • Dalam batas normal


Clue and cue Problem list

• An. Moh. Asrorul, 7 th 1. Epilepsi


• Kejang tonik klonik
• Drooling +
• Post Ictal Phase
• Todd Paralysis
Initial dx

• Tonik seizure Drooling


Diagnosa • Post Ictal Phase Todd
klinis Paralysis
Diagnosis • Korteks
topis
Diagnosis • Epilepsi tipe Complex Partial
etiologis Seizure dd Tonic-Clonic Seizure
Planning dx

◦DL
◦SE
◦CT Scan
◦EEG
Planning tx

◦ Medimentosa
◦ Asam Valproat 125mg 2x1
◦ Non Medikamentosa
◦ Makann teratur
◦ Hindari stress
◦ Tidur Cukup
RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo
Poli Syaraf
No. Resep :
Nama Dokter : Rizqi D Admaja

◦ R/ Asam Valproat Syrup 125/5ml No. V


S. 2 dd I cth

Pro : An. Moh. Asrorul Hikam (16kg)


Umur : 7th
Monitoring

1. Keluhan kejang
2. Efektivitas terapi
3. Efek samping obat
Edukasi

1. Menjelaskan kepada pasien tentang diagnosis, komplikasi,


dan prognosis
2. Edukasi pasien dan keluarga tentang terapi farmakologi
serta efek samping dari terapi
EPILEPSI
Epilepsi
◦ Epilepsi adalah kelainan otak yang ditandai oleh adanya faktor predisposisi secara
terus menerus untuk terjadinya suatu bangkitan epileptik dan juga ditandai oleh
adanya faktor neurolobiologis, kognitif, psikologis, dan konsekuensi sosial akibat
kondisi tersebut.
◦ Bangkitan epilepsi adalah tanda dan/atau gejala yang timbul sepintas akibat
aktivitas neuron di otak yang berlebihan dan abnormal.

◦ Sumber : Artikel Kesehatan : Epilepsi, Kemenkes RI 2018


Batasan

Seizure :
◦ Manifestasi klinik dari bangkitan hipersinkron, berlebihan dan
abnormal yang bersifat mendadak (paroxysmal) dari populasi
neuron kortek

Epilepsi :
◦ Suatu kelainan neurologik yg bersifat kronik dan ditandai seizure
berulang (recurrent seizure), unprovoked

15
Batasan
status epilepsi
 Keadaan dimana serangan epilepsi
berlangsung lama ( > 5 menit )

 serangan epilepsi (seizure)


 berkali kali
 kesadaran diantaranya tak pulih

16
Recurrent

Acute seizure Serial seizure

Without full recovery


Prolonged
between seizure

Status epilepticus

17
Klasifikasi
◦ Partial Seizures
◦ Simple Partial Seizure
◦ Complex partial Seizure
◦ Generalized Seizure
◦ Absance seizure
◦ Myoclonic seizure
◦ Clonic seizure
◦ Tonic seizure
◦ Tonic – Clonik seizure
◦ Atonic Seizure
◦ Unclassfied epileptic seizure
Etiologi
◦ Idiopatik : penyebabnya tidak diketahui
◦ Kriptogenik : dianggap simtomatik tetapi penyebabnya belum diketahui
◦ Simtomatik : disebabkan o.k kelainan/lesi pada SSP, misalnya : trauma kepala,
infeksi SSP, kelainan kongenital, lesi desak ruang, gangguan peredaran darah
otak, toksi, metabolik, kelainan neurodegeneratif.
Patofisiologi
• Altered neurotransmitter balance
• Increased glutamate ( excitatory )
• Decreased GABA ( inhibitory )
EKSITA
• Altered neuromodulator activity SI
• Altered ionic homeostasis – K, Ca, Chloride
• Rearrenged neuronal circuits
• Loss of inhibitatory synapses
• Overgrowrth of excitatory synapses
• Simplified circuits that improved neuronal synchronization
Gejala klinis epilepsi

Tergantung daerah otak mana yang terkena serangan :

•Kejang
•Gg kesadaran sesaat
•Gg perilaku
•Gg penglihatan - penciuman

21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
Diagnosa
1. Anamnesa
 Pola
 Lama
 Gejala sebelum, saat, sesudah
 Frekuensi
 Faktor pencetus
 Ada/ tidak peny sekarang yg diderita
 Usia pertama terjadi
 Riwayat kehamilan, persalinan, perkembangan
 R penyakit, penyebab, atau tx sebelumnya
 R dalam keluarga
33
2. Pemeriksaan fisik dan neurologik
3. Pemeriksaan penunjang
A. EEG
Indikasi
1. Menegakkan diagnosa
2. Menetukan prognosa
3. Pertimbangan penghentian OAE
4. Menentukan letak fokus

34
B. Pemeriksaan neuroimaging struktural & fungsional
Indikasi
1. Kasus pertama yg diduga ada kelainan struktural
2. Perubahan bentuk bangkitan
3. Defisit neurologik fokal
4. Epilepsi parsial
5. Bangkitan I pd usia > 25 th
6. Persiapan operasi epilepsi

35
Tatalaksana
◦Sebagian besar mekanisme kerja OAE sebagai
antikonvulsan tidak dapat dimengerti sepenuhnya.
Mekanisme utama OAE yaitu menurunkan eksitasi
dari neuron dengan cara memblok saluran sodium
dan saluran kalsium atau reseptor glutamat
antagonis. Beberapa jenis OAE dapat meningkatkan
gamma amino butyric acid (GABA).
Pilihan OAE Berdasarkan atas Jenis Bangkitan
(Pedoman tatalaksana Epilepsi 2011)
OAE Lain
OAE Yang
Jenis OAE Lini OAE Lini Yang Dapat
Sebaiknya
Bangkitan Pertama Kedua Dipertimbang
Dihindari
kan
Bangkitan Sodium Clobazam Clonazepam
Umum Valproate Levetiracetam Phenobarbital
Lamotrigine Oxacarbazepin Phenytoin
Topiramate e Acetazolamide
Carbamazepin
Bangkitan Lena Sodium Clobazam Carbamazepine
Valproate Topiramate Gabapentin
Lamotrigine Oxcarbazepine
Bangkitan Sodium Clobazam Carbamazepine
Mioklonik Valproate Topiramate Gabapentin
Lamotrigine Levetiracetam Oxcarbazepine
Lamotrigine
Piracetam
OAE Lain
OAE Yang
Jenis OAE Lini OAE Lini Yang Dapat
Sebaiknya
Bangkitan Pertama Kedua Dipertimbang
Dihindari
kan
Bangkitan Sodium Clobazam Phenobarbital Carbamazepine
Tonik Valproate Levetiracetam Phenytoin Oxcarbazepine
Lamotrigine Topiramate
Bangkitan Sodium Clobazam Phenobarbital Carbamazepine
Atonik Valproate Levetiracetam Acetazolamide Oxcarbazepine
Lamotrigine Topiramate Phenytoin
Bangkitan Carbamazepine Clobazam Clobazam
Fokal Oxcarbazepine Gabapentin Phenobarbital
dengan/Tanpa Sodium Levetiracetam Acetazolamide
Umum Valproate Phenytoin
Sekunder Topiramate Tiagabine
Lamotrigine
◦ Monoterapi
◦ Dimulai dari dosis rendah-dosis efektif  jika mencapai dosis maksimal
pertimbangkan OAE lini pertama lainnya dan atau kombinasi
◦ Terapi dilanjutkan hingga 3 tahun bebas kejang
◦ Apabila masih tidak bisa diatasi pertimbangkan untuk tindakan pembedahan untuk
menghilangkan fokus epileptik
Daftar Pustaka
◦ Artikel Kesehatan : Tatatlaksana Epilepsi. 2018. Kementrian Kesehatan RI.
Available from: https://yankes.kemkes.go.id/read-epilepsi-4812.html. Diakses pada
tanggal 9 Januari 2020

◦ Bahrudin, Moch. 2016. Neurologi Klinis. Edisi Pertama Cetakan Kedua. Malang :
UMM Press

◦ Machfoed, Moh Hasan. 2011. Buku Ajar Neurologi. Surabaya : Airlangga


University Press

◦ Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). 2014. Pedoman


Tatalaksana Epilepsi Edisi V. Avalable from: www.perdossi.org/info/guid.php.
Diakses pada tanggal 9 Januari 2020
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai