Oleh:
Ririn Tri Sabrina
04084821517080
04084821618228
Pembimbing:
dr. Yunni Dian Sari, Sp.S
DEPARTEMEN NEUROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RUMAH SAKIT DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2016
HALAMAN PENGESAHAN
1
Referat
Oleh
Ririn Tri Sabrina
04084821517080
04084821618228
Telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 sebagai salah satu persyaratan guna
mengikuti ujian Kepaniteraan Klinik Bagian Neurologi FK Unsri/RSMH
Palembang.
KATA PENGANTAR
2
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Referat dengan judul Manuver Terapi
Benign Paroxysmal Positional Vertigo untuk memenuhi tugas laporan Referat
yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran kepaniteraan klinik, khususnya
dalam Departemen Neurologi. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima
kasih kepada dr.Yunni Dian Sari, Sp.S selaku pembimbing yang telah membantu
memberikan pengajaran dan masukan sehingga referat ini dapat selesai tepat pada
waktunya.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan referat ini masih
banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Demikianlah penulisan
laporan ini, semoga bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................1
BAB II
2.1
Definisi BPPV......................................................................................2
2.2
Epidemiologi BPPV...........................................................................2
2.3
Etiologi BPPV....................................................................................3
2.4
Patofisiologi BPPV.............................................................................3
2.5
2.6
Diagnosis BPPV.................................................................................5
2.7
Klasifikasi BPPV................................................................................10
2.8
Diferensial Diagnosis.........................................................................12
2.9
Tatalaksana BPPV..............................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Vertigo merupakan keluhan yang sangat mengganggu aktivitas kehidupan
sehari-hari. Sampai saat ini sangat banyak hal yang dapat menimbulkan keluhan
vertigo. Diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat masih terus disempurnakan.1
Benign Paroxysmal Positional Vertigo merupakan gangguan vestibular
dimana 17%-20% pasien mengeluh vertigo. Gangguan vestibular dikarakteristikan
dengan serangan vertigo yang disebabkan oleh perubahan posisi kepala dan
berhubungan dengan karakteristik nistagmus paroksimal. Penyakit ini merupakan
penyakit degeneratif idiopatik yang sering ditemukan, kebanyakan diderita oleh
wanita dibandingkan pria dengan perbandingan 2:1.2
Benign Paroxysmal Positional Vertigo disebabkan ketika material berupa
kalsium karbonat dari makula dalam dinding utrikulus masuk kedalam salah satu
kanalis semisirkularis yang akan merespon ke saraf. Berdasarkan teori dapat
mengenai ketiga kanalis semisirkularis, walaupun terkenanya kanal superior
(anterior) sangat jarang. Bentuk yang paling sering adalah bentuk kanal posterior,
diikuti bentuk lateral.1,2
Diagnosis BPPV dapat dilakukan dengan melakukan tindakan provokasi
dan menilai timbulnya nistagmus pada posisi tersebut. Tindakan provokasi
tersebut dapat berupa Dix-Hallpike maneuver, atau side lying maneuver.3
Secara umum penatalaksanaan BPPV adalah untuk meningkatkan kualitas
hidup serta mengurangi resiko jatuh yang dapat terjadi pada pasien.
Penatalaksanaan
BPPV
secara
garis
besar
dibagi
menjadi
dua
yaitu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penyebab lain yang lebih jarang adalah labirinitis virus, neuritis vestibuler,
pasca stapedoctomi, fistula perilimfa dan penyakit meniere. BPPV merupakan
penyakit pada semua usia dewasa. Pada anak belum pernah dilaporkan.1
2.4 Patofisiologi BPPV
Benign Paroxysmal Positional Vertigo disebabkan ketika otolith yang terdiri
dari kalsium karbonat yang berasal dari makula pada utrikulus yang lepas dan
bergerak dalam lumen dari salah satu kanal semisirkular. Kalsium karbonat dua
kali lebih padat dibandingkan endolimfe, sehingga bergerak sebagai respon
terhadap gravitasi dan pergerakan akseleratif lain. Ketika Kristal kalsium karbonat
bergerak dalam kanal semisirkular (kanalitiasis), partikel tersebut menyebabkan
pergerakan endolimfe yang menstimulasi ampula pada kanal yang terkena,
sehingga menyebabkan vertigo.2,5
pada bagian kepala, misalnya, setelah benturan keras, otokonia yang terdapat pda
utikulus dan sakulus terlepas. Otokonia yang terlepas ini kemudian memasuki
kanalis semisirkularis sebagai kanalit. Adanya kanalit didalam kanalis
semisirkularis ini akan memnyebabkan timbulnya keluhan vertigo pada BPPV.
Hal inilah yang mendasari BPPV pasca trauma kepala.12,13
2.5 Gejala Klinik BPPV
Gejala yang dikeluhkan adalah vertigo yang dating tiba-tiba pada perubahan
posisi kepala, beberapa pasien dapat mengatakan dengan tepat posisi tertentu yang
menimbulkan keluhan vertigonya. Biasanya vertigo dirasakan sangat berat,
berlangsung singkat hanya beberapa detik saja walaupun penderita merasakannya
lebih lama.4
2.6 Diagnosis BPPV
Diagnosis BPPV dapat ditegakkan berdasarkan Anamnesis, gejala klinis yang
ditemukan serta berbagai manuver diagnosis.2
2.6.1
Anamnesis
Pasien biasanya mengeluh vertigo dengan onset akut kurang dari 10-30 detik
akibat perubahan posisi kepala dan tidak disertai dengan gejala tambahan selain
mual pada beberapa pasien. Posisi yang memicu adalah berbalik di tempat tidur
pad aposisi lateral, bangun dari tempat tidur, melihat keatas dan belakang, dan
membungkuk.2
2.6.2
Pemeriksaan fisik
detik.
Pasien didudukkan dekat bagian ujung tempat periksa, sehingga ketika
posisi terlentang kepala ekstensi ke belakang 30o 40o, penderita diminta
ipsilateral.
Kembalikan ke posisi duduk, nistagmus bisa terlihat dalam arah yang
yang berlawanan dan penderita mengeluhkan kamar berputar ke arah
berlawanan.
Berikutnya maneuver tersebut diulang dengan kepala menoleh ke sisi kiri
45o dan seterusnya.6
Normal
Kadang-kadang
dengan
mata
tertutup
bisa
terekam
dengan
detik
Pasien duduk dengan kepala menoleh ke kiri pada meja pemeriksan
dengan kaki yang menggantung di tepi meja, untuk melakukan maneuver
lying kiri.
Tunggu 40 detik sampai timbul respon abnormal.
Pada orang normal nistagmus dapat timbul pada saat gerakan provokasi
ke belakang, namun saat gerakan selesai dilakukan tidak tampak lagi nistagmus.
posterior kanan
Fase cepat ke atas, berputar kekiri menunjukan BPPV pada kanalis
posterior kiri
Fase cepat ke bawah, berputar kekanan menunjukan BPPV pada kanalis
anterior kanan
Fase cepat ke bawah, berputar kekiri menunjukan BPPV pada kanalis
anterior kanan
2.7 Klasifikasi
Secara teori Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) dapat mengenai
ketiga kanalis semisirkularis, walaupun terkenanya kanal anterior (superior)
sangat jarang. Bentuk yang paling sering adalah bentuk kanal posterior, diikuti
bentuk lateral. Sedangkan bentuk kanal anterior dan bentuk polikanalikular adalah
bentuk yang paling tidak umum.
Benign Paroxysmal Positional Vertigo Tipe Kanal Posterior
Benign Paroxysmal Positional Vertigo yang paling sering terjadi adalah tipe
kanal posterior. Ini tercatat pada 85-90% dari kasus dari BPPV, karena itu, jika
tidak diklasifikasikan, BPPV umumnya mengacu pada BPPV bentuk kanal
posterior.14 Dokter dapat mendiagnosis BPPV tipe kanal posterior ketika
nistagmus posisional paroksismal dapat diprovokasi dengan manuver DixHallpike.
Kriteria Diagnosis untuk BPPV Tipe Kanal Posterior
Riwayat
Pemeriksaan Fisik
Dix-Hallpike
Ada periode laten antara selesainya tes Dix-Hallpike
dengan onset vertigo dan nistagmus
Penyebab
paling
kanalitiasis. Hal
onset nistagmus
sering terjadinya
BPPV
kanal
posterior
adalah
terapung bebas
cenderung jatuh ke kanal posterior disebabkan karena kanal ini adalah bagian
vestibulum yang berada pada posisi yang paling bawah saat kepala pada
posisi berdiri ataupun berbaring.15
BPPV tipe kanal lateral adalah tipe BPPV yang paling banyak kedua. 14,15
BPPV tipe kanal lateral sembuh jauh lebih cepat dibandingkan dengan BPPV tipe
kanal posterior. Hal ini dikarenakan kanal posterior tergantung di bagian inferior
dan barier kupulanya terdapat pada ujung yang lebih pendek dan lebih rendah.
Debris yang masuk dalam kanal posterior akan terperangkap di dalamnya.
Sedangkan kanal lateral memiliki barier kupula yang terletak di ujung atas. Karena
itu, debris bebas yang terapung di kanal lateral akan cenderung untuk mengapung
kembali ke utrikulus sebagai akibat dari pergerakan kepala.15
Kupulolitiasis memiliki peranan yang lebih besar pada BPPV tipe kanal lateral
dibandingkan tipe kanal posterior. Karena partikel melekat pada kupula, vertigo
sering kali berat dan menetap saat kepala berada dalam posisi provokatif. BPPV
tipe kanal lateral (horisontal) terkadang dapat ditimbulkan oleh Dix-Hallpike
manuver.15 Namun cara yang paling dapat diandalkan untuk mendiagnosis BPPV
horisontal adalah dengan supine roll test atau supine head turn manuver.
10
Polikanalikular
BPPV tipe kanal anterior berkaitan dengan paroxysmal downbeating
nystagmus, kadang-kadang dengan komponen torsi minor mengikuti posisi DixHallpike. Bentuk ini mungkin ditemui saat mengobati bentuk lain dari BPPV.
BPPV kanal anterior kronis atau persisten jarang. Dari semua tipe BPPV, BPPV
kanal anterior tampaknya tipe yang paling sering sembuh secara spontan.
Diagnosisnya harus dipertimbangkan dengan hati-hati karena downbeating
positional nystagmus yang berhubungan dengan lesi batang otak atau cerebellar
dapat menghasilkan pola yang sama.14
BPPV tipe polikanalikular jarang, tetapi menunjukkan bahwa dua atau lebih
kanal secara bersamaan terkena pada waktu yang sama. Keadaan yang paling
umum adalah BPPV kanal posterior dikombinasikan dengan BPPV kanal
horisontal. Nistagmus ini bagaimanapun juga tetap akan terus mengikuti pola
BPPV kanal tunggal, meskipun pengobatan mungkin harus dilakukan secara
bertahap dalam beberapa kasus.14
2.8 Diferensial Diagnosis
Diferensial diagnosis untuk BPPV dapat dibagi menjadi 3 bidang utama
patologi: Labirin, saraf vestibular, dan situs pusat luka. Ini dibagi lebih lanjut
sebagai berikut:13
a. Penyakit Meniere
Paling sering didiagnosis pada BPPV kronis karena pasien mungkin gagal
untuk mengenali posisi provikasi. Hal ini juga membingungkan karena BPPV
dapat terjadi bersamaan. Gejala-gejala dari penyakit Meniere secara khas
temasuk paling sedikit beberapa dari yang berikut.16
-
11
b. Vestibular Neuritis
Vestibular neuronitis penyebabnya tidak diketahui, pada hakikatnya
merupakan suatu kelainan klinis dimana pasien mengeluh pusing berat
dengan mual, muntah yang hebat, serta tidak mampu berdiri atau berjalan.
Gejala-gejala ini menghilangkan dalam tiga hingga empat hari. Sebagian
pasien perlu dirawat di rumah sakit untuk mengatasi gejala dan dehidrasi.
Serangan
menyebabkan
pasien
mengalami
ketidakstabilan
dan
12
13
ke
arah
kanan
(sebaliknya)
perlahan sampai
muka
ke kiri.
Kemudian langsung bergerak ke kanan sampai menyentuh tempat tidur
dengan posisi kepala tetap, tunggu sampai vertigo hilang (30-60 detik)
14
Kemudian tanpa merubah posisi kepala berbalik arah ke sisi kiri,tunggu 30-60
detik, baru kembali ke posisi semula.
15
Dari beberapa latihan, umumnya yang dilakukan pertama adalah CRP atau
Semont Liberatory, jika masih terasa ada sisa baru dilakukan Brand-Darroff
exercise. Pada sebuah penelitian disebutkan bahwa dalam setelah pelaksanaan
maneuver-manuver terapi BPPV tidak perlu dilakukan pembatasan terhadap gerak
tubuh maupun kepala. Epley maneuver sangat sederhana, mudah dilakukan, hasil
yang diharapkan untuk mengurangi gejala cepat muncul, efektif, tidak ada
komplikasi, dan dapat diulang beberapa kali setelah mencoba pertama kali
sehingga sangat dianjurkan kepada orang yang menderita BPPV.
16
7. Gufoni Manuver
17
mengatasi
gejala
BPPV,
berupa
antihistamin
(meclizine,
18
vestibuler dari fossa posterior atau fossa medialis dengan menjaga fungsi
pendengaran.8
2.10
Meskipun
Komplikasi BPPV
BPPV
menyebabkan
rasa
tidak
nyaman,
jarang
sekali
Prognosis
Prognosis setelah dilakukan CRP (Canalith Repositioning Procedure)
biasanya bagus. Remisi dapat terjadi spontan dalam 6 minggu, meskipun beberapa
kasus tidak terjadi. Dengan sekali pengobatan tingkat rekurensi sekitar 10-25%.
CRP/Epley maneuver terbukti efektif dalam mengontrol gejala BPPV dalam
waktu lama.
Pada beberapa kasus dapat terjadi adanya remisi dan rekurensi yang tidak
dapat diprediksi dan rata-rata rekurensi 10-15% per tahun. Jika terdapat
rekurensi, maka dilakukan maneuver reposisi ulang.11
BAB III
KESIMPULAN
BPPV adalah jenis vertigo perifer yang paling sering ditemukan yang dapat
disebabkan karena adanya trauma kepala, proses degeneratif, pasca operasi,
pengobatan ototoksik, ataupun idiopatik. Manifestasi klinis yang terdapat dalam
BPPV adalah adanya rasa pusing berputar yang timbul akibat perubahan posisi
kepala. Keluhan ini kadang disertasi dengan adanya rasa mual dan muntah.
Penderita dengan BPPV memiliki pendengaran yang normal dan tidak ditemukan
19
Kanal Posterior
V
V
V
Kanal Lateral
V
Kanal Anterior
V
V
V
V
V
V
DAFTAR PUSTAKA
1. Soepardi EA dkk, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok
Kepala&Leher, edisi 6. FKUI, Jakarta 2011.
2. Purnamasari Prida P, Diagnosis Dan Tata Laksana Benign Paroxysmal
Positional Vertigo (BPPV). FK Universitas Udayana, Denpasar 2013. [online]
[download.portalgaruda.org/article.php?article=82555&val=970]
diakses:
16 Agustus 2016.
3. Bashiruddin J., Hadjar E., Alviandi W. Gangguan Keseimbangan. Dalam:
Arsyad E, Iskandar N, Editor : Telinga, Hidung Tenggorok Kepala&Leher.
Edisi Keenam. Jakarta :Balai Penerbit FKUI. 2008. Hal. 94-101
4. Nagel P &Gurkov R, Dasar-dasar Ilmu THT, edisi 2. EGC, Jakarta 2009.
20
21
(1).
http://download.portalgaruda.org/
article.php?
article=300068& val=7288
22