PENDAHULUAN
terutama di negara yang sedang berkembang antara lain adalah tuberkulosis (TB).
TB pada sistim saraf, dalam hal ini adalah tuberkuloma intracranial. Tuberkuloma
intrakranial merupakan kejadian yang langka dan salah satu penyebab lesi massa
intrakranial. 2,3
tahun 2014, dengan angka kematian mencapai 1,5 juta jiwa. Indonesia merupakan
negara dengan jumlah kasus tuberkulosis tertinggi kedua setelah India dengan
tuberkulosis di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 395 kasus per 100.000 jiwa.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 10% kasus merupakan infeksi oportunistik dari
infeksi HIV. Tingkat kematian akibat penyakit ini sekitar 40 dari 100.000 jiwa. 4
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tubuh dan sekitar 400 kilokalori energi setiap harinya. Otak merupakan jaringan
yang paling banyak memakai energi dalam seluruh tubuh manusia dan terutama
berasal dari proses metabolisme oksidasi glukosa. Jaringan otak sangat rentan
terhadap perubahan oksigen dan glukosa darah, aliran darah berhenti 10 detik saja
Ketika lahir seorang bayi telah mempunyai 100 miliar sel otak yang aktif
dan 900 miliar sel otak pendukung, setiap neuron mempunyai cabang hinggá
10.000 cabang dendrit yang dapat membangun sejumlah satu kuadrilion. Koneksi,
250.000 neuroblast (sel saraf yang belum matang), kecerdasan mulai berkembang
dengan terjadinya koneksi antar sel otak, tempat sel saraf bertemu disebut
kecerdasan anak tersebut, dan kecerdasan ini harus dilatih dan di stimulasi.1
Otak manusia adalah organ yang unik dan dasyat, tempat diaturnya
proses berfikir, berbahasa, kesadaran, emosi dan kepribadian. Secara garis besar,
otak terbagi dalam 3 bagian besar, yaitu neokortek atau kortex serebri, system
limbik dan batang otak, yang berkerja secara simbiosis. Bila neokortex berfungsi
2
untuk berfikir, berhitung, memori, bahasa, maka sistek limbik berfugsi dalam
mengatur emosi dan memori emosional, dan batang otak mengarur fungsi vegetasi
tubuh antara lain denyut jantung, aliran darah, kemampuan gerak atau motorik,
Ketiganya bekerja bersama saling mendukung dalam waktu yang bersamaan, tapi
motorik dan lain-lain. Otak terbentuk dari dua jenis sel: yaitu glia dan neuron.
membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai potensial
aksi. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain dan keseluruh tubuh dengan
1. Telensefalon (endbrain)
Terdiri atas: hemisfer serebri yang disusun oleh korteks serebri, system limbic,
basal ganglia dimana basal ganglia disusun oleh nucleus kaudatum, nucleus
3
b. Nucleus basal berperan dalam: inhibisitonus otot, koordinasi gerakan
berguna.
2. Diensefalon (interbrain)
Memiliki dua kolikulus yaitu kolikulus superior dan kolikulus inferior dan
terdiri dari tegmentum yang terdiri dari nucleus rubra dan substansia nigra.
Memiliki peran asal dari sebagian besar saraf kranialis perifer, pusat pengaturan
dibatasi oleh gyrus dan sulkus, seperti terlihat dalam gambar dibawah ini :
4
Gambar 1. Gambar Otak dari Lateral
dari penyebaran secara hematogen lesi tuberkulosa pada bagian tubuh yang lain
terutama dari paru. Tuberkuloma sering multiple dan paling banyak berlokasi
yang paling sering adalah lobus frontal dan diikuti oleh lobus parietalis. 5
2.3 Etiologi
5
Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman
yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1 – 4 µm dan tebal 0,3 – 0,6 µm
2.4 Epidemiologi
tahun 2014, dengan angka kematian mencapai 1,5 juta jiwa. Indonesia merupakan
negara dengan jumlah kasus tuberkulosis tertinggi kedua setelah India dengan
insidensi tuberkulosis di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 395 kasus per
100.000 jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 10% kasus merupakan infeksi
oportunistik dari infeksi HIV. Tingkat kematian akibat penyakit ini sekitar 40 dari
100.000 jiwa. 4
Insiden puncak adalah dekade ke-5 dan diikuti oleh dekade ke-3 dengan
2.5 Patogenesis
meskipun cara lain masih mungkin. Kuman TB yang masuk alveoli akan
ditangkap dan dicerna oleh makrofag. Bila kuman virulen, ia akan berbiak dalam
membentuk tuberkel kecil. Aktivasi makrofag yang berasal dari darah dan
membentuk tuberkel ini dirangsang oleh limfokin yang dihasilkan dari sel T
limfosit. Kuman yang berada di alveol membentuk fokus Ghon, melalui saluran
6
getah bening kuman akan mencapai kelenjar getah bening di hilus dan membentuk
saluran limfe dan pembuluh darah dan tersangkut di berbagai organ tubuh. Jadi
yang berasal dari focus infeksi, TB primer terbentuk beberapa tuberkel kecil pada
meningen atau medula spinalis. Tuberkel dapat pecah dan memasuki cairan otak
edema vasogenik.
gejalanya tidak khas, berupa malaise, apati, anoreksia, demam, nyeri kepala.
Setelah minggu kedua, fase meningitis dengan nyeri kepala, mual, muntah dan
7
Tuberculoma berkolerasi langsung dengan prevalensi infeksi TB secara
umum. Proses patologi dimulai dengan formasi pada basil, berisi tuberkel
dan menimbulkan gejala yang tergantung pada lokasi, kecepatan tumbuh serta
reaksi radang di sekitarnya, Lesi ini bila bersifat lokal, tuberkel dapat membesar
sampai ke bentuk ukuran tuberkuloma, khususnya jika focus kaya didalamnya dan
peningkatan tekanan intracranial sehingga gejala yang muncul adalah sakit kepala,
2.7 Diagnosis
and MRI mempunyai sensitifitas yang tinggi untuk tuberkuloma, tetapi spesifitas
sebagai:
8
Tanpa kontras, lesi pada umumnya hipodens/isodens, pada beberapa
MRI lebih baik daripada CT-Scan dalam hal delinease anatomi tapi hasil
temuan pada MRI tidak selalu spesifik untuk tuberculoma dan seringkali sulit
Pada gambar kontras terlihat lesi yang menyerupai cincin. Diameter lesi ini
meningkat biasanya berkisar dari 1-5 cm. jenis-jenis peningkatan bervariasi dan
mungkin menunjukkan cincin lengkap, cincin terbuka, pola lobular atau mungkin
pola yang tidak teratur dan terkadang lesi target ditemukan. 7,8
agen tuberculosis dapat lebih dipakai untuk intervensi pembedahan dan regresi
pada lesi diikuti secara teratur dapat mengkonfirmasi hasil diagnosis. 2,8
2.8 Penatalaksanaan
9
etambutol selama 2 bulan fase intensif dan rifampisin, isoniazid selama 4
diberikan streptomisin. 4
Pada dewasa, dosis obat harian OAT adalah isoniazid 5 (4-6) mg/kgBB,
mg/kgBB.4
BAB III
PENUTUP
10
3.1. Kesimpulan
dari penyebaran secara hematogen dari lesi tuberkulosa pada bagian tubuh yang
kortikosteroid.
DAFTAR PUSTAKA
11
Namani, et al. 2017. Tuberculous meningoenchephalitis Associated with brain
tuberculomas during pregnancy : a case report. Biomed Central, Journal of Medical Case
prospective study in a tertiary care centre in northern india. e-ISSN: 2279-0853, p-ISSN:
Shah, et al, 2016. Tuberculomas of the brain with and without associated
Radiodiagnosis, College of Medicine and Sagar Dutta Medical College and Hospital,
125.167.157.42]
12