ENSEFALITIS
CHARAN PAL SINGH
0810314156
Pembimbing:
Prof Dr H Basjiruddin
Ahmad SpS (K)
dr Hj Yuliarni Syafrita SpS
Definisi
Ensefalitis adalah suatu peradangan
akut dari jaringan parenkim otak
yang disebabkan oleh infeksi dari
berbagai macam mikroorganisme
dan ditandai dengan gejala-gejala
umum dan manifestasi neurologis
Etiologi
bakteri (staphilococcus, streptococcus, E. Coli, dan
M. Tuberculosa, M. Pneumonia)
parasit
Jamur
spirokaeta
virus.
Penyebab yang terpenting dan tersering ialah virus.
virus langsung menyerang otak atau reaksi radang
akut karena infeksi sistemik atau vaksinasi
terdahulu.
Berbagai jenis virus dapat menimbulkan
ensefalitis, meskipun gejala klinisnya sama. Sesuai
dengan jenis virus, serta epidemiologinya, diketahui
berbagai macam ensefalitis virus. 3
Klasifikasi:
Klasifikasi Robin berdasarkan etiologi
virus:
Infeksi virus yang bersifat epidemik
Golongan enterovirus : Poliomyelitis, virus Coxsackie,
virus ECHO.
Golongan virus ARBO : Western equine encephalitis,
St. Louis encephalitis, Eastern equine encephalitis,
Japanese B encephalitis, Russian spring summer
encephalitis, Murray valley encephalitis.
Infeksi virus yang bersifat sporadik : Rabies,
Herpes simplex, Herpes zoster, Limfogranuloma,
Mumps, Lymphocytic choriomeningitis dan jenis lain
yang dianggap disebabkan oleh virus tetapi belum
jelas
Patofisiologi
Manifestasi klinis
Prodormal berlangsung antara 1-4 hari
yang ditandai dengan demam, sakit kepala,
pusing, muntah, nyeri tenggorokan,
malaise, nyeri pada ekstremitas dan pucat,
kemudian diikuti oleh tanda ensefalitis
yang berat ringannya tergantung distribusi
dan luasnya lesi pada neuron
Pada bayi, terdapat jeritan, perubahan
perilaku, gangguan kesadaran, dan kejangkejang. Kejang-kejang dapat bersifat umum
atau fokal atau hanya twitching saja.
Kejang dapat berlangsung berjam-jam
Diagnosis
gambaran klinis, pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan virologis(serologis), dan
pemeriksaan penunjang lain seperti EEG,
pencitraan, biopsi otak,
gambaran cairan serebrospinal dapat pula
dipertimbangkan.
CSF: berwarna jernih, jumlah sel berkisar 50200/L dengan dominasi sel limfosit. Jumlah
protein kadang kadang meningkat dan
kadar glukosa biasanya masih dalam batas
normal
Diagnosis Banding
Meningitis
Meningitis tuberkulosa
Infeksi bakteri parameningeal
Penatalaksanaan
Terapi suportif :
mengusahakan jalan nafas tetap terbuka,
pemberian makanan secara enteral atau
parenteral, menjaga keseimbangan cairan dan
elektrolit, koreksi terhadap gangguan
keseimbangan asam basa darah.
Terapi kausal :
Pengobatan anti virus diberikan pada ensefalitis
yang disebabkan virus, yaitu dengan
memberikan asiklovir 10 mg/kgBB/hari IV
setiap 8 jam selama 10-14 hari.
Terapi Simptomatik
Obat antikonvulsif untuk mengatasi kejang
diazepam 0,3-0,5 mg/Kg BB/ hari dilanjutkan
dengan fenobarbital
antipiretikum seperti parasetamol dengan
dosis 10-15mg/kgBB
Untuk mengurangi edema serebri dengan
deksametason 0,2 mg/kgBB/hari IM dibagi 3
dosis dengan cairan rendah natrium,
dilanjutkan dengan pemberian 0,250,5mg/kgBB/hari.
Bila terdapat tanda peningkatan tekanan
intrakranial, dapat diberikan manitol 0,5-2
g/kgBB IV dalam periode 8-12 jam
Terapi rehabilitatif
Prognosis
sembuh secara sempurna dari infeksi virus
pada sistem saraf sentral, walaupun
prognosis tergantung pada keparahan
penyakit klinis, etiologi spesifik, dan umur
anak.
Jika penyakit klinis berat dengan bukti
adanya keterlibatan parenkim, prognosis
buruk, dengan kemungkinan defisit yang
bersifat intelektual, motorik, psikiatrik,
epileptik, penglihatan, ataupun
pendengaran
Komplikasi
retardasi mental, iritabel, emosi tidak
stabil, sulit tidur, halusinasi, enuresis,
perubahan perilaku, dan juga dapat
ditemukan gangguan motorik dan
epilepsi.
ILUSTRASI KASUS
Seorang pasien perempuan umur 15
tahun dirawat di bangsal Neurologis
RS Dr. M. Djamil Padang tanggal 25
April 2013 dengan:
Keluhan Utama:
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum :
Kesadaran
:
Tekanan darah :
Frekuensi nadi
Frekuensi nafas :
Suhu
:
Sedang
GCS 11 (E3 M5 V3)
100/60 mmhg
:
96 x/menit
24 x/menit
38,5 C
Status Internus
Keadaan Regional
Kulit
: petekie (+)
Kepala : Tidak ada kelainan
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik
Hidung : Tidak ada kelainan
Telinga : : Tidak ada kelainan
Mulut : Tidak ada kelainan
Leher : JVP 5-2 cm H2O
Paru : dbn
Jantung : dbn
Abdomen : dbn
Status Neurologis
Tanda rangsangan selaput otak
Kaku kuduk : tidak ada
Kernig:
tidak ada
Brudzinsky I
: tidak ada
Brudzinsky II : tidak ada
Laseque
: tidak ada
Tanda peningkatan tekanan intracranial
Pupil
: Isokor, 3mm/3 mm,
Refleks cahaya +/+
Muntah proyektil
: tidak ada
Sakit kepala progresif
: tidak ada
Kanan
Kiri
Subjektif
Baik
Baik
Baik
Baik
N.II (Optikus)
Penglihatan
Kanan
Kiri
Tajam Penglihatan
Baik
Baik
Lapangan Pandang
Baik
Baik
Melihat warna
Baik
Baik
Tidak diperiksa
Tidak diperiksa
Funduskopi
N.III (Okulomotorius)
Bola Mata
Ptosis
Gerakan Bulbus
Strabismus
Kanan
Kiri
Bulat
Bulat
Nistagmus
Ekso/Endopthalmus
Pupil
Bulat, isokor
Bulat, isokor
Refleks Cahaya
(+)
(+)
Refleks Akomodasi
(+)
(+)
Refleks Konvergensi
(+)
(+)
Bentuk
N.V (Trigeminus)
Kanan
Motorik
Kiri
Membuka mulut
(+)
(+)
Menggerakan rahang
(+)
(+)
Menggigit
(+)
(+)
Mengunyah
(+)
(+)
Sensorik
-Divisi Oftlamika
Refleks Kornea
(+)
(+)
Sensibilitas
Baik
(+)
Refleks Masseter
(+)
(+)
Sensibilitas
Baik
Baik
Baik
Baik
-Divisi Maksila
-Divisi Mandibula
Sensibilitas
Laboratorium
Hb : 12.2
gr%
Leukosit : 6080/mm3
Trombosit : 131000/mm3
Na : 132 mmol/L
K
: 3.6 mmol/L
Ureum
: 17 mg%
Kreatinin : 0.7 mg%
Pemeriksaan Anjuran
CT scan
Pemeriksaan darah Rutin, kadar elektrolit, diff
count, faal hemostasis
Lumbal Punksi
EEG
Funduscopy
Diagnosa
Diagnosa klinik
: ensefalitis
Diagnosa topik
:encephalon
Diagnosa etiologi
: bakteri
Diagnosis differensial
: meningitis
Prognosis :
Quo ad vitam
: dubia ed bonam
Quo ad sanam
: dubia ed bonam
Quo ad fungsionam : dubia ed bonam
Umum
- O2 4-5 liter/menit
Diskusi
Telah dilaporkan seorang pasien
perempuan berumur 15 tahun sejak
tanggal 25 April 2013 di RSUP Dr.M.
Djamil Padang dengan diagnosis klinik
pada saat pasien masuk adalah
ensefalitis. Diagnosa topik yaitu
encephalon. Diagnosis etiologi adalah
infeksi virus. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang
TERIMA KASIH