Anda di halaman 1dari 3

Tugas 2

Lakukan rencana penyuluhan dan buat pidato penyuluhan kelompok bertopik penyakit
berbasis lingkungan di dalam ataupun di luar gedung.

Assalamualaikum wr. wb
Selamat siang, salam sejahtera buat kita semua
Yang terhormat kepala sekolah SD 134 Pasir Putih
Yang saya hormati Bapak/Ibu guru SD 134 Pasir Putih
Yang saya hormati Bapak/ibu staf SD 134 Pasir Putih

Mengawali pidato ini izinkanlah saya mengajak kita semua untuk menghaturkan puji
dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada
kita semua sehingga dapat berkumpul dalam keadaan sehat wal afiat. Selanjutnya selawat
beserta salam atas junjungan kita nabi Muhammad SAW yang safaatnya kita harapkan di hari
kemudian kelak. Saya sangat berbahagia dan mengucapkan terimakasih kepada para hadirin
yang telah berkenan meluangkan waktu untuk hadir pada penyuluhan kali ini. Dan
merupakan suatu kebahagian bagi saya dapat berdiri di hadapan Bapak-bapak dan Ibu-ibu
sekalian untuk menyampaikan pidato tentang penyakit berbasis lingkungan yaitu DBD.
Baiklah pada hari ini saya akan menyampaikan penyuluhan tentang DBD yang saat
ini mungkin sudah tidak asing lagi saudara-saudara dengar dilingkungan sekitar karena
banyaknya kasus yang terjadi ditahun 2011 yang lalu.

Para hadirin yang berbahagia,

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular yang
sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang dapat
menimbulkan dampak sosial dan ekonomi serta berkaitan dengan perilaku manusia. Kerugian
sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian
anggota keluarga dan berkurangnya usia harapan hidup penduduk (Depkes RI, 2006).

Kemampuan terbang nyamuk betina rata-rata 40 m, maksimal 100 m, tetapi secara pasif
nyamuk dapat berpindah lebih jauh, misalnya : karena angin atau terbawa kendaraan. Ae.
aegypti tersebar luas di daerah tropis dan sub tropis. Aedes dapat hidup dan berkembangbiak
sampai ketinggian daerah + 1.000 m dari permukaan air laut, apabila berada di atas
ketinggian + 1.000 m nyanuk tidak dapat berkembang biak, karena pada ketinggian tersebut
suhu udara terlalu rendah (Depkes RI, 1992)v. Nyamuk Aedes pada saat ini telah terdapat
hampir di seluruh pelosok Indonesia tidak terkecuali lagi di daerah atau tempat-tempat yang
ketinggiannya mencapai lebih dari 1.000 m di atas permukaan laut yang dahulu dianggap
tidak dapat didatangi atau dihuni oleh nyamuk tersebut (Indrawan, 2001). Kejadian penyakit
DBD pertama kali ditemukan Manila, Filiphina pada tahun 1953. Kejadian di Indonesia
pertama kali dilaporkan terjadi di Surabaya dan Jakarta dengan jumlah kematian sebanyak 24
orang. Beberapa tahun kemudian penyakit DBD menyebar kebeberapa propinsi di Indonesia

Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat penularan virus dengue adalah kepadatan vektor,
mobilitas penduduk, kepadatan penduduk, dansusceptibilitas dari penduduk. Mobilitas
penduduk memegang peranan penting pada penularan virus dengue, karena jarak terbang
nyamuk Ae. aegypti yang sangat terbatas, yaitu 100m. Tempat yang potensial untuk terjadi
penularan DBD menurut Depkes RI (1992) adalah:

Wilayah yang banyak kejadian DBD

Tempat-tempat umum merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang datang dari


berbagai wilayah, sehingga kemungkinan terjadinya pertukaran beberapa tipe virus dengue
cukup besar. Tempat-tempat umum itu antara lain sekolah, RS atau Puskesmas dan sarana
pelayanan kesehatan lainnya.

Pemukiman baru di pinggir kota, karena di lokasi ini, penduduk umumnya berasal dari
berbagai wilayah, maka memungkinkan diantaranya terdapat penderita atau karier yang
membawa tipe virus dengue yang berlainan dari masing-masing lokasi asal.

Para hadirin yang berbahagia

Kebijaksanaan pemberantasan penyakit DBD di Indonesia meliputi : pengamatan penderita,


pengobatan dan perawatan penderita, pengamatan vektor dan kegiatan penunjang berupa
pendidikan masyarakat dan penelitianpenelitian.

Para hadirin sekalian, adapun cara untuk menanggulangi atau mencegah terjadinya DBD
iyalah :

1. Menguras bak mandi dan tempat- tempat penampungan air sekurangnya seminggu
sekali. Ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa perkembangan telur menjadi
nyamuk selama 7-10 hari, secara teratur menggosok dinding bagian dalam dari bak
mandi dan semua tempat penyimpan air untuk menyingkirikan telur nyamuk.
2. Menutup rapat tempat penampungan air seperti tempayan, durm dan tempat air lain,
sehingga nyamuyk tidak dapat masuk. Tempat penampungan air yang tertutup tetapi
tidak terpasang dengan baik, akan berpotensi menjadi tempat perindukan nyamuk
kaena ruangnya lebih gelap dari pada yang tidak tertutup sama sekali.

3. Mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung sekurang-kurangnnya
seminggu sekali.

4. Membersihkan perkarangan dan halaman rumah dari barang-barang bekas seperti


kaleng bekas dan botol pecah sehingga tidak menjadi sarang nyamuk.

5. Menutup lubang-lubang pada bambu pagar dan lubang pohon dengan tanah agar tidak
menampung air yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk.

6. Membersihkan air yang tergenang diatap rumah karena saluran air yang tersumbat
dengan cara dikeringkan agar tidak menjadi tempat perindukan nyamuk.

7. Setiap dua atau tiga bulan sekali, menaburi dengan bubuk abate tempat-tempat yang
menampung air dan sulit di kuras.

8. Memlihara ikan mujair ataupun ikan kepala timah yang suka makan jentik-jentik
nyamuk.

Para hadirin yang berbahagia,

Dari uraian saya tadi dapat disimpulkan bahwa dengan kita menyadari bahaya dari
nyamuk Aedes Aegypti yang notabene yang menjadi faktor penyebaran demam
berdarah dengue, maka kita harus menjadikan lingkungan kita yang bersih dan
terbebas dari genangan-genangan air yang dapat berkembang biaknya nyamuk
tersebut. Dengan kita biasakan hidup bersih, kita dapat terhindar dari penyakit
berbasis lingkungan ini yakni DBD.

Terimakasih atas perhatiannya,

Wabillahitaufik wal hidayah, wassalamulaikum wr.wb

Anda mungkin juga menyukai