UNIVERSITAS JAMBI
2019
01 BAB I : PENDAHULUAN
05 BAB V : KESIMPULAN
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Selama dirumah, ibu pasien rutin mengecek suhu tubuh anaknya deng
an termometer dan didapatkan suhu >40oC. Pasien akhirnya dibawa ke
IGD RSU Mattaher jambi karena takut pasien akan kejang lagi. Saat di
IGD pasien sudah tidak kejang lagi namun masih terasa demam denga
n suhu 39,6oC. Setelah diobservasi di IGD, akhirnya pasien diputuskan
untuk dirawat inap di bangsal anak.
Saat diwawancara di bangsal, ibu pasien mengatakan bahwa keluhan demam p
ada anaknya disertai mual (+) namun tidak disertai muntah, nafsu makan menur
un (+). Sakit kepala (+), nyeri tenggorok (-), nyeri ulu hati (+), merasa pegal dise
luruh badan (+), tangan dan kaki tidak pernah dingin. Ibu pasien juga mengatak
an tidak ditemukan tanda-tanda perdarahan seperti bintik-bintik merah di kulit, m
imisan, gusi berdarah bahkan bab darah selama terjadinya demam. Pasien belu
m BAB sejak 3 hari SMRS, BAK sedikit. Pasien merasa lemas dan rewel.
Timeline
•BCG : + (1 kali)
•Polio : + (3 kali)
•DPT : + (3 kali)
•Campak : + (1 kali)
•Hepatitis : + (4 kali)
•Kesan : Imunisasi dasar lengkap
Status Gizi
DSM
Keadaan Umum Kesadaran GCS Tanda Vital BB : 19 kg
Tampak sakit sedang Compos mentis E4M6V5 (Bangsal)
N PB :99 cm
= 15 Nadi : 101x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 37,7 C
SpO2 : 96%
Pemeriksaan Fisik
Identitas Pasien
DSM
Sklera
Pupil
: Ikterik (-/-)
: Isokor (+/+)
Refleks cahaya : (+/+)
Hidung
Bentuk: Simetris
Gusi
Lidah
Bentuk
: Mudah berdarah (-)
: Simetris
NCH : (-) Kotor : (-)
Sekret : (-/-)
Epistaksis : (-/-)
Pemeriksaan Fisik
Identitas Pasien
Jantung
Faring : Hiperemis (-)
Tonsil : (T1-T1), Hiperemis (-), Inspeksi :Iktus cordis tidak terlihat
Leher : Pembesaran KGB (-) Palpasi : Iktus cordis teraba pada
ICS V linea midclavicula sinistra
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler,
murmur (-),gallop (-)
Pulmo Abdomen
Inspeksi : simetris, retraksi (-) Inspeksi : Datar
Palpasi : Fremitus taktil kanan=kiri Palpasi : Soepel, nyeri tekan (+) epigastrium, t
Perkusi : Sonor (+/+) urgor baik, hepar lien ginjal tidak teraba
1. Kejang
2. Demam
• IVFD RL 42cc/jam
• PO Paracetamol syr 3 x 7,5 ml
Prognosis
Identitas Pasien
Quo ad Vitam
bonam
• DEFINISI
2. Faktor usia
3. Riwayat keluarga
4. Faktro prenatal
dan perinatal
5. Faktor paskanatal
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
- Antikonvulsan
• Profilaksis intermiten
– Parasetamol 10-15 mg/kgBB/kali sebanyak 4 kali sehari, tidak
lebih dari 5 kali atau ibuprofen 5-10 mg/kgBB/kali sebanyak 3-
4 kali sehari
– Diazepam oral 0,3 mg/kgBB/8 jam atau diazepam rektal 0,5 m
g/kgBB/8 jam pada saat suhu tubuh >38,5oC.
DBD
Definisi
Penyakit Demam Berdarah Dengue (D
BD) merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dangue
ditandai : demam tinggi mendadak, tanpa sebab yan
g jelas, berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari,
manifestasi perdarahan, termasuk uji Tourniquet posit
if, trombositopeni (jumlah trombosit ≤ 100.000/µl), he
mokonsentrasi (peningkatan hematokrit ≥ 20%), diser
DHF tai dengan atau tanpa perbesaran hati.
V. Degue
Flaviviridae
Epidemiologi
(WHO) mencatat negara Indonesi
a sebagai negara dengan kasus
DBD tertinggi di Asia Tenggara.
DBD banyak ditemukan di daerah tr
opis dan sub-tropis. Asia menempati
urutan pertama dalam jumlah pende
rita DBD setiap tahunnya
1. Fase febris, demam 2-7 hari ditandai kemerahan pada wajah (facial flushing),erite
ma pada kulit, nyeri pada badan yang sifatnya umum, mialgia,atralga,nyeri retro or
bita,fotofobia, nyeri tenggorok, mual muntah.
2. Fase kritis (3-7 hari), penurunan suhu tubuh terjadi leukopenia progresif dan penu
runan trombosit, kebocoran plasma biasanya berlangsung selama 24 – 48 jam. de
mam turun berkisar 37,5-38,peningkatan hematokrit menandakan kebocoran plas
ma hingga terjadi syok.
3. Fase penyembuhan, status hemodinamik mulai stabil,nafsu makan meningkat, diu
resis membaik. Beberapa pasien mungkin mengalami ruam. Jumlah trombosit mul
ai meningkat segera setelah defervescence
Manifestasi Klinis
Klasifikasi
Grade 2
Grade 1
Grade 3
Pemeriksaan Penunjang
Lab darah rutin
Leukosit : leukopenia
Trombosit : <100.000/mm3
Hemokonsentrasi : ↑Ht>20% , ↓Ht >20% pasca pengobatan cairan, ta
nda plasma leakage
Lab lain : albumin ↓, eritrosit tinja (+), ↓faktor koagulasi, disfungsi hati,
α-antiplasmin ↓
•Radiologis
•Efusi pleura dan asites
•Serologis
•HI test, complement fixation test, Neutralization test, IgG IgM, Isolasi viru
s, NS1 antigen
Diagnosis
Klinis
1. Demam tinggi dengan mendadak dan terus-menerus selama 2-7 hari, biasanya bifasik
2. Manifesatasi perdarahan, termasuk setidak-tidaknya uji bendung positif dan bentuk lain
(petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi), hematemesis atau melena.
3. Trombositopenia (<100.000/mm3)
4. Bukti plasma leakage, ditandai dengan sekurang-kurangnya satu dari keadaan berikut:
Peningkatan hematokrit ≥20% di atas rata-rata usia, sex dan populasi
Penurunan hematokrit ≥20% setelah tatalaksana penggantian volume
Bukti plasma leakage lainnya: efusi pleura, asites dan hipoproteinemia
Laboratorium
Trombositopenia (< 100.000/ul) ‘
Hemokonsentrasi (nilai hematokrit meningkat lebih 20% dari normal).
Prognosis DBD derajat I dan II umumnya baik. DBD derajat III dan IV
bila dapat dideteksi secara cepat maka pasien dapat ditolong. Angka
kematian pada syok yang tidak terkontrol sekitar 40-50 % tetapi deng
an terapi penggantian cairan yang baik bisa menjadi 1-2 %.
BAB IV
ANALISIS KASUS
• Analisis Kasus
OS (3 tahun 11 bulan) mengalami Perbedaan KDS&KDK
kejang sejak ± 4 hari sebelum ma
suk rumah sakit. Diketahui kejang No Klinis KDS KDK
didahului oleh demam tinggi 1 hari
sebelumnya. 1 Durasi < 15 meni > 15 menit
t
2 Tipe kejang Umum Umum/fokal
Kejang terjadi di seluruh tubuh dengan
3 Berulang dalam satu episo 1 kali >1 kali
menyentak-nyentakkan badan, mata m
de
elihat ke atas, seluruh tubuh kaku dan 4 Defisit neurologis - ±
sulit diluruskan.
5 Riwayat keluarga kejang d ± ±
Kejang berlangsung ± 1 menit sebanya emam
k 2 kali dengan interval ± 4 jam antara 6 Riwayat keluarga kejang ta ± ±
kedua kejang. Diantara kedua kejang t npa demam
ersebut pasien sadar namun sangat le
7 Abnormalitas neurologis s ± ±
mas. Saat kejang berhenti, pasien juga ebelumnya
sadar.
Untuk menyingkirkan diagnosis banding dari kejang yang dialami pasien,
dapat dilihat dari tabel perbedaan setiap diagnosis banding.
9 Agustus 2019
WBC: 3,38 x 109/L
RBC: 4,49
HGB: 9,7 g/dl
HCT: 31 %
PLT: 60 x 109 /L
Analisa kasus
Kasus Pemeriksaan Penunjang Teori
Tidak ada indikasi.
Lumbal Pungsi dilakukan apabila
terdapat tanda dan gejala rangsang
meningeal
EEG tidak diperlukan untuk kejang
demam kecuali apabila bangkitan
Lumbal Pungsi, EEG dan bersifat fokal
Pencitraan tidak dilakukan Pencitraan hanya dilakukan dengan
indikasi: adanya kelainan seperti
neurologis fokal yang menetap,
misalnya hemiparesis atau paresis
nervus kranialis.
120=5 ml
190=x (ml)
x= 190x5/120
x= 8ml= 8cc
Terapi suportif
a) Mengganti kehilangan cairan
b) Mengontrol tanda vital
Bertujuan untuk mengetahui tanda-tanda
terjadinya syok pada pasien
a) mengontrol balance cairan Pada pasien ini sudah terjadi perbaik
an yakni tidak demam selama 24 jam tanp
b) Banyak minum air putih a antipiretik, sudah mau makan dan minu
c) Istirahat m (tidak menolak asupan oral), jumlah tro
mbosit > 50.000, tidak dijumpai distres per
d) Makan lunak nafasan yang disebabkan oleh efusi oleura
atau asidosis, serta secara klinis tampak p
erbaikan ditandai anak yang sudah tidak te
rlalu rewel dan lemas lagi. Pasien pulang s
aat sudah berada di fase ketiga.
Prognosis pasien DBD akan baik bila dap
at ditangani sedini mungkin dengan pena
ngan yang tepat. Pada DBD, kematian tel
ah terjadi pada 40-50% pasien dengan sy
ok, tetapi dengan penanganan intensif ya
ng adekuat kematian dapat ditekan <1%
kasus.
Edukasi yang perlu diberikan kepada kelu
arga dan penderita bahwa penderita har
us tirah baring, Pengobatan utama adala
h cairan untuk itupasien diharuskan bany
ak minum, monitoring tanda kegawatan,
melaksanakan upaya 3M, identifikasi geja
la serupa pada lingkungan rumah.
Kesimpulan
Telah dilaporan kasus mengenai kejang d kejang demam kompleks adalah kejan
emam kompleks dengan demam berdarah g umum atau umum yang didahului pa
dengue derajat I pada seorang anak laki-l
aki berumur 3 tahun 11 bulan yang datang
02 rsial yang berlangsung lebih dari 15 m
enit atau kejang berulang lebih dari 2
ke RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi. kali dalam 24 jam dan di antara bangk
itan kejang anak sadar.