LILY SABET
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal diatas 38ºC) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium
Komplikasi kejang demam yang paling banyak terjadi adalah kejang demam
berulang.
± 1 hari SMRS
IGD RSUD
Riwayat Perjalan Penyakit
Pasien datang ke UGD RSUD Mattaher dibawa oleh orangtuanya dengan keluhan kejang
sebanyak 2x sehari. Kejang dirasakan pasien sejak ± 30 menit SMRS. Kejang terjadi ± 15 menit
dengan mata mendelik keatas, kejang terjadi pada kedua tangan kemudian seluruh tubuh dengan
gerakan tangan dan kaki seperti menghentak-hentak (berkelonjotan), dan pasien tidak sadar. Saat
kejang terjadi, pasien tidak diberikan obat melalui dubur. Setelah kejang, pasien sadar dan langsung
menangis.
Riwayat Perjalan Penyakit
Sebelumnya, ± 18 jam SMRS pasien juga mengalami keluhan kejang. Kejang terjadi ± 10 menit
dengan mata mendelik keatas, tangan dan kaki lurus serta mulut kaku seperti menggigit dan pasien
tidak sadar. Setelah kejang, pasien kembali sadar dan kemudian pasien diberikan ibunya air gula.
Menurut ibu pasien, sejak ± 1 hari SMRS pasien mengalami pilek yang kemudian diikuti
dengan demam. Demam dirasakan tinggi dan saat diukur suhu tubuh pasien mencapai 38 0C.
Orangtua
pasien memberikan obat paracetamol dan demamnya berkurang, namun kembali demam setelah
beberapa jam minum obat.
Riwayat Perjalan Penyakit
Sejak ± 8 bulan SMRS, pasien pernah mengalami kejang. Ibu pasien lupa berapa lama kejang
terjadi. Saat kejang terjadi, mata pasien mendelik keatas dengan tangan dan kaki lurus serta mulut
kaku seperti menggigit. Setelah kejang, pasien kembali sadar. Menurut ibu pasien, sebelum terjadi
kejang, pasien mengalami demam disertai dengan varicella. Pasien dibawa ke dokter oleh
orangtuanya.
Riwayat Pasien
HIdung Faring
Superior
Look : Jejas (-/-), hematom (-/-), edema (-/-)
Feel : Nyeri tekan (-/-), sensibilitas (+/+), akral hangat (+/+), CRT<2detik (+/+)
Move : Nyeri gerak aktif (-/-), pasif(-/-), gerak aktif dan pasif dalam batas normal
Inferior
Look : Jejas (-/-), hematom (-/-), edema (-/-)
Feel : Nyeri tekan (-/-), sensibilitas (+/+), akral hangat (+/+), CRT<2detik (+/+)
Move : Nyeri gerak aktif (-/-), pasif(-/-), gerak aktif dan pasif dalam batas normal
Genitalia
Kesan:
Anemia hipokrom mikrositik,
Leukositosis
Pemeriksaan Laboratorium
Kimia Klinik (31 Oktober 2020)
Kesan: Normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSA KERJA
Kejang Demam Kompleks + Gizi Baik
DIAGNOSA BANDING:
• Epilepsi + Gizi Baik
• Meningitis + Gizi Baik
• Ensefalitis + Gizi Baik
TATALAKSANA
O2 nasal 3 Lpm
IVFD D5 ¼ NS 1200 cc/24 jam
Paracetamol syr 6 cc
Inj. Ampisilin 3x450 mg
Inj. Gentamisin 1x60 mg
Inj. dexametason 3x3 mg
Jika Kejang:
Diazepam supp 10 mg (2x)
PROGNOSA
• Kejang demam merupakan salah satu kelainan saraf tersering pada anak
• Berkisar 2 - 5% anak dibawah 5 tahun pernah mengalami bangkitan kejang demam
• Sekitar 30% pasien akan mengalami kejang demam berulang
• Sejumlah 9–35% kejang demam pertama kali adalah kompleks
ETIOLOGI
Etiologi kejang demam sampai saat ini belum diketahui
D
• kadar elektrolit, seng dan besi darah rendah
D
MEKANISME KEJANG DEMAM
Demam
(kenaikan suhu 1ºC)
KEJANG
KLASIFIKASI
Kejang Demam Sederhana Kejang Demam Kompleks
• Kejang demam yang berlangsung • Kejang lama (>15 menit)
singkat (kurang dari 15 menit) • Kejang fokal atau parsial satu sisi,
• Bentuk kejang umum (tonik dan atau atau kejang umum didahului kejang
klonik) parsial
• Tidak berulang dalam waktu 24 jam • Berulang atau lebih dari 1 kali dalam
waktu 24 jam
PENEGAKAN DIAGNOSIS
• Apakah kejang itu baru pertama kali atau sudah • Suhu tubuh
Lumbal Pungsi
Pencitraan
Antikonvulsan Intermitten
Diazepam:
Faktor Risiko:
•Oral 0,3 mg/kg/kali per oral
• Kelainan neurologis berat misalnya cerebral palsy
•Rektal 0,5 mg/kg/kali (5 mg
• Berulang 4 kali atau lebih dalam setahun
untuk berat badan <12 kg
• Usia <6 bulan
dan 10 mg untuk berat badan
• Bila kejang terjadi pada suhu tubuh kurang dari 39ºC
> 12 kg)
• Apabila pada episode kejang demam sebelumnya, suhu
• Diberikan selama 48 jam
tubuh meningkat dengan cepat
pertama demam
OBAT RUMATAN
Indikasi
• Kejang fokal
• Kejang lama >15 menit
• Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya
serebral palsi, hidrosefalus, hemiparesis.
Pertimbangkan bila:
• Kejang berulang dua kali atau lebih dalam kurun waktu 24 jam.
• Kejang demam terjadi pada bayi usia kurang dari 12 bulan.
• Kejang demam dengan frekuensi >4 kali per tahun
OBAT RUMATAN
Valproic acid
Phenobarbital
Obat PIlihan
Dosis: 3-4 mg/kgBB/hari dalam
1-2 dosis.
Dosis : 15-40 mg/ kgBB/hari
dalam 2 dosis
Kematian
tidak pernah dilaporkan
ANALISA KASUS
D
D
ANALISA KASUS
ANAMNESA TEORI
ANAMNESA TEORI
Laki-laki >> Perempuan Pada laki-laki proses maturasi sel termasuk sel saraf lebih cepat terjadi pada
anak perempuan
Kejang berulang • Sekitar sepertiga dari kasus kejang demam akan mengalami minimal 1 kali
(berulang pada usia 2 tahun, 3 tahun kejadian kejang demam berulang
8 bulan dan 4 tahun 4 bulan) • anak berusia lebih muda memiliki tingkat maturasi otak yang belum sepenuh
nya sempurna sehingga berdampak pada peningkatan kejadian kejang
demam berulang
ISPA • Demam pada kejang demam sering disebabkan oleh karena infeksi
(pilek) • infeksi yang sering menyertai kejang demam adalah tonsilitis, infeksi traktus
respiratorius (38-40% kasus), otitis media (15-23%), dan gastroenteritis (7-
9%)
ANALISA KASUS
Anemia • anak dengan anemia 3,86 kali lebih berisiko untuk mengalami kejang
(Anemia hipokromik mikrositik) demam
• anemia dapat menyebabkan pasokan oksigen berkurang sehingga
terganggunya transport oksigen ke jaringan tubuh
Leukositosis • tingginya leukosit pada tubuh merupakan indikasi peningkatan produksi sel-
sel untuk melawan infeksi pada tubuh
ANALISA KASUS
TATALAKSANA TEORI
O2 nasal 3 Lpm membantu kecukupan perfusi jaringan karena pada saat seorang anak
sedang dalam keadaan kejang maka suplai oksigen ke otak semakin
berkurang
TATALAKSANA TEORI
Antibiotik • Ampisilin dan Gentamisin yang merupakan antibiotic broad spectrum luas
(inj. Gentamisin dan inj. Ampisilin) dengan aktivitas yang lebih luas terhadap bakteri gram negative dan bakteri
gram positif
• Antibitok diindikasikan pada kasus infeksi intracranial
• Pada kasus ini tidak menunjukkan adanya infeksi intracranial pada, sehingga
penggunaan antibiotic tidak dianjurkan