Anda di halaman 1dari 61

Rashellya Rasyida Rahma

1261050293

DEMAM BERDARAH
DENGUE GRADE II
CASE REPORT
STATUS PASIEN ANAK
Nama : An. R ORANG TUA / WALI
Umur : 13 tahun Ayah
Nama : Tn J
Pekerjaan :-
Agama : Islam
Status perkawinan : -
Umur : 38 th
Agama : Islam Pendidikan : SMA
Alamat : Kusuma Bangasa Suku Bangsa : Jawa
Suku : Jawa Pekerjaan : Karyawan swasta
Tanggal Masuk : 1 Juni 2017 Alamat : Kusuma bangsa
Tanggal keluar : 6 Juni 2017
Ibu
Ruang : Anggrek B
Nama : Ny. Y
Agama : Islam
Umur : 33 th
Pendidikan : SMA
Suku Bangsa : Jawa
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kusuma bangsa
RIWAYAT KEHAMILAN DAN
KELAHIRAN
Kehamilan : Kelahiran : Keadaan bayi :

Perawatan antenatal : Tempat kelahiran : Berat badan lahir :


Trimester 1 = 1x Rumah Sakit 2500 gr
/bulan di Penolong persalinan : Panjang badan lahir :
puskesmaas Dokter 48 cm
Trimester II = 3x/ Cara persalinan : Lingkar kepala : (ibu
bulan di Spontan pasien tidak ingat)
puskesmaas Penyulit persalinan : Langsung menangis :
Trimester III = 2x - menangis kuat
/bulan di Masa gestasi : Cukup Nilai APGAR : Ibu
puskesmaas bulan tidak tau (bayi
Penyakit kehamilan : menangis kuat,
Disangkal gerakan aktif, tampak
bugar)
Kelainan bawaan :
Disangkal
RIWAYAT PERKEMBANGAN DAN
IMUNISASI

Perkembangan :

Gigi pertama : 7 bulan


Psikomotor
Tengkurap : 8 bulan
Berjalan : 16 bulan
Duduk : 9 bulan
Berbicara : 16 tahun
Berdiri : 14 bulan Kesan : Imunisasi pasien lengkap sesuai umur berdasarkan
Membaca / menulis : jadwal imunisasi IDAI 2004
4 tahun
Kesan : Riwayat Tumbuh
Kembang sesuai dengan usia
Anamnesa
KT
KU menggigil,
mual, nyeri ulu
Demam hati, nyeri otot
dan sendi

RPS

Pasien anak laki-laki, datang ke IGD RSUD Tarakan bersama ibu dan ayahnya
dengan keluhan demam sejak 3 hari SMRS. Demam dirasa mendadak tinggi dan
dirasakan terus menerus sepanjang hari namun suhu tidak diukur. Demam juga
disertai menggigil dan mual tapi tidak ada muntah. Sebelumnya pasien sudah diberi
paracetamol oleh ibu pasien, demam berkurang sekitar satu jam tapi kemudian
tinggi kembali. Selain itu pasien juga mengeluh nyeri pada ulu hati dan nyeri pada
otot dan sendi. Pasien merasa lemas dan tidak nafsu makan sejak sakit.

Pasien tinggal bersama ayah, ibu, dan adiknya. Lingkungan


RPD : disangkal
tempat tinggal padat penduduk dan di rumah pasien mandi
RPK : disangkal menggunakan bak mandi yang terbuka
Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4M6V5
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 112 x/menit
Pernafasan : 20 x / menit
Suhu : 36,70C
Gizi : Cukup ( BB : 38 kg / TB : 148 cm )
Kulit : Warna sawo matang, ruam kulit (-)
Turgor : Baik
Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
Kuku : Tidak ada sianosis
Kulit Kepala

Warna kulit sawo matang, tidak ikterik, Inspeksi : Normosefali, rambut berwarna
tidak terdapat petekie, tidak sianosis, hitam distribusi merata
turgor kulit cukup, capilary refill kurang Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera
dari 2 detik dan teraba hangat ikterik (-/-), RCL +/+, RCTL +/+, pupil
isokor 3mm/3mm, edema palpebra -/-
Hidung : Deformitas (-), nyeri tekan (-),
krepitasi (-), deviasi septum (-), sekret
(-/-), epistaksis (-/-)
Telinga : Normotia (+/+), nyeri tekan
(-/-), nyeri tarik (-/-), sekret (-/-)
Mulut : Mukosa kering (-), sianosis
(-), coated tounge (-), koplik sign (-),
gusi berdarah (-)
Tenggorokan : Trismus (-); arkus faring
simetris, hiperemis (-); uvula di tengah
Leher Thoraks

Inspeksi : Tidak terdapat tanda Jantung dalam batas normal


trauma maupun massa Paru
Palpasi : Tidak terdapat Inspeksi : Dinding toraks simetris
pembesaran KGB maupun kelenjar pada saat statis maupun dinamis,
tiroid, tidak terdapat deviasi trakea retraksi otot-otot pernapasan (-)
Palpasi : Simetris, vocal fremitus
sama kuat kanan dan kiri
Perkusi : Sonor di kedua lapang
paru
Auskultasi : Suara napas
vesikuler (+/+), ronkhi (-/-),
wheezing (-/-)
Abdomen Ekstremitas

Inspeksi : Perut datar, massa Tidak terdapat jejas, bekas


(-), pulsasi abnormal (-) trauma, massa, dan sianosis
Auskultasi : Bising usus (+) (-/-)
normal Akral hangat (+/+), edema (-/-)
Perkusi : Timpani pada seluruh ekstremitas atas dan
lapang abdomen, nyeri ketok ekstremitas bawah
epigastrium (-)
Palpasi : Supel, hepar teraba 2
jari dibawah arkus kosta, nyeri
tekan epigastrium (+)
RESUM
E

Pasien anak, laki-laki, datang ke IGD RSUD Tarakan bersama orang


tuanya dengan keluhan demam sejak 3 hari SMRS. Panas dirasakan terus
menerus sepanjang hari. Sebelumnya pasien sudah sudah diberi
paracetamol oleh ibu pasien, namun keluhan tidak berkurang. Pasien juga
mengeluh mual tapi tidak sampai muntah. Selain itu pasien juga mengeluh
nyeri pada ulu hati serta nyeri pada otot dan sendi. Riwayat penyakit keluarga
dan lingkungan yang sama dengan pasien di sangkal.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang dengan
tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 112 x/menit, pernafasan 20 x / menit dan
36,70C. Pada pemeriksaan mata, konjungtiva tidak anemis, tidak ditemukan
edem palpebra, telinga, hidung, tenggorokan dalam batas normal, KGB tidak
ditemukan membesar. Pemeriksaan thoraks dalam batas normal. Pada
pemeriksaan abdomen, nyeri ketok dan nyeri tekan epigastrium positif, hepar
teraba 2 jari dibawah arcus kosta, tidak ditemukan asites pada pemeriksaan.
Pemeriksaan kulit tampak normal, tidak ditemukan ruam kemerahan maupun
ikterik. Dari pemeriksaan laboratorium pada tanggal 6 juni 2017, didapatkan
leukosit 8,8 ribu/mm3, hematokrit 37,7% dan trombosit 104 ribu/mm3
DIAGNOSIS
Demam berdarah dengue
grade II perbaikan

Diet : Tinggi kalori tinggi


protein
TERAPI IVFD : RL 16 tpm makro
MM : Paracetamol tab 3 x 1
tab

Ad Vitam :
Ad Bonam
PROGNOSIS

Ad Sanationum : Ad Bonam
Ad Fungsionum : Ad Bonam
Tanggal S O A P
1 Juni 2017 demam (+), KU : TSS Observasi febris Diet: TKTP
mual (+), nyeri Kes: Composmentis h-3 ec viral IVFD: RL 24 tpm
ulu hati (+), TD : 102/60 Nadi:112 x/mnt infection dd makro
nyeri otot dan RR: 25 x/mnt demam Injeksi: ranitidine
sendi (+), Suhu: 39,6C berdarah amp / 12 jam
nafsu makan Mata : CA (-/-), edema dengue Oral: paracetamol
menurun, BAB palpebra (-/-) syr 2 cth / 4 jam
(-) BAK sedikit, Tenggorokan : faring
lemah (+) hiperemis (-)
Thorax: auskultasi BND
vesikuler
Abdomen: supel, datar, BU
(+), NT (+) regio epigastrum
dan hipkondrika dextra,
hepar teraba membesar
Ekstremitas: hangat +/+/+/+
oedem -/-/-/- CRT <2 detik
Integumen : ruam (-), turgor
baik
Laboratorium : leukosit 4,6 ,
eritrosit 5,07, HB 12,4 , HT
34,9 , trombosit 100 ,
limfosit 27,2
Tanggal S O A P
2 Juni 2017 demam (-), KU : TSS Observasi febris Diet: TKTP
mual (+), nyeri Kes: Composmentis h-4 ec viral IVFD: RL 24 tpm
perut (+), sakit TD : 130/90 Nadi:120 x/mnt infection dd makro
kepala (+), RR: 20 x/mnt demam Injeksi: ranitidine
nyeri otot dan Suhu: 36,7C berdarah amp / 12 jam
sendi (+) nafsu Thorax: auskultasi BND dengue grande Oral: paracetamol
makan vesikuler II syr 2 cth / 4 jam
menurun, BAB Mata : CA (+/+)
(-) BAK sedikit, , edema palpebra (-/-)
lemah (+) Tenggorokan : faring
hiperemis (-)
Thorax: auskultasi BND
vesikuler
Abdomen: supel, datar, BU
(+), NT (+) region
epigastrum dan hipkondrika
dextra, hepar teraba
membesar
Ekstremitas: hangat +/+/+/+
oedem -/-/-/- CRT <2 detik
Integumen : ruam (-), turgor
baik
Tanggal S O A P
3 Juni 2017 demam (-), KU : TSS Observasi febris Diet: TKTP
mual (+), nyeri Kes: Composmentis h-5 ec viral IVFD: RL 24 tpm
perut (+), sakit TD : 130/90 Nadi:110 x/mnt infection dd makro
kepala (+), RR: 18 x/mnt demam Injeksi: ranitidine
nyeri otot dan Suhu: 37,3C berdarah amp / 12 jam
sendi (+) nafsu Thorax: auskultasi BND dengue Oral: paracetamol
makan vesikuler syr 2 cth / 4 jam
menurun, BAB Mata : CA (+/+)
(+) BAK (+), , edema palpebra (-/-)
lemah (+) Tenggorokan : faring
hiperemis (-)
Thorax: auskultasi BND
vesikuler
Abdomen: supel, datar, BU
(+), NT (+) regio epigastrum
dan hipkondrika dextra,
hepar teraba membesar
Ekstremitas: hangat +/+/+/+
oedem -/-/-/- CRT <2 detik
Integumen : ruam (-), turgor
baik
Tanggal S O A P
4 Juni 2017 nyeri perut (+), KU : TSS Demam Diet: TKTP
demam (-), Kes: Composmentis berdarah IVFD: RL 24 tpm
mual (-), sakit TD : 120/90 Nadi:110 x/mnt dengue grade II makro
kepala (+), RR: 20 x/mnt Injeksi: ranitidine
nafsu makan Suhu: 36,7C 1 amp / 12 jam
membaik, BAB Mata : CA (+/+), edema Oral: paracetamol
(+) BAK (+), palpebra (-/-) syr 2 cth / 4 jam
lemah (+) Tenggorokan : faring
hiperemis (-)
Thorax: auskultasi BND
vesikuler
Abdomen: supel, datar, BU
(+), NT (+) regio
epigastrum, hipkondrika
dextra et sinistra, lumbal
destra. hepar teraba
membesar
Ekstremitas: hangat +/+/+/+
oedem -/-/-/- CRT <2 detik
Integumen : ruam (-), turgor
baik
Laboratorium : leukosit 8,7 ,
eritrosit 6,42, HB 15,6 , HT
43,8 , trombosit 62 , limfosit
30,2
Tanggal S O A P
5 Juni 2017 nyeri perut (+) KU : TSS Demam Diet: TKTP
Kes: Composmentis berdarah IVFD: RL 24 tpm
TD : 120/90 Nadi:110 x/mnt dengue grade II makro
RR: 20 x/mnt Injeksi: ranitidine
Suhu: 36,5C 1 amp / 12 jam
Mata : CA (-/-), edema Oral: paracetamol
palpebra (-/-) tab 3x1 tab k/p
Tenggorokan : faring
hiperemis (-)
Thorax: auskultasi BND
vesikuler
Abdomen: supel, datar, BU
(+), NT (+) regio
epigastrum, hepar teraba
membesar
Ekstremitas: hangat +/+/+/+
oedem -/-/-/- CRT <2 detik
Integumen : ruam (-), turgor
baik
Tanggal S O A P
6 Juni 2017 nyeri perut KU : TSS Demam Diet: TKTP
berkurang, Kes: Composmentis berdarah IVFD: RL 16 tpm
nafsu makan TD : 120/70 Nadi:112 x/mnt dengue grade II makro
baik, BAB BAK RR: 20 x/mnt Oral: paracetamol
tidak ada Suhu: 36,7C tab 3x1 tab k/p
keluhan Mata : CA (-/-), edema *rawat jalan
palpebra (-/-)
Tenggorokan : faring
hiperemis (-)
Thorax: auskultasi BND
vesikuler
Abdomen: supel, datar, BU
(+), NT (+) regio
epigastrum, hepar teraba
membesar 2 jari dibawah
arcus koste
Ekstremitas: hangat +/+/+/+
oedem -/-/-/- CRT <2 detik
Integumen : ruam (-), turgor
baik
Laboratorium : leukosit 8,8 ,
eritrosit 5,5, HB 13,3 , HT
37,7 , trombosit 104 ,
limfosit 54,9
BAB I

PENDAHULUAN
Demam dengue/DF & demam berdarah
dengue/DBD (dengue haemorrhagic
fever/DHF) Penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue

Infeksi virus dengue masalah kesehatan


global angka kejadian , KLB banyak
dilaporkan

DBD pertama dijumpai di


Indonesia jml provinsi dan
Surabaya (1968) 58 org
kabupaten/kota dengan kejadian
terinfeksi & 24 org diantaranya
DBD 2 provinsi & 2 kota
meninggal, dengan AK 41,3%.
menjadi 34 provinsi dan 436
penyakit ini menyebar luas ke
(85%) (2015)
seluruh Indonesia
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

Demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD)


adalah jenis penyakit demam akut yang disebabkan oleh salah
satu dari empat serotype virus dengan genus Flavivirus dikenal
dengan nama Virus Dengue.
Etologi
Vector Stegomiya aegipty (Aedes aegipty) nyamuk domestic
antropofilik dan multiple-bite untuk memenuhi kebutuhan
nutrisinya

nyamuk Stegomiya albopictus (Aedes albopictus) vector untuk


keempat virus dengue & 22 spesies arbovirus lain.

nyamuk menghisap darah manusia yang sedang viremia

Penjamu virus masuk ke tubuh nyamuk menularkan ke manusia


lain.
Ditentukan oleh status imun & factor genetic penjamu

Suhu lingkungan, kelembaban, dan curah hujan

Faktor Perubahan iklim nyamuk dehidrasi lebih sering


menggigit manusia

abiotik
Peningkatan curah hujan (terutama saat peralihan dari
musim kemarau ke musim penghujan) berpengaruh
terhadap peningkatan kasus penyakit dengue
Epidemiologi
Patofisiologi
Diakibatkan oleh interaksi berbagai
komponen dr respon imun / reaksi
inflamasi yang terintegrasi (sel dendrit,
monosit / makrofag, sel endotel &
trombosit) Interaksi meningkat
aktivasi sel imun berlebih
peningkatan pengeluaran berbagai
mediator (sitokin, kemokin, dll) tanda
dan gejala
Respon Imun Humoral
Antibodi Reasksi silang dgn
DENV Limfosit B
homotipik serotipe lain

Infeksi sekunder oleh Antibodi


serotipe berbeda heterotipik

Berikatan dgn reseptor fc Kompleks


(di monosit & makrifag) imun

Virus mudah Mengaktifkan sistem


menginfeksi sel komplemen

Bereplikasi di
dalam sel Menghasilakan C3a & C5a

Keluar dari sel viremia permeabilitas kapiler


Respon Imun Seluler
Sel T spesifik Sel yg terinfeksi
Proliferasi sel T
DENV DENV

Lisis sel yg
terinfeksi
Sel T CD4 > Melepas sitokin
Produksi berbagai
sitokin
Sel T CD8 > Lisis sel target

Infeksi dengan Sel T memori Fungsi lisis tidak optimal


serotipe berbeda infeksi primer produksi sitokin

Permeabilitas sel
Respon inflamasi
endotel vaskuler
Mekanisme Autoimun
Antibodi NS1 & PRM

Mengekspresikan
Molecular mimicry Aktivasi sel endotel
sitokin, kemokin, &
oleh antibodi NS1
molekul adesi
Sel endotel &
trombosit Reaksi autoimun
antibodi PRM dgn
sel endotel
Dihancurkan oleh
makrofag
Penghancuran
trombositopenia
trombosit
Sel rusak
Perrmeabilitas Perembesan
sel endotel plasma
Peran Sistem
Komplemen
Kompleks imun Jalur klasik
DENV dgn antibodi
pd infeksi sekunder Mengaktifkan sistem
komplemen
Protein NS1
Jalur alternatif
Aktivitas berlebihan

Produksi bbrp sitokin


proinflamasi (TNF-a,
IL-1, IL-6, dan IL-8)
Permeabilitas Produksi
vaskuler anafilaktosin (C3a &
Ekspresi molekul C5a)
adhesi (neutrofil
maupun sel endotel)
Manifestasi Klinis
Sindrom Virus

Infeksi primer : manifestasi demam sederhana tidak khas sulit dibedakan


dengan demam akibat virus lain

Ruam makulopapular dapat menyertai demam atau pada saat


penyembuhan

Gejala gangguan saluran nafas dan pencernaan

Sindrom virus sembuh sendiri (self limited) infeksi sekunder


manifestasi lebih berat demam dengue, demam berdarah dengue atau
expanded dengue syndrome
Demam dengue
demam, myalgia, sakit punggung, dan gejala konstitusional lain yang tidak spesifik
seperti rasa lemah (malaise), anoreksia, dan gangguan rasa kecap, nyeri retroorbital

Gejala lain gangguan pencernaan (diare/konstipasi), nyeri perut, sakit


tenggorok, dan depresi

Pada hari sakit ke-3 / 4 ruam makulopapular atau rubeliformis

masa penyembuhan timbul ruam konvalesens

Manifestasi perdarahan sangat ringan tourniquet positif (10 petekie dalam area
2,8x2,8 cm) / beberapa petekie spontan
Demam berdarah
dengue
demam tinggi, mendadak, kontinua, kadang bifasik, berlangsung antara 2-7 hari

muka kemerahan (facial flushing), anoreksia, myalgia, dan atralgia

Gejala lain nyeri epigastrik, mual, muntah, nyeri di daerah subcostal kanan atau nyeri
abdomen difus, kadang disertai sakit tenggorok

PF : Faring dan konjungtiva kemerahan, hepatomegali

Manifestasi perdarahan tourniquet positif, perdarahan spontan daerah ekstremitas, aksila,


muka dan palatum mole, epistaksis dan perdarahan gusi, perdarahan ringan saluran cerna

Fase awal sakit Ruam makulopapular atau rubeliformis masa penyembuhan Ruam
konvalesens

Tanda kebocoran plasma efusi pleura, asites, penebalan kandung empedu, peningkatan hematokrit
>20%), penurunan albumin serum (>0,5g/dL)
Diagnosis klinis
Demam Dengue Demam Berdarah Dengue

Demam 2-7 hari yang timbul mendadak, tinggi, Demam 2-7 hari yang timbul mendadak, tinggi,
terus-menerus, bifasik terus-menerus (kontinua)
Manifestasi perdarahan baik spontan seperti Manifestasi perdarahan baik spontan seperti
petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan
gusi, hematemesis dan atau melena; maupun gusi, hematemesis dan atau melena; maupun
berupa uji tourniquet positif berupa uji tourniquet positif
Nyeri kepala, myalgia, atralgia, nyeri retroorbital Nyeri kepala, myalgia, atralgia, nyeri retroorbital
Dijumpai kasus DBD baik di lingkungan sekolah, Dijumpai kasus DBD baik di lingkungan sekolah,
rumah atau di sekitar rumah rumah atau di sekitar rumah
Leukopenia <4.000/mm3 Hepatomegaly
Trombositopenia <100.000/mm3 Terdapat kebocoran plasma yang ditandai dengan
salah satu tanda/gejala:
Peningkatan nilai hematocrit, > 20% dari
pemeriksaan awal atau dari data populasi
menurut umur
Ditemukan adanya efusi pleura, asites
Hipoalbuminemia, hipoproteinemia
Trombositopenia <100.000/mm3

Apabila ditemukan gejala demam ditambah dengan Demam disertai dengan dua atau lebih manifestasi
adanya dua atau lebih tanda dan gejala lain, klinis, ditambah bukti pembesaran plasma dan
diagnosis klinis demam dengue dapat ditegakan trombositopenia cukup untuk menegakan diagnosis
DBD
Warning sign pada pasien DBD
Klinis :
Demam turun tetapi keadaan anak memburuk
Nyeri perut dan nyeri tekan abdomen
Muntah yang menetap
Letargi, gelisah
Perdarahan mukosa
Pembesaran hati
Akumulasi cairan
Oliguria

Laboratorium
Peningkatan kadar hematocrit bersamaan dengan penurunan cepat
jumlah trombosit
Hematocrit awal tinggi
Tanda dan gejala syok Tanda dan gejala syok
terkompensasi dekompensasi
Takikardia Takikardia
Takipnea Hipotensi (sistolik dan
Tekanan nadi (perbedaan diastolic turun)
antara sistolik dan Nadi cepat dan kecil
diastolic) <20mmHg Pernapasan kusmaull
Waktu pengisian kapiler atau hiperpne
(CRT) >2 detik Sianosis
Kulit dingin Kulit lembab dan dingin
Produksi urin menurun Profound shock (nadi
<1ml/kgBB/jam tidak teraba dan tekanan
Anak gelisah darah tidak terukur)
Expanded dengue syndrome
Memenuhi kriteria DD atau DBD baik disertai syok maupun tidak,
dengan manifestasi klinis komplikasi virus dengue atau dengan
manifestasi klinis yang tidak biasa, seperti tanda dan gejala :
Kelebihan cairan
Gangguan elektrolit
Ensefalopati
Ensefalitis
Perdarahan hebat
Gagal ginjal akut
Haemolytic uremic syndrome
Gangguan jantung: gangguan konduksi, miokarditis,
pericarditis
Infeksi ganda
Pemeriksaan penunjang
Analisis parameter hematologi

Awal fase demam leukosit normal / dengan


peningkatan neutrophil menuju akhie fase
demam jumlah leukosit & neutrophil menurun

Awal fase demam trombosit normal akhir fase


demam memasuki fase kritis atau saat penurunan
suhu trombosit <100.000/L (3-8 hari)

Awal demam hematocrit normal kebocoran


plasma peningkatan hematocrit lebih dari 20%
Early diagnosis
Deteksi asam nukleat Deteksi antigen virus
Isolasi virus
virus dengue
Metode inokulasi reverse transcriptase Pemeriksaan NS-1
pada nyamuk, kultur polymerase chain antigen virus dengue
sel nyamuk atau reaction (RT-PCR) (NS-1 dengue
pada sel mamalia genom virus antigen)
(vero cell LLCMK2 dengue (terdiri dari Dapat dideteksi
dan BHK21) RNA) sejalan dengan
Rumit, hanya di Berupa nested-PCR, viremia (sejak hari
beberapa lab besar, one-step multiplex pertama demam dan
untuk tujuan RT-PCR, real-time menghilang setelah
penelitian tidak RT-PCR, dan 5 hari)
adadi lab komersial. isothermal Sensitivitas tinggi
hanya bisa dilakukan amplification method pada 1-2 hari
pada 6 hari pertama Positif bila sediaan demam dan
demam diambil pada enam kemudian makin
hari pertama demam menurun
Deteksi respons imun serum/uji
serologi serum imun
Pemeriksaan serologi
Haemaglutination Neutralization test (uji
IgM dan IgG anti
inhibition test (uji HI) neutralisasi)
dengue
Sensitive namun Pemeriksaan yang Ig M anti dengue
kurang spesifik paling sensitive dan memiliki kadar
Memerlukan dua spesifik bervariasi dapat
sediaan serum akut Metode plaque terdeteksi pada hari
dan konvalesens reduction sakit kelima tidak
tidak dapat digunakan neutralization test terdeteksi setelah
untuk menegakan (PRNT) paling Sembilan puluh hari
diagnosis dini sering dipakai Infeksi dengue primer
Mahal, perlu waktu, IgG anti dengue
secara teknik cukup muncul lebih lambat
rumit jarang dibandingkan IgM anti
dilakukan di lab klinik dengue Infeksi
Untuk penelitian sekunder muncul
pembuatan dan lebih cepat
efikasi vaksin
Foto thoraks
Tatalaksana
Ganti cairan yang hilang krn kebocoran
plasma, demam, muntah, diare oralit / jus
buah, air tajin, air sirup, susu,
Terapi simtomatik : parasetamol k/p 10-
15mg/kgBB bila suhu >38oC tiap 4 jam
Jangan berikan asetosal / ibuprofen
merangsang terjadinya perdarahan
Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam,
serta periksa laboratorium (hematocrit,
trombosit, leukosit dan hemoglobin) tiap 6 jam
DDS terkompensasi
DDS dekompensasi
Tanda-tanda Kriteria pulang rawat
penyembuhan
Frekuensi nadi, tekanan darah, Tidak demam minimal 24 jam tanpa
dan frekuensi napas stabil terapi antipiretik
Suhu normal Nafsu makan membaik
Tidak ada perdarahan baik Perbaikan klinis yang jelas
eksternal maupun internal Jumlah urin cukup
Nafsu makan membaik Minimal 2-3 hari setelah syok
teratasi
Tidak ada muntah maupun nyeri
perut
Tidak tampak distres pernapasan
yang disebabkan efusi pleura atau
Volume urin cukup asites
Kadar hematokrit stabil pada Trombosit rendah tp klinis baik
kadar basal jangan melakukan aktivitas yang
Ruam konvalesens memudahkan untuk mengalami
trauma selama 1-2 minggu (sampai
trombosit normal)
BAB III

PENUTUP
PEM. FISIK

hepatomegali
ANAMNESIS PEM. PENUNJANG

Leukopenia (4,6ribu)
demam yang timbul
pd akhir fase
mendadak tinggi
demam,
selama 3 hari terus
peningkatan
menerus, menggigil,
hematokrit 20,3%,
cephalgia, atralgia,
trombositopenia
mialgia
(62.000)

Dx :
Demam
berdarah
dengue
Tatalaksana

Simtomatik Suportif

Antipiretik Penggantian cairan


(paracetamol 10- Ranitidin 2- RL 6-7ml/kgbb/jam Cairan sesuai
15mg/kgBB/kali) 4mg/kgBB/12jam 1 5 ml/kgbb/jam 3 kebutuhan keluhan
interval 4-6 jam jika amp /12jam ml/kgbb/jam stop (-) 19tpm
suhu >38oC dalam 24 jam-48 jam

Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam, serta periksa laboratorium
(hematocrit, trombosit, leukosit dan hemoglobin) tiap 6 jam
Indikasi pulang rawat
Tidak demam minimal 24 jam tanpa terapi
antipiretik

Nafsu makan membaik

Perbaikan klinis yang jelas

Jumlah urin cukup

Tidak tampak distres pernapasan yang


disebabkan efusi pleura atau asites

Anda mungkin juga menyukai