Anda di halaman 1dari 15

DEMAM BERDARAH DENGUE

(DBD)

OLEH
BIDANG P2P – PL
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN TANGERANG
Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan dan
penyebaran kasus DBD :

• Pertumbuhan penduduk yang tinggi


• Urbanisasi yang tidak terencana dan
tidak terkendali
• Tidak adanya kontrol vektor nyamuk
yang efektif di daerah endemis
• Peningkatan sarana transportasi/
mobilisasi penduduk yang tinggi
PENYEBAB
• Virus dengue

MASA INKUBASI
• 4- 7 hari

PENULARAN
• Melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang
hidup di dalam dan disekitar rumah kita.
• Terdapat 3 faktor yang memegang peranan pada
penularan infeksi virus dengue :
– Manusia
– Virus
– Vektor perantara (nyamuk)

• Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan


nyamuk Aedes Aegypti
• Nyamuk Aedes Aegypti dapat mengandung virus dengue
pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami
viremia

• Virus berada di kelenjar liur nyamuk berkembang biak


dalam waktu 8-10 hari sebelum dapat ditularkan kembali
kepada manusia pada saat gigitan berikutnya.
SPEKTRUM KLINIS
• Infeksi virus dengue tergantung dari faktor yang
mempengaruhi daya tahan tubuh dengan faktor yang
mempengaruhi virulensi virus

• Dengan demikian infeksi virus dengue dapat


menyebabkan keadaan yang bermacam-macam
keadaan :
– Tanpa gejala
– Demam ringan yang tidak spesifik
– Demam dengue
– Dengue syok syndrom
UPAYA
PENANGGULANGAN DBD :
1. Mengintensifkan Penyuluhan terhadap masyarakat
tentang DBD dan cara penularannya melalui;
Posyandu, PKK, Sekolah, Pengajian, Rakordes, Rakorkec
dan Karang Taruna

2. Penggerakan Peran Serta Masyarakat dalam


Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui;
Kader-kader dan Kerja bakti di RT/RW
• Penyakit DBD merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat dan menimbulkan dampak sosial maupun
ekonomi.

• Kerugian sosial yang terjadi karena menimbulkan


kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga.
• Dampak Ekonomi :
– Langsung : biaya pengobatan yang mahal
– Tidak langsung : kehilangan waktu kerja, waktu sekolah, biaya
transportasi dan akomodasi selama perawatan
3. Penyelidikan Epidemiologi / Pelacakan kasus
untuk mencari kasus baru dan mencari
sumber penularan oleh :
- Petugas surveilans puskesmas
- Juru pemantau jentik (Jumantik)
- Anak sekolah & Saka Bhakti Husada/
Pramuka
4. Surveilans ketat untuk mencari kasus
tambahan yaitu;
Petugas puskesmas memantau daerah
sekelilingnya apakah ada kasus DBD melalui
laporan masyarakat.

5. Penyebaran leaflet, poster, spanduk, stand


banner
6. Melakukan sosialisasi dan gerakan desa bebas
jentik DBD oleh Kader di semua
desa/kelurahan se Kabupaten Tangerang.
7. Membentuk kelompok kegiatan (poktan) di Tk
RT/RW; kelompok Ibu PKK, Karang Taruna,
Dasawisma
CARA PEMBERANTASAN
NYAMUK AEDES AEGYPTI
• Dengan Fogging/Penyemprotan
(Hanya membunuh nyamuk DEWASA)
– Dengan penyemprotan dg insektisida / racun serangga
(FOGGING)
• Dilakukan bila :
- Adanya Keterangan Dokter Rumah Sakit
(KDRS)
- Hasil penyelidikan epidemiologi (PE) jentik
≥ 5%
• Pemberantasan JENTIK (Lebih Efekti)
– 3 M yi : Menguras bak mandi
» Menutup tempat penampungan air spt
tempayan, drum dll
» Mengubur atau menyingkirkan barang- barang
bekas seperti kaleng bekas, ban bekas dll.

– Memelihara ikan pemakan jentik (ikan kepala


timah, ikan gupi dll)

– Abatisasi
• Memberantas jentik dengan bubuk abate di tempat
penampungan air
BAHAYA – BAHAYA DAN DAMPAK
INSEKTISIDA/OBAT FOGGING
1.Apabila terhirup insektisida obat fogging maka
akan menyebabkan sesak nafas dan
berpengaruh pada saluran pernafasan/paru-
paru
2. Kurang bermanfaat karena hanya membunuh
nyamuk dewasa.
3. Biaya mahal
4. Harus ada pengawas dari petugas kesehatan,
untuk perbandingan insektisida
SARAN-SARAN
1. Lakukan PSN & kerja bakti minimal setiap 1
minggu sekali (1 x dalam seminggu) secara
rutin.
2. Penempatan /penimbunan limbah tidak
berdekatan dengan pemukiman dan harus
sesuai dengan aturan pemerintah

Anda mungkin juga menyukai