Anda di halaman 1dari 44

SURVEILANS VEKTOR NYAMUK

SURVEILANS VEKTOR DENGUE


• Surveilans Vektor DBD adalah proses pengamatan, pengumpulan, pencatatan,
pengolahan, analisis dan interpretasi data vektor serta penyebarluasan informasi kepada
pihak lintas program dan instansi terkait secara sistematis dan terus-menerus.

• Tujuan dilaksanakan surveilans vektor DBD adalah:


1. Mengetahui kepadatan vektor DBD
2. Mengetahui tempat perkembangbiakan potensial vektor DBD
3. Mengetahui jenis larva/jentik vektor DBD
4. Mengukur indek-indek larva/jentik (ABJ, CI, HI, dan BI)
5. Mencari cara pengendalian vektor DBD yang tepat
6. Menilai hasil pengendalian vektor
7. Mengetahui tingkat kerentananvektor DBD terhadap insektisida.
SURVEILANS VEKTOR DENGUE
• Lokasi Surveilans Vektor DBD
1. Permukiman penduduk,
2. Tempat-tempat umum (pasar, terminal angkutan umum, rumah makan/ restoran, hotel/losmen,
sekolah,tempat ibadah, perkantoran dan sebagainya).
3. Wilayah endemis DBD.
4. Wilayah yang pernah terjadi KLB DBD.
5. Wilayah yang menjadi sasaran pengendalian vektor DBD.
SURVEILANS VEKTOR DENGUE
• Metode Survei Vektor DBD
1. Survei Telur
2. Survei Jentik/Larva
3. Survei Nyamuk
4. Survei Kerentanan Nyamuk
SURVEILANS VEKTOR DENGUE
• Survei Telur
• Dilakukan dengan memasang perangkap telur (ovitrap). Ovitrap diletakkan 1 di dalam
rumah dan 1 di luar rumah, dengan minimal pemasangan pada 3 rumah.
• Pemeriksaan dilakukan setelah satu minggu, dengan melihat ada tidaknya telur nyamuk
dan menghitung ovitrap indeks.
PENGENDALIAN VEKTOR

http://dinkes.lampungprov.go.id/cegah-dbd-kepala-dinas-kesehatan-provinsi-lampung-ajak-
gunakan-ovitrap/
SURVEILANS VEKTOR DENGUE
• Survei Jentik/Larva
• Pengamatan terhadap media perairan yang potensial sebagai tempat perkembangbiakan
nyamuk Aedes, didalam dan diluar Gedung/Rumah
SURVEILANS VEKTOR DENGUE
• Survei Jentik/Larva
• Survei nyamuk dilakukan dengan cara menangkap nyamuk yang hinggap di badan
(human landing collection/HLC) dan hinggap di dinding dalam rumah atau tempat lainnya
• Hasil penangkapan nyamuk dianalisis sebagai angka kepadatan nyamuk perorang perjam
(man hour density/MHD), angka kepadatan nyamuk perorang perhari (man bitting
rate/MBR) dan angka hinggap di dinding (resting rate/RR)

MHD = NTJ/PJ x 100%


MBR = NTH/PH x 100%
SURVEILANS VEKTOR DENGUE
• Survei Kerentanan Nyamuk
• Informasi kerentanan nyamuk berguna sebagai dasar pengendalian kimia.
• Insektisida dapat digunakan apabila nyamuk masih rentan, apabila nyamuk telah toleran
dan resisten maka insektisida tidak dapat digunakan dan harus dirotasi.
• Untuk mengetahui status kerentanan nyamuk dilakukan survei kerentanan melalui uji
susceptibility.
PENGENDALIAN VEKTOR
PENGENDALIAN VEKTOR
• Pengendalian vektor adalah upaya menurunkan faktor risiko penularan oleh vektor
dengan cara meminimalkan habitat perkembangbiakan vektor, menurunkan kepadatan
dan umur vektor, mengurangi kontak antara vektor dengan manusia serta memutus
rantai penularan penyakit.

• Metode pengendalian vektor DBD bersifat spesifik lokal, dengan mempertimbangkan


1. Faktor–faktor lingkungan fisik (cuaca/iklim, permukiman, tempat
perkembangbiakan),
2. Faktor–faktor lingkungan sosial-budaya (pengetahuan, sikap dan perilaku)
3. Aspek vektor (perilaku dan status kerentanan vektor).
PENGENDALIAN VEKTOR
PRINSIP PENGENDALIAN VEKTOR NYAMUK
1. PEMBERANTASAN VEKTOR STADIUM DEWASA
2. PEMBERANTASAN VEKTOR STADIUM JENTIK

STRATEGI PEMBERANTASAN VEKTOR


1. BERDASARKAN MUSIM → SAAT KASUS DBD PALING RENDAH
2. MEMUTUS RANTAI PENULARAN → MENAHAN KEPADATAN VEKTOR
PADA TINGKAT PALING RENDAH
3. PEMBERANTASAN VEKTOR PADA DAERAH PADAT PENDUDUK DAN
PADAT NYAMUK
4. PEMBERANTASAN VEKTOR DI PUSAT PENULARAN
PENGENDALIAN VEKTOR
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
1. Pembatasan ruang nyamuk berkembang-biak
2. Program 4M Plus
3. Kelambu dan Kelambu dengan insektisida
PENGENDALIAN BIOLOGIS
1. Memelihara ikan cupang
2. Bakteri Bacillus thuringiensis
PENGENDALIAN KIMIAWI
1. Menaburkan bubuk abate (1gr abate/10 L/2 bulan)
2. Fogging/ pengasapan
PENGENDALIAN VEKTOR
PENGENDALIAN VEKTOR TERINTEGRASI
(INTEGRATED VECTOR MANAGEMENT/IVM)

Mengintegrasikan metode pengendalian vektor kimia dan non-kimia


PENGENDALIAN VEKTOR
PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN)

4M PLUS PLUS
MENUTUP 1. Menabur Bubuk Larvasida (Abateisasi)
MENGURAS 2. Menggunakan Obat Nyamuk
MENDAUR ULANG 3. Kelambu Saat Tidur
4. Memelihara Ikan Pemangsa Jentik
5. Menanam Tanaman Pengusir Nyamuk
6. Mengatur Cahaya Ventilasi Rumah
7. Menghindari Gantungan Pakaian
PENGENDALIAN VEKTOR
PENGENDALIAN VEKTOR
PENGASAPAN DENGAN PESTISIDA (fogging)
✓Dilakukan dalam 2 Siklus, siklus kedua satu minggu setelah siklus 1
✓ Minimal radius 100 m dari tempat tinggal penderita
✓ Dosis tepat dan dilakukan searah angin, gar menyebar
✓ Bukan strategi utama dalam pengendalian DBD
✓Hanya membasmi nyamuk dewasa
✓ Tidak dilakukan rutin, hanya saat ada kasus
✓ Insektisida dapat menyebabkan resistensi
✓Saat ini diperkirakan lebih dari 50 spesies vektor sudah resisten
terhadap satu atau beberapa insektisida organofosfor,
organochlorine, carbamat dan pyrethroid yang lazim digunakan.
PENGENDALIAN PENYAKIT

• Efektivitas PSN diukur


menggunakan
PEMERIKSAAN JENTIK
BERKALA (PJB) yang
menghasilkan indicator
ANGKA BEBAS JENTIK (ABJ)
PENGENDALIAN PENYAKIT
SATU RUMAH SATU JUMANTIK

Jumantik → anggota masyarakat yang dilatih oleh Puskesmas setempat untuk


memantau keberadaan dan perkembangan jentik nyamuk. Diharapkan ada 65 juta
Jumantik di Indonesia.
Pemantauan dilakukan satu kali dalam seminggu (biasanya jumat) pada pagi hari.
Jika ditemukan jentik nyamuk maka petugas berhak memberi peringatan kepada
penghuni / pemilik untuk membersihkan atau menguras agar bersih dari
jentik. Jumantik lalu membuat catatan dan laporan yang diperlukan
KESIMPULAN
• Epidemik dengue dipengaruhi beberapa faktor, yaitu faktor
lingkungan, faktor biologi, dan demografi.
• Insidens dengue berhubungan dengan cuaca yang hangat dan
kelembaban tinggi.
• Pergeseran penyebaran, faktor penentu sosial dan biologi dari ras dan
jenis kelamin yang rentan berpengaruh terhadap pelayanan
kesehatan.
• Di Indonesia semua serotipe dapat teridentifikasi dan den-3
merupakan serotipe yang paling sering menyebabkan penyakit berat
dan fatal
▪ Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan
3M+/4M+ dan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik
Pengendalian ▪ Promosi kesehatan termasuk Jumantik Sekolah dan
Pramuka
Nyamuk di
▪ Kelompok Kerja Operasional DBD
Masyarakat Penemuan dini kasus dan pengobatan segera di
fasyankes tingkat pertama dan lanjutan
▪ Community for Behavioral Impact (COMBI)
- Survey Pengetahuan Sikap Perilaku (KAP)
- Survey perilaku pencarian pengobatan
- Mobilisasi sosial (Jumantik rumah, jumantik cilik, PSN,
Pengendalian identifikasi rumah dan tanah kosong, identifikasi modal
Nyamuk di sosial, identifikasi warga tak mampu PSN, dsb)

Masyarakat - KIE untuk mengenali gejala awal dan segera ke


pelayanan kesehatan

▪ Pemberdayaan Masyarakat
▪ Participatory Action Research (PAR)
Surveilans dan ▪ Sistem deteksi saat ini → SKDR/EWORS
▪ Pelaporan masih sering terlambat
Prediksi Dengue
http://news.unair.ac.id/2019/12/04/kontrol-optimal-vektor-terintegrasi-untuk-
pencegahan-penyebaran-dbd/

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1742-6596/1245/1/012043
▪ Vektor beradaptasi sangat baik dengan manusia
▪ Tempat perindukan tersembunyi

Tantangan ▪ Perilaku menggigit


▪ 70% kasus asimptomatik
Pengendalian
▪ Belum ada vaksin 100% efektif
Dengue ▪ Belum ada obat
▪ Surveillans yang tidak adekuat
Current Approach
to Dengue Elimination
Kompleksitas Permasalahan DBD
Kompleksitas Permasalahan DBD
http://www.thejakartapost.com/news/2016/10/25/worlds-first-dengue-vaccine-now-available-in-indonesia.html
VAKSINASI DENGUE
• Awal 2016, vaksin dengue pertama di dunia milik
Sanofi, Dengvaxia, resmi beredar di Mexico,
Filipina, El Savador dan Brazil.
• September 2016 : BPOM memberi ijin edar di
Indonesia vaksin dengue tetravalen merek
Dengvaxia, produk Sanofi.
• Setiap suntikan vaksin mengandung 4 antigen
virus dengue : DENV 1, DENV 2, DENV 3 dan
DENV 4. Vaksin diberikan 3 kali suntikan dgn
interval waktu 6 bulan (bulan 0-6-12).
• Vaksin ini efektif diberikan pada anak usia 9
tahun keatas. Vaksin dengue belum memberikan
kekebalan efektif pada anak <9 tahun.
WOLBACHIA MEMBLOK REPLIKASI VIRUS
PREDIKSI / MODELLING DENGUE

http://theconversation.com/menggunakan-google-trends-untuk-dukung-sistem-monitoring-demam-berdarah-bagaimana-caranya-110278
Artikel
▪ Aceh Waspada DBD (Serambi Indonesia, 1 Februari 2019)
http://aceh.tribunnews.com/2019/02/01/aceh-waspada-dbd
▪ Dengue fever mewabah: Pencegahan dengan jaga kebersihan dan
tanam serai (BBC, 29 Januari 2019)
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-47039921
▪ Periksa Data: 15 Ribu Kasus Demam Berdarah dalam Sebulan,
Mungkinkah Dicegah? (Tirto, 6 Februari 2019) https://tirto.id/15-ribu-
kasus-demam-berdarah-dalam-sebulan-mungkinkah-dicegah-df5Y
Referensi ▪ Perilaku Manusia sebabkan DBD Meningkat (Kemenkes, 1 Februari
Artikel 2019) http://www.depkes.go.id/article/view/19013000002/perilaku-
manusia-sebabkan-populasi-nyamuk-dbd-meningkat.html
▪ Dengue kills more than 100 people in Indonesia (Jakarta Post,
27 January 2019)
https://www.thejakartapost.com/news/2019/01/27/dengue-kills-
more-than-100-people-in-indonesia.html
▪ Eliminate Dengue Indonesia telah melepas nyamuk ber-
Wolbachia di beberapa komunitas di Yogyakarta
http://www.eliminatedengue.com/yogyakarta
▪ FK UGM (2019), Seminar Nasional Demam Berdarah Dengue
dalam Perspektif Sistem Kesehatan
Referensi https://kebijakankesehatanindonesia.net/3768-seminar-nasional-

Materi demam-berdarah-dengue-dalam-perspektif-sistem-kesehatan
▪ Global Strategy for Dengue Prevention and Control
2012 – 2020

Referensi (https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/753
03/9789241504034_eng.pdf;jsessionid=528354640C18B
English CDFFC2FAC97109A05FF?sequence=1)

Anda mungkin juga menyukai