Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG

PUSKESMAS SUKASADA I
Jln. Jelantik Gingsir No.51 Kec Sukasada, Kab. Buleleng
 (0362)23135

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


PROGRAM RABIES

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sampai saat ini rabies merupakan salah satu penyakit zoonozis yang masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Rabies disebut juga penyakit Anjing Gila
merupakan suatu penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh
Virus Rabies. Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan dari hewan kemanusia
melalui gigitan hewan terutama anjing,kucingdan kera.
Penyakit ini bila sudah menunjukan gejala klinis pada hewan atau manusia selalu diakhiri
dengan kematian,sehingga mengakibatkan timbulnya rasa cemas dan takut bagi orang-orang
yang terkena gigitan dan kekhawatiran serta keresahan bagi masyarakat pada umunya.
Mengingat dampak rabies terhadap kesehatan dan kondisi psikologis masyarakat
cukup besar serta memiliki dampak terhadap perekonomian khususnya bagi daerah –
daerah pariwisata di Indonesia yang tertular rabies, maka upaya pengendalian penyakit perlu
dilaksanakan seintensif mungkin untuk mewujudkan Indonesia Bebas Rabies.
Program pembebasan rabies merupakan kesepakatan nasional dan merupakan
kerjasama 3 departemen yaitu Kementerian Pertanian ( Ditjen Peternakan dan Kesehatan
Hewan ), Departemen Kesehatan ( Ditjen PP dan PL ) dan Departemen Dalam Negeri
( Ditjen PUM ).

B. Visi,misi dan Tata Nilai


1. Visi
Selalu memberikan pelayanan yang optimal untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat berdasarkan falsafah Tri Hita Karana
2. Misi
- Meningkatkan disiplin kerja pegawai Puskesmas Sukasada I
- Memberikan pelayanan dengan sepenuh hati dan beretika
- Meningkatkan kerja sama dengan sector lain untuk meningkatkan derajat kesehatan
individu, keluarga dan masyarakat.
- Memberikan pelayanan yang bermutu, merata dan terjangkau untuk mencapai
pelayanan yang optimal.
- Menciptakan lingkungan yang sehat dan aman.
- Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
3. Tata Nilai
- Profesionalisme : memiliki kompetensi dan kemampuan dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang terbaik
- Disiplin : kepatuhan pada tata tertib yang ada
- Inisiatif dan inovatif : memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri dengan ide-ide
kreatif tanpa menunggu
- Tanggung Jawab : Menjalankan pekerjaan secara konsekuensi dan sepenuh hati
- Dedikasi : Pengorbanan tenaga, pikiran, waktu dan bekerja dengan sepenih hati demi
keberhasilan dalam memberikan pelayanan

C. Latar Belakang
Kasus rabies di Indonesia pertama kali dilaporkan oleh Esser pada tahun 1884 pada
seekor karbau,kemudian oleh Pening tahun 1889 pada seekor anjing dan oleh Eileris de
Zhaan tahun 1894 pada manusia. Semua kasus ini terjadi di Provinsi Jawa Barat dan
menyebar ke Bali Niasdan Maluku.Sedangkan pada akhir tahun 2008 Propinsi Bali yang
semula bebas secara historis sudah menjadi daerah tertular rabies yang pertama kali
ditemukan diwilayah Kabupaten Badung .
Namun dengan adanya peningkatan tatalaksana pasca Gigitan Hewan Penular Rabies
(GHPR ) maka jumlah kasus rabies pada manusia berhasil diturunkan. Hal ini
menunjukkan bahwa upaya penanganan kasus gigitan hewan sangat penting untuk
pencegahan rabies pada manusia.

D. Tujuan :
1. Umum : Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit yang disebabkan
oleh virus Rabies.
2. Khusus :
a. Terlaksananya proses pengelolaan program rabies mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi.
b. Tersosialisasinya program rabies ke masyarakat
- Terpenuhinya sarana dan prasarana kegiatan program rabies.
- Memberikan pedoman bagi petugas rabies dalam dalam pengelolaan
program.
E. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
1. Segera :
a. Setiap ada kasus GHPR harus ditangani dengan cepat dan sesegera mungkin. Untuk
mengurangi/mematikan virus rabies yang masuk pada luka gigitan, usaha yang paling
efektif ialah mencuci luka gigitan dengan air mengalir dan sabun atau deterjen
selama 10-15 menit kemudian diberi antiseptic ( alcohol 70%,Povidone Iodine dan
lain-lain ).
b. Segera dibawa ke Puskesmas / Rumah Sakit ( Rabies Center ) untuk mendapat
penanganan/ pertolongan selanjutnya.
2. Penanganan Luka Gigitan ( Rabies Center/ Puskesmas )
a. Ulangi cuci luka gigitan dengan sabun/deterjen di air mengalir selama10-15 menit
dan diberi antiseptic ( alcohol 70%,Povidone Iodine dan lain-lain ).
b. Anamnesis ( waktu dan tempat kejadian, ada tidaknya kontak atau gigitan, terjadi di
daerah tertular/terancam/bebas, apakah didahului tindakan provokatif,hewan yang
menggigit menunjukan gejala rabies,penderita gigitan hewan pernah di VAR dan
kapan,hewan penggigit pernah di VAR dan kapan)
3. Pemeriksaan Fisik
a. Identifikasi luka gigitan
b. Luka resiko rendah adalah jilatan pada kulit luka, garukan, lecet, luka kecil
disekitar tangan, badan dan kaki.
c. Luka resiko tinggi,jilatan/luka pada selaput mukosa,luka diatas daerah bahu
(leher, muka, kepala), luka pada jari tangan / jari kaki,genetika,luka
lebar/dalamdan luka yang banyak (multiple ).
4. Cara Pemberian VAR ( Vaksin Anti Rabies )
Purified Vero Rabies Vaaccine ( PVRV) (Verorab) , dosis pada orang dewasa dan
anak – anak sama yaitu :
a. Hari ke-0( Pertama berkunjung ke puskesmas/ RS ( Rabies Center) diberikan 2
dosis @ 0,5 ml,diberikan Intramuskuler (IM) pada deltoid kanan dan kiri
( anak – anak di daerah paha ).
b. Hari ke-7, diberikan 0,5 ml lagi secara IM di deltoid kanan/kiri.
c. Hari ke- 21 diberikan lagi 0,5 ml secara IM di deltoid kanan/kiri.
5. Cara Pemberian SAR ( Serum Anti Rabies )
a.Serum Heterolog ( Equine Rabies Immunoglobuline/ERIG)
b. Kemasan : 1 Vial @ 5 cc 1.000 IU/vial.
c. Disuntikkan secara infiltrasi di sekitar luka setengah dosis atau sebanyak
mungkin, sisanya disuntikkan secara intramuskuler di daerah regio gluteal.
d. Dosis : 40 IU / Kg BB.
e. Waktu Pemberian bersamaan dengan pemberian VAR hari ke 0.
f. Sebelumnya disuntikkan harus dilakukan Skin test.
5.Alur Penatalaksanaan Kasus Gigitan Hewan Tersangka Rabies

F. Cara melaksanakan kegiatan


Waktu pelaksanaan pengendalian Rabies setiap ada kasus gigitan baik yang dilakukan di
Rabies Center maupun di Non Rabies Center.

G. Sasaran
Yang menjadi sasaran pada program rabies adalah orang ( manusia ) atau masyarakat
pada umumnya

H. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Waktu pelaksanaan pengendalian Rabies setiap ada kasus gigitan baik yang dilakukan di
Rabies Center maupun di Non Rabies Center. Mensosialisasikan Program Rabies ke Masyarakat.
Lokasi kegiatan program rabies di Kabupaten buleleng di Rabies Center ( Rumah Sakit Umum
Daerah dan Puskesmas Sukasada I ).
Mensosialisasikan program rabies ke masyarakat dilakukan oleh petugas dari Dinas
Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kota Denpasar , Dinas Kesehatan, Rumah sakit dan
Puskesmas di Kota Denpasar melalui media :
1. Promosi kesehatan puskesmas/ penyuluhan ke sekolah, banjar,desa kecamatan dan
masyarakat umum.
2. Promosi kesehatan dan program / penyuluhan ke Dinas / SKPD, dan masyarakat
umum.
3. Elektronik ( TV, radio ) ke masyarakat umum.
4. Non Elektronik ( Spanduk, leflet,stiker ) ke masyarakat umum.

I. Monitoring Pelaksanaan Kegiatan, Pelaporan dan Evaluasi


1. Monitoring
Monitoring dilakukan berdasarkan tingkatannya yang diarahkan kepada peningkatan
pelaksanaan dari semua kegiatan yang ada di lapangan dengan maksud untuk memacu
pencapaian target yang telah ditetapkan setiap tahun serta mengarahkan pelaksanaan
kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana
Monitoring dilakukan terhadap kegiatan pembinaan, persiapan pelaksanaan kegiatan
dan kegiatan oprasional di lapangan. Monitoring meliputi antara lain mutu vaksin,
distribusi vaksin, jadwal vaksin, perencanaan, pelaksanaan, hasil pelaksanaan dan
dampak yang dihasilkan. Disamping itu pula jumlah kasus gigitan tersangka/rabies,
kasus yang diberikan VAR dan SAR, dan jumlah kematian karena rabies pada
manusia.
2. Pelaporan / Evaluasi.
Pelaporan / evaluasi dilaksanakan setiap bulan dan setiap tahun yang meliputi :
a.Pelaporan setiap bulan yang dilaksanakan oleh seluruh puskesmas untuk dilaporkan
ke Dinas Kesehatan yaitu mengenai jumlah kasus gigitan hewan penular rabies..
b. Pelaporan setiap bulan yang dilaksanakan oleh Rabies Center ( RSUD. dan
Puskesmas Sukasada I) disampaing jumlah kasus gigitan yang dilaporkan juga
jumlah kasus yang mendapat VAR dan SAR serta laporan stock vaksin.
c. Evaluasi dilaksanakan setiap tahun meliputi evaluasi indikator kinerja masukan
( in put, proses, out put ) dan dampaknya. Hasil evaluasi dibahas dalam pertemuan
untuk selanjutnya dipakai sebagai penyusunan rencana kebutuhan dalam
menetapkan metode yang lebih efektif dan efisien pada periode berikutnya,
J. Peran Lintas Program dan Lintas Sektor
1. Peran Lintas Program

No Program Peran

1 Promkes Menginformasikan kepda sasaran tentang


program atau kegiatan yang akan
dilaksanaka.

2 Pencegahan Penyakit (P2) Mengkoordinasikan Pengadaan VAR.


2. Peran Lintas Sektor

No Program Peran

1 Tokoh Masyarakat Menghimbau dan memotivasi masyarakat


agar mau dan mampu melaksanakan
program

2 Kader Kesehatan Pendataan dan sosialisasi sasaran

3 Masyarakat Berperan aktif mengikuti dan


melaksanakan kegiatan program.

Mengetahui :
Kepala Puskesmas Sukasada I Pelaksana

Anda mungkin juga menyukai