Anda di halaman 1dari 41

PENGUKURAN FAKTOR RISIKO PTM

1. Deteksi Dini ObesitasPengukuran Tinggi Badan, Berat


Badan dan Lingkar Perut
2. Deteksi Dini Gangguan Indra (Penglihatan dan
Pendengaran)Tes hitung jari dan Tes berbisik
1. DETEKSI DINI OBESITAS

PENGUKURAN BERAT BADAN

Kondisi/syarat pengukuran:
- Pengukuran dilakukan dengan menggunakan timbangan injak atau
digital, yang sudah dikalibrasi terlebih dahulu.
- Letakkan alat di lantai yang keras dan rata, posisikan angka sampai
menunjukkan angka nol.
- Upayakan mata pengukur tegak lurus dengan skala

Cara pengukuran:
1. Klien berdiri tegak dengan memakai pakaian seminimal mungkin, tidak membawa beban atau
benda apa pun, dan tanpa alas kaki.
2. Kemudian dilakukan pembacaan hasil, mata kader yang mengukur tegak lurus dengan jarum
penunjuk angka timbangan.
PENGUKURAN TINGGI BADAN
Kondisi / syarat pengukuran:
- Pengukuran dilakukan dengan alat mikrotoa atau alat ukur tinggi badan 2 meter, yang sudah
dikalibrasi/ditera terlebih dahulu.
- Mikrotoa diletakkan di lantai yang rata dan dinding yang tegak lurus. Tarik pita meteran ke atas sampai
menunjukkan angka 0, lalu rekatkan/tempelkan mikrotoa pada dinding.
- Hasil pengukuran dibaca pada garis merah dengan ketelitian 0,1 cm.

Cara Pengukuran:
⁻ Posisikan Klien berdiri tegak pada permukaan lantai yang rata tanpa memakai alas kaki.
⁻ Posisikan ujung tumit kedua telapak kaki dirapatkan dan menempel di dinding dalam posisi agak terbuka di bagian
jari kaki.
⁻ Pada waktu mengukur, posisi tumit, pantat, punggung, dan belakang kepala menempel pada dinding, posisi kepala
tegak, pandangan mata lurus ke depan, dan lengan menggantung santai.
⁻ Meteran mikrotoa diturunkan hingga mengenai puncak kepala Klien.
⁻ Kemudian dilakukan pembacaan hasil
PENGUKURAN LINGKAR PERUT
TABEL KLASIFIKASI IMT
2. DETEKSI DINI GANGGUAN INDERA

Sasaran
●Anak Usia 7-15 tahun
●Penduduk usia >15 tahun
Indera Penglihatan dan Indera Pendengaran

1 2

• Pemeriksaan tajam penglihatan • Pemeriksaan tajam pendengaran


menggunakan metode hitung jari dengan menggunakan metode berbisik
Penilaian :
• Kata-kata yang dapat diulang > 80% = LULUS
pemeriksaan,
• Kata-kata yang dapat diulang < 80% = TIDAK

LULUS dan disarankan untuk


melakukan
pemeriksaan lebih lanjut menggunakan 19
audiometri.
LANGKAH PEMERIKSAAN “MELIHAT”
LANGKAH 1

 MEngambil jarak dengan berjalan 20 langkah normal orang dewasa dari orang
yang akan diperiksa.

• Yang perlu diperhatikan:


 Jalan 20 langkah = 6 meter
 Posisi orang yang akan diperiksa dengan pemeriksa berhadapan
 Langkah kaki biasa normal orang dewasa, tidak berlari atau melompat saat
melangkah
 Pemeriksaan dilakukan pada tempat yang tidak gelap (tempat terang atau dengan
pencahayaan yang bagus)
 Baik pemeriksa maupun yang akan diperiksa tidak boleh berada pada sorotan
lampu (agar tidak kesulitan dalam melihat)
LANGKAH 2

•Lakukan hitung jari mulai dari mata kanan, mata kiri ditutup dengan
telapak tangan, kemudian lanjutkan pemeriksaan yang sama pada mata
kiri.

Yang diperhatikan:

 Jari pemeriksa dan mata yang diperiksa harus sejajar,


tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah
 Mata diperiksa secara bergantian dengan menutup salah
satu mata yang tidak diperiksa
 Mata ditutup harus dengan telapak tangan (agar tidak
mengintip dari sela jari tangan) dan tidak boleh menekan
bola mata
 Jari tangan pemeriksa saat melakukan pemeriksaan hitung
jari tidak boleh berurutan
Yang diperhatikan:
 Pemeriksaan dilakukan pada masing-
masing mata
 Dikatakan tidak ada gangguan
penglihatan jika benar dalam hitung jari
3 kali berturut-turut
 Jika dalam pemeriksaan 3 kali hitung jari
tersebut salah maka dicurigai
mempunyai gangguan penglihatan.

LANGKAH 4
Jika ditemukan ada gangguan maka di rujuk ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN/ TES BERBISIK

Gambar 1
Persiapan : Posisi Pemeriksaan
Pastikan kondisi lingkungan sekitar tidak terlalu bising.
Ruangan sunyi, jarak pemeriksaan 1 meter.

Pemeriksaan :
1. Posisi pemeriksa berada setengah meter di belakang
orang yang akan diperiksa.
2. Pada telinga yang tidak diperiksa, dilakukan masking
yaitu menekan bagian tragus (bagian menonjol dari
telinga bagian depan yang dekat dengan pipi) kemudian
menggesek-gesek sehingga timbul bunyi. Gambar 2. Masking telinga yang tidak diperiksa
Gambar 3. Posisi kepala pemeriksa pada pemeriksaan
3. Pemeriksaan dimulai pada telinga kanan terlebih telinga kanan
dahulu. Posisi kepala pemeriksa menjauh dari
telinga yang diperiksa.

4. Pemeriksa membisikkan kata-kata yang terdiri


dari dua suku kata seperti mata, kaki, muka, susu,
kaca dan meminta orang yang diperiksa untuk
mengulang kembali kata-kata tersebut.

5. Kata-kata yang dibisikkan harus mengandung


huruf lunak yang terdiri dari frekuensi rendah dan
huruf desis yang terdiri dari frekuensi tinggi. Gambar 4. Pemeriksa menyebutkan kata-kata
Berikut daftar kata-kata yang digunakan untuk Tes
Bisik Modifikasi.
6. Pemeriksaan diulang pada telinga kiri dengan
langkah-langkah yang sama. Pemeriksaan pada
telinga sebelah kiri, maka telinga kanan dilakukan
masking.

PENILAIAN :
• Bila kata-kata yang dapat diulang lebih dari 80%,
maka dinyatakan lulus dari pemeriksaan.
• Bila kata-kata yang dapat diulang kurang dari
80%, maka dinyatakan tidak lulus dan disarankan
untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut
menggunakan audiometri. Segera bawa ke
fasilitas pelayanan kesehatan untuk diperiksa
kembali pendengarannya lebih lanjut.
Pemeriksaan
Faktor Risiko PTM

PUSKESMAS BOOI-PAPERU
Deteksi Dini PTM Pada Usia Produktif dan Lansia

● Deteksi Dini Hipertensi  Pemeriksaan Tekanan Darah


● Deteksi Dini Diabetes → Pemeriksaan Kadar Gula Darah
● Deteksi Dini Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)  Kuesioner
PUMA
● Deteksi Dini Gangguan Metabolisme → Pemeriksaan kolesterol dan
asam urat
● Skrining pengkajian paripurna pasien geriatri (P3G):
- Pemeriksaan Status fungsional, status mental dan Kognitif,
status nutrisi

20
1. Deteksi Dini Hipertensi
Sasaran usia ≥
15 tahun

No. Tekanan Darah Klasifikasi


1. 120 / 80 mmHg Normal
2. 120-139 / 80-90 Prehipertensi
mmHg
3. 140-150 / 90-99 Hipertensi derajat 1
mmHg
4. 160 / 100 mmHg Hipertensi derajat 2
5. >140/ <90 mmHg Hipertensi Sistolik
Terisolasi 21
PENGUKURAN TEKANAN DARAH
Tekanan darah atau tensi diukur menggunakan alat tensimeter digital/otomatis.

Cara pengukuran :
•Pastikan baterai masih berfungsi dengan baik. Masukkan baterai
•Semua simbol akan muncul dalam 3 detik.
•Lansia diminta duduk dengan posisi badan tegak
•Lipat lengan baju hingga memungkinkan manset menempel pada kulit lengan
•Masukkan lengan ke dalam lingkaran manset, dan letakkan tangan dalam posisi telapak tangan
menghadap ke atas dan posisi manset sejajar jantung
•Tekan tombol start untuk memulai penngukuran dan manset akan mengembang.
•Ketika pengukuran selesai, hasil akan muncul di layar monitor selama 1 menit

Cara membaca hasil:

- Monitor akan mati secara otomatis setelah 1 menit bila


Sistolik tidak ada pengguna lagi.
Diastolik - Jika sudah tidak digunakan, keluarkan baterai dari
Denyut Nadi
tensimeter.
2. Deteksi Dini Diabetes (Pemeriksaan Kadar Gula Darah)
Sasaran
●Usia 15 - < 40 tahun dengan faktor risiko PTM (riwayat obesitas dan atau
obesitas sentral dan atau tekanan darah tinggi)
●Usia ≥ 40 tahun

Alat
●Alat pemeriksaan kadar gula darah (Glukometer)

Kriteria Gula darah sewaktu Gula darah Puasa


(mg/dl) (mg/dl)
1
Diabetes* ≥ 200 ≥ 126
Prediabete 140 -199 100 – 125
s
Normal < 100 < 100
*Disertai gejala klasik

23
PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH

Alat dan bahan :


Alat pemeriksa kadar gula darah/Glukometer
Strip Test gula darah
Auto lancet (Autoclix)
Lancet
Pipet ukuran 40uL untuk panel test strip dan 15 uL
untuk single test strip
Alkohol 70% /Alkohol Swab
Kapas
Tissue kering
PEMERIKSAAN DENGAN GLUKOMETER
(DISESUAIKAN DENGAN JENIS GLUKO-METER) :

 Masukkan tes strip bila gambar strip tes muncul


 Bersihkan ujung jari (jari manis/jari
tengah/telunjuk) dengan kapas yang telah diberi
alkohol 70%, keringkan.
 Tusukkan lancet/autoclix pada ujung jari secara
tegak lurus, cepat dan tidak terlalu dalam.
 Usap dengan kapas steril kering
 Setelah darah keluar. Sentuhkan satu/dua tetes
darah
 Baca hasil glukosa darah.
3. Deteksi Dini Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK)
Sasaran
● Usia ≥ 40 tahun
● Mempunyai riwayat paparan: asap rokok, polusi udara, lingkungan tempat
kerja
● Mempunyai gejala dan keluhan batuk berdahak, sesak nafas, gejala
berlangsung lama umumnya semakin memberat.

 Kuesioner PUMA terdiri dari 7 pertanyaan dan masing-masing


jawaban dari pertanyaan memiliki skor yang akan di
akumulasikan.
 Jika hasil wawancara didapatkan skor >7 maka peserta dirujuk
ke FKTP untuk melakukan pemeriksaan uji fungsi paru
menggunakan spirometri untuk penegakkan diagnosis

20
Alur Deteksi Target Populasi
usia ≥ 40 tahun & merokok
Dini PPOK di
UKBM

Wawancara dengan
kuesioner PUMA

YA TIDAK
Rujuk ke FKTP
(Puskesmas) untuk Skor Edukasi gaya hidup
pemeriksaan PUMA sehat dan kunjungan
spirometri ≥7 rutin
4. PEMERIKSAAN KOLESTEROL
Alat dan bahan :
Alat pemeriksa kadar kolesterol
Strip Test kolesterol
Auto lancet (Autoclix)
Lancet Tuliskan nilai/kadar kolesterol hasil pemeriksaan sesuai
Alkohol 70% /Alkohol Swab kriteria :
Kapas - (N) Normal : bila kadar kolesterol total < 190 mg /dL
Tissue kering - (T) Tinggi : Bila kadar kolesterol total ≥ 190 mg / dL
Sarung tangan
Kotak limbah benda tajam/safety box

Pemeriksaan menggunakan alat cek kolesterol (disesuikan dengan jenis alat)


•Masukkan tes strip bila gambar strip tes muncul
•Bersihkan ujung jari (jari manis/jari tengah/telunjuk) dengan kapas yang telah diberi alkohol 70%,
keringkan.
•Tusukkan lancet/autoclix pada ujung jari secara tegak lurus, cepat dan tidak terlalu dalam.
•Usap dengan kapas steril kering setelah darah keluar.
•Sentuhkan satu/dua tetes darah
•Baca hasil kolesterol
5. PEMERIKSAAN ASAM URAT
Alat dan bahan :
Alat pemeriksa kadar asam urat
Strip Test asam urat Tuliskan nilai/kadar asam urat hasil pemeriksaan
Auto lancet (Autoclix) sesuai kriteria :
Lancet - (N) Normal : bila kadar asam urat L (3.5 mg/dL – 7
Alkohol 70% /Alkohol Swab mg/dL) dan P (2.6 mg/dL – 6.0 mg/dL )
Kapas
- (T) Tinggi : bila kadar asam urat L > 7 mg/dL dan
Tissue kering
Sarung tangan P > 6 mg/dL
Kotak limbah benda tajam/safety box

Pemeriksaan menggunakan alat cek asam urat (disesuikan dengan jenis alat)
•Masukkan tes strip bila gambar strip tes muncul
•Bersihkan ujung jari (jari manis/jari tengah/telunjuk) dengan kapas yang telah diberi alkohol
70%, keringkan.
•Tusukkan lancet/autoclix pada ujung jari secara tegak lurus, cepat dan tidak terlalu dalam.
•Usap dengan kapas steril kering setelah darah keluar.
•Sentuhkan satu/dua tetes darah
•Baca hasil kolesterol.
Frekuensi dan Jangka Waktu Pemantauan
Faktor Risiko PTM
Faktor Risiko Orang Sehat Faktor Risiko Penderita PTM
Glukosa darah puasa 3 tahun sekali 1 tahun sekali 1 bulan sekali

Glukosa darah 2 jam 3 tahun sekali 1 tahun sekali 1 bulan sekali

Glukosa darah sewaktu 3 tahun sekali 1 tahun sekali 1 bulan sekali

Kolesterol darah total 5 tahun sekali 6 bulan sekali 3 bulan sekali

Trigliserida 5 tahun sekali 6 bulan sekali 3 bulan sekali

Tekanan darah 1 bulan sekali 1 bulan sekali 1 bulan sekali

Indeks Masa Tubuh (IMT) 1 bulan sekali 1 bulan sekali 1 bulan sekali

Lingkar Perut 1 bulan sekali 1 bulan sekali 1 bulan sekali

Arus puncak ekspirasi 1 tahun sekali 3 bulan sekali 1 bulan sekali

IVA 5 tahun sekali

Cedera dan kekerasan dalam 6 bulan sekali 3 bulan sekali 3 bulan sekali
rumah tangga

Kadar alkohol pernafasan dan tes 1 tahun sekali 6 bulan sekali 1 bulan sekali
Amfetamin Urin
6. SKRINING PENGKAJIAN PARIPURNA PASIEN
GERIATRI (P3G)
Sasaran
● Usia ≥ 60 tahun
● Dilakukan 1 tahun sekali saat kontak pertama kali dengan petugas/kader
● Menggunakan Instrumen Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri (P3G)
● Dilakukan oleh kader terlatih

Kader juga dapat membantu petugas kesehatan


melakukan penilaian risiko jatuh, GDS dan AMT
dalam melakukan wawancara, namun TIDAK
MELAKUKAN penjumlahan skor atau
menyimpulkan hasil penilaian.
7.PENILAIAN STATUS FUNGSIONAL
a. AKTIFITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI (AKS)

• Pemeriksaan AKS dilakukan menggunakan Instrumen Aktivitas Kehidupan Sehari hari


(AKS) /Activity of Daily Living (ADL) dengan Indeks Barthel

Skor Barthel Index (Nilai AKS / ADL):


20 : Mandiri (A)
12 – 19 : Ketergantungan ringan (B)
9 – 11 : Ketergantungan sedang (B)
5–8 : Ketergantungan berat (C)
0–4 : Ketergantungan total (C)

Cara Pelaksanaan:
Kader menanyakan 10 kegiatan sehari-hari yang tercantum di kuesioner dan memberi skala angka
(seperti yang tertera berikut ini). Selanjutnya dilakukan penjumlahan skor hasil akhir pemeriksaan.
Contoh:
Tabel 1. Penilaian Aktivitas Kehidupan Sehari hari (AKS) / Activity of Daily Living (ADL) dengan Instrumen
Indeks Barthel Modifikasi
NO FUNGSI SKOR KETERANGAN HASIL

0 Tidak terkendali/tak teratur (perlu pencahar)


Mengendalikan rangsang BAB 1 Kadang-kadang tak terkendali (1 x/ minggu)
1 2
2 Terkendali teratur

Mengendalikan rangsang 0 Tak terkendali atau pakai kateter


2 1 Kadang-kadang tak terkendali (hanya 1 x / 24 jam) 2
BAK
2 Mandiri
Membersihkan diri (mencuci
0 Butuh pertolongan orang lain Mandiri
3 wajah, menyikat rambut, mencukur kumis, 1
1 Mandiri
sikat gigi)
Penggunaan WC (keluar 0 Tergantung pertolongan orang lain
masuk WC, melepas/memakai celana, 1 Perlu pertolongan pada beberapa kegiatan tetapi dapat
4 cebok, menyiram) mengerjakan sendiri beberapa kegiatan yang lain 2
2 Mandiri
0 Tidak mampu Skor Barthel Index (Nilai AKS / ADL):
Makan minum (jika makan harus berupa
5 potongan, dianggap dibantu) 1 Perlu ditolong memotong makanan 2
2 Mandiri 20 : Mandiri (A)
12 – 19 : Ketergantungan ringan (B)
0 Tidak mampu 9 – 11 : Ketergantungan sedang (B)
Bergerak dari kursi roda ke tempat tidur dan 1 Perlu banyak bantuan untuk bisa duduk (2 orang) 5 – 8 : Ketergantungan berat (C)
6 sebaliknya (termasuk duduk di tempat tidur) 2 Bantuan minimal 1 orang 3 0 – 4 : Ketergantungan total (C)
3 Mandiri

Tidak mampu
0
Berjalan di tempat rata (atau jika tidak bisa Bisa (pindah) dengan kursi roda Berjalan dengan
7 1 3
berjalan, menjalankan kursi roda) bantuan 1 orang
2 Mandiri
0 Tergantung orang lain
Berpakaian (termasuk memasang tali
8 sepatu, mengencangkan sabuk) 1 Sebagian dibantu (mis: mengancing baju) 2
2 Mandiri
0 Tidak mampu
9 Naik turun tangga 1 Butuh pertolongan 1
2 Mandiri

10 Mandi 0 Tergantung orang lain 1


1 Mandiri
TOTAL 19
b. PENILAIAN RISIKO JATUH PASIEN LANJUT USIA
NO RISIKO SKAL HASI
A L
1 1 Gangguan gaya berjalan (diseret, menghentak, 4
berayun)
2 Pusing atau pingsan pada posisi tegak 3
Menggunakan instrumen penilaian
3 Kebingungan setiap saat (contoh:pasien yang 3
mengalami demensia)
risiko jatuh pada lansia yang berisi 11 4 Nokturia/Inkontinen 3
pertanyaan
5 Kebingungan intermiten (contoh pasien yang 2
mengalami delirium/Acute confusional state)
6 Kelemahan umum 2
7 Obat-obat berisiko tinggi (diuretic, narkotik, 2
sedative, antipsikotik, laksatif, vasodilator,
antiaritmia, antihipertensi, obat hipoglikemik,
antidepresan, neuroleptic, NSAID)
8 Riwayat jatuh dalam 12 bulan terakhir 2
2 9 Osteoporosis 1
10 Gangguan pendengaran dan/atau penglihatan 1
Tingkat risiko :
Risiko rendah bila skor 1-3 Lakukan 11 Usia 70 tahun ke atas 1
intervensi risiko rendah Jumlah
Risiko tinggi bila skor ≥ 4  Lakukan
intervensi risiko tinggi
8. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL DAN KOGNITIF
a. STATUS MENTAL
1

Diisi hasil pemeriksaan status mental yang berhubungan dengan keadaan mental emosional, sesuai dengan
instrumen pemeriksaan status mental Geriatric Depression Scale (GDS)

Interpretasi:
Jumlah skor diantara 5-9 : kemungkinan besar ada gangguan depresi.
Jumlah skor 10 atau lebih: ada gangguan depresi

b. STATUS KOGNITIF
Menggunakan instrumen Abbreviated Mental Test (AMT) atau Mini Cog dan Clock Drawing Test (CDT4) atau Mini
Mental State Examination (MMSE)
Cara Pelaksanaan:
1. Minta pasien untuk menjawab pertanyaan tersebut, beri tanda centang (V) pada nilai nol (0) jika salah dan satu (1)
jika benar
2. Jumlahkan skor total A sampai J, item K tidak dijumlahkan, hanya sebagai keterangan.
3. Interpretasi :
- Skor 8-10 menunjukkan normal,
- skor 4-7 gangguan ingatan sedang dan
- skor 0-3 gangguan ingatan berat
INSTRUMEN GERIATRIC DEPRESSION SCALE (GDS)

Pilihlah jawaban yang paling tepat untuk menggambarkan perasaan Anda selama dua minggu terakhir.

No Sko
Pertanyaan r
Panduan pengisian instrumen GDS
a. Jelaskan pada pasien bahwa pemeriksa
1 Apakah anda pada dasarnya puas dengan YA TIDA akan menanyakan keadaan perasaannya
kehidupan anda? K dalam dua minggu terakhir, tidak ada
2 Apakah anda sudah meninggalkan banyak YA TIDA jawaban benar salah, jawablah ya atau
kegiatan dan minat K tidak sesuai dengan perasaan yang paling
/kesenangan anda? tepat akhir-akhir ini.
b. Bacakan pertanyaan nomor 1 – 15 sesuai
3 Apakah anda merasa kehidupan anda hampa? YA TIDA
dengan kalimat yang tertulis, tunggu
K jawaban pasien. Jika jawaban kurang
4 Apakah anda sering merasa bosan? YA TIDA jelas, tegaskan lagi apakah pasien ingin
K menjawab ya atau tidak. Llingkari
5 Apakah anda mempunyai semangat baik setiap YA TIDA jawaban pasien tsb
saat? K c. Setelah semua pertanyaan dijawab,
6 Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan YA TIDA hitunglah jumlah jawaban yang bercetak
terjadi pada anda? K tebal. Setiap jawaban (ya/tidak) yang
7 Apakah anda merasa bahagia pada sebagian YA TIDA bercetak tebal diberi nilai satu (1).
d. Jumlah skor diantara 5-9 : kemungkinan
besar hidup anda? K
besar ada gangguan depresi.
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? YA TIDA e. Jumlah skor 10 atau lebih: ada gangguan
K depresi
9 Apakah anda lebih senang tinggal di rumah YA TIDA
daripada pergi ke luar dan mengerjakan K
sesuatu hal yang baru?
10 Apakah anda merasa mempunyai banyak YA TIDA
masalah dengan daya ingat anda dibandingkan K
kebanyakan orang?
11 Apakah anda pikir hidup anda sekarang ini YA TIDA
menyenangkan? K
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti YA TIDA
INSTRUMEN
ABBREVIATED MENTAL TEST (AMT)

Salah = 0 Benar
1
=

A Berapakah umur Anda?


B Jam berapa sekarang?
C Di mana alamat rumah Anda?
D Tahun berapa sekarang?
E Saat ini kita sedang berada di mana?
F Mampukah pasien mengenali dokter atau
perawat?
G Tahun berapa Indonesia merdeka?
H Siapa nama presiden RI sekarang?
I Tahun berapa Anda lahir?
j Menghitung mundur dari 20 sampai 1
Jumlah skor:

K Perasaan hati (afek): pilih yang sesuai dengan kondisi pasien


1. Baik 2. Labil 3. Depresi 4. Gelisah 5. Cemas
Cara Pelaksanaan:
1.Minta pasien untuk menjawab pertanyaan tersebut, beri tanda centang (V) pada nilai nol (0) jika salah dan satu (1) jika
benar
2.Jumlahkan skor total A sampai J, item K tidak dijumlahkan, hanya sebagai keterangan.
3.Interpretasi :
- Skor 8-10 menunjukkan normal,
- skor 4-7 gangguan ingatan sedang dan
- skor 0-3 gangguan ingatan berat

Anda mungkin juga menyukai