2
POSBINDU KIT
KEGIATAN
DETEKSI DINI
FAKTOR RISIKO
PTM
7
PENGUKURAN & PEMERIKSAAN
FR PTM
Berat Badan
Tinggi Badan
Lingkar Perut
Tekanan Darah
Gula Darah Sewaktu
Tajam Penglihatan
Tajam Pendengaran
9
1. BERAT BADAN :
Persiapan :
a. Ambil timbangan dari kotak karton dan keluarkan dari bungkus
plastiknya.
b. Letakkan alat timbang pada lantai yang keras dan datar.
c. Warga posbindu PTM yang akan ditimbang diminta membuka
alas kaki dan jaket serta mengeluarkan isi kantong yang berat
seperti kunci.
d. Pastikan timbangan pada nilai pengukuran pada angka 0.
Persiapan :
Gunakan alat pengukur tinggi badan : microtoise
dengan kapasitas ukur 2 meter dan ketelitian 0,1
cm.
Prosedur : Sesuai tatalaksana
1
1
3. LINGKAR PERUT :
1
3
4 Tetapkan titik tengah di antara di antara titik
tulang rusuk terakhir titik ujung lengkung tulang
pangkal paha/ panggul dan tandai titiktengah
tersebut dengan alat tulis
5 Minta warga Posbindu PTM untuk berdiri tegak
dan bernafas dengan normal (ekspirasi normal).
Lakukan pengukuran lingkar perut dimulai/
diambil dari titik tengah kemudian secara sejajar
horizontal
melingkari pinggang dan perut kembali menuju
titik tengah diawal pengukuran.
PROSEDUR PENGUKURAN
a. Tekan tombol “START/STOP” untuk mengaktifkan alat
b. Sebaiknya menghindar kegiatan aktivitas fisik minimal 30 menit
sebelum pengukuran.
c. Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres
d. Duduk dengan posisi kaki tidak menyilang tetapi kedua telapak
kaki datar menyentuh lantai. Letakkan lengan kiri warga
Posbindu PTM di atas meja sehinga mancet yang sudah
terpasang sejajar dengan jantung. 1
5
e. Singsingkan lengan baju pada lengan bagian kiri klien dan
memintanya untuk tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak
berbicara pada saat pengukuran.
f. Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan telapak tangan
terbuka ke atas. Pastikan tidak ada lekukan pada pipa mancet
g. Ikuti posisi tubuh, lihat gambar dibawah
Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis kembali dan
hasil pengukuran akan muncul. Alat akan menyimpan hasil
pengukuran secara otomatis
Tekan “START/STOP” untuk mematikan alat. Jika Anda lupa untuk
mematikan alat, maka alat akan mati dengan sendirinya dalam 5
menit.
1
6
5. PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH
Prosedur :
1. Masukkan tes strip bila gambar strip tes muncul
2. Bersihkan ujung jari (jari manis/jari tengah/telunjuk) dengan kapas yang telah
diberi alkohol 70%, keringkan.
3. Tusukkan lancet/autoclix pada ujung jari secara tegak lurus, cepat dan tidak
terlalu dalam.
4. Usap dengan kapas steril kering
5. setelah darah keluar. Sentuhkan satu/
6. dua tetes darah 1
7
7. Baca hasil glukosa darah.
6. PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN
1
8
METODE PENGUKURAN TAJAM
PENGLIHATAN :
○ Perkenalkan diri dan berikan penjelasan singkat cara pemeriksaan
○ Pemeriksa menempatkan satu cincin di jari sebagai penanda,
terperiksa/responden melakukan hal yang sama dengan cincin di ujung pita
lainnya.
○ Pemeriksaan dimulai dari mata kanan dengan mata kiri tertutup tanpa
menggunakan pinhole. Upayakan mata tidak tertekan.
○ Pemeriksaan dimulai dari jarak 6 meter.
○ Tes dilakukan sebanyak 4 kali, apabila jawaban benar semua maka dilanjutkan
pada tes yang lebih sulit yaitu huruf yang lebih kecil.
○ Apabila terdapat kesalahan saat menjawab, ulangi terlebih dahulu sampai
dengan 5 kali.
○ Ulangi pemeriksaan pada jarak 3 meter dengan teknik diatas apabila semua
jawaban benar di jarak 6 meter.
1
9
● Ulangi pemeriksaan pada jarak 1 meter dengan teknik diatas apabila
semua jawaban benar di jarak 3 meter.
● Mata dengan tajam penglihatan lebih baik daripada 6/12 tidak perlu
diperiksa menggunakan pinhole.
● Catat hasil pengukuran terakhir pada kolom dengan pinhole,
kemudian lakukan pemeriksaan dengan pinhole yang dimulai dari
besar huruf terakhir yang dapat dilihat responden.
● Lakukan tes dengan pinhole sesuai tahapan sebelumnya.
● Lakukan pemeriksaan yang sama untuk mata kiri.
● Apabila ditemukan hasil pemeriksaan < 6/12, disarankan agar 2
0
responden dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Definisi Kebutaan Berdasarkan
World Health Organization (WHO – ICD10)
Early visual Tajam penglihatan < 6/12 – 6/18 pada mata terbaik
impairment (EVI) dengan koreksi yang ada atau dengan koreksi terbaik
atau pinhole
Moderate visual : Tajam penglihatan < 6/18 – 6/60 pada mata terbaik
impairment (MVI) dengan koreksi yang ada atau dengan koreksi terbaik
atau pinhole
Severe visual : Tajam penglihatan < 6/60 – 3/60 pada mata terbaik
impairment (SVI) dengan koreksi yang ada atau dengan koreksi terbaik
atau pinhole
Functional Low Vision : Seseorang dengan low vision adalah yang memiliki
gangguan pada fungsi visual walaupun telah dilakukan
terapi dan/atau koreksi refraksi, dan tajam penglihatan
kurang dari 6/18 hingga persepsi cahaya, atau lapang
pandang kurang dari 10 derajat dari titik fiksasi, yang
2
menggunakan, atau potensial menggunakan 1
penglihatannya untuk melakukan kegiatan sehari-hari.*)
PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN
Metode “Hitung Jari”
1. Ambil jarak dengan berjalan 20 langkah normal orang 2. Lakukan hitung jari mulai dari mata kanan, mata kiri
dewasa dari orang yang akan diperiksa. ditutup dengan telapak tangan, kemudian lanjutkan
pemeriksaan yang sama pada mata kiri.
3. Hitung jawaban 3 kali benar secara berturut- 4. Antar ke fasilitas kesehatan, optik atau dokter mata
turut pada masing-masing mata. jika dari hasil pemeriksaan ada gangguan pada mata.
Yang diperhatikan:
Pemeriksaan dilakukan pada masing-masing mata Pada tempat tersebut akan dilakukan pemeriksaan
Dikatakan tidak ada gangguan penglihatan jika kembali untuk mengetahui apakah memang terdapat
benar dalam hitung jari 3 kali berturut-turut gangguan penglihatan atau tidak.
Persiapan :
Pastikan kondisi lingkungan sekitar tidak terlalu bising.
PENILAIAN :
Bila kata-kata yang dapat diulang lebih dari 80%, maka
dinyatakan lulus dari pemeriksaan.
Bila kata-kata yang dapat diulang kurang dari 80%, maka
dinyatakan tidak lulus dan disarankan untuk melakukan
pemeriksaan lebih lanjut menggunakan audiometri.
Segera bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk diperiksa
kembali pendengarannya lebih lanjut.
2
7
Petunjuk Pelaksanaan Role Play
Posbindu PTM
● Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan lokasi
penempatan
● Setiap kelompok sudah melakukan diskusi dan berbagi peran sebelum
jadwal pembelajaran
● Masing-masing kelompok diminta untuk menampilkan kegiatan posbindu
● Peserta menjelaskan setiap tahapan posbindu PTM, cara penggunaan alat
dan edukasi serta saran tindak lanjut
● Dalam bermain peran, komunikasi antara kader/petugas harus diperhatikan
dan di sesuaikan.
2
9
Setiap peserta harus berpartisipasi dalam kegiatan posbindu. Peran
dari masing-masing peserta bisa disesuikan dengan jumlah orang
dalam 1 kelompok. Berikut contoh pembagian peran tetapi bisa
Klien : 1 kembali disesuikan dengan jumlah peserta dalam kelompok
Orang
mengerjakan tugasnya.