3
Tujuan Pembelajaran
• Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan pengukuran dan
pemeriksaan faktor risiko PTM
Persiapan :
a. Ambil timbangan dari kotak karton dan keluarkan dari bungkus plastiknya.
b. Letakkan alat timbang pada lantai yang keras dan datar.
c. Orang yang akan ditimbang diminta membuka alas kaki dan jaket serta mengeluarkan isi
kantong yang berat seperti kunci.
d. Pastikan timbangan pada nilai pengukuran pada angka 0.
e. Orang yang diukur berdiri tegak, lutut lurus (tidak ditekuk), tangan lurus ke bawah menghadap ke
dalam dan merapat pada samping tubuh, kepala menghadap ke depan dengan pandangan mata lurus
ke depan sejajar telinga dan tidak bergera
f. Baca & catat angka yang tertera pada timbangan
7
2. TINGGI BADAN :
8
MENGUKUR TINGGI BADAN
1
9
3. LINGKAR PERUT :
10
Cara Pengukuran Lingkar Perut :
1 Untuk pengukuran ini , orang diminta dengan cara
yang santun untuk membuka pakaian bagian atas
atau menyingkapkan pakaian bagian atas dan raba
tulang rusuk terakhir orang untuk menetapkan
titik pengukuran
11
4 Tetapkan titik tengah di antara di antara titik tulang rusuk
terakhir titik ujung lengkung tulang pangkal paha/ panggul dan
tandai titiktengah tersebut dengan alat tulis
12
Tabel 3. Lingkar Perut dan Risiko Penyakit
3 ≥ 80 cm Perempuan Meningkat
13
.4 IMT (INDEK MASA TUBUH)
• Pengukuran berat badan dan tinggi badan dilakukan untuk mendapatkan nilai IMT
Obesitas.
• Penilaian IMT menggunakan rumus :
IMT = Berat Badan (Kg)
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)
• Cut off ≥ 27 penentu kategori obesitas (PGS,2014)
14
Tabel 1. Klasifik Obesitas, Pedoman Gizi Seimbang 2014
15
PEMERIKSAAN
faktor risiko ptm
1. Pemeriksaan Tekanan Darah
2. Pemeriksaan Gula Darah
1. Pemeriksaan Tekanan Darah
Pemeriksaan tekanan darah dilakukan setiap bulan bagi yang sehat
maupun yang sudah menyandang hipertensi. (petugas pelaksana posbindu
PTM yang terlatih dan tenaga kesehatan).
Pengukuran ini untuk mendapatkan data tekanan darah padaindividu.
Alat dan Bahan:
a. Tensimeter Digital
b. Manset besar
c. Batu baterai AA
Prosedur Pengukuran :
a. Tekan tombol “START/STOP” untuk mengaktifkan alat
b. Sebaiknya menghindar kegiatan aktivitas fisik minimal 30 menit sebelum
pengukuran.
c. Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres
d. Duduk dengan posisi kaki tidak menyilang tetapi kedua telapak kaki datar
menyentuh lantai. Letakkan lengan kiri warga Posbindu PTM di atas meja sehinga
mancet yang sudah terpasang sejajar dengan jantung.
e. Singsingkan lengan baju pada lengan
bagian kiri klien dan memintanya untuk
tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak
berbicara pada saat pengukuran.
• Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan telapak tangan
terbuka ke atas. Pastikan tidak ada lekukan pada pipa mancet
• Ikuti posisi tubuh, lihat gambar dibawah
• Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis kembali dan hasil pengukuran
akan muncul. Alat akan menyimpan hasil pengukuran secara otomatis
• Tekan “START/STOP” untuk mematikan alat. Jika Anda lupa untuk mematikan
alat, maka alat akan mati dengan sendirinya dalam 5 menit.
Tabel 5. Interpretasi Hasil Pengukuran Tekanan Darah
•Diisi dengan tidak apabila bisa menghitung jari dari jarak 6 meter (bergantian mata kanan dan
mata kiri) dan diisi ya apabila tidak bisa menghitung jari dan telah diulang sebanyak 2 x atau
lebih .
•Tuli ringan adalah keadaan gangguan fungsi pendengaran yang berkurang namun masih dapat
berkomunikasi dengan atau tanpa bantuan alat bantu dengar.
•Tuli berat adalah apabila seseorang berbisik tidak bisa mendengar.
•Tuli total adalah apabila seseorang berteriak tidak bisa mendengar.
TES SUARA
CARA 1
a) Pemeriksaan dilakukan pada salah satu telinga secara bergantian dimulai dari telinga kanan. Pasien
diminta menutup telinga kirinya dengan tangan.
b) Gesekkan jari-jari pemeriksa di depan telinga pasien yang tidak ditutup dengan cepat dan lembut.
Tanyakan apakah pasien mendengar suara tangan pemeriksa. Bandingkan kanan dan kiri.
c) Kemudian pemeriksa mengambil posisi di sisi pasien dengan jarak 1 meter dari telinga pasien.
d) Pemeriksa mengucapkan kata-kata di depan telinga pasien yang tidak ditutup, ketinggian mulut pemeriksa
sejajar dengan telinga pasien. Pastikan pasien tidak melihat gerakan bibir pemeriksa. Pilih kata yang terdiri
dari dua suku kata yang dikenal pasien, seperti "bola" atau "meja" dan dapat diulang sampai 3 atau 4 kali.
e) Jika perlu, tingkatkan intensitas suara pemeriksa menjadi suara bisik, suara biasa, suara keras, berteriak
dan berteriak di depan aurikula (penilaian semi kuantitatif)
f) Minta pasien mengulang kata yang disebutkan pemeriksa. Nilai apakah jawaban pasien benar.
g) Lakukan prosedur yang sama untuk telinga yang lain.
CARA 2
TES BERBISIK (DiambildariRiskesdas 2013 hal 243)
Ruangan sunyi, jarak 6 meter
Pemeriksa membisikkan 5 kata yang dikenal
Yang diperiksa mengarahkan telinga yang akan diperiksa ke pemeriksa,
sementara mata dan telinga lain ditutup.
Mengulang kata yang diucapkan pemeriksa
•Diisi dengan tidak apabila pasien bisa mendengar suara bisikan dari jarak 6 meter (bergantian telinga kanan dan kiri)
dan diisi tidak apabila tidak bisa mendengar kata2 yang diucapkan
•Pemeriksaan indera pendengaran dilakukan pemeriksaan di ruangan sunyi dengan jarak 6 meter, pemeriksa
membisikkan 5 kata (mis. Mata. Kaki. Muka. Susu dan kuku) dengan volume normal. pemeriksa mengarahkan
telinga yang akan diperiksa ke pemeriksa sementara telinga lain ditutup. .yang diperiksa mengulang kata yang
diucapkan pemeriksa. Bila tidak semua kata terdengar, maka pemeriksa maju mendekat dengan jarak 5 meter, 4
meter, 3 meter 2 meter, 1 meter.
•Penilaian :
Dapat mengulang kata yang disebutkan oleh pemeriksa pada jarak :
4 – 6 meter : normal
2 - < 4 meter : tuli ringan
1 - <2 meter : tuli sedang
,< 10 cm : tuli berat
0 : tuli total
Oleh Sebab Itu Mari Hidup C.E.R.D.I.K !!!