Anda di halaman 1dari 37

CURRICULUM VITAE

Nama : Rini Kusumasari,SKM


Instansi : Dinkes Prov.Jateng
Jabatan : Fungsional Penyuluh Kesmas Ahli Muda
Pendidikan SI Kesehatan Masyarakat UNDIP
Alamat : Jl Rivera II/AE I No 3 Permata Puri Ngalian
Semarang
No HP : 08156529851
MENGUKUR TINGGI BADAN

1. Pastikan alat tsb pada lantai yang datar.


2. Lepas alas kaki, topi, kopiah, sanggul
3. Posisi orang yang diukur dari kepala hingga kaki menempel rapat pada
alat pengukur.
4. Pandangan mata menghadap ke depan, tidak menunduk.
5. Tarik alat pengukur ke atas dan pastikan tepat menempel pada kepala.
6. Baca & catat angka yang tertera pada alat.
7. Bila pengukur lebih pendek, harus berdiri di bangku supaya pembacaan
hasil benar. 2

3
Tujuan Pembelajaran
• Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan pengukuran dan
pemeriksaan faktor risiko PTM

• Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)


Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan pengukuran
BB,TB,LP dan pemeriksaan Hipertensi,Gula darah, gangguan pendengaran
dan penglihatan
Pengukuran dan Pemeriksaan FR PTM
meliputi :
1. Pengukuran Berat Badan,Tinggi Badan -> IMT (Indeks Masa
Tubuh )
2. Pengukuran Lingkar perut
3. Pemeriksaan Tekanan Darah
4. Pemeriksaan Gula Darah
5. Ketajaman Penglihatan (hitung jari)
6. Ketajam Pendengaran (berbisik)
6
1. BERAT BADAN :

Persiapan :
a. Ambil timbangan dari kotak karton dan keluarkan dari bungkus plastiknya.
b. Letakkan alat timbang pada lantai yang keras dan datar.
c. Orang yang akan ditimbang diminta membuka alas kaki dan jaket serta mengeluarkan isi
kantong yang berat seperti kunci.
d. Pastikan timbangan pada nilai pengukuran pada angka 0.
e. Orang yang diukur berdiri tegak, lutut lurus (tidak ditekuk), tangan lurus ke bawah menghadap ke
dalam dan merapat pada samping tubuh, kepala menghadap ke depan dengan pandangan mata lurus
ke depan sejajar telinga dan tidak bergera
f. Baca & catat angka yang tertera pada timbangan

Prosedur : Sesuai tatalaksana penimbangan.

7
2. TINGGI BADAN :

Pengukuran tinggi badan (cm) dimaksudkan untuk


mendapatkan data tinggi badan semua kelompok
umur.
Persiapan :
Gunakan alat pengukur tinggi badan : microtoise
dengan kapasitas ukur 2 meter dan ketelitian 0,1
cm.
Prosedur : Sesuai tatalaksana

8
MENGUKUR TINGGI BADAN

1. Pastikan alat tsb pada lantai yang datar.


2. Lepas alas kaki, topi, kopiah, sanggul
3. Posisi orang yang diukur dari kepala hingga kaki menempel rapat
pada alat pengukur.
4. Pandangan mata menghadap ke depan, tidak menunduk.
5. Tarik alat pengukur ke atas dan pastikan tepat menempel pada
kepala.
6. Baca & catat angka yang tertera pada alat.
7. Bila pengukur lebih pendek, harus berdiri di bangku supaya 2

pembacaan hasil benar.


 

 
1

9
3. LINGKAR PERUT :

Dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya


obesitas abdominal/ sentral.
1.Alat yang dibutuhkan :
a. Ruangan yang tertutup dari
pandangan umum. Jika tidak ada
gunakan tirai pembatas
• Pita pengukur
• Spidol atau pulpen.
2.Jelaskan tujuan pengukuran lingkar perut dan tindakan apa saja yang
akan dilakukan dalam pengukuran.

10
Cara Pengukuran Lingkar Perut :
1 Untuk pengukuran ini , orang diminta dengan cara
yang santun untuk membuka pakaian bagian atas
atau menyingkapkan pakaian bagian atas dan raba
tulang rusuk terakhir orang untuk menetapkan
titik pengukuran

2 Tetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling


bawah

3 Tetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal


paha/ panggul

11
4 Tetapkan titik tengah di antara di antara titik tulang rusuk
terakhir titik ujung lengkung tulang pangkal paha/ panggul dan
tandai titiktengah tersebut dengan alat tulis

5 Minta warga Posbindu PTM untuk berdiri tegak dan bernafas


dengan normal (ekspirasi normal).
Lakukan pengukuran lingkar perut dimulai/ diambil dari titik
tengah kemudian secara sejajar horizontal
melingkari pinggang dan perut kembali menuju titik tengah diawal
pengukuran.

6 Apabila warga Posbindu PTM mempunyai perut yang gendut ke


bawah, pengukuran mengambil bagian yang paling buncit lalu
berakhir pada titik tengah tersebut lagi. Pita pengukur tidak boleh
melipat dan ukur lingkar pinggang mendekati angka 0,1 cm.

12
Tabel 3. Lingkar Perut dan Risiko Penyakit

No Lingkar Perut Jenis Kelamin Risiko Penyakit

1 ≥ 90 cm Laki – laki Meningkat

2 ≥ 102 cm Laki - laki Sangat Meningkat

3 ≥ 80 cm Perempuan Meningkat

4 ≥ 88 Perempuan Sangat Meningkat

13
.4 IMT (INDEK MASA TUBUH)

• Pengukuran berat badan dan tinggi badan dilakukan untuk mendapatkan nilai IMT
Obesitas.
• Penilaian IMT menggunakan rumus :
IMT = Berat Badan (Kg)
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)
• Cut off ≥ 27 penentu kategori obesitas (PGS,2014)

14
Tabel 1. Klasifik Obesitas, Pedoman Gizi Seimbang 2014

IMT ˂ 17 Sangat kurus

IMT 17 - <18,5 Kurus


IMT 18,5 – 25,0 Normal

IMT >25 – 27 Gemuk/ kelebihan berat badan


(overweight)

IMT > 27 Obesitas

15
PEMERIKSAAN
faktor risiko ptm
1. Pemeriksaan Tekanan Darah
2. Pemeriksaan Gula Darah
1. Pemeriksaan Tekanan Darah
Pemeriksaan tekanan darah dilakukan setiap bulan bagi yang sehat
maupun yang sudah menyandang hipertensi. (petugas pelaksana posbindu
PTM yang terlatih dan tenaga kesehatan).
Pengukuran ini untuk mendapatkan data tekanan darah padaindividu.
Alat dan Bahan:
a. Tensimeter Digital
b. Manset besar
c. Batu baterai AA
Prosedur Pengukuran :
a. Tekan tombol “START/STOP” untuk mengaktifkan alat
b. Sebaiknya menghindar kegiatan aktivitas fisik minimal 30 menit sebelum
pengukuran.
c. Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres
d. Duduk dengan posisi kaki tidak menyilang tetapi kedua telapak kaki datar
menyentuh lantai. Letakkan lengan kiri warga Posbindu PTM di atas meja sehinga
mancet yang sudah terpasang sejajar dengan jantung.
e. Singsingkan lengan baju pada lengan
bagian kiri klien dan memintanya untuk
tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak
berbicara pada saat pengukuran.
• Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan telapak tangan
terbuka ke atas. Pastikan tidak ada lekukan pada pipa mancet
• Ikuti posisi tubuh, lihat gambar dibawah
• Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis kembali dan hasil pengukuran
akan muncul. Alat akan menyimpan hasil pengukuran secara otomatis
• Tekan “START/STOP” untuk mematikan alat. Jika Anda lupa untuk mematikan
alat, maka alat akan mati dengan sendirinya dalam 5 menit.
Tabel 5. Interpretasi Hasil Pengukuran Tekanan Darah

No. Tekanan Darah Klasifikasi*)

1. < 120/<80 mm/Hg Normal

2. 120-139/80-90 mm/Hg Prehipertensi

3. 140-150/90-99 mm/Hg Hipertensi derajat 1

4. >160/>100 mm/Hg Hipertensi derajat 2


2. Pemeriksaan Kadar Gula Darah
Alat dan bahan :
•Alat pemeriksaan kadar gula darah lipid (Analyzer)
•Test strip gula darah dan kolesterol
•Auto lancet (Autoclix)
•Lancet
•Pipet ukuran 40uL untuk panel test strip dan 15 uL untuk single test strip
•Alkohol 70%
•Kapas
•Tissue kering
Pemeriksaan dengan Glukometer
(disesuaikan dengan jenis gluko-meter) :
• Masukkan tes strip bila gambar strip tes muncul
• Bersihkan ujung jari (jari manis/jari tengah/telunjuk) dengan kapas yang telah
diberi alkohol 70%, keringkan.
• Tusukkan lancet/autoclix pada ujung jari secara tegak lurus, cepat dan tidak terlalu
dalam.
• Usap dengan kapas steril kering setelah darah keluar. Sentuhkan satu/dua tetes
darah
• Baca hasil glukosa darah.
PEMERIKSAAN
TAJAM PENGLIHATAN &
PENDENGARAN
PEMERIKSAAN
TAJAM PENGLIHATAN
TEKNIK PEMERIKSAAN
TAJAM PENGLIHATAN SEDERHANA
DENGAN METODE HITUNG JARI
1. Pemeriksa berdiri 6 meter atau 6 langkah tegak di depan pasien di ruang terbuka yang terang (sebisa
mungkin sinar matahari)
2. Pemeriksaan dimulai dengan mata kanan. Pasien diminta menutup mata kiri dengan telapak tangan, tanpa
menekan mata.
3. Pemeriksa mengacungkan jari dengan latar belakang putih (kertas putih/HVS), didepan dada pemeriksa
diganti-ganti sebanyak 5 kali.
4. Jika pasien tidak bisa menghitung jari, sebanyak 2 kali atau lebih, berarti pasien mengalami gangguan
penglihatan
5. Pemeriksaan yang sama diulangi pada mata kiri
6. Catat identitas pasien, antarkan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut.
PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN

• Mata diperiksa satu persatu

• Jarak antara pasien dan pemeriksa 6


meter
6 METER
Indera Penglihatan
(tajam penglihatan)
URAIAN DI FORMAT PENCATATAN POSBINDU PTM

•Diisi dengan tidak apabila bisa menghitung jari dari jarak 6 meter (bergantian mata kanan dan
mata kiri) dan diisi ya apabila tidak bisa menghitung jari dan telah diulang sebanyak 2 x atau
lebih .

•Pemeriksaan indera penglihatan dilakukan pemeriksaan dengan jarak 6 m di ruangan yang


terang , pemeriksaan dilakukan bergantian menutup mata kiri dengan telapak tangan tanpa
menekan mata. Kemudian pemeriksa mengacungkan jari dengan latar belakang putih (kertas
putih/HVS), didepan dada pemeriksa diganti-ganti jumlah telunjuknya sebanyak 5 kali. Jika
pasien tidak bisa menghitung jari, sebanyak 2 kali atau lebih, berarti pasien mengalami
gangguan penglihatan
PRAKTEK
TAJAM PENDENGARAN
Gangguan pendengaran adalah terjadinya gangguan fungsi mendengar mulai dari tuli ringan sampai
dengan tuli total.

•Tuli ringan adalah keadaan gangguan fungsi pendengaran yang berkurang namun masih dapat
berkomunikasi dengan atau tanpa bantuan alat bantu dengar.
•Tuli berat adalah apabila seseorang berbisik tidak bisa mendengar.
•Tuli total adalah apabila seseorang berteriak tidak bisa mendengar.
TES SUARA
CARA 1

a) Pemeriksaan dilakukan pada salah satu telinga secara bergantian dimulai dari telinga kanan. Pasien
diminta menutup telinga kirinya dengan tangan.
b) Gesekkan jari-jari pemeriksa di depan telinga pasien yang tidak ditutup dengan cepat dan lembut.
Tanyakan apakah pasien mendengar suara tangan pemeriksa. Bandingkan kanan dan kiri.
c) Kemudian pemeriksa mengambil posisi di sisi pasien dengan jarak 1 meter dari telinga pasien.
d) Pemeriksa mengucapkan kata-kata di depan telinga pasien yang tidak ditutup, ketinggian mulut pemeriksa
sejajar dengan telinga pasien. Pastikan pasien tidak melihat gerakan bibir pemeriksa. Pilih kata yang terdiri
dari dua suku kata yang dikenal pasien, seperti "bola" atau "meja" dan dapat diulang sampai 3 atau 4 kali.
e) Jika perlu, tingkatkan intensitas suara pemeriksa menjadi suara bisik, suara biasa, suara keras, berteriak
dan berteriak di depan aurikula (penilaian semi kuantitatif)
f) Minta pasien mengulang kata yang disebutkan pemeriksa. Nilai apakah jawaban pasien benar.
g) Lakukan prosedur yang sama untuk telinga yang lain.
CARA 2
TES BERBISIK (DiambildariRiskesdas 2013 hal 243)
Ruangan sunyi, jarak 6 meter
Pemeriksa membisikkan 5 kata yang dikenal
Yang diperiksa mengarahkan telinga yang akan diperiksa ke pemeriksa,
sementara mata dan telinga lain ditutup.
Mengulang kata yang diucapkan pemeriksa

YANG DIPERIKSA PEMERIKSA


Mata
Kaki
Muka
Susu
kuku
1m 2m 6m
(bila semua kata t terdengar pemeriksa maju) terdengar 80%
(4 dari 5 kata)
NORMAL
PENILAIAN
Dapat mengulang kata yang disebutkan oleh pemeriksa
4–6m : normal
2-<4m : tuli ringan
1-<2m : tuli sedang
< 10 cm : tuli berat
0 : tuli total
Indera pendengaran
(tes suara)
URAIAN DI FORMAT PENCATATAN POSBINDU PTM

•Diisi dengan tidak apabila pasien bisa mendengar suara bisikan dari jarak 6 meter (bergantian telinga kanan dan kiri)
dan diisi tidak apabila tidak bisa mendengar kata2 yang diucapkan

•Pemeriksaan indera pendengaran dilakukan pemeriksaan di ruangan sunyi dengan jarak 6 meter, pemeriksa
membisikkan 5 kata (mis. Mata. Kaki. Muka. Susu dan kuku) dengan volume normal. pemeriksa mengarahkan
telinga yang akan diperiksa ke pemeriksa sementara telinga lain ditutup. .yang diperiksa mengulang kata yang
diucapkan pemeriksa. Bila tidak semua kata terdengar, maka pemeriksa maju mendekat dengan jarak 5 meter, 4
meter, 3 meter 2 meter, 1 meter.

•Penilaian :
Dapat mengulang kata yang disebutkan oleh pemeriksa pada jarak :
4 – 6 meter : normal
2 - < 4 meter : tuli ringan
1 - <2 meter : tuli sedang
,< 10 cm : tuli berat
0 : tuli total
Oleh Sebab Itu Mari Hidup C.E.R.D.I.K !!!

Anda mungkin juga menyukai