Anda di halaman 1dari 35

BIMTEK KADER

POSBINDU PTM
Apa Itu PTM ?

Penyakit tidak menular (PTM) merupakan salah satu atau masalah Kesehatan
dunia dan Indonesia yang sampai saat ini masih menjadi perhatian dalam dunia
kesehatan karena merupakan salah satu penyebab dari kematian

Penyakit tidak menular (PTM), juga dikenal sebagai penyakit


kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang, mereka memiliki durasi yang
panjang dan pada umumnya berkembang secara lambat (Riskesdas, 2013).

Menurut Bustan (2007), dalam Buku Epidemiologi Penyakit Tidak Menular


mengatakan bahwa yang tergolong ke dalam PTM antara lain adalah Penyakit
kardiovaskuler (jantung, atherosklerosis, hipertensi, penyakit jantung koroner dan
stroke), diabetes melitus serta kanker.
Apa saja Kegiatan PTM ?
5. Melakukan pemeriksaan fungsi paru sederhana
(Peakflowmeter)
1. Melakukan Wawancara untuk menggali
informasi faktor risiko keturunan dan
perilaku

3. Melakukan pengukuran tekanan darah

2. Melakukan penimbangan dan mengukur lingkar


perut, serta Indeks Massa Tubuh termasuk 4. Melakukan pemeriksaan gula darah
analisa lemak tubuh.
6. Melakukan pengukuran kadar lemak darah 8. Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asetat) oleh tenaga bidan terlatih
(kolesterol total dan trigliserida).

7. Melaksanakan konseling
10. Melakukan rujukan ke Puskesmas

9. Melakukan olah raga/aktifitas fisik bersama dan


kegiatan lainnya
PERAN KADER DALAM PELAKSANAAN
POSBINDU PTM
Apa Saja Tugas Kader
Posbindu ?
1. Melakukan pendekatan kepada pimpinan kelompok/lembaga/institusi.
2. Melakukan survai mawas diri/pendataan bersama petugas.
3. Melaksanakan musyawarah bersama dalam penyelesaian masalah termasuk penentuan jadwal
penyelenggaraan posbindu PTM.
4. Mendorong anggota kelompok masyarakat/kelompok/lembaga/institusi untuk datangke posbindu
PTM ( mengajak anggota keluarga/masyarakat agar hadir, memberikan serta menyebarluaskan
informasi kesehatan, menggali dan menggalang sumber termasuk dana yang berasal dari masyarakat).
5. Melaksanakan kegiatan posbindu PTM termasuk kunjungan rumah bila diperlukan
Pemeriksaan
Faktor Risiko PTM

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


2022
Hipertensi
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan
dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam
waktu yang lama). Kondisi ini dapat
menyebabkan berbagai macam komplikasi
kesehatan yang membahayakan nyawa jika
dibiarkan. Bahkan, gangguan ini dapat
menyebabkan peningkatan risiko terjadinya
penyakit jantung, Stroke, hingga kematian.
Deteksi Dini Hipertensi
Sasaran usia ≥
15 tahun

No. Tekanan Darah Klasifikasi


1. 120 / 80 mmHg Normal
2. 120-139 / 80-90 mmHg Prehipertensi
3. 140-150 / 90-99 mmHg Hipertensi derajat 1
4. 160 / 100 mmHg Hipertensi derajat 2
5. >140/ <90 mmHg Hipertensi Sistolik
Terisolasi

1
PENGUKURAN TEKANAN DARAH
Tekanan darah atau tensi diukur menggunakan alat tensimeter digital/otomatis.

•Cara pengukuran :
•Pastikan baterai masih berfungsi dengan baik. Masukkan baterai
•Semua simbol akan muncul dalam 3 detik.
•Lansia diminta duduk dengan posisi badan tegak
•Lipat lengan baju hingga memungkinkan manset menempel pada kulit lengan
•Masukkan lengan ke dalam lingkaran manset, dan letakkan tangan dalam posisi telapak tangan
menghadap ke atas dan posisi manset sejajar jantung
•Tekan tombol start untuk memulai penngukuran dan manset akan mengembang.
•Ketika pengukuran selesai, hasil akan muncul di layar monitor selama 1 menit
Cara membaca hasil:

- Monitor akan mati secara otomatis setelah 1 menit bila


Sistolik
Diastolik
tidak ada pengguna lagi.
Denyut Nadi - Jika sudah tidak digunakan, keluarkan baterai dari
tensimeter.
DETEKSI DINI OBESITAS

PENGUKURAN BERAT BADAN

Kondisi/syarat pengukuran:
- Pengukuran dilakukan dengan menggunakan timbangan injak atau
digital, yang sudah dikalibrasi terlebih dahulu.
- Letakkan alat di lantai yang keras dan rata, posisikan angka
sampai menunjukkan angka nol.
- Upayakan mata pengukur tegak lurus dengan skala
Cara pengukuran:
1. Klien berdiri tegak dengan memakai pakaian seminimal mungkin, tidak membawa
beban atau benda apa pun, dan tanpa alas kaki.
2. Kemudian dilakukan pembacaan hasil, mata kader yang mengukur tegak lurus dengan
jarum penunjuk angka timbangan.
PENGUKURAN TINGGI BADAN
Kondisi / syarat pengukuran:
- Pengukuran dilakukan dengan alat mikrotoa atau alat ukur tinggi badan 2 meter, yang sudah
dikalibrasi/ditera terlebih dahulu.
- Mikrotoa diletakkan di lantai yang rata dan dinding yang tegak lurus. Tarik pita meteran ke atas
sampai menunjukkan angka 0, lalu rekatkan/tempelkan mikrotoa pada dinding.
- Hasil pengukuran dibaca pada garis merah dengan ketelitian 0,1 cm.

Cara Pengukuran:
⁻ Posisikan Klien berdiri tegak pada permukaan lantai yang rata tanpa memakai alas kaki.
⁻ Posisikan ujung tumit kedua telapak kaki dirapatkan dan menempel di dinding dalam posisi agak terbuka
di bagian jari kaki.
⁻ Pada waktu mengukur, posisi tumit, pantat, punggung, dan belakang kepala menempel pada dinding,
posisi kepala tegak, pandangan mata lurus ke depan, dan lengan menggantung santai.
⁻ Meteran mikrotoa diturunkan hingga mengenai puncak kepala Klien.
⁻ Kemudian dilakukan pembacaan hasil
PENGUKURAN LINGKAR PERUT
TABEL KLASIFIKASI IMT
1. PTM sering muncul tanpa gejala oleh sebab itu penting
dilakukan deteksi dini untuk mengetahui kondisi tubuh
sejak awal, agar bisa dilakuakan pencegahan dan
pengendalian jika sudah jatuh pada kondisi PTM sehingga
bisa segera mendapatkan penanganan dan menghindari
komplikasi
2. Deteksi dini penting dilakukan minimal 1 kali setahun
untuk populasi sehat, bagi populasi berisiko bisa
melakukan kunjungan ulang setiap 3-6 bulan ke
posyandu/posbindu
3. Bagi Penderita PTM wajib melakukan pengobatan secara
teratur dan memantau kondisi tubuh setiap bulannya ke
faskyankes
SEHAT DIMULAI
DARI KITA

Anda mungkin juga menyukai