Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN DASAR 1

KONSEP TANDA – TANDA VITAL

Oleh :
Kelompok 2

Wardalifa R011181305
Inggrid Maria Adeltje D. Rahangiar R011181001
Anti Zulfadillah R011181003
Nita Hardianty R011181331
Annisa Adelia Putri R011181027
Siti Yusnul R011181325

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEPERAWATAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat berupa kesempatan dan kesehatan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Konsep Tanda – Tanda Vital”.
Dalam penyusunan makalah kami tentu dihadapkan dalam berbagai kendala
atau masalah, baik itu masalah kecil hingga masalah yang dinilai cukup rumit. Mulai
dari pemerolehan data, hingga proses pengolahan dan penyajian data di dalam
penulisan makalah ini. Rasa terima kasih kami ucapkan kepada pihak yang telah
memberikan banyak masukan serta saran yang sangat bermanfaat dalam proses
penyelesaian makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan agar kiranya pembaca dapat
memberikan masukan atau saran yang membangun, demi kesempurnaan dalam
penyusunan makalah kami di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi kita semua dan menjadi
suatu pengalaman dan sekaligus pembelajaran yang sangat berharga bagi kami dalam
menciptakan sebuah makalah yang lebih baik di waktu yang akan datang.

Makassar, 29 Januari 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Makalah .................................................................................... 1
D. Manfaat Makalah ................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 2

A. Apa itu pemeriksaan tanda-tanda vital ................................................ 3


B. Jenis Pengukuran tanda-tanda vital dan cara pengukurannya ............. 4

BAB III SIMPULAN ..................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 15


BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Tanda vital diukur untuk menentukan status kesehatan klien biasanya


(data dasar) atau untuk menguji respon klien terhadap stress fisiologi atau
psikologi atau terhadap terapi medik atau keperawatan. Tanda vital di ukur
sebagai bagian daari pengkajian fisik lengkap tetapi mungkin diukur secara
terpisah sebagai suatu cara cepat untuk melihat kondisi klieen atau mengenali
adanya suatu masalah. Tanda vital dan pengukuran fisiologis lainnya dapat
menjadi dasar untuk pemecahan masalah klinis.

Pengukuran yang paling sering dilakukan oleh praktisi kesehatan


adalah pengukuran suhu, nadi, tekanan darah dan frekuensi pernafasan.
Pengukuran tanda vital memberi data untuk menentukan status kesehatan
klien yang lazim. Perubahan tanda vital dapat juga menandakan kebutuhan
dilakukannya intervensi dan medis.

2. RUMUSAN MASALAH

1. Jelaskan yang dimaksud dengan pengukuran tanda-tanda vital.

2. Apa saja yang termasuk dalam pengukuran tanda-tanda vital? Serta cara
pengukurannya.

3. TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa itu pengukuran tanda-tanda vital

2. Untuk mengetahui macam-macam pengukuran tanda-tanda vital, Serta

cara pengukurannya
4. MANFAAT

Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah dapat dijadikan sebagai


bahan pembelajaran untuk mengetahui konsep tanda - tanda vital khususnya
bagi mahasiswa.

Penulis sadar, makalah ini hanya memberikan sedikit informasi dan


masih banyak sekali kekurangan. Namun, setidaknya isi dari makalah ini
dapat sedikit memberi gambaran tentang konsep tanda – tanda vital.
BAB II

MATERI

A. Difinisi Tanda-Tanda Vital

Vital Sign atau Tanda-tanda Vital adalah ukuran statistik berbagai


fisiologis yang digunakan untuk membantu menentukan status kesehatan
seseorang, terutama pada pasien yang secara medis tidak stabil atau memiliki
faktor resiko komplikasi kardio pulmonal dan untuk menilai respon terhadap
intervensi atau untuk menguji respon klien terhadap stress fisiologi atau
psikologi atau terhadap terapi medik atau keperawatan. Tanda vital diukur
sebagai bagian dari pengkajian fisik lengkap tetapi mungkin diukur secara
terpisah sebagai suatu cara cepat untuk melihat kondisi klien atau mengenali
adanya suatu masalah. Tanda vital dan pengukuran fisiologis lainnya dapat
menjadi dasar untuk pemecahan masalah klinis.

Kapan Memeriksa Tanda Vital

 Saat klien masuk rumah sakit atau fasilitas perawatan kesehatan.


 Di rumah sakit dengan frekuensi rutin sesuai pesan dokter atau
kebijakan rumah sakit.
 Sebelum dan setelah setiap prosedur operasi.
 Sebelum dan setelah setiap prosedur diagnostik invasif.
 Sebelum dan setelah pemberian obat-obatan yang mempengaruhi
kardiovaskular, respirasi, dan fungsi pengendali temperatur.
 Saat kondisi fisik umum klien berubah (juga termasuk peningkatan
intensitas nyeri atau timbulnya kebingungan.
 sebelum dan setelah intervensi keperawatan yang dapat mempengaruhi
tanda vital apa saja (contoh, sebelum ambulasi klien yang sebelumnya
terbatas dengan tirah baring atau sebelum klien melakukan latihan
ROM)
 setiap saat klien melapor pada perawat tentang adanya gejala distres
fisik non spesifik seperti rasa “aneh” atau “berbeda”.

B. Pengukuran Tanda-Tanda Vital

Vital Sign atau Tanda-tanda Vital terdiri atas:


a) Tekanan Darah
Tekanan yang dialami pada pembuluh arteri ketika darah di pompa
oleh jantung ke seluruh anggota tubuh. Untuk memeriksa tekanan darah,
dapat diukur melalui nilai sistolik dan diastolik. Sistolik adalah tekanan
darah ketika jantung berdetak dan mempompa darah, sedangkan diastolic
adalah tekanan darah ketika jantung beristirahat diantara detakan.
Adapun tekanan darah dapat diukur dengan sphygmomanometer atau
tensimeter dan stetoskop, keduanya digunakan untuk mendengar sistolik
dan diastolic dari denyut nadi.
Berikut interpretasi hasil pengukuran Tekanan darah pada usia > 17 tahun,
berdasarkan Joint National Committee VII.
Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah
Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal <120 <80
Pra-Hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi derajat-1 140-159 90-99
Hipertensi derajat-2 >160 >100

Cara pengukuran Tekanan darah:


1) Siapkan tensimeter dan stetoskop
2) Meminta izin kepada pasien/keluarga sebelum memeriksa pasien
3) Memberikan penjelasan sehubungan dengan pemeriksaan yang akan
dilakukan
4) Posisikan pasien dalam posisi nyamannya, bisa duduk atau berbaring
5) Pastikan lengan pasien dalam keadaan bebas dan relaks, bebaskan dari
tekanan
6) Pasang manset melingkari lengan atas secara rapih dan tidak ketat,
kira-kira 2,5-5 cm di atas siku
7) Cari arteri brachialis, biasanya berada disebelah medial tendo biseps
8) Dengan tiga jari, rabalah arteri brachialis, pompa manset dengan cepat
sampai kira-kira 30 mmHg diatas tekanan ketika pulsasi arteri
brachialis meghilang.
9) Turunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai denyutan arteri
brachialis eraba kembali. (inilah yang disebut sebagai tekanan sistolik
palpatoir)
10) Kemudian ambilah stetoskop, pasangkan corong bel stetoskop pada
arteri brachialis
11) Pompa manset kembali, hingga kurang lebih 30 mmHg diatas tekanan
sistolik palpatoir.
12) Secara perlahan turunkan tekanan manset, dengan kecepatan sekitar 2-
3 mmHg perdetik. Disaat denyutan pertama dari arteri brachialis
terdengar, itulah yang disebut dengan tekanan sistolik. Kemudian
lanjutkan penurunan tekanan manset sampai suara denyutan melemah
dan kemudian menghilang. Tekanan pada saat itu adalah tekanan
diastolic.
13) Apabila menggunakan tensimeter air raksa, usahakan agar posisi
manometer selalu vertical, dan pada waktu membaca hasilnya, mata
harus berada segaris horizontal dengan level air raksa.
14) Lepas manset setelah kamu dapat memastikan nilai sistolik dan
diastoliknya. Lalu simpan manset tersebut.

b) Suhu

Pemeriksaan suhu merupakan salah satu pemeriksaan yang


digunakan untuk menilai kondisi metabolisme dalam tubuh, dimana tubuh
menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme darah. Suhu
tubuh perlu dijaga keseimbangannya,yaitu antara jumlah panas yang
hilang dengan jumlah panas yang diproduksi. Proses pengaturan suhu
terletak pada hypothalamus dalam sistem saraf pusat. Bagian depan
hypothalamus dapat mengatur pembuangan panas dan bagian
hypothalamus belakang mengatur upaya penyimpanan panas.

Perubahan suhu tubuh diluar kisaran normal akan


mempengaruhi titik pengaturan hypothalamus. Perubahan ini berhubungan
dengan produksi panas berlebihan, kehilangan panas minimal, atau
kombinasi hal di atas. Sifat perubahan akan mempengaruhi jenis masalah
klinis yang dialami klien.

Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh:

1. Usia : Pengaturan suhu tubuh tidak stabil sampai


pubertas,lansia sangat sensitif terhadap suhu yang
ekstrem.

2. Olahraga : Meningkatkan produksi panas

3. Kadar hormon : Perempuan mengalami frekuensi suhu tubuh yang


lebih besar dari laki laki.
4. Lingkungan : Suhu tubuh secara normal berubah 0,5° selama 24 jam
, titik terendah pada pukul 1-4 dini hari.

Pemeriksaan suhu

a. Dimulut atau oral


1) Alat yang digunakan
 Termometer oral
 Botol isi larutan sabun
 Botol larutan desinfektan
 Air bersih dan kain kain kasa
 Bengkok
 Alat tulis

2) Pelaksanaan

 Mencuci tangan
 Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
 Mengatur posisi nyaman pasien, bisa baring atau duduk
 Termometer diperiksa, apakah air raksa sudah turun. Jika
belum ayunkan dengan hati hati sampai air raksa mencapai
titik terendah ( dibawah 35°)
 Anjurkan pasien membuka mulut, letakkan reservoin
termometer dibawah lidah dan tutup mulut pasien.
 Tunggu 10 menit,keluarkan termometer dan keringkan dengan
silstep 1 kali dengan tekanan yang mantab dari atas ke
reservoin dengan putaran.
 Baca hasil dengan meletakan termometer horizontal setinggi
mata putar-putar diantara jari sampai batas air raksa jelas.
 Catat hasilnya di buku catatan
b. Diketiak/ aksila

1) Alat yang digunakan

 Termometer aksila
 Botol berisi sabun
 Botol berisi larutan disinfektan
 Botol berisi air

2) Pelaksanaan

 Tempatkan termometer di ketiak, turunkan lengan dan silangkan


lengan dibawah klien.
 Tunggu selama 5_10 menit
 Keluarkan termometer dengan hati-hati
 Lap termometer memakai tisu dengan gerakan memutar dari atas ke
reservoin
 Baca air raksa
 Turunkan kembali tingkat air raksa ke skala Awal.
 Catat hasilnya

c. Dianus/ rectal

1). Alat yang digunakan

 Termometer rectal
 Botol isi larutan sabun
 Botol larutan desinfektan
 Air bersih dan kain kain kasa
 Bengkok
 Alat tulis
2). Pelaksanaan

 Menjelaskan klien tentang tindakan yang akan dilakukan


 Mendekatkan alat ke samping klien
 Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
 Memasang tirai
 Membuka pakaian bawah
 Mengatur posisi klien
 Dewasa : miring dan kaki sebelah ditekuk kearah perut
 Bayi : tengkurap atau terlentang
 Melumasi ujung termometer dengan veseline
 Membuka anus dengan menaikkan bokong atas dengan tangan kiri
(dewasa)
 Minta klien menarik napas dalam dan masukkan termometer secara
perlahan ke anus sekitar 3,5 cm pada orang dewasa. Dan bayi 1,2-
2,5 cm

c) Denyut Nadi

Palpasi berarti mengukur denyut nadi. Denyut nadi adalah


getaran/ denyut darah didalam pembuluh darah arteri akibat kontraksi
ventrikel kiri jantung. Waktu yang tepat untuk mengecek denyut nadi
adalah saat kita bangun pagi dan sebelum melakukan aktivitas apapun.
Faktor yang mempengaruhi denyut nadi adalah sebagai berikut.
1. Umur
Frekuensi denyut nadi pada berbagai usia, dengan usia antara
bayi sampaidengan usia dewasa. Denyut nadi paling tinggi ada pada
bayi kemudian frekuensi denyut nadi menurun seiring dengan
pertambahan usia.
2. Jenis Kelamin
Pada laki-laki muda dengan kerja 50% maksimal rata-rata nadi
kerja mencapai 128 denyut per menit, pada wanita 138 denyut per
menit. Pada kerja maksimal pria rata-rata nadi kerja mencapai 154
denyut per menit dan pada wanita 164 denyut per menit.
3. Kondisi Psikis
Kemarahan dan kebagaian dapat mempengaruhi laju denyut
nadi seseorang, ketakutan, kecemasan, dan kesedihan dapatt
memperlambat frekuensi nadi seseorang.
4. Riwayat Kesehatan
Riwayat seseorang berpenyakit jantung, hipertensi, atau
hipotensi akan mempengaruhi kerja jantung. Begitupun dengan pasien
penderita anemia, yang akan membutuhkan banyak oksigen sehingga
kan mengalami peningkatan denyut nadi.

Cara Pemeriksaan Denyut Arteri Brakialis


Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba diatas pergelangan
tangan pada sisi ibu jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin.
Pemeriksaan Frekuensi Denyut Arteri Radialis yaitu sebagai berikut.
1. Persiapan alat : a. Alat pengukur waktu (jam tangan dengan jarum detik,
stop watch),
b. Buku catatan nadi ( kartu status ),
c. Alat tulis.
2. Persiapan pasien : a. Jelaskan pada pasien perlunya pemeriksaan yang akan
dilakukan,
b. Buatlah pasien rilek dan nyaman .
3. Cara pemeriksaan : a. Cuci tangan pemeriksa,
b. Minta pasien untuk menyingsingkan baju yang
menutupi lengan bawah,
c. Pada posisi duduk, tangan diletakkan pada paha dan
lengan ekstensi. Pada posisi tidur terlentang, kedua
lengan ekstensi dan menghadap atas,
d. Lakukan palpasi ringan arteri radialis dengan
menggunakan jari telunjuk dan jari tengah, lakukan
palpasi sepanjang lekuk radial pada pergelangan
tangan,
e. Rasakan denyut arteri radialis dan irama yang teratur
f. Hitung denyut tersebut selama satu menit,
g. Informasikan ke pasien dan catat hasil pemeriksaan
pada buku.

d) Pernafasan
Bernafas merupakan pergerakan involunter (tidak disadari) dan
volunter (disadari) yang diatur oleh pusat nafas di batang otak dan
dilakukan dengan bantuan otot-otot pernafasan. Pada waktu inspirasi,
diafragma dan otot-otot interkostalis berkontraksi, memperluas rongga
thoraks dan memekarkan paru-paru. Dinding dada akan bergerak ke atas,
ke depan, dan ke lateral, sedangkan diafragma bergerak ke bawah. Setelah
inspirasi berhenti paru-paru akan mengkerut, diafragma akan naik secara
pasif dan dinding dada akan kembali ke posisi semula.
Nilai normal frekuensi nafas pada anak-anak bervariasi
tergantung dari usia anak tersebut sedangkan pada orang dewasa
mempunyai nilai yang tetap. Nilai normal frekuensi nafas orang dewasa
adalah 12-20 x/menit. Perhatikan pula adanya penggunaan otot nafas
tambahan dan adanya pergerakan dinding dada yang asimetris.
Pemeriksaan pernafasan merupakan pemeriksaan yang
dilakukan untuk menilai proses pengambilan oksigen dan pengeluaran
karbon dioksida. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai frekuensi,
irama, kedalaman dan tipe atau pola pernafasan.
Faktor - faktor yang mempengaruhi pola pernafasan:
a. Faktor fisiologis
 Menurunnya kemampuan meningkatkan O2 seperti
padaanemia
 Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti
obstruksisaluran pernafasan bagian atas.
 Hivopolemia sehingga tekanan darah menurun
yangmengakibatkan terganggunya O2
 Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada
seperti pada kehamilan, obeisitas, penyakit kronis, seperti
TBC paru.
b. Faktor perkembangan
 Anak usia sekolah dan remaja, resiko infeksi saluran
pernafasan dan merokok
 Dewasa, muda dan pertengahan, diet yang tidak sehat,
kurangaktivitas, stress yang mengakibatkan penyakit
jantung dan paru.
 Dewasa tua adanya proses penuaan yang
mengakibatkankemungkinan arteriosklerosis, elastisitas
menurun
c. Faktor perilaku
 Nutrisi
 Exercise: akan meningkatkan kebutuhan oksigen
 Merokok: nikotin menyebabkan fase konstruksi
pembuluhdarah perifer dan koroner.
 Kecemasan
d. Faktor lingkungan
 Tempat kerja
 Suhu lingkungan
 Ketinggian dari permukaan air laut
 Batas normal pernafasan :
BAB III
SIMPULAN

Tanda-tanda Vital adalah ukuran statistik berbagai fisiologis yang


digunakan untuk membantu menentukan status kesehatan seseorang, terutama pada
pasien yang secara medis tidak stabil atau memiliki faktor resiko komplikasi kardio
pulmonal dan untuk menilai respon terhadap intervensi atau untuk menguji respon
klien terhadap stress fisiologi atau psikologi atau terhadap terapi medik atau
keperawatan. Ada 4 jenis pengukuran tanda-tanda vital yaitu pengukuran nadi,
pernafasan, tekanan darah dan suhu.
DAFTAR PUSTAKA

2016. “Keterampilan Klinik Dasar”,


http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/75044/Ika%20R.%20
Sutejo%2C%20Pipiet%20W_Modul_Ketrampilan%20Klinik%20dasar%20Pe
meriksaan%20Fisik%20dan%20BLS%20%282%29_%28F.K%29.pdf?sequen
ce=1 , diakses pada 29 Januari 2019 pukul 22.00.

Bakri, Syakib, Rini Rachmawarni. 2014. "Buku Panduan: Keterampilan pengukuran


Tanda-Tanda Vital".

2016."Pemeriksaan Vital Sign",


https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://med.unhas
.ac.id/fisioterapi/wp-content/uploads/2016/11/PEMERIKSAAN-VITAL-
SIGN.pdf&ved=2ahUKEwiu3pqp2ZHgAhVSfCsKHXjiDkkQFjAAegQIBBA
B&usg=AOvVaw0hmrzfvV4FYG-h9BTzQ4u8, diakses pada 29 Januari 2019
pukul 10.00.

Husen, Saikhu Akhmad dkk. 2011. Petunjuk Praktikum Fisiologi. Surabaya:


Departemen Biologi FST UA.

Anda mungkin juga menyukai