Anda di halaman 1dari 35

BAB 1

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Didalam tubuh kita, darah ibarat angkutan umum yang kesana kemari

lewat jaringan pembuluh darah. Darah ini mengangkut zat makanan (nutrisi) dan
oksigen untuk dikirim keseluruh bagian tubuh. Adapun fungsi penggerak darah
hingga dapat mengalir terus menerus adalah jantung.
Ketika jantung memompa darah, timbul tekanan aliran terhadap dinding
pembuluh

darah.

Dalam

keadaan

normal

tekanan

pada

saat

jantung

berkontraksi( sistolik) berada dibawah 120 MmHg, sedangkan ketika jantung


bereaksi (diastolik) dibawah 20 MmHg. Namun, ada juga yang memberi ancerancer, tekanan darah yang ideal itu (golb standar) 115/75 MmHg.
Orang dikatakan menderita penyakit darah tinggi kalo tekanan darahnya
140/90 MmHg atau lebih tinggi yang diukur di kedua lengan penderita sebanyak
tiga kali dalam jangka waktu beberapa minggu.satu dari tiga orang yakit darah
tinggi tidak menunjukakan tanda gejala apapun. Celakanya, bila hipertensi ini
tidak dikendalikan bisa merusak jantung dan pembulu darah sehingga megarah
pada timbulnya beberapa kondisi lain seperti stroke, serangan jantung, gagal
ginjal, atau gangguan pada mata.
Obat-obat yang menyebabkan suatu keadaan meningkatnya aliran urine
disebut diuretic. Obat-obat ini merupakan penghambat transport ion yang
menurunkan reabsorpsi Na+ pada bagian-bagian nefron yang berbeda. Akibatnya,
Na+ dan ion lain Cl- memasuki urine dalam jumlah banyak dibandingkan dengan
keadaan normal bersama-sama air, yang mengangkut secara pasif untuk
mempertahankan keseimbangan osmotic. Jadi, diuretik meningkatkan volume
urine dan sering mengubah pH-nya serta komposisi ion dan didala urine dan
darah.
Pemakaian diuretik sebagai terapi edema telah dimulai sejak abad ke-16
HgCl2 diperkenalkan oleh Paracelcus sebagai diuretic. 1930 Swartz menemukan
bahwa sulfanilamide sebagai antimicrobial dapat juga digunakan untuk mengobati
edema pada pasien payah jantung, yaitu dengan meningkatkan ekskresi dari Na+.

Diuretik modern semakin berkembangsejak ditemukannya efek samping dari


obat-obat anti mikroba yang mengakibatkan perubahan komposisi dan output
urine. Terkecuali spironolakton, diuretic kebanyakan berkembang secara empiris
tanpa mengetahui mekanisme system transport spesifik di nephron. Diuretic
adalah obat yang terbanyak diresepkan di USA, cukup efektif, namun memiliki
efek samping yang banyak pula.
Diuretik dapat dibagai menjadi 5 golongan yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Diuretik osmotic
Diuretik golongan penghambat enzim karbonik anhidrase
Diuretik golongan tiazid
Diuretik hemat kalium
Diuretik kuat
Xantin

B.
a.

Tujuan dan manfaat makalah


Tujuan
Sebelum mengetahui tujuan masalah ini,terlebih dulu mengetahui dari
tujuan

pembuatan

makalah

adalah

menhimpun,mengembangkan,dan

untuk

menguji

mencari,
kebenaran

menemukan
dari

suatu

pengetahuan.Adapun yang menjadi tujuan dari makalah ini adalah:


1. Mengetahui pengertian Hipertensi.
2. Mengetahui Jenis Obat Antihipertensi .
3. Mengetahui Pengobatan dan penanganan hipertensi.
4. Mengetahui komplikasi hipertensi
5. Mengetahui hipertensi pada kehamilan dan obat yang aman bagi ibu
hamil.

b.

Manfaat
Hasil pembuatan makalah ini tentu penulis berharap dapat berguna
bagi penulis sendiri dan pihak-pihak yang membaca agar dapat
mengetahui obat-obat antihipertensi.

C.

Rumusan masalah
Sebelum merumuskan tentang masalah yang dihadapi dalam
penulisan makalah ini, terlebih dahulu mengetahui pengertian dari masalah
itu sendiri.masalah adalah merupakan suatu kejadian dimana kejadian

tersebut memerlukan pemecahan atau masalah adalah kejadian yang


menimbulkan pertanyaan kenapa dan bagaimana.
Adapun rumusan masalah yang dikemukakan dalam penulisan makalah ini
sesuai dengan latar belakang diatas,maka yang menjadi masalah adalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Bagaimana pengertian Hipertensi.


Bagaimana Jenis Obat Antihipertensi .
Bagaimana Pengobatan dan penanganan hipertensi.
Bagaimana komplikasi hipertensi
Bagaimana hipertensi pada kehamilan dan obat yang aman bagi ibu
hamil.

BAB II
PEMBAHASAN

A.

Pengertian hipertensi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana

terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama).
Penderita yangmempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang
melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah
tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor risiko untuk
stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab
utama gagal jantung kronis.Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka.

Angka yang lebihtinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi ( sistolik ),


angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik ).
Tekanan darah kurang dari 120/80mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada
tekanan darah tinggi, biasanya terjadikenaikan tekanan sistolik dan diastolik.
B.

Klasifikasi Hipertensi
a. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa berdasarkan tingginya TD
(menurut The Joint National Committee on prevention,detection,
evaluation and treatment of high blood pressure (JNC) VII, 2003)
Kategori

Tek Darah Sistolik

Tek Darah Diastolik

Normal

< 120 mmHg

< 80 mmHg

Pre-hipertensi

120-139 mmHg

80-89 mmHg

Hipertensi:

Tingkat 1
Tingkat 2
b.

140-159 mmHg
> 160 mmHg

90-99 mmHg
> 100 mmHg

Klasifikasi Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi

menjadi 2 jenis :
Penyakit darah tinggi atau Hipertensi dikenal dengan 2 type
klasifikasi, diantaranya Hipertensi Primary dan Hipertensi Secondary :

Hipertensi Primary
Hipertensi Primary adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah

tinggi sebagai akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor
lingkungan.Seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan
kelebihan berat badan atau bahkan obesitas, merupakan pencetus awal untuk
terkena penyakit tekanandarah tinggi. Begitu pula sesorang yang berada dalam
lingkungan atau kondisistressor tinggi sangat mungkin terkena penyakit tekanan
darah tinggi, termasuk orang-orang yang kurang olahraga pun bisa mengalami
tekanan darah tinggi.

Hipertensi Secondary
Hipertensi secondary adalah suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan

tekanandarah tinggi sebagai akibat seseorang mengalami/menderita penyakit


lainnya sepertigagal jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormon tubuh.
Sedangkan pada Ibuhamil, tekanan darah secara umum meningkat saat kehamilan
berusia 20 minggu.Terutama pada wanita yang berat badannya di atas normal atau
gemuk (gendut).Pregnancy-induced hypertension (PIH), ini adalah sebutan dalam
istilah kesehatan(medis) bagi wanita hamil yang menderita hipertensi.Kondisi
Hipertensi pada ibu hamil bisa sedang ataupun tergolang parah/berbahaya,
Seorang ibu hamil dengan tekanan darahtinggi bisa mengalami Preeclampsia
dimasa kehamilannya itu. Preeclampsia adalah kondisi seorang wanita hamil yang
mengalami hipertensi, sehingga merasakan keluhan seperti pusing, sakit kepala,
gangguan penglihatan, nyeri perut, muka yang membengkak,
kurang nafsu makan, mual bahkan muntah. Apabila terjadi kekejangan
sebagai dampak hipertensi maka disebut Eclamsia.
C.

Anatomi dan fisiologi


a. Anatomi
1. Jantung
Berukuran sekitar satu kepal tangan dan terletak disalam dada,
batas kanannya terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada
ruang interkostalis kelima kiri pada linia midclavikular.hubungan
jantung adalah:
Atas: pembuluh darah besar
Bawah:
diafragma
Setiap sisi:paru-paru
Belakang: aorta desendens esophagus, columna vertebralis.
2.

Arteri
Arteri adalah tabung yang dialiri darah pada jaringan dan organ.
Arteri terdiri dari lapisan dalam :lapisan yang licin lapisan tengah
jaringan elastin(untuk menghantarkan darah untuk organ) arteri
yang lebih kecil memiliki lapisan tengah otot (mengatur jumlah
darah yang disampaikan pada suatu organ).

3. Arteriol
Arteriol adalah pembuluh darah dengan otot polos yang relative tebal.
Otot dinding arteriol dapat berkontraksi.kontraksi menyebabkan
kontriksi diameter pembuluh darah. Bila kontraksi bersifat local,suplai
darah pada jaringan / organ berkurang. Bila terdapat kontriksi umum,
tekanan darah akan meningkat.
4. Pembuluh darah utama dan kapiler
Pembuluh darah utama adalah pembuluh darah berdinding tipis yang
berjalan langsung dari arteriol kevenul. Kapiler adalah pembuluh darah
kecil yang membuka pembuluh darah utama.
5. Sinusoid
Terdapat limpa, hepar, sumsum tulang dan kelenjar endokrin. Sinusoid
tiga sampai empat kali lebih besar daripada kapiler dan sebagian
dilapisi system retikulo-endotolial. Pada tempat adanya sinusoid, darah
mengalami kontak langsung dengan sel dan pertukaran tidak terjadi
melalui ruang jatringan.
6. Vena dan venul
Venul adalah bagian vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler. Vena
dibentuk oleh gabungan venul. Vena memiliki tiga dinding yanh tidak
berbatasan satu sama lain.(Gibson,john. Edisi 2 tahun 2002 , hal 110)
b.

Fisiologi
Jantung memiliki fungsi sebagai pemompa darah yang mengandung
oksigen dalam system arteri, yang dibawa kesel dan seluruh tubuh
untuk memngumpulkan darah deoksigenasi(darah yang kadar
oksigennya kurang)dari system vena yang dikirim kedalam paru-paru
untuk reoksigenasi.(black,1997)

D.

Patofisiologi hipertensi
Mekanisme yang mengkontrol kontruksi dan relaksasi pembuluh darah

terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jarak saraf simpatis yang berlanjut kebawah korda spinalis dan keluar

dari

kolumna

medulla

spinalis

keganglia

simpatis

ditoraks

dan

abdomen.rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam benmtuk implus yang


bergerak kebawah melalui saraf simpatis keganglia simpatis.pada titiook ini
neuron preganglion,melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut otot
pasca ganglion kepembuluh darah,dimana dengan dilepaskannya norepinefrin
mengakibatkan kontriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap vasokonstruktor.
Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin. Meskipun tidak
diketahui dengan jelas mengapa hal itu bisa terjadi.
Pada saat bersaman dimana saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respon rangsang emosi.kelewnjar adrenal juga terangsang juga
mengakibatkan

tambah

aktifitas

vaso

kontriksi.medula

adrenal

juga

mengekresikan epinefrin yang menyebabkan vaso kontriksi. Semua faktor


tersebut cenderung mencetus keadaan hipertensi.
E.

Pengaturan Tekanan Darah

Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi


melalui beberapa cara:Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih
banyak cairan pada setiap detiknya.
Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka
tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri
tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui
pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebab-kan naiknya tekanan.
Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan
kaku karena arteriosklerosis.
Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi
"vasokonstriksi", yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu
mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah. Bertambahnya
cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini
terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat,
sehingga tekanan darah juga meningkat.

Sebaliknya,

jika:

Aktivitas

memompa

jantung

berkurangArteri

mengalami pelebaranBanyak cairan keluar dari sirkulasiMaka tekanan darah akan


menurun atau menjadi lebih kecil.
F.

Perubahan fungsi ginjal


Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah;

Karena itu berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal bisa menyebabkan
terjadinya tekanan darah tinggi.
Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara: Jika tekanan
darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan
menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke
normal.
Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam
dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal.
Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang
disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensin, yang selanjutnya
akan memicu pelepasan hormon aldosteron.
G.

Gejala hipertensi
Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing,

wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisasaja terjadi baik pada penderita
hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darahyang normal.Jika
hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:

sakit kepala
kelelahan
Mual
Muntah
sesak napas
gelisah
pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan

bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak.Keadaan ini disebut ensefalopati


hipertensif , yangmemerlukan penanganan segera (Anonim, 2009)

H.

Penyebab Hipertensi
Penggunaan obat-obatan seperti golongan kortikosteroid (cortison)

dan beberapa obat hormon, termasuk beberapa obat antiradang (anti-inflammasi)


secara terus menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan darah seseorang.
Merokok jugamerupakan salah satu faktor penyebab terjadinya peningkatan
tekanan darah tinggidikarenakan tembakau yang berisi nikotin. Minuman yang
mengandung alkohol juga termasuk salah satu faktor yang dapat menimbulkan
terjadinya tekanan darah tinggi(Wikipedia, 2010).
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:

I.

Penyakit Ginjal
Tumor-tumor ginjal
Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
Kelainan Hormonal
Hiperaldosteronisme
Feokromositoma (tumor medulla adrenal)
Hipertiroidisme
Obat-obatan
Pil KB
Kortikosteroid
Simpatomimetik amin (efedrin, fenilpropanolamin, fenilerin, amfetamin)
Siklosporin
Eritropoietin
Kokain
Penyalahgunaan alkohol
Penyebab Lainnya
Kelainan neurologik (mis: tumor otak)
Preeklampsia pada kehamilan
Komplikasi Hipertensi Dan Faktor Risiko Kardiovaskular
Hipertensi lama dan atau berat dapat menimbulkan komplikasi
berupa kerusakan organ pada:

Jantung (hipertrofi ventrikel kiri, gagal jantung)


Otak (stroke)
Ginjal (penyakit ginjal kronik, gagal ginjal) mata (retinopati hipertensif
berupa bercak-bercak perdarahan pada retina dan edema papil nervus optikus)

pembuluh darah perifer (penyakit jantung koroner)

Untuk mencegah komplikasi kardiovaskuler perlu dilakukan Pengendalian


berbagai faktor risiko pada Hipertensi.
Faktor Risiko yang dapat dimodifikasi ialah:
Tekanan darah
Kelainan metabolik (DM, lipid darah, asam urat dan obesitas)
Merokok
Alkohol
Inaktivitas
Faktor Risiko yang tidak dapat dimodifikasi ialah:
Usia
Jenis kelamin
Faktor genetic
J.

Hipertensi Gestasional (Hipertensi pada kehamilan)


Sering disebut sebagai hipertensi transient. Hipertensi pada kehamilan

merupakan salah satu penyebab kematian ibu dan janin. Pada ibu hamil, hipertensi
yang sudah ada sebelumnya mungkin tidak dapat terdeteksi pada pertengahan
awal kehamilan karena tekanan darah biasanya menurun. Hipertensi dengan
tekanan darah >140/90 mmHg sebelum hamil atau sebelum usia kehamilan 20
minggu termasuk dalam kualifikasi hipertensi kronis.
Berbeda dengan hipertensi esensial yang kronis, hipertensi akibat
kehamilan akan sembuh sendiri setelah waktu enam minggu postpartum.
Hipertensi dapat terjadi sekunder akibat keadaan lain yang tidak berhubungan
dengan kehamilan misalnya penyakit renal.

Tekanan darah pada kehamilan

Normalnya tekanan darah sistolik dan diastolik akan turun sebanyak 10-15 mmHg
selama pertengahan masa kehamilan. Keadaan ini akan berbalik yang
menyebabkan tekanan darah mencapai puncaknya 3-4 hari postpartum.Pada
kehamilan, TD diastolik normalnya harus dibawah:

75 mmHg dalam trimester kedua


85 mmHg dalam trimester ketiga

Kehamilan membuat sirkulasi serebral ibu menjadi rentan terhadap setiap episode
hipertensi, sementara pada saat yang bersamaan, sirkulasi uterus dan plasenta
tidak mampu melakukan autoregulasi untuk megimbangi keadaan hipotensi dan
penurunan tekanan perfusi yang menyertainya.
K.

Resiko ibu hamil dengan hipertensi


Hipertensi yang terjadi saat hamil dalam bahasa medis dikenal dengan

preeclampsia. Kondisi ini bisa memicu beberapa resiko yang berbahaya bagi sang
ibu, maupun juga bayi dalam kandungan. Berikut adalah beberapa risiko
kesehatan yang bisa terjadi jika hamil dengan kondisi hipertensi :
1. Ibu mengalami kebutaan
Ini terjadi karena tingginya tekanan darah yang terjadi dipembuluh darah mata dan
retina. Kebutaan terjadi jika pembuluh darah mata pecah. Namun jika kondisinya
ringan, semisal terjadi pembengkakan di otak dan mengenai saraf mata, maka
kebutaan yang terjadi hanya sementara.
2. Plasenta kurang mendapat pasokan darah
Akibatnya pertumbuhan bayi tidak maksimal dan berat badan bayi rendah karena
pasokan oksigen dan nutrisi kurang.
3. Resiko terkena penyakit kardiovaskular
Walau setelah melahirkan tekanan darah penderita preeklampsia akan normal
kembali, namun dimasa depan si ibu memungkinkan akan menderita penyakit
kardiovaskular.
4. Plasenta lepas sebelum waktunya
Resiko terjadinya lepas plasenta dari dinding rahim sangat berbahaya. Pasokan
nutrisi dan oksigen bayi otomatis terhenti, dan ibu hamil akan mengalami
pendarahan berat.
5.

Bayi premature

Karena banyaknya resiko kesehatan yang terjadi pada kehamilan dengan


preeklampsia, maka sering terjadi kehamilan dipercepat dengan induksi dan bayi
lahir premature.
L.

Pengobatan Hipertensi
Terdapat hubungan yang nyata antara Tekanan Darah dengan kejadian

kardiovaskular. Untuk individu berusia diatas 40 th, tiap peningkatan TD sebesar


20/10 mmHg meningkatkan risiko kejadian kardiovaskular dua kali lipat.
Strategi Pengobatan:
1. Terapi tanpa obat (Non-farmakoterapi)
Semua pasien, sebaiknya dipertimbangkan untuk terapi tanpa
obat dengan merubah gaya hidup, yaitu:
Mengurangi stress
Perubahan pola makan dengan mengurangi asupan daging merah dan
lemak jenuh serta menambah lebih banyak serat dan buah-buahan

serta sayuran segar.


Mengurangi asupan garam
Berolah raga secara teratur.
Mengendalikan bobot badan,
Mengurangi minum alkohol dan tidak merokok.
Kandungan garam (Sodium/Natrium)
Seseorang yang mengidap penyakit darah tinggi sebaiknya

mengontrol diri dalam mengkonsumsi asin-asinan garam, ada beberapa tips yang
bisa dilakukan untuk pengontrolan diet sodium/natrium ini :
1.
2.
3.
4.
5.

Jangan meletakkan garam diatas meja makan.


Pilih jumlah kandungan sodium rendah saat membeli makan.
Batasi konsumsi daging dan keju.
Hindari cemilan yang asin-asin.
Kurangi pemakaian saos yang umumnya memiliki kandungan sodium.
Diet ini mengandung cukup zat-zat gizi,sesuai dengan keadaan penyakit
dapat diberikan berbagai tingkat diet garam rendah.
Diet garam rendah I(200-400 Mg Na)

Diet ini diberikan kepada pasien dengan edema,asites atau hipertensi


berat.pada pengolahan makanannya tidak timbahkan garam dapur.
Dihindari bahan makan yang tinggi kadar natriumnya.
Diet garam rendah II( 600-800 mg Na)
Diet ini diberikan pada pasien dengan edema,asites, dan hipertensi tidak
terlalu berat.pemberian makanan sehari sama dengan diet garam rendah
I.pada pengolahan makanannya boleh menggunakan sendok garam
dapur(2g).dihindari bahan makan tinggi kadar natrium.
Diet garam rendah III(100-1200 mg Na)
Diet ini diberikan pada pasien dengan edema dan hipertensi ringan.
Pemberian makanan sehari sama dengan diet garam rendah I.pada
pengolahan makanannya boleh menggunakan 1 sendok garam dapur (4 g).

Mengatur menu makan


Mengatur

menu

makan

sangat

penting

bagi

penderita

hipertensi.makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:


1. Makanan

yang

mengandung

kadar

lemak

jenuh

tinggi:otak,paru,minyak kelapa,gajih.
2. Makanan yang diolah menggunakan garam
3. natrium:biscuit,crakers,keripik,dan makanan kering yang asin.
4. Makanan dan minuman dalam kaleng:sarden,sosis,kornet, sayur
serta buah dalam kaleng.
5. Makanan yang diawetkan:dendeng, asinan sayur atau buah, abon,
ikan asin telur asin.
6. Sumber protein hewani yang tinggi koles terol:mentega,margarin,
keju, mayonnaise.
7. Alcohol dan makanan yang mengandung alcohol seperti durian dan
tyape.

Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan


memberikan rasa tawar dengan pemberian gula merah/putih, bawang
merah/putih, jahe kencur dan bumbu lain yang tidak asin.
Pada ibu hamil makanan cukup akan protein, kalori, kalsium
dan natrium yang dihubungkan, dengan rendahnya kejadian hipertensi
karena kehamilan. Namun pada ibu hamil yang hipertensi apalagi yang
disertai dengan bengkak dan protein urin selain dengan obat-obatan
dianjurkan

untuk

mengurangi

konsumsi

garam

dapur

serta

meningkatkan makanan sumber Mg(sayur dan buah-buahan).


Kandungan Potasium/Kalium
Suplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu penurunan
tekanandarah, Potasium umumnya bayak didapati pada beberapa buahbuahan dansayuran. Buah dan sayuran yang mengandung potasium dan
baik untuk dikonsumsi penderita tekanan darah tinggi antara lain
semangka, alpukat, melon, buah pare, labu siam, bligo, labu
parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang dan bawang putih.
Selain itu, makanan yang mengandung unsur omega-3 sangat dikenal
efektif dalam membantu penurunan tekanan darah (hipertensi).
2.

Terapi dengan obat (farmakoterapi)


1.
2.

3.
4.

Diuretik
Penghambat Adrenergik
Bloker -adrenoseptor
Bloker -adrenoseptor
Agonis 2 sentral
Penghambat saraf adrenergic
Vasodilator
Penghambat Angiotensin- Converting Enzyme (ACE-Inhibitor)

5.

dan Antagonis Reseptor Angiotensin II


Antagonis Kalsium

1.

Diuretik
Diuretik tiazid merupakan terapi dasar antihipertensi pada sebagian

besar

penelitian.

Pada

penelitian-penelitian

tersebut,

termasuk

Antihypertensive And Lipid Lowering Treatment To Prevent Heart Attack


Trial, diuretik lebih baik dalam mencegah komplikasi kardiovaskular
akibat penyakit hipertensi. Diuretik menambah keampuhan obat-obat
hipertensi, berguna untuk mengontrol tekanan darah dan lebih terjangkau
dari pada obat-obat antihipertensi lain. Diuretik seharusnya dipakai
sebagai pengobatan awal terapi hipertensi untuk semua pasien, baik secara
sendiri maupun kombinasi dengan 1 dari golongan obat antihipertensi lain
(ACE inhibitor, ARBs, -Blocker, CCB), karena memberikan manfaat
pada beberapa penelitian. Namun jika obat ini tidak ditoleransi secara baik
atau merupakan kontraindikasi, sedangkan obat dari golongan lain tidak,
maka pemberian obat dari golongan lain tersebut harus dilakukan (Curb
JD et al 1999).
Selain itu, tiazid berguna untuk memperlambat demineralisasi pada
osteoporosis.Diuretik tiazid harus diperhatikan pada pasien yang
mempunyai riwayat gout atau hiponatremia signifikan. ACE inhibitor dan
ARBs tidak diberikan pada wanita yang diduga hamil dan merupakan
kontraindikasi bagi wanita yang hamil; ACE inhibitor tidak diberikan pada
individu yang mempunyai riwayat angioedema. Antagonis aldosteron dan
kalium sparing diuretik dapat menyebabkan hiperkalemia dan biasanya
dihindari pada pasien dengan kadar kalium lebih dari 5.0 mEq/L (Dahlof B
et al 2001).
Gol Tiazid

: Hidroklorotiazid (HCT), Indapamid,

Diuretik kuat

: Furosemid,torasemid, bumetamid,

asam

etakrinat
Diuretik Hemat Kalium

: Amilorid, triamteren dan spironolakton

Mekanisme

: Bekerja meningkatkan eksresi natrium, air


dan klorida sehingga

menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler. Akibatnya


terjadi penurunan curah jantung dan tekanan darah.Selain mekanisme tsb,

beberapa

diuretik

juga:

Menurunkan

resistensi

perifer

sehingga

menambah efek hipotensinya. Efek ini diduga akibat penurunan natrium di


ruang interstisial dan di dalam sel otot polos pembuluh darah yg
selanjutnya menghambat influks kalsium.
Penggunaan

: Diuretik Tiazid merupakan obat utama dalam terapi


hipertensi. Paling efektif dalam menurunkan risiko
kardiovaskular.

Diuretik dianjurkan untuk kasus hipertensi ringan dan sedang.Sebagai


monoterapeutika pada penderita hipertensi usia tua.
Efek samping : Tiazid dalam dosis tinggi dapat menyebabkan:
hipokalemia
hiponatremia dan hipomagnesemia serta hiperkalsemia.
Dapat menghambat ekskresi asam urat dari ginjal dan mencetuskan

serangan gout akut.


Dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL dan trigliserida.
Pada penderita DM, dapat menyebabkan hiperglikemia krn

mengurangi sekresi insulin.


Pada pasien pria, gangguan fungsi seksual.

Interaksi:
Mempermudah terjadinya aritmia oleh Digitalis.
Pemberian kortikosteroid, agonis -2 dan amfoterisin memperkuat

efek hipokalemia diuretik.


Penggunaan bersamaan dengan kuinidin dapat menyebabkan aritmia

ventrikel polimorfik.
Meningkatkan risiko toksisitas litium.
AINS mengurangi efek antihipertensi diuretik.

Dosis:
Hidroklorotiazid (HCT) 1 x 12,5-25 mg sehari
Furosemid: 2-3 x 20 80 mg sehari
Spironolakton : 1 x 25 -100 mg sehari

2.

Penghambat Adrenergik
Yang digunakan sebagai Antihipertensi adalah:

Bloker -adrenoseptor
(Atenolol, Metoprolol,Labetalol, karvedilol,propanolol)
Bloker -adrenoseptor
(Prazosin, Terazosin, Bunazosin,Doksazosin)
AdrenolitikSentral

(Metildopa,Klonidin,Guanfasin,Guanabenz,Moksinidin, Rilmedin)
Penghambat Saraf Adrenergik (Reserpin, Guanetidin, Guanadrel)

-blocker berguna pada penatalaksanaan takiaritmia arteri/fibrilasi,


migraine, tirotoksikosis (jangka pendek), tremor esensial, atau hipertensi
perioperatif. -blocker biasanya dihindari pada pasien yang memiliki
riwayat asma, penyakit saluran pernafasan reaktif atau blok jantung derajat
dua atau tiga (Curb JD et al 1999).
-blocker mengantagonis katekolamin pada reseptor 1 dan 2
yang

dapat mengakibatkan penurunan curah jantung hingga timbul

kemungkinan bradikardi sekaligus menurunkan tahanan vascular perifer


sehingga bermanfaat untuk terapi antihipertensi dan infark miokard akut.
Obat-obat golongan -blocker juga menghasilkan suatu penurunan tekanan
darah yang cukup tanpa timbul hipotensi postural yang nyata.
Efek samping penggunaan beta blocker adalah terjadi manifestasi
kegugupan, takikardi, peningkatan intensitas angina, atau peningkatan
tekanan darah sehingga penghentian penggunaan beta blocker sebaiknya
dilakukan secara bertahap. -blocker juga meningkatkan trigliserida
plasma dan menurunkan HDL sehingga dapat menimbulkan aterogenesis.

Bloker adrenoseptor
(Atenolol, Metoprolol,Labetalol, karvedilol,propanolol)

Mekanisme:
1.
2.

penurunan frekuensi denyut jantung.


Memperkecil pembebasan renin dalam ginjal dengan akibat

3.

menurunkan produksi angiotensin II.


Blokade reseptor prasinaptik dan dg demikian terjadi

4.

pengurangan nor adrenalin.


Bekerja sentral mengurangi impuls simpatikus.

Penggunaan:
Digunakan sebagai obat tahap pertama pada hipertensi ringan sampai sedang
terutama pada pasien dengan penyakit jantung koroner. Gol ini lebih efektif
pada pasien usia muda dan kurang efektif pada pasien usia lanjut.
Efek samping:
Menyebabkan bradikardia,
gagal jantung.
Bronkospasme pada pasien dg riwayat asma bronkial atau penyakit paru.
Efek sentral: depresi,mimpi buruk, halusinasi.
Gangguan fungsi seksual
Dosis:
- Atenolol : 1 x 25-100 mg sehari
- Bisoprolol: 1 x 2,5 -10 mg sehari
- Propanolol: 2-3 x 40-160 mg sehari

Bloker -adrenoseptor (Prazosin,Terazosin, Bunazosin,Doksazosin)


Mekanisme:
Hambatan reseptor 1 menyebabkan vasodilastasi di arteriol dan venula

sehingga menurunkan resistensi perifer.


Venodilatasi menyebabkan aliran balik vena berkurang dan selanjutnya

menurunkan curah jantung


Penggunaan:
Sangat baik untuk pasien hipertensi dengan dislipidemia dan /atau Diabetes
Mellitus (Krn efek positifnya terhadap lipid darah (menurunkan LDL dan
trigliserida dan meningkatkan HDL)
Efek samping:
Hipotensi

Sakit kepala
Palpitasi
Hidung tersumbat
Mual dll
Dosis:
Prazosin: 1-2 x 0,5-4 mg sehari
Terazosin: 1 x 1-4 mg sehari
Bunazosin: 3 x 1,5-3 mg sehari
Doksazosin: 1 x 1-4 mg sehari

Agonis 2 sentral (Metildopa,klonidin, guanfasin, guanabenz, moksinidin,

rilmedin) Metildopa
Mekanisme:
Efek antihipertensinya diduga lebih disebabkan karena stimulasi reseptor -2
di sentral sehingga mengurangi sinyal simpatis ke perifer. Metildopa
menurunkan resistensi vaskular tanpa banyak mempengaruhi frekuensi dan
curah jantung.
Pnggunaan:
Obat ini efektif bila dikombinasikan dengan diuretik..Merupakan pilihan
utama untuk pengobatan hipertensi pada kehamilan karena terbukti aman
untuk janin.
Efek samping:
-

Sedasi
Hipotensi postural
Pusing
Mulut kering
Sakit kepala
Depresi
Gangguan tidur
Impotensi
Kecemasan
Penglihatan kabur

Interaksi:

Pemberian metildopa bersama preparat besi dapat mengurangi absorpsi


metildopa sampai 70%, sekaligus mengurangi eliminasi dan menyebabkan

akumulasi metabolit sulfat.


Efek hipotensif metildopa ditingkastkan oleh diuretik dan dikursngi oleh
antidepresan trisiklik dan amin simpatomimetik.

Dosis:

Dosis efektif minimal : 2 x 125 mg per harI.


Dosis maksimal : 3 g perhari
Untuk hipertensi pasca bedah:infus intermiten 250- 1000 mg tiap 6 jam.
Penghambat saraf adrenergi (Reserpin, Guanetidin, guanadrel)

Mekanisme:
Pemberian reserpin mengakibatkan penurunan curah jantung dan
resistensi perifer. Frekuensi denyut jantung dan sekresi renin berkurang.
Penggunaan:
Pemakaian reserpin dibatasi oleh sering timbulnya efek samping sentral,
namun dalam dosis rendah dan dalam kombinasi dengan diuretic merupakan
obat yang efektif dengan efek samping yang relatif jarang.
Efek samping:
-

Mimpi buruk
depresi mental
bradikardi
hipotensi ortostatik
Kongesti nasal
Hiperasiditas lambung
Muntah
Diare ( pada pemberian Guanetidin)
penurunan libido, impotensi dan gangguan ejakulasi

Dosis:
3.

Reserpin,: 1 x 0,25 mh sehari


Guanetidin: 1 x 10-50 mg sehari
Vasodilator(Hidralazin, minoksidil dan diazoksid)

Vasodilator yang bekerja langsung adalah obat yang bekerja dengan


merelaksasi otot otot polos dari pembuluh darah, terutama arteri, sehingga
menyebabkan vasodilatasi.
Dengan terjadinya vasodilatasi tekanan darah akan turun dan natrium serta
air tertahan, sehingga terjadi edema perifer. Diuretik dapat diberikan bersamasama dengan vasodilator yang bekerja langsung untuk mengurangi edema.
Refleks takikardia disebabkan oleh vasodilatasi dan menurunnya tekanan darah.
Penghambat beta seringkali diberikan bersama-sama dengan vasodilator
arteriola untuk menurunkan denyut jantung;

Hidralazin
Mekanisme kerja:
Terutama dengan bekerja pada arteri kecil dan arteriol, tahanan perifer
akan berkurang sehingga tekanan darah turun.
Penggunaan:
Senyawa ini dapat dikombinasi dengan antihipertensi lain. Dosis tunggal

yang biasanya 25 mg dapat diturunkan menjadi 10 mg.


Efek samping:
-

Peningkatan frekuensi jantung


Sakit kepala
Pusing
Rasa lemah
Mual
Gangguan saluran cerna dan diare
Udem lokalisasi
Reaksi alergi
Pada penggunaan dosis tinggi dalam jangka panjang: reumatoid arthritis
Obat ini di Kontraindikasikan pada hipertensi dengan PJK dan tidak
dianjurkan pada pasien usia diatas 40 thn.

Dosis:

Oral: 25-100 mg dua kali sehari. Dosis maksimal 200 mg/hari


IM atau IV : 20-40 mg

Minoksidil

Mekanisme:
Kerja penurun tekanan darah lebih kuat dan lebih lama daripada dihidralazin
dan hidralazin.
Penggunaan:
Karena ES nya maka obat ini hanya digunakan pada pasien hipertensi yang tak
dapat diobati dengan antihipertensi lain. Efektif untuk hipertensi akselerasi
atau maligna dan pada pasien dg penyakit ginjal karena obat ini meningkatkan
aliran darah ginjal. Harus diberikan bersama diuretika dan penghambat
adrenergik untuk mencegah retensi cairan dan mengontrol refleks simpatis.
Efek samping:
-

Retensi cairan dan garam


Efek samping kardiovaskular karena refleks simpatis dan hipertrikosis
Gangguan toleransi glukosa dg tendensi hiperglikemia: sakit kepala,
mual, erupsi obat, rasa lelah dan nyeri tekan di dada.

Dosis:
Dimulai dengan 1,25 mg, 1 atau 2 kali sehari dan dapat ditingkatkan sampai
40 mg/hari

Diazoksid
Mekanisme kerja:
farmakodinamik dan ES mirip dg minoksidil
Penggunaan:
Hanya diberikan secara intravena untuk mengatasi hipertensi darurat,
hipertensi

maligna,

hipertensi

ensefalopati,

hipertensi

berat

pada

glomerulonefritis akut dan kronik dan pada preeklampsia.


Efek samping:
-

Retensi cairan
Hiperglikemia (terjadi pada kira-kira 50% pasien)
Relaksasi uterus

Kontraindikasi:
Tidak boleh diberikan pada pasien PJK karena dapat mencetuskan iskemia
miokard dan serebral.Juga tidak boleh untuk pasien Edema paru.
Dosis:
Bolus IV: 50-100 mg dengan interval 5-10 menit.
Infus IV : 15-30 mg/menit.

Natrium Nitroprusid
Mekanisme:
Merupakan senyawa kompleks anorganik yang dapat menyebabkan dilatasi
arteriol prakapiler dan venula pascakapiler. Obat ini menurunkan kerja jantung
sehingga berefek baik pada gagal jantung. Penggunaan: merupakan obat yang
kerjanya paling cepat dan efektif untuk mengatasi hipertensi darurat, apapun
penyebabnya. Merupakan pilihan utama untuK kebanyakan krisis hipertensi
yang memerlukan terapi parenteral.
Efek samping:
-

Hipotensi
Efek toksik pada dosis tinggi
Asidosis
Hipertensi rebound jika infus nitroprusid dihentikan secara mendadak.

Dosis:
Dosis pemberian : 0,5-10 ug/kg/menit
Dosis rata-rata
4.

: 3 ug/kg/menit

Penghambat Angiotensin- Converting Enzyme (ACE-Inhibitor) dan

Antagonis Reseptor Angiotensin II

Kaptopril dan Enalapril

Mekanisme:
Kerjanya terutrama dengan menghambat enzim pengkonversi angiotensin,
yang mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Dg demikian,
angiotensin II, salah satu senyawa yang menaikkan tekanan darah dengan
hebat, akan ditekan pembentukannya sehingga tahanan perifer akan turun.
Penggunaan: Efektif untuk hipertensi ringan, sedang,maupun berat. ACE
inhibitor terpilih untuk hipertensi dengan gagal jantung kongestif. Juga sangat
berefek positif terhadap lipid darah dan mengurangi resistensi insulin sehingga
baik untuk hipertensi pada diabetes, dislipidemia dan obesitas.
Efek samping:
-

Hipotensi

Batuk kering
Hiperkalemia
Rash
Edema angioneurotik
Gagal ginjal akut
Proteinuria
Efek teratogenik, terutama terjadi pada pemberian selama trimester 2
dan 3 kehamilan. Dapat menimbulkan gagal ginjal fetus atau kematian
fetus.

Dosis:
Kaptopril 2-3 x 25-100 mg sehari
Penghambat Reseptor angiotensin II (ARB)

Losartan
Mekanisme:
Pemberian obat ini akan menghambat semua efek Angiotensin II seperti :
Vasokontriksi,sekresi aldosteron, Rangsangan saraf simpatis, stimulasi
jantung, efek renal.
Penggunaan:
Sangat efektif pada pasien hipertensi dengan kadar renin yang tinggi
seperti hipertensi renovaskular dan hipertensi genetik.
Efek samping:
-

Hipotensi
Hiperkalsemia
Fetotoksik

Kontraindikasi:
-

Kontra indikasi pada kehamilan kehamilan trimester 2 dan 3, harus

dihentikan bila pemakainya ternyata Hamil.


Wanita menyusui
Stenosis arteri renalis.

Dosis:
Losartan : 1-2 X 25-100 MG perhari

5.

Antagonis Kalsium (Nipedipin, verapamil, Diltiazem)


Mekanisme:
Antagonis kalsium menghambat influks kalsium pada sel otot polos
pembuluh darah dan miokard. Di pembuluh darah, menimbulkan relaksasi
arteriol, sedangkan vena kurang dipengaruhi.
Penggunaan: Antagonis kalsium telah menjadi salah satu golongan AH
tahap pertama.Terbukti efektif pada hipertensi dg kadar renin yang rendah
seperti pada usia lajut. Tidak dianjurkan untuk hipertensi dengan Penyakit
Jantung Koroner.
Efek samping:
-

Hipotensi
Iskemia miokard atau serebral
Sakit kepala
Muka merah
Edema perifer
Bradiaritmia
Konstipasi dan retensi urin

Dosis:
Nipedipin: 1 x 30-60 mg per hari
Amlodipin: 1 x 2,5-20 mg per hari
.Macam-macam Obat Antihipertensi Oral dan Cara Pemberiannya, (JNC, 1997)
Obat-Obat Antihipertensi Oral
Golongan
Obat

Dosis Lazim Frekuensi per hari

Diuretik Tiazid

Klorotiazide

125-500

Klortalidon

12.5-25

Hidroklorotiazide

12.5-50

Politiazide

2-4

Indapamide

12.5-2.5

Metolazone

0.5-1

Bumetanide

0.5-2

Furosemide

20-80

Torsemide

0.5-10

5-10

1-2

50-100

1-2

Loop diuretic

Kalium
diuretic

sparingAmiloride
Triamterene

Aldosterone-receptor Eplerenon

50-100

1-2

Spironolactone

25-50

1-2

Atenolol

25-100

Betaxolol

5-20

Bisoprolol

2.5-10

Metoprolol

50-100

1-2

Nadolol

40-120

Propanolol

40-160

Timolol

20-40

200-800

simpato-Penbutolol
Pindolol
mimetik intrinsik

10-40

10-40

Kombinasi dan Carvedilol

12.5-50

Labetalol

200-800

Benazepril

10-40

1-2

Captopril

25-100

Enalapril

2.5-40

1-2

Fosinopril

10-40

Lisinopril

10-40

Antagonis

Losartan

25-100

1-2

Angiotensin II

Candesartan

8-32

Eprosartan

400-800

1-2

Irbesartan

150-300

Olmesartan

20-40

blocker
-Blocker

-Blocker

denganAcebutolol

aktivitas

blocker
ACE inhibitor

Calcium
blocker

channelDiltiazem

dihidropiridin

nonrelease
Verapamil

extended180-420
immediate80-320

release
Verapamil long acting 120-360
Calcium
blocker
dihidropiridin

channelAmlodipine
Felodipine
Isradipine
Nicardipine

1
2
1-2

2.5-10

2.5-20

2.5-10

sustained60-120

1 Blocker

release
Nifedipine long-acting 30-60

Doxazosin

1-16

Prazosin

2-20

2-3

Terazosin

1-20

1-2

0.1-0.8

250-1000

0.05-0.25

0.5-2

25-100

2.5-80

1-2

2 agonis sentral danClonidine


obat

yang Metildopa
Reserpin

lain

bekerja sentral

Guanfacine
Vasodilator langsung Hidralazine
Minoxidil

M.

Berbagai macam obat Anti hipertensi digunakan pada kehamilan


Obat anti hipertensi yang aman bagi ibu hamil meliputi:
-

Metildopa
Antagonis kalsium (nipedipin)
Hidralazin
Labetolol

-Metildopa :
Metildopa merupakan obat pilihan utama untuk hipertensi kronik parah
pada kehamilan (tekanan diastolik lebih dari 110 mmHg) yang dapat
menstabilkan aliran darah utero plasenta dan hemodinamik janin. Obat ini
termasuk golongan -agonis sentral yang mempunyai mekanisme kerja
dengan menstimulasi reseptor -adrenergik di otak. Stimulasi ini akan
mengurangi aliran simpatik dari pusat vasomotor di otak. Pengurangan
aktivitas simpatik dengan perubahan parasimpatik akan menurunkan
denyut jantung, cardiac output, resistensi perifer, aktivitas renin plasma,
dan refleks baroreseptor. Metildopa aman bagi ibu dan anak, dimana telah
digunakan dalam jangka waktu yang lama dan belum ada laporan efek
samping pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
Labetalol

Labetalol merupakan antihipertensi non kardioselektif yang memiliki kerja


penghambat beta lebih dominan dibandingkan antagonis alfa. Melalui
penggunaan

labetalol,

tekanan

darah

dapat

diturunkan

dengan

pengurangan tahanan sistemik vaskular tanpa perubahan curah jantung


maupun frekuensi jantung yang nyata sehingga hipotensi yang terjadi
kurang disertai efek takikardia. Selain itu, labetalol juga dapat melakukan
blokade terhadap efek takikardia neonates yang disebabkan oleh terapi bloker pada ibu . Sehingga labetalol dapat dikatakan sebagai obat
alternative yang lebih aman dan efektif diberikan pada kehamilan.
N.

Obat yang Aman dan Bahaya untuk Kehamilan

keamanan obat bagi ibu hamil tersusun dalam 5 kategori (kategori A, B, C,


D dan X)

Obat Kategori A:
golongan obat yang pada studi (terkontrol) pada kehamilan tidak
menunjukkan resiko bagi janin pada trimester 1 dan trimester
berikutnya. Obat dalam kategori ini amat kecil kemungkinannya bagi

keselamatan janin.
Obat Kategori B:
adalah golongan obat yang pada studi terhadap sistem reproduksi
binatang percobaan tidak menunjukkan resiko bagi janin. Belum ada
studi terkontrol pada wanita hamil yang menunjukkan adanya efek
samping, kecuali adanya penurunan fertilitas pada kehamilan trimester
pertama, sedangkan pada trimester berikutnya tidak didapatkan bukti

adanya resiko.
Obat Kategori C:
adalah golongan obat yang pada studi terhadap sistem reproduksi
binatang percobaan menunjukkan adanya efek samping bagi janin.
Sedangkan pada wanita hamil belum ada study terkontrol. Obat
golongan ini hanya dapat dipergunakan jika manfaatnya lebih besar

ketimbang resiko yang mungkin terjadi pada janin.


Obat Kategoti D:

adalah golongan obat yang menunjukkan adanya resiko bagi janin.


Pada

keadaan

khusus

obat

ini

digunakan

jika

manfaatnya

kemungkinan lebih besar dibanding resikonya. Penggunaan obat


golongan ini terutama untuk mengatasi keadaan yang mengancam

jiwa atau jika tidak ada obat lain yang lebih aman.
Obat Kategori X:
adalah golongan obat yang pada studi terhadap binatang percobaan
maupun pada manusia menunjukkan bukti adanya resiko bagi janin.
Obat golongan ini tidak boleh dipergunakan (kontra indikasi) untuk
wanita hamil, atau kemungkinan dalam keadaan hamil.

CONTOH OBAT KATEGORI A


Nama generik:
- Ascorbic acid (vitamin C) *masuk kategori C jika dosisnya
-

melebihi US RDA*,
Doxylamine, Ergocalciferol *masuk kategori D jika dosisnya

melebihi US RDA*,
Folic acid *masuk kategori C jika dosisnya melebihi 0,8 mg per

hari*,
Hydroxocobalamine *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US

RDA*,
Liothyronine, Nystatin vaginal sup *masuk kategori C jika

digunakan per oral dan topikal*,


Pantothenic acid *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US

RDA*,
Potassium chloride, Potassium citrate, Potassium gluconate,
Pyridoxine (vitamin B6), Riboflavin *masuk kategori C jika

dosisnya melebihi US RDA*,


Thiamine (vitamin B1) *masuk kategori C jika dosisnya melebihi

US RDA*,
Thyroglobulin, Thyroid hormones, Vitamin D *masuk kategori D

jika dosisnya melebihi US RDA*,


Vitamin E *masuk kategori C jika dosisnya melebihi US RDA*.

CONTOH OBAT KATEGORI B


Nama generik:
- Acetylcysteine, Acyclovir, Amiloride *masuk kategori D jika
-

digunakan untuk hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan*


Ammonium chloride, Ammonium lactate *topical*,
Amoxicillin, Amphotericin B, Ampicillin, Atazanavir, Azatadine,
Azelaic acid, Benzylpenicillin, Bisacodyl, Budesonide *inhalasi,

nasal*,
Buspiron, Caffeine, Carbenicillin, Camitine, Cefaclor, Cefadroxil,
Cefalexin,

Cefalotin,

Cefazolin,

Cefdinir,

Cefamandole,

Cefapirin,

Cefatrizine,

Cefditoren,

Cefepime,

Cefixime,

Cefmetazole, Cefonicid, Cefoperazone, Ceforanide, Cefotaxime,


Cefotetan

disodium,

Cefoxitin,

Cefpodoxime,

Cefprozil,

Cefradine, Ceftazidime, Ceftibuten, Ceftizoxime, Ceftriaxone,


-

Cefuroxime, Cetirizine, Chlorhexidine *mulut dan tenggorokan*,


Chlorpenamine, Chlortalidone *masuk kategori D jika digunakan

untuk hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan*,


Ciclacillin, Ciclipirox, Cimetidine, Clemastine, Clindamycin,
Clotrimazole, Cloxacillin, Clozapine, Colestyramine, dan masih
banyak lagi.

CONTOH OBAT KATEGORI C


Nama generik:
- Acetazolamide, Acetylcholine chloride, Adenosine, Albendazole,
Albumin, Alclometasone, Allopurinol, Aluminium hydrochloride,
Aminophylline,

Amitriptyline,

Amlodipine,

Antazoline,

Astemizole, Atropin, Bacitracin, Beclometasone, Belladonna,


Benzatropine mesilate, Benzocaine, Buclizine, Butoconazole,
Calcitonin,

Calcium

acetate,

Calcium

ascorbate,

Calcium

carbonate, Calcium chloride, Calcium citrate, Calcium folinate,


Calcium glucoheptonade, Calcium gluconate, Calcium lactate,
Calcium phosphate, Calcium polystyrene sulfonate, Capreomycin,

Captopril, Carbachol, Carbidopa, Carbinoxamine, Chloral hydrate,


Chloramphenicol, Chloroquine, Chlorothiazide, Chlorpromazine,
Choline

theophyllinate,

Cidofovir,

Cilastatin,

Cinnarizine,

Cyprofloxacin, Cisapride, Clarithromycin, Clinidium bromide,


Clonidine,

Co-trimoxazole,

Deserpidine,

Desonide,

Codeine,

Desoximetasone,

Cyanocobalamin,
Dexamethasone,

Dextromethorphan, Digitoxin, Digoxin, Diltiazem, Dopamine,


Ephedrine, Epinephrine, Fluconazole, Fluocinolone, Fosinopril,
Furosemide,

Gemfibrozil,

Gentamicin,

Glimepiride,

Glipizide,

Griseofulvin,

Glibenclamide,
Hydralazine,

Hydrocortisone, Hyoscine, Hyoscyamine, Isoniazid, Isoprenaline,


Isosorbid dinitrate, Ketoconazole, Ketotifen fumarate, Magaldrate,
Mefenamic acid, Methyl prednisolone, dan masih banyak lagi.
CONTOH OBAT KATEGORI D
Nama generik:
- Amikacin, Amobarbital, Atenolol, Carbamazepine, Carbimazole,
Chlordizepoxide,

Cilazapril,

Clonazepam,

Diazepam,

Doxycycline, Imipramine, Kanamycin, Lorazepam, Lynestrenol,


Meprobamate,

Methimazole,

Minocycline,

Oxazepam,

Oxytetracycline, Tamoxifen, Tetracycline, Uracil, Voriconazole


dan masih banyak lagi.
CONTOH OBAT KATEGORI X
Nama generik:
- Acitretin, Alprotadil *parenteral*, Atorvastatin, Bicalutamide,
Bosentan, Cerivastatin disodium, Cetrorelix, Chenodeoxycholic
acid, Chlorotrianisene, Chorionic gonadotrophin, Clomifen,
Coumarin, Danazol, Desogestrel, Dienestrol, Diethylstilbestrol,
Dihydro

ergotamin,

Dutasteride,

Ergometrin,

Ergotamin,

Estazolam, Etradiol, Estramustine, Estriol succinate, Estrone,


Estropipate, Ethinyl estradiol, Etretinate, Finasteride, Fluorescein

*parenteral*,

Flurouracil,

Fluoxymesterone,

Flurazepam,

Fluvastatin, Floritropin, Ganirelix, Gestodene, Goserelin, Human


menopausal gonadotrophin, Iodinated glycerol, Isotretinoin,
Leflunomide,

Leuprorelin,

Levonorgestrel,

Lovastatin,

Medrogestrone, Medroxyprogesterone, Menotrophin, Mestranol,


Methotrexate, Methyl testosterone, Mifeprestone, Miglustat,
Misoprostol,

Nafarelin,

Norethisterone,

nandrolone,

Nicotine

Noretynodrel,

Oxandrolone,Oxymetholone,

Oxytocin,

*po*,

Norgestrel,
Pravastatin,

Quinine,

Raloxifene, Ribavirin, Rosuvastatin, Simvastatin, Stanozolol,


Tazarotene, Temazepam, tetosterone, Thalidomide, Triazolam,
Triproretin, Urofolitropin, Warfarin.
O.

Pencegahan Hipertensi

Pencegahan Primer :
a) Tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari
b) Kurangi makanan berkolesterol tinggi dan perbanyak perbanyak aktifitas fisik
untuk mengurangi berat badan. Berdasarkan penelitian oleh Clinical and
Public Health Advisory from the National High Blood Pressure Education
Program Amerika Serikat bahwa penurunan berat badan sebesar 4,4 kg dapat
menurunkan tekanan darah sampai dengan 7.0 mmHg dan aerobik selama 30
menit setiap hari bisa menurunkan tekanan darah sampai 4.05 mmHg.
c) Kurangi konsumsi alcohol
d) Konsumsi Minyak ikan. Telah diketahui bahwa peningkatan konsumsi minyak
ikan yang mengandung Asam Lemak (omega-3) dapat menurunkan tekanan
darah secara signifikan terutama bagi mereka yang menderita diabetes.
e) Suplai kalsium, meskipun hanya menurunkan sedikit tekanan darah tapi
kalsium juga cukup membantu.
Pencegahan Skunder:
a) Pola makanam yamg sehat
b) Mengurangi garam dan natrium di diet anda

c) Fisik Aktif
d) Mengurangi Akohol Intake
e) BerhentiMerokok
Pencegahan Tersier
a) Pengontrolan darah secara rutin
b) Olahraga dengan teratur dan di sesuaikan dengan kondisi tubuh

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan

Orang dikatakan menderita penyakit darah tinggi kalo tekanan


darahnya 140/90 MmHg atau lebih tinggi yang diukur di kedua lengan penderita
sebanyak tiga kali dalam jangka waktu beberapa minggu.
Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan :
- Terapi tanpa obat( non- farmakoterapi):dengan diet garam dan
-

mengatur menu makanan.


Terapi dengan obat(farmakoterapi):
1. Diuretik
2. Penghambat Adrenergik
- Bloker -adrenoseptor
- Bloker -adrenoseptor
- Agonis 2 sentral
- Penghambat saraf adrenergic
3. Vasodilator
4.
Penghambat Angiotensin- Converting
5.

B.

Inhibitor) dan Antagonis


Antagonis Kalsium

Enzyme

(ACE-

Reseptor Angiotensin II

Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah Pengobatan tekanan darah

tinggi dimulai dengan perubahan-perubahan gaya hidup untuk membantu


menurunkan tekanan darah dan mengurangi resiko terkena penyakit jantung. Jika
perubahan-perubahan itu tidak memberikan hasil, mungkin anda perlu
mengkonsumsi obat-obat untuk penderita darah tinggi, tentu saja dengan
berkonsultasi dengan dokter. Bahkan jika anda harus mengkonsumsi obat-obatan,
alangkah baiknya disertai dengan perubahan gaya hidup yang dapat membantu
anda mengurangi jumlah atau dosis obat-obatan yang anda konsumsi.
DAFTAR PUSTAKA

http://health.detik.com/read/2012/02/12/080305/1840292/766/cara-cara-alamiuntuk-turunkan-tekanan-darah
http://alzeinsi.blogspot.com/2012/05/makalah-hipertensi-epid-peenyakittidak.html

http://www.news-medical.net/health/Anti-Hypertensive-Drugs-(Indonesian).aspx
http://abidinblog.blogspot.com/2009/10/hipertensi-tekanan-darah-tinggi.html
http://ridwanamiruddin.com/2007/12/08/hipertensi
www.inhealth.com
www.indosiar.com/ragam/hipertensi-tak-memandang-usia_64500.html
http://wir-nursing.blogspot.com/2011/04/antara-kopi-rokok-dan-tekanandarah.html
http://cai-sl.blogspot.com/2012/06/latar-belakang-hipertensi-penyakit.html
http://kesmas-ode.blogspot.com/2012/11/makalah-hipertensi.html
http://nuurasiyah.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai