Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH FISIOLOGI TUMBUHAN

PENGANGKUTAN DALAM FLOEM

DIBUAT OLEH:

NAMA : CICI FITRIANA


NIM : 08041181722042
DOSEN PENGAMPU : Drs. Juswardi, M.Si.

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT karena atas berkat, rahmat, serta hidayah-Nya
saya dapat menyelesaikan tugas makalah Fisiologi Tumbuhan “Pengangkutan
dalam Floem” ini dengan baik, tak lupa pula shalawat serta salam senantiasa
terpanjatkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, guna selesainya tugas ini.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampuh mata kuliah
Fisiologi Tumbuhan, yaitu Bapak Drs. Juswardi, M.Si, selain itu saya pula
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik
dalam penempatan kata, susunan kalimat dan lain sebagainya oleh karena itu saya
sangat mengharapkan kritik serta saran yang baik dari pembaca yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat baik bagi saya sendiri maupun bagi para pembaca.

Indralaya, 30 September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
1.3. Tujuan Makalah .................................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................3


2.1. Pengangkutan linarut organik ............................................................................. 3
2.2. Mekanisme aliran tekanan .................................................................................. 4
2.3. Floem ………………………………………………………………………...5
2.3.1. Anatomi floem………………………………………………………………….5
2.3.2. Laju pengangkutan floem…………………………….………...……………....5
2.3.3. Linarut yang diangkut…………………………………………………………..6
2.3.4. Pemuatan floem………………...………………………………………………6
2.3.5. Tekanan dalam floem……………………………………...…………………...7
2.4. Mekanisme penyekatan dan pengendalian……………………………..………8
2.4.1. Fotosintesis dan permintaan sink………………………...…………………….8
2.4.2. Gradien akibat proses metabolic……………………………………………….9
2.4.3. Pembongkaran muatan floem…………………………………………………10
2.4.4. Pengangkutan yang diarahkan hormone……………………………....………10
2.4.5. Kepekaan turgor dalam pengangkutan gula (karbohidrat)……………………11
2.4.6. Penentuan komposisi buah dan sayur…………………………………………11

BAB III PENUTUP.................................................................................................12


Kesimpulan ............................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang
tidak dapat dipisahkan, karena prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan
diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel
secara irreversible, atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Perkembangan
adalah peristiwa perubahan biologis menuju kedewasaan tidak dapat dinyatakan
dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat
kedewasaan. Pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. yang semuanya saling
berkaitan erat satu sama lain. Beberapa faktor ada yang dapat dikontrol oleh
manusia dan ada pula yang sedikit bahkan ada yang tidak dapat dikontrol sama
sekali. Sebagai contoh yaitu faktor cahaya, temperatur dan udara, hanya sedikit
saja yang dapat dikontrol oleh manusia. Sedangkan faktor unsur hara dapat
ditingkatkan kesediannya dalam tanah dengan jalan memperbaiki kondisi tanah
sedemikian rupa atau dengan pemupukan (Kusumaningrum, 2017).
Di dalam batang terdapat jaringan pengangkut yang terdiri dari xilem dan
floem. Kedua jaringan ini disebut jaringan kompleks karena terdiri dari berbagai
jaringan yang berbeda struktur dan fungsinya. Fungsi utama xilem adalah
mengangkut air serta zat-zat yang terlarut di dalamnya. Floem berfungsi
mengangkut zat makanan hasil fotosintesis.
Tumbuhan membutuhkan air sepanjang hidupnya. Setelah diserap akar, air
digunakan dalam semua reaksi kimia, mengangkut zat hara ,membangun turgor,
dan akhirnya keluar dari daun sebagai uap atau air. Agar air tetap tersedia,
tumbuhan memiliki system transportasi air dan garam mineral yang terdapat di
dalam tubuh tumbuhan. Sistem transportasi pada makhluk hidup berperan penting
dalam mendistribusikan nutrisi yang telah diambil dari lingkungan menuju
seluruh bagian makhluk hidup (Kardiawarman dan suroso, 2003).
Transport air dan hara terutama dapat berlangsung melalui xylem, dari akar
ke daun (tajuk), sedangkan transport fotosintat terjadi dalam pembuluh floem.
Dalam tumbuhan tingkat tinggi, system pembuluh mempunyai peranan utama
dalam transport zat-zat dari satu jaringan atau organ kejaringan lain. Adanya
pembagian tugas (misal fotosintesis) dan akar untuk absorbsi air dan mineral,
bergantung pada system pembuluh sebagai penghubung yang menghantarkan
hasil-hasil fotosintesis ke akar, dan air serta hara mineral menuju ke daun.
Berdasarkan jalur yang ditempuh air dan juga garam mineral yang masuk keakar,
pengangkutan air dan garam mineral dibedakan menjadi simplas dan apoplas.
Simplas adalah bergeraknya air dan mineral lewat jalur dalam sel, yaitu
sitoplasma sel dengan jalan menembus membrane plasma. Sedangkan apoplas
adalah bergeraknya air lewat jalur luar selatau lewat dinding-dinding sel
(Heriyanto dan Subiandono,2016).
Floem adalah suatu jaringan yang kompleks tersusun atau sel tapis, sel
penyerta, sel serabut, kulit kayu dan sel parenkim kulit kayu. Jaringan kerja dalam
acara translokasi zat hasil fotosintesis di daun untuk diedarkan keseluruh bagian
tumbuhan. Floem bersama dengan jaringan xylem membuat kapal pembuluh
angkut (vaskuler) pada penanaman. Susunan floem dengan xylem menunjukkan
tipe-tipe pengangkut seperti kolateral, bikolateral, radial, kosentrik amfivasal dan
kosentrik amfikribal. Xylem dan floem terikat oleh satu lapis sel yang hidup
disebut dengan perisikel. Jaringan vaskuler dan pembuat tabung yang disebut
dengan prasasti. Disebelah luar, ada sel-sel endodermis yang bagian dinding radial
dan transversalnya yang mengandung penebalan yang dipadati oleh suberin yang
dikenal dengan pita kasparian (Kardiawarman dan suroso, 2003).

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini, antara lain:
1. Peran utama sistem pembuluh pada tumbuhan
2. Jaringan kerja floem dalam translokasi

1.3. Tujuan Makalah


Tujuan dari pembahasan makalah ini, antara lain sistem pembuluh berperan
sebagai transport zat-zat dari satu jaringan atau organ ke jaringan lain dan floem
bekerja untuk mengedarkan zat hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian
tumbuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengangkutan Linarut Organik


Air dan zat-zat hara tanah diserap melalui akar. Sebagian zat yang lain
terutama gas O2 dan CO2 , diserap melalui daun. Selanjutnya, zat-zat tersebut akan
dibawa ke daun karena daun merupakan pusat aktivitas penyusunan zat-zat yang
dibutuhkan tumbuhan. Pada tumbuhan darat, sebagian besar air dan zat hara
diserap dari tanah melalui akarnya. Zat yang lain seperti O2 dan CO2 banyak
diserap melalui daun, terutama melalui mulut-mulut daun (stomata). Cara
penyerapan zat terlarut dibedakan menjadi beberapa cara diantaranya:
2.1.1. Difusi
Molekul dalam gas bergerak secara acak. Mereka bergerak dengan bebas
bertabrakan satu sama lain dan pada akhirnya mengisi ruang yang tersedia.
Penyebaran ini disebut dengan difusi. Difusi terjadi bila ada konsentrasi molekul
yang tinggi di satu tempat dan konsentrasi yang lebih rendah ditempat lain.
Perbedaan konsentrasi ini dikenal sebagai gradient konsentrasi.Molekul bergerak
dari daerah yang konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, yaitu turunan gradient
konsentrasi. Gerak molekul menyebabkan mereka menyebar secara merata,
mencampur sampai konsentrasi di sepanjang ruang yang tersedia sama. Setelah ini
terjadi tidak ada gradient konsentrasi. Difusi terjadi dengan cara yang sama pada
cairan, namun lebih lambat.
Difusi adalah salah satu cara dimana molekul bergerak masuk dan keluar
dari sel. Molekul memindahkan gradient konsentrasi mereka melintasi membrane
sel. Ini tidak mengharuskan sel untuk menggunakan energy ke pergerakan
molekul melalui membrane sel dengan difusi bersifat pasif. Difusi dibuat lebih
efisien dengan memiliki jarak dekat agar molekul menyebar, mempertahankan
gradient konsentrasi yang curam, meningkatkan luas permukaan dimana difusi
terjadi (Suyitno, 2006)
2.1.2. Osmosis
Osmosis adalah bergeraknya molekul air melalui membrane semipermeable
(selektif permiabel) dari larutan berkadar rendah menuju larutan berkadar tinggi
hingga kadarnya sama. Seluruh membrane sel dan kapiler permeable terhadap air
sehingga tekanan osmotic cairan tubuh diseluruh bagian tubuh sama. Osmosis
juga dikemal sebagai difusi dengan kategori khusus. Adapun yang dimaksud air
dalam prose osmosis tersebut adalah air dalam keadaan bebas yang terikat dengan
jenis molekul-molekul seperti gula, protein atau larutan lain. Oleh karena itu,
konsentrasi terlarut dalam suatu larutan merupakan faktor utama yang
menentukan kelangsungan osmosis

2.2. Mekanisme Aliran Tekanan


Aliran massa atau aliran tekanan merupakan gerakan larutan hara (air dan
hara mineral) ke permukaan akar yang digerakkan oleh transpirasi tanaman. Hara
bergerak karena ada gradien potensial air. Aliran massa terjadi akibat adanya gaya
tarik menarik antara molekul-molekul air yang digerakkan oleh lepasnya molekul
air melalui penguapan (transpirasi). Setiap ada molekul air yang menguap
posisinya akan diisi oleh molekul air yang berada di bawahnya dan molekul air di
bawahnya menarik molekul yang di bawahnya lagi sampai pada molekul air yang
berada di luar sel epidermis bulu akar masuk ke dalam sel sambil menarik
molekul air yang kebetulan kontak dengannya. Demikian tarik-menarik ini terjadi
selama ada penguapan. Karena pergerakan ini terjadi tidak membutuhkan energi,
maka peristiwa ini disebut transportasi pasif unsur hara dari larutan media tanam
menuju sel epidermis bulu akar. Perhitungannya didasarkan pada konsentrasi hara
dalam larutan tanah dan jumlah air yang ditranspirasikan melalui tanaman, dapat
dinyatakan dalam koefisien transpirasi yaitu jumlah air yang ditranspirasikan oleh
berat kering tajuk, misalnya 300-600 liter air per kilogram tajuk kering atau per
hektar areal tanaman (Marschner, 1986 dalam Wiraatmaja, 2016).
Teori aliran massa (tekanan) oleh Erns Munch, 1926 Translokasi terjadi
karena adanya perbedaan tekanan osmosis yang terjadi didalam pembuluh floem
antar organ yaitu daun, batang dan akar. Peningkatan kadar gula didalam floem
daun akan meningkatkan tekanan osmosis daun, sehingga larutan (hasil
fotosintesis) akan mengalir dari daun menuju ke akar (Mawarni, 2010).
2.3. Floem
2.3.1. Anatomi Floem
Jaringan floem terdiri dari beberapa komponen sesuai dengan fungsinya
masing-masing antara lain elemen saringan, sel peneman, sel parenkim floem dan
serat floem. Elemen saringan merupakan sel hidup yang memanjang tetapi tidak
memiliki inti sel. Sel peneman yang bersebelahan dengan elemen saring
merupakan sel dengan sitoplasma yang pekat dan memiliki inti yang jelas, fungsi
sel ini belum diketahui dengan jelas namunl sel ini selau ada di sekitar tabung
floem yang masih berfungsi dan sel ini akan terdegradasi jika tabung floem mulai
rusak. Pada daun, sel ini berperan menyerap gula dan kemudian mentransfernya
melalui plasmodesmata ke tabung floem.
Sel parenkim floem merupakan sel yang berdinding tipis dan pada dasarnya
sama dengan sel parenkim lainnya. Sel ini berfungsi menyimpan dan mengangkut
lateral dari air dan bahan yang terlarut didalamnya. Serat floem merupakan sel
dengan dinding yang tebal berfungsi sebagai penyangga agar jaringan floem
menjadi kokoh. Pada beberapa spesies, sel peneman mempunyai pertumbuhan
dinding sel ke arah dalam sehingga membentuk tonjolan-tonjolan. Sel peneman
dengan pertumbuhan ke dalam disebut sel transfer yang hanya dapat ditemukan
pada beberapa spesies leguminosa dan keluarga aster (Mulyani, 2006).
2.3.2. Laju Pengangkutan Floem
Laju pengangkutan melalui pembuluh floem ke suatu organ secara
sederhana dapat diestimasi dengan cara menghitung penambahan berat organ
selama kurun waktu tertentu kemudian diukur luas penampang melintang dari
pembuluh floem. Berdasarkan data tersebut dapat dihitung laju transfer massa,
selain laju transfer massa dapat pula dihitung kecepatan pengangkutan (velositas),
yakni jarak yang ditempuh per satuan waktu, dengan menggunakan teknik yang
lebih maju maka pengukuran velositas dapat dilakukan dengan isotop ¹¹C dalam
bentuk CO₂ yang diberikan pada daun. Isotop ini terkandung dalam fotointat yang
akan diangkut melalui pembuluh floem. Untuk kebanyakan spesies, velositas
pengngkutan berkisar antara 500 sampai 1.500 mm.jam⁻¹.
2.3.3. Linarut yang diangkut
Floem mengangkut zat- zat makanan yang disintesis di daun menuju seluruh
bagian tumbuhan. Ada saatnya, zat- zat dalam floem dan xylem yang
bersebelahan mengalir kearah yang berlawanan, meskipun tidak selamanya
demikian karena daun paling banyak terdapat di daerah yang jauh dari batang
pohon atau batang tumbuhan. Aliran floem pada umumnya mengarah ke batang
dan akar. Berbagai zat bergerak sepanjang protoplasma floem, tetapi yang paling
banyak biasanya adalah sukrosa. Tidak seperti xylem, sel- sel floem tetap hidup
saat melaksanakan fungsi transpornya.
Sukrosa, fruktosa dan asam amino biasanya bergerak dari daun menuju
batang dan akar tumbuhan melalui tabung tapis floem dalam suatu proses yang
dikenal sebagai translokasi. Mekanisme- mekanisme yang terlibat dalam transport
itu belum sepenuhnya dipahami. Pada bagian tertentu dari tumbuhan, arah aliran
translokasi pun tidak selalu sama. Bagian-bagian tumbuhan yang mengandung
nutrien organik berkadar tinggi cenderung mengekspor zat- zat tersebut dan
dianggap sebagai sumber (source) zat- zat itu. Organ-organ tumbuhan yang
miskin akan nutrient organik cenderung mengimpor zat- zat tersebut, dan
dianggap sebagai wadah pembuangan (sink) bagi zat- zat tersebut (Suyitno, 2006).
2.3.4. Pemuatan Floem
Pemuatan floem merupakan gula dari sel mesofil dan dari sumber gula
lainnya ke dalam elemen pembuluh tapis sebelum di translokasikan. Hal ini
menyebabkan konsentrasi larutan pada satu ujung sumber gula pembuluh tapis
meningkat yang menyebabkan penurunan potensial air. Pengisian floem
merupakan proses peningkatan konsentrasi gula pada sel-sel floem yang berada
dekat dengan sel-sel fotosintetik pada daun. Berdasarkan pengukuran terlihat
bahwa potensi osmotik sel-sel mesofil lebih tinggi dibanding pada pembuluh
floem karena bahan terlarut yang dominan baik pada sel mesofil maupun
pembuluh floem daun adalah sukrosa. Nilai potensi osmotik tersebut
mengisyaratkan bahwa konsentrasi sukrosa pada pembuluh floem lebih tinggi
dibanding pada sel-sel mesofil.
Sukrosa diangkut secara simplastik melalui plasmodesmata antara sel-sel
mesofil sampai ke sel mesofil yang berdampingan dengan sel peneman pada
jaringan floem. Masuknya sukrosa ke sel peneman tidak secara simplatik karena
pada dinding sel antara sel mesifil dengan sel peneman floem sangat jarang
terdapat palsmodesmata. Sukrosa sebelum masuk ke sel peneman harus terlebih
dulu disekresikan ke luar sitoplasma sel mesofil dengan menggunakan senyawa
asam p-khloromekuribenzen sulfonat (p-chloromercuribenzene sulfonic acid,
disingkat PCMBS) yang dapat menghambat serapan sukrosa. Senyawa PCMBS
tidsk dapat masuk ke sitoplasma, sehingga hambatan hanya terjadi pada ssaat
sukrosa berada pada apoplas.
Serapan sukrosa oleh sel peneman menyebabkan potensi osmotik
sitoplasma sel ini menjadi turun dan akan merangsang air untuk masuk secara
osmosis ke dalam sel ini dari sel-sel mesofil disekitarnya sehingga tekanan
internal pada sel peneman akan meningkat dan menimbulkan sukrosa bergerak
masuk ke pembuluh floem secara simplatik melalui plasmodesmata. Masuknya
larutan ini mengakibatkan tekanan internal pada pembuluh floem pada daun lebih
tinggi sehingga menjadi faktor pendorong aliran larutan floem yang berarti
terjadinya pengangkutan senyawa-senyawa yang terlarut di dalamnya. Proses
pengisian floem bersifat selektif. Pengisian floem ini membutuhkan energi
metabolik oleh sebab itu proses ini akan terhambat jika metabolisme untuk
menghasilkan ATP terhambat, akan tetapi proses pengangkutan di dalam
pembuluh floem tidak membutuhkan energi (Kusunaningrum, 2017).
2.3.5. Tekanan dalam Floem
Salah satu interpretasi translokasi dengan perspektif source-to-sink
memusatkan perhatian pada teori aliran tekanan (pressure flow theory). Menurut
pandangan ini, konsentrasi yang tinggi dari gula atau zat terlarut lainnya dalam
suatu kompartemen sumber menyebabkan pergerakan air menuju kompartemen
tersebut melalui osmosis. Hal itu meninggikan tekanan kompartemen tersebut dan
mendorong zat cair beserta zat- zat terlarut menuju kompartemen bersebelahan
yang tidak mengandung zat terlarut dalam konsentrasi tinggi. Saat zat terlarut
memasuki kompartemen kedua, zat terlarut pun akan menarik air dari daerah-
daerah disekitar sel karenanya terjadi peningkatan tekanan hidrostatik yang akan
mendorong air dan zat terlarut menuju kompartemen ketiga. Dengan demikian, zat
terlarut terus menginduksi peningkatan tekanan yang akan mendorong zat cair dan
zat- zat terlarut dari sumber awal menuju wadah pembuangan. Terdapat suatu
gradien sukrosa di sepanjang floem dan air menggerakkan zat- zat terlarut
sepanjang tabung tapis yang sambung menyambung. Keseluruhan proses itu
sebenarnya sangat kompleks, dan dalam beberapa kasus, mungkin transport aktif
melalui membrane sel- sel tapis juga berperan serta (Wiraaatmaja, 2016).

2.4. Mekanisme Penyekatan dan Pengendalian


2.4.1. Fotosintesis dan Permintaan Sink
Daun merupakan bagian tanaman yang menjadi tempat dihasilkannya
asimilat hasil fotosintesis. Daun dan semua jaringan tanaman yang berfotosintesis
disebut dengan source. Source merupakan jaringan yang mensuplai asimilat
sedangkan sink merupakan jaringan yang menampung atau menerima asimilat,
tetapi tidak aktif berfotosintesis, misalnya akar. Sistem transportasi mencakup
seluruh sistem pengangkutan pada tanaman, diantaranya adalah xylem, floem, sel-
sel penjaga serta konsentrasi ion K dan Na dalam jaringan. Kapasitas xylem
dalam mengangkut hara dan air dari dalam tanah ke lokasi source dapat
mempengaruhi produksi asimilat oleh source tersebut, demikian halnya dengan
floem dapat mempengaruhi besar kecilnya penimbunan asimilat di lokasi sink.
kemampuan sink untuk menarik asimilat disebut dengan sink strength. Sink
strength tiap-tiap organ sink akan berbeda berdasarkan fase pertumbuhannya. Sink
reproduktif merupakan sink yang memiliki sink strength yang paling kuat
dibandingkan dengan sink lainnya. Organ atau jaringan tanaman yang menjadi
tempat akumulasi sementara bahan kering untuk kemudian melepaskannya ke
bagian yang memanfaatkan bahan kering juga termasuk source. Bahan kering
hasil fotosintesis kemudian ditranslokasikan melalui floem ke bagian tanaman
yang membutuhkan (sink). Sink menggunakan asimilat untuk pertumbuhannnya
dan sebagian lagi untuk disimpan (Kurniawan et al., 2017).
2.4.2. Gradien akibat Proses Metabolik
Secara umum air bergerak di dalam jaringan karena adanya perbedaan
(gradien) tekanan, baik gradien potensial air, gradien tekanan hidrostatik maupun
karena gradien tekanan uap. Gradien potensial air biasanya terjadi apabila air
melewati membran sel seperti dari tanah/media ke dalam sel akar atau dari sel-sel
yang satu ke sel-sel lainnya. Gradien tekanan hidrostatik terjadi manakala air
bergerak tanpa melalui membran sel misalnya di dalam pembuluh xilem, yaitu
dari xilem akar ke xilem batang dan daun. Adapun gradien tekanan uap biasanya
terjadi di stomata daun di mana air berubah dari cairan menjadi uap. Dengan
demikian dalam sistem tumbuhan yang utuh ketiga jenis gradien ini terjadi dan
saling sambung menyambung. Di dalam sel-sel akar air harus masuk mulai dari
sel-sel epidermis akar, melewati korteks akar hingga ke jaringan pembuluh (xilem
akar).
Pergerakan air dari tanah ke dalam akar bisa terjadi melalui dua mekanisme,
yaitu air masuk melalui ruang-ruang antarsel, atau dikenal dengan jalur apoplas,
dan air masuk ke dalam sel epidermis akar, kemudian bergerak dari sel ke sel di
dalam jaringan korteks melalui benang-benang plasmodesmata, mekanisme ini
dikenal dengan jalur simplas. Kedua mekanisme ini bisa sama-sama terjadi
selama masih dalam jaringan korteks akar namun ketika sampai pada jaringan
endodermis, air dan garam mineral tidak lagi dapat melewati ruang-ruang antarsel
(jalur apoplas) karena pada jaringan endodermis terdapat garis kaspari. Garis
kaspari atau yang juga disebut pita kaspari (casparian strip) adalah penebalan
dinding sel yang mengandung suberin pada endodermis pada posisi radial.
Adanya garis kaspari menyebabkan air dan mineral yang masuk melalui jalur
apoplas menjadi terputus. Dengan demikian ketika sampai pada jaringan
endodermis, air hanya bergerak melalui jalur simplas, yaitu masuk ke dalam sel,
dan bukan lagi melalui ruang-ruang antarsel. Adanya jaringan yang bersuberin ini,
terutama pada jaringan endodermis akar yang sudah tidak mengalami
pertumbuhan (daerah diferensiasi) sedangkan pada jaringan endodermis akar yang
masih muda (beberapa mm di dekat ujung akar) belum terbentuk suberin
(Mulyani, 2006).
2.4.3. Pembongkaran Muatan Floem
Peristiwa dari pembongkaran floem ini menyebabkan gradien konsentrasi
gula lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi gula dalam pembuluh tapis.
Peristiwa ini terjadi di ujung pengguna gula dalam pembuluh tapis. Akumulasi
sukrosa didalam tabung tapis disebut sebagai pemuatan cairan floem (phloem
loading) dan dapat terjadi dengan dua cara yaitu simplastik atau pergerakan
langsung sukrosa dari sel-sel mesofil daun menuju sel-sel antara unsur tapis
melalui plasmodesmata (banyak sekali hubungan plasmodesmata antara mesofil/
sel selundang pembuluh dengan sel-sel antara). Pemuatan floem secara apoplastik
menggunakan pompa proton ATPase untuk menghasilkan gradient proton.
Sukrosa ditanslokasikan melawan gradiem konsentrasi melalui protein pembawa
H+ sukrosa secara simport ke dalam sel penyerta. Floem akan membongkar
sukrosanya pada ujung sink suatu pembuluh tapis. Proses ini melibatkan transport
aktif, melalui transport dengan hydrogen menuruni suatu gradien proton
(Mawarni, 2010).
2.4.4. Pengangkutan yang Diarahkan Hormon
Senyawa hormon tumbuhan contohnya auksin, giberelin, sitokinin berperan
sebagai signal kimia yang mempengaruhi proses transport antara source dan sink.
Hormon-hormon tumbuhan diduga terlibat dalam pengaturan pemuatan maupun
pembongkaran bahkan salah satu hormone tumbuhan seperti asam jasmonat juga
terlibat dalam proses pengaturan alokasi fotosintat sebagai respon terhadap
patogen. Contoh terjadi pada Transport auksin polar yaitu transportasi atau
pengangkutan yang diatur oleh hormon auksin tanaman. Transport ini termasuk
transpot aktif, hormon diangkut secara sel ke sel dan salah satu fitur utama dari
transportasi adalah asimetri dan arahnya (Kurniawan et al., 2017).
2.4.5. Kepekaan Turgor dalam Pengangkutan Gula (Karbohidrat)
Pengangkutan air dan hasil fotosintesis dalam tubuh tumbuhan melibatkan
osmosis, transport aktif dan difusi fasilitasi. Transpor aktif merupakan
pengangkutan zat-zat menembus membran impermeabel dan melawan gradien
konsentrasi, dengan bantuan energi dari ATP dan protein kotranspor. Difusi
fasilitasi adalah pengangkutan molekul atau ion-ion menembus membrane
sepanjang gradien konsentrasi oleh sistem pembawa tanpa bantuan ATP. Apabila
konsentrasi air diluar sel lebih tinggi, maka air akan masuk kedalam sel hingga
keadaan sel menjadi turgid. Apabila jika dengan gula (zat terlarut) yang
konsentrasinya lebih tinggi diluar sel daripada yang berada di dalam sel maka zat
terlarut tersebut akan masuk kedalam sel akan tetapi zat terlarut itu tidak membuat
sel menjadi turgid (Mulyani, 2006).
2.4.6 Penentuan Komposisi Buah dan Sayur
Berdasarkan segi nutrisi, buah dan sayur lebih banyak berperan sebagai
sumber vitamin, mineral-mineral baik makro dan mikro serta sumber serat.
Komponen utama dari buah dan sayur antara lain karbohidrat, air, vitamin,
mineral dan protein. Pada buah kelompok karbohidrat yang paling banyak
ditemukan adalah dalam bentuk glukosa dan fruktosa, sedangkan pada sayuram
kebanyakan dalam bentuk pati. Dalam perkembangannya dewasa ini, meskipun
sebagian sudah diketahui sejak lama mengenai hubungan buah dan sayur pada
bidang kesehatan semakin luas yang dapat dilihat dari perannya sebagai sumber
nutrisi vitamin dan mineral.
Komponen penting yang terkandung pada buah dan sayur sebagian berperan
sebagai komponen pembentuk warna, pembentuk dinding sel, pembentuk cita rasa
pada buah dan sayur dan lain sebagainya. Penentuan komposisi buah dan sayur
dapat dilakukan dengan cara titrasi. Titrasi merupakan suatu proses analisis
dimana suatu volume larutan standar ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan
mengetahui komponen yang tidak dikenal. Iodometri merupakan salah satu
metode analisis kuantitatif voume secara oksidimetri dan reduksimetri melalui
proses titrasi (Rohman, 2009).
BAB III
KESIMPULAN

Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan makalah ini
antara lain sebagai berikut :
1. Pengangkutan linarut organic dapat dilakukan secara difusi dan osmosis.
2. Aliran massa terjadi akibat adanya gaya tarik menarik antara molekul-
molekul air yang digerakkan oleh lepasnya molekul air melalui penguapan
(transpirasi).
3. Laju pengangkutan melalui pembuluh floem ke suatu organ secara
sederhana dapat diestimasi dengan cara menghitung penambahan berat
organ selama kurun waktu tertentu kemudian diukur luas penampang
melintang dari pembuluh floem.
4. Pemuatan floem merupakan gula dari sel mesofil dan dari sumber gula
lainnya ke dalam elemen pembuluh tapis sebelum di translokasikan.
5. Source jaringan yang mensuplai asimilat sedangkan sink jaringan yang
menampung atau menerima asimilat, tetapi tidak aktif berfotosintesis.
6. Secara umum air bergerak di dalam jaringan karena adanya perbedaan
(gradien) tekanan.
7. Peristiwa dari pembongkaran floem ini menyebabkan gradien konsentrasi
gula lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi gula dalam pembuluh
tapis.
8. Berbagai senyawa hormon tumbuhan berperan sebagai signal kimia yang
mempengaruhi proses transport antara source dan sink.
9. Apabila konsentrasi air diluar sel lebih tinggi, maka air akan masuk kedalam
sel hingga keadaan sel menjadi turgid.
10. Buah dan sayur lebih banyak berperan sebagai sumber vitamin, mineral-
mineral baik makro dan mikro serta sumber serat.
DAFTAR PUSTAKA

Heriyanto, N.M., &Subiandono, E. 2016. PenyerapanPolutanLogamBerat (Hg,


Pb, dan Cu) oleh Jenis-Jenis Mangrove. Jurnal Pendidikan Hutan dan
Konservasi Alam. 8(2):177-188.

Kurniawan, D., Hanum, C., Aziz, L., Siregar, M. 2017. Morfofisiologi Akar
melalui Interval Penyiraman, Pemberian Mikoriza dan Modifikasi Media
Tanam pada Pembibitan Kakao. Jurnal Pertanian Tropik. 4(3): 209-211.

Kusumaningrum, R. 2017. Peranan Xilem dan Floem dalam Pertumbuhan dan


Perkembangan Tumbuhan. Jurnal Pendidikan Biologi Universitas Negeri
Yogyakarta. 12(3): 76-80.

Mawarni, L. 2010. Absorbsi dan Translokasi Unsur Hara. Skripsi. Medan:


Fakultas Pertanian USU.

Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Kanisius.

Rohman, Abdul. 2009. Penangkapan Radikal 2,2-Difenil-1-Pikril Hidrazil Olah


Ekstrak Buah Psidium guajava L. dan Averrhoa carambola L. Jurnal Ilmu
Kefarmasian Indonesia. 7(1):5.

Suroso, A.Y., dan Anna P. Kardiawarman. 2003. EnsiklopediSanins dan


Kehidupan. Jakarta: Tarity Samodra Berlian.

Suyitno. 2006. Penyerapan Zat dan Transportasi Pada Tumbuhan. Yogyakarta:


FMIPA UNY.

Wiraatmaja, W. 2016. Pergerakan Hara Mineral dalam Tanaman. Bahan Ajar.


Program Studi Agroekotoknologi Fakultas Pertanian UNUD.

Anda mungkin juga menyukai