Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH FISIOLOGI TUMBUHAN

“Transportasi dan Translokasi Pada Tumbuhan”

Disusun sebagai tugas Fisiologi Tumbuhan


Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UM Jember

Oleh:
Kelompok
Siti Kamilah 1710211003
Khoiriyah 1710211008
Desy Dwi W. 1710211024
Abdilah Dani R. 1710211025

Dosen Pembina:
Ir. Elfien Heriyanto M.P
.

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum wr. wb.


Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
khususnya bagi kami yang telah menyelesaikan makalah yang berjudul “Transportasi dan
Translokasi Pada Tumbuhan” sebagai tugas mata kuliah fisiologi tumbuhan.
Penulisan makalah ini, tidak didapatkan kendala - kendala, sehingga penyelesaiannya dapat
dikerjakan dengan baik. Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
sebagai pembimbing, orang tua dan semua orang yang terlibat yang telah memberikan dorongan
dan motivasi sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna maka dari
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
yang kami buat. Semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca.
Wasssalamu ‘alaikum wr. wb

Jember , 09 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................... 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................................... 3
2.1 Pengertian Transportasi Pada Tumbuhan ........................................................ 3
2.2 Jenis-Jenis Transportasi Pada Tumbuhan ........................................................ 4
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Transportasi Pada Tumbuhan .......................... 7
2.4 Pengertian Translokasi Pada Tumbuhan ........................................................ 11
2.5 Mekanisme Pola Translokasi Pada Tumbuhan .............................................. 12
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 16

ii
BAB l
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap tumbuhan memerlukan beberapa zat dari lingkungannya, terutama air, mineral,
oksigen, dan karbon dioksida. Oksigen dan karbon dioksida dari udara diambil oleh
tumbuhan tingkat tinggi melalui daun. Air dan garam mineral yang terkandung di dalam
air diserap tumbuhan dari dalam tanah melalui rambut akar. Unsur-unsur makro dan
mikro yang diperlukan oleh tumbuhan diserap dalam bentuk ion-ion dari garam yang
terlarut di dalam air
Tumbuhan merupakan mahluk hidup yang tidak bergerak secara aktif melainkan
gerakannya bersifat pasif. Tumbuhan memang tidak memiliki alat gerak seperti kaki dan
tangan yang terdapat pada hewan dan manusia, tetapi organ-organ mereka sangatlah
kompleks untuk dipelajari. Ada beberapa tumbuhan yang sudah sepenuhnya berkembang
menjadi tumbuhan lengkap yang memiliki daun, akar, batang, bunga dan buah. Ada juga
tumbuh-tumbuhan yang tidak memiliki beberapa organ-organ tersebut.
Namun, di setiap tumbuhan tersebut pasti ada jaringan pengangkutan terpenting yang
terdiri dari xylem dan phloem. Kedua jaringan tersebut berperan sangat penting bagi
proses kehidupan sebuah tanaman dan berperan untuk mengambil air dari dalam tanah
dan kemudian menyebarkannya ke seluruh bagian tanaman agar semua organ tanaman
dapat berkembang secara maksimal. Proses ini yang dinamakan dengan transportasi dan
tranlokasi pada tumbuhan.
Transport air dan hara terutama dapat berlangsung melalui xilem, dari akar ke daun
(tajuk), sedangkan transport fotosintat (translokasi) terjadi dalam pembuluh floem. Dalam
tumbuhan tingkat tinggi, sistem pembuluh mempunyai peranan utama dalam transport
zat-zat dari satu jaringan atau organ ke jaringan lain.. Adanya pembagian tugas (missal
fotosintesis) dan akar untuk absorbs air dan mineral, bergantung pada sistem pembuluh
sebagai penghubung yang menghantarkan hasil-hasil fotosintesis ke akar, dan air serta
hara mineral ke daun. Transpor pada tingkat seluler bergantung pada permeabilitas
selektif membran. Protein transpor tertentu memungkinkan sel tumbuhan
mempertahankan lingkungan internalnya yang berbeda dari lingkungan sekitarnya.
Pompa proton berperan penting dalam transpor melewati membran tumbuhan. Potensial
membran dan gradien H+ yang dihasilkan oleh pompa proton dimanfaatkan untuk
menggerakkan transpor berbagai zat terlarut.

1
Perbedaan potensial air menggerakkan transpor air pada sel tumbuhan. Zat terlarut
menurunkan potensial air, sementara tekanan meningkatkan potensial air. Air mengalir
melalui osmosis dari suatu kompartemen dengan potensial air yang lebih tinggi ke
kompartemen dengan potensial air yang lebih rendah. Akuaporin, saluran spesifik untuk
mengangkut air pada membran kemungkinan bisa membantu mengatur laju osmosis.
Sebuah sel yang membengkak menyesuaikan potensial air lingkungan sekitarnya ketika
dinding sel itu memberikan tekanan yang melawan kecenderungan sel untuk mengambil
air karena potensial zat terlarutnya.
Sel-sel tumbuhan yang bervakuola memiliki tiga kompartemen utama. Membran
plasma mengatur transpor antara sitosol dan larutan dinding, sementara tonoplas mengatur
transpor antara sitosol dan vakuola.
Simplas dan apoplas berfungsi dalam transpor di dalam jarigan dan organ. Simplas
adalah rangkaian sitosol yang dihubungkan oleh plasmodesmata. Apoplas adalah
rangkaian dinding sel. Aliran massal (bulk flow) berfungsi dalam transpor jarak jauh.
Transpor getah xilem dan getah floem disebabkan oleh perbedaan tekanan pada ujung
yang berlawanan pada pembuluh, yaitu pada pembuluh xilem dan pembuluh tapis.
Dibawah akan dibahas secara signifikan tentang proses terjadinya transportasi dan
translokasi pada tumbuhan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian transportasi Pada tumbuhan?
2. Apa jenis-jenis transportasi Pada tumbuhan ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi transportasi pada tumbuhan?
4. Apa pengertian dari translokasi pada tumbuhan ?
5. Bagaimana mekanisme pola translokasi pada tumbuhan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian transportasi pada tumbuhan
2. Untuk mengetahui jenis-jenis transportasi Pada tumbuhan
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi transportasi pada tumbuhan
4. Untuk mengetahui pengertian dari translokasi pada tumbuhan
5. Untuk mengetahui mekanisme pola translokasi pada tumbuhan

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Tumbuhan merupakan salah satu mahkluk hidup yang terdapat di alam semesta. Selain itu
tumbuhan adalah mahkluk hidup yang memiliki daun, batang,dan akar. Tumbuhan dalam
pertumbuhan dan perkembanganya tidak terlepas dari proses transportasi dan translokasi pada
tumbuhan.
2.1 Pengertian Transportasi Pada Tumbuhan
Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat ke seluruh
bagian tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat rendah (misal ganggang) penyerapan air
dan zat hara yang terlarut di dalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada
tumbuhan tingkat tinggi (misal spermatophyta) proses pengangkutan dilakukan
pembuluh pengangkut yang terdiri dari xylem dan phloem.
Tumbuhan memperoleh bahan dari lingkungan untuk hidup berupa O2, CO2, air dan
unsur hara. Kecuali gas O2 dan Co2 zat diserap dalam bentuk larutan ion. Mekanisme
proses penyerapan dapat belangsung karena adanya proses imbibisi, difusi, osmosis dan
transpor aktif.

Gambar 1.Transportasi Pada Tumbuhan


Sumber : file:///C:/Users/DESY/Downloads/90704166-Transportasi-Dan-Translokasi.pdf
1. Imbibisi
Merupakan penyusupan atau peresapan air ke dalam ruangan antar dinding sel,
sehingga dinding selnya akan mengembang. Misal masuknya air pada biji saat
berkecambah dan biji kacang yang direndam dalam air beberapa jam.
2. Difusi

3
Yaitu perpindahan ion/ molekul (gas) dari konsentrasi tinggi (hipertonik) ke
konsentrasi rendah (hipotonik) dengan atau tanpa membran semipermiabel. Dengan
demikian, difusi terjadi karena perbedaan konsentrasi. Adanya perbedaan konsentrasi
tersebut akan menimbulkan tekanan pada molekul-molekul, sehingga molekul-
molekul itu menyebar. Tekanan yang ditimbulkan oleh adanya perbedaan konsentrasi
itu disebut tekanan difusi. Misal pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 saat
pernafasan, penyebaran setetes tinta dalam air.
3. Osmosis
Proses perpindahan air dari daerah yang berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke
daerah yang berkonsentrasi tinggi (hipertonik) melalui membran semipermiabel.
Membran semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air
dan zat tertentu yang larut di dalamnya. Keadaan tegang yang timbul antara dinding
sel dengan dinding isi sel karena menyerap air disebut turgor, sedang tekanan yang
ditimbulkan disebut tekanan turgor. Untuk sel tumbuhan bersifat selektif
semipermiabel. Setiap sel hidup merupakan sistem osmotik. Jika sel ditempatkan
dalam larutan yang lebih pekat (hipertonik) terhadap cairan sel, air dalam sel akan
terhisap keluar sehingga menyebabkan sel mengkerut. Peristiwa ini disebut
plasmolisis.
4. Transpot Aktif
Merupakan system transportasi suatu molekul melintasi membrane dengan
menggunakan energy ATP. System transport ini melibatkan pertukaran ion Na+ dan
K+. disamping itu, proses itu juga melibatkan peranan protein pembawa yang dikenal
sebagai protein kontraspor. Protein ini mengangkut ion Na+ bersama-sama denga
molekul lain seperti gula dan asam amino dari luar sel ke dalam sel. Misal
perpindahan air dari korteks ke stele.
2.2 Jenis-Jenis Transportasi Pada Tumbuhan
Setiap tumbuhan memiliki sistem transportasi baik itu tumbuhan dikotil maupun
tumbuhan monokotil. Tumbuhan sangat bergantung pada sistem transportasi yang terjadi
didalam tumbuhan guna mempertahankan kelangsungan hidupnya. Yang dimaksud
dengan sistem transportasi sendiri adalah terjadinya proses pengambilan air dan mineral
dari dalam tanah yang merupakan sumber utama makanan pada tumbuhan, hingga
mengedarkannya keseluruh bagian yang ada pada tumbuhan tersebut.

4
Dengan sistem transportasi tersebut, air dan mineral yang terkandung dalam tanah
bisa masuk kedalam tubuh tumbuhan. Air dan mineral yang telah masuk akan diproses
menjadi nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman dengan cara fotosintesis disalam daun
dengan bantuan sinar matahari. Sistem pengangkutannya pada tumbuhan digolongkan
menjadi dua yaitu:
a. Pengangkutan pada tumbuhan tingkat rendah
Pada tumbuhan tingkat rendah, proses mekanisme transportasi air dan mineral tidak
dilakukan dalam pembuluh jaringan. Transportasi air dan mineral dilakukan oleh semua
organ yang ada pada tumbungan tersebut. Setiap tanaman membutuhkan air dan mineral
untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Tidak hanya air, zat-zat yang
dibutuhkan oleh tumbuhan tersebut misalnya oksigen, karbon dioksida, air, dan mineral.
a. Pengangkutan pada tumbuhan tingkat tinggi
Sistem pengangkutan air ini melalui serabut serabut akar dan dilanjutkan ke
bagian batang pada tanaman, lalu di teruskan hingga ke seluruh bagian dari tanaman
tersebut. Pengangkutan air dan mineral dengan sistem Ekstravaskular mengangkut air
dan garam mineral dari dalam tanah melelui akar. Sedangkan Pengangkutan air dan
mineral dengan sistem Intravaskular, melanjutkan pengangkutan air dan mineral dari
akar menuju keseluruh bagian tamanan.
Pada tumbuhan tingkat tinggi terdapat dua macam cara pengangkutan air dan
garam mineral yang diperoleh dari tanah yaitu secara eksternal dan intravaskuler.
1. Transportasi Ekstravaskuler
Dalam proses pengangkutan, tumbuhan dapat menyerap air dari tanah ke
dalam tubuh melewati satu sel ke sel lainya secara horizontal. Proses ini dinamakan
pengankutan ekstravaskuer maksudnya pengangkutan air dimulai dengan penyerapan
oleh bulu akar, kemudian masuk menuju sel-sel epidermis dari sel epidermis, air
menuju korteks dan didistribusikan menuju sel-sel untuk proses metabolisme tubuh.
Pengangkut ekstravaskuler merupakan pengangkutan yang berlangsung diluar berkas
pembuluh. Pengangkutan sistem pengangkutan ekstravaskuler dibedakan menjadi:
a) Simplas adalah bergeraknya air dan garam mineral dari sel ke sel
melalui plasmodesmata. Plasmodesmata adalah saluran yang menghubungkan
protoplasma suatu sel dengan protoplasma sel lainya. Pada jalur simplas, air dapat
mencapai xylem bahkan silinder pusat.

5
Gambar : Simplas
b) Apoplas adalah bergeraknya air dan garam mineral melalui ruang antar sel. Air
melalui jalur ini tidak dapat sampai ke xylem karena terhalang oleh bagian
endodermis yang memiliki penebalan dinding sel yang disebut pita kaspari.
Untuk menembus halangan ini, air harus dipompa agar dapat melalui sel-sel
endodermis. Pergerakan air tersebut akhirnya menjadi jalur simplas karena
melalui sel-sel peresap (sel-sel penerus).

Gambar : Pengakutan Ekstravaskuler


2. Transportasi Intravaskuler
Pengangkutan intravaskuler berbeda dengan pengangkutan ekstravaskuler
istilah intravaskuler dari kata intra yang berarti “ dalam” dan vaskuler yang berarti
“pembuluh”. Pengangkutan intravaskuler adalah pengangkutan air dan zat terlarut
yang terjadi dalam berkas pembuluh xylem dan floem secara vertical. Vertical adalah
pengangkutan air dan zat terlarut oleh xylem dari menuju daun oleh xylem. Vertical
adalah pengangkutan air da zat terlarut oleh xylem menuju daun. Sebaliknya,
pengangkutan zat makanan diangkat dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan dilakukan
oleh floem. Air dan mineral dalam tanah masuk melalui bulu-bulu akar-epidermis-
korteks-endodermis perisikel dan akhirnya masuk ke xylem. Di dalam pembuluh
xylem air dan mineral diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan.

6
Gambar : Proses Pengangkutan intravaskuler
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Transportasi Pada Tumbuhan
Faktor-Faktor yang memperngaruhi pengangkutan air pada tumbuhan melalui
pembuluh xilem adalah :
1. Tekanan Akar
Akar tumbuhan menyerap air dan garam mineral baik siang maupun malam.
Pada malam hari, ketika transpirasi sangat rendah atau bahkan nol, sel-sel akar masih
tetap menggunakan energi untuk memompa ion – ion mineral ke dalam xylem. Air
akan mengalir masuk dari korteks akar, menghasilkan suatu tekanan positif yang
memaksa cairan naik ke xylem. Dorongan getah xylem ke arah atas ini disebut gaya
tekanan akar (roof pressure). Tekanan akar juga menyebabkan tumbuhan mengalami
gutasi, yaitu keluarnya air yang berlebih pada malam hari melalui katup pelepasan
(hidatoda) pada daun. Biasanya air yang keluar dapat kita lihat pada pagi hari berupa
tetesan atau butiran air pada ujung-ujung helai daun rumput atau pinggir daun kecil
herba (tumbuhan tak berkayu) dikotil.

7
Gambar 3. Morfologi akar
(Sumber: Diktat )
Rambut akar mengambil air dari dalam tanah secara osmosis. Osmosis adalah
gerakan air dari larutan yang kurang pekat (cair) ke larutan yang lebih pekat melalui
selaput semipermeabel. Selaput semipermeabel adalah selaput yang hanya dapat
dilalui oleh air. Rambut akar mengambil air secara osmosis karena dinding-dinding
selnya bersifat semipermeabel dan cairan selnya lebih pekat dari pada air tanah. Saat
rambut akar menyerap air, cairan sel rambut akar akan menjadi lebih encer daripada
cairan sel-sel yang terletak disebelah dalam rambut akar. Karena sel bagian dalam
lebih pekat, maka sel bagian dalam akan menyerap air dari rambut akar. Dengan cara
ini, air akan bergerak dari sel ke sel sampai pada pembuluh kayu.
Pergerakan air secara osmosis dari sel ke sel pada akar menimbulkan suatu
tekanan yang disebut tekanan akar. Tekanan akar akan mendorong air sehingga naik
ke pembuluh kayu di batang. Tekanan akar tampak pada sebagian besar tumbuhan,
tapi hal ini terjadi jika tanah cukup lembab, dan bila kelembaban udara tinggi artinya
ketika transpirasi sedang sangat rendah. Tetesan air akan terlihat keluar dari bukaan
(hidatoda) pada ujung atau tepi daun rerumputan atau daun arbei. Fenomena itu
disebut gutasi. Jika tumbuhan ditempatkan pada kondisi atmosfer yang cukup kering,
atau di tanah yang berkelembapan rendah atau sekaligus dalam kedua keadaan
tersebut, maka tekanan akar tidak muncul sebab air dalam batangnya berada di bawah
tegangan dan bukan di bawah tekanan (Salisbury, F. B. & C. W. Ross, 1995: 103).
2. Kapilaritas Batang
Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya cairan di dalam pipa kapiler atau
pipa kecil. Kapilaritas disebabkan oleh interaksi molekul-molekul di dalam zat cair.
Di dalam zat cair molekul-molekulnya dapat mengalami gaya adhesi dan kohesi.
Gaya kohesi adalah tarik-menarik antara molekul-molekul di dalam suatu zat cair
sedangkan gaya adhesi adalah tarik menarik antara molekul dengan molekul lain
yang tidak sejenis. Apabila adhesi lebih besar dari kohesi seperti pada air dengan
permukaan gelas, air akan berinteraksi kuat dengan permukaan gelas sehingga air
membasahi kaca dan juga permukaan atas cairan akan melengkung (cekung).
Keadaan ini dapat menyebabkan cairan dapat naik ke atas oleh tegangan permukaan
yang arahnya keatas sampai batas keseimbangan gaya ke atas dengan gaya berat
cairan tercapai. Jadi air dapat naik keatas dalam suatu pipa kecil yang biasa disebut
pipa kapiler. Jadi, kapilaritas sangat tergantung pada kohesi dan adhesi. Air naik

8
dalam pembuluh pipa kapiler dikarenakan adhesi sedangkan raksa turun dalam
pembuluh pipa kapiler dikarenakan kohesi.
Inilah yang terjadi pada proses pengangkutan pada tumbuhan. Pembuluh xylem
yang terdapat pada batang dan akar tumbuhan dianggap sebagai pipa kapiler. Air akan
naik melalui pembuluh kayu (xylem) sebagai akibat dari gaya adhesi antara dinding
pembuluh kayu dengan molekul air.
Pengangkutan air melalui pembuluh kayu (xylem), terjadi karena pembuluh
kayu tersusun seperti rangkaian pipa-pipa kapiler. Dengan kata lain, pengangkutan air
melalui xylem mengikuti prinsip kapilaritas. Daya kapilaritas disebabkan karena
adanya kohesi antara molekul air dengan air dan adhesi antara molekul air dengan
dinding pembuluh xylem. Baik kohesi maupun adhesi ini menimbulkan tarikan
terhadap molekul air dari akal sampai ke daun secara bersambungan.
Air yang sudah sampai ke pembuluh kayu batang akan terus naik hingga ke
daun. Naiknya air pada pembuluh kayu batang disebabkan oleh adanya kapilaritas
batang. Kapilaritas menyebabkan naiknya cairan ke dalam tabung yang sempit, yang
terjadi karena zat cair tersebut membasahi dinding tabung (dengan adanya adesi) lalu
tertarik ke atas. (Salisbury, F. B. & C. W. Ross, 1995: 104).
Cara kerja kapilaritas ini seperti sumbu kompor yang direndam di dalam cairan
(air atau minyak). Walaupun hanya bagian bawah sumbu yang terendam cairan,
bagian atas sumbu dapat menjadi basah karena cairan merembes dari bagian bawah ke
bagian atas. Kapilaritas pada pembuluh kayu ini dapat terjadi karena pembuluh kayu
merupakan pembuluh yang sangat halus berupa pipa-pipa kapiler. Pembuluh xilem
dapat kita pandang sebagai pembuluh kapiler, sehingga air naik di dalamnya sebagai
akibat adanya adhesi antara dinding xilem dengan molekul-molekul air.
3. Daya Hisap Daun (Tarikan Transpirasi)
Daya hisap daun adalah timbulnya tarikan terhadap air yang ada pada sel– sel di
bawahnya dan tarikan ini akan diteruskan molekul demi molekul, menuju ke bawah
sampai keseluruh kolom air pada xilem sehingga menyebabkan air tertarik ke atas dari
akar menuju ke daun. Proses tersebut juga biasa disebut dengan transpirasi. Dengan
adanya transpirasi membantu tumbuhan dalam proses penyerapan dan transportasi air
di dalam tumbuhan. Adapun transpirasi itu sendiri merupakan mekanisme pengaturan
fisiologis yang berhubungan dengan proses adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan.

9
Daya hisap daun mempunyai peranan penting sehingga air tanah dapat naik ke
atas. Air bergerak secara vertikal melalui pembuluh xilem melawan grafitasi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi daya hisap daun antara lain:
a) Intensitas cahaya, semakin tinggi intesitas cahaya matahari yang diterima daun,
maka kecepatan transpirasi juga akan semakin tinggi.
b) Temperatur udara, makin tinggi temperatur maka kecepatan transpirasi akan
semakin tinggi.
c) Kelembaban udara, jika kelembaban udara disekitar tanaman tinggi justru terjadi
perlambatan dalam transpirasi. Jika kelembaban rendah (kering) transpirasi akan
berlangsung cepat.
d) Kandungan air tanah, jika kandungan air tanah banyak maka potensial air tanah
akan lebih tinggi daripada di dalam sel-sel xylem sehingga laju transpirasi akan
meningkat (tinggi). Jika air tanah sedikit maka penyerapan akar juga akan lambat
dan tidak seimbang dengan kecepatan transpirasi.
Air di dalam daun dapat keluar melalui stomata. Keluarnya air tersebut melalui
proses transpirasi (penguapan). Transpirasi menyebabkan cairan sel pada daun
menjadi lebih pekat, sehingga sel daun menyerap air dari pembuluh kayu pada tulang
daun. Air yang diambil dari pembuluh kayu daun akar digantikan oleh air dari
pembuluh kayu batang. Air di pembuluh kayu batang akan digantikan oleh air dari
pembuluh kayu akar. Seluruh proses tersebut akhirnya menimbulkan aliran air terus
menerus dari akar sampai ke daun. Tenaga yang ditimbulkan dari proses transpirasi
disebut daya hisap daun.

4. Pengaruh sel-sel yang hidup


Sel-sel hidup yang menyusun tubuh tumbuhan memerlukan air, sehingga di
dalam sel akan selalu kekurangan air dan menyerap dari sekitarnya.

10
Gambar : Pengaruh sel-sel yang hidup
2.4 Pengertian Translokasi Pada Tumbuhan
Proses pengangkutan bahan makanan dalam tumbuhan dikenal dengan translokasi.
Translokasi merupakan pemindahan hasil fotosintesis dari daun atau organ tempat
penyimpanannya ke bagian lain tumbuhan yang memerlukannya. Jaringan pembuluh
yang bertugas mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan adalah floem.
Zat terlarut yang paling banyak dalam getah floem adalah gula, terutama sukrosa. Selain
itu, di dalam getah floem juga mengandung mineral, asam amino,dan hormon, berbeda
dengan pengangkutan pada pembuluh xilem yang berjalan satu arah dari akar ke daun,
pengangkutan pada pembuluh floem dapat berlangsung kesegala arah, yaitu dari sumber
gula (tempat penyimpanan hasil fotosintesis) ke organ lain tumbuhan yang
memerlukannya. Satu pembuluh tapis dalam sebuah berkas pembuluh bisa membawa
cairan floem dalam satu arah sementara cairan didalam pipa lain dalam berkas yang sama
dapat mengalir dengan arah yang berlainan. Untuk masing – masing pembuluh tapis, arah
transport hanya bergantung pada lokasi sumber gula dan tempat penyimpanan makanan
yang dihubungkan oleh pipa tersebut.
Pada prinsipnya, floem merupakan jaringan parenkim.Tersusun atas beberapa tipe
sel yang berbeda, yaitu buluh tapis, sel pengiring, parenkim, serabut, dan sklerenkim.
Floem juga dikenal sebagai pembuluh tapis, yang membentuk kulit kayu pada batang.
Unsur penyusun pembuluh floem terdiri atas dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve plate)
berupa sel tunggal dan bentuknya memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang serupa
pipa. Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula, asam amino
serta hasil fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.

11
Gambar : Struktur Floem
Sumber : http://www.nafiun.com/2012/11/struktur-dan-fungsi-jaringan-xilem-dan-
floem.html
2.5 Mekanisme Dan Pola Translokasi Pada Tumbuhan
Sejak lama para ahli fisiologi tumbuhan bermaksud mengukur langsung translokasi
dalam system pengangkutan dengan cara mengikuti pergerakan bahan bertanda. Mula –
mula menggunakan zat warna : fluoresein bergerak dengan mudah dalam sel floem dan
masih digunakan sebagai perunut yang efektif. Virus dan herbisida juga pernah
digunakan. Penggunakan fosfor, belerang, klorin, kalsium, stronsium, rubidium, kalium,
hydrogen dalam kajian ini, namun hingga saat ini nuklida radioaktif yang paling
penting.Perunut radioaktif bisa dilacak perjalannya dengan pelacak radiasi yang
disentuhkanpada batang atau bagian lain dari tumbuhan. Metode lainnya adalah
autoradiografi. Tumbuhan diletakkan bersinggungan dengan sehelai film sinar –X selama
beberapa hari hingga bulan. Kemudian,film tersebut dikembangkan dan ditemui letak
radioaktivitasnya pada tanaman tersebut.
Model E. Munch di Jerman pada tahun 1926 adalah model pengangkutan floem
yang dianut sampai sekarang. Konsepnya yaitu model aliran–tekanan. Menggunakan dua
osmometer. Osmometer yang dilakukan di laboratorium direndam dalam larutan.
Osmometer pertama berisi larutan yang lebih pekat daripada larutan sekitar, osmometer
kedua berisi larutan kurang pekat dari osmometer pertama dan harus lebih pekat dari
medium sekelilingnya. Osmometer pertama dialokasikan dengan daun (sebagai sumber);
sedangkan osmometer kedua dialokasikan dengan organ-organ penerima (sebagai
limbung, misal buah, jaringan meristem, dan akar). Perbedaan antara model osmometer
dengan pengangkutan floem yang sesungguhnya terletak pada sumber dan lingbungnya.
Pada daun, bahan terlarut yang telah terangkut segera ditambahkan kembali dari hasil
fotosintesis (phloem loading); dan bahan terlarut yang telah sampai ke limbung akan
dikeluarkan dari pembuluh floem (phloem unloading). Dimanfaatkan untuk pertumbuhan

12
atau ditimbun di organpenampung, misalnya dalam bentuk pati atau lemak. Larutan
perendam pada osmometer setara dengan bagian apoplas tanaman, yakni dinding sel dan
pembuluh xylem.
Pengangkutan hasil fotosintesis (translokasi) keseluruh bagian tumbuhan melalui
floem merupakan transportasi simplas karena floem merupakan sel hidup. Bagian floem
yang berperan utama dalam pengangkutan hasil fotosintesis adalah komponen pembuluh
tapis yang berupa sel memanjang berbentuk silindris yang bersatu dibagian ujung
membentuk suatu pembuluh. Bukti hasil fotosintesis diangkut melalui adalah
pengelupasan kulit pada cangkok, penyadapan getah karet getah damar dan nira.
Translokasi terjadi apabila dua benang kromosom patah setelah terkena energi radiasi,
kemudian patahan benang kromosom bergabung kembali dengan cara baru. Patahan
kromosom yang satu berpindah atau bertukar pada kromosom yang lain sehingga
terbentuk kromosom baru yang berbeda dengan kromosom aslinya. Translokasi dapat
terjadi baik di dalam satu kromosom (intrachromosome) maupun antarkromosom
(interchromosome). Translokasi sering mengarah pada ketidakseimbangan gamet
sehingga dapat menyebabkan kemandulan (sterility) karena terbentuknya chromatids
dengan duplikasi dan penghapusan. Alhasil, pemasangan dan pemisahan gamet jadi tidak
teratur sehingga kondisi ini menyebabkan terbentuknya tanaman aneuploidi.
Translokasi dilaporkan telah terjadi pada tanaman Aegilops umbellulata dan
Triticum aestivum yang menghasilkan mutan tanaman tahan penyakit. Inversi terjadi
karena kromosom patah dua kali secara simultan setelah terkena energi radiasi dan
segmen yang patah tersebut berotasi 180o dan menyatu kembali. Kejadian bila
centromere berada pada bagian kromosom yang terinversi disebut pericentric ,
sedangkan bila centromere berada di luar kromosom yang terinversi disebut paracentric.
Inversi pericentric berhubungan dengan duplikasi atau penghapusan chromatid yang
dapat menyebabkan aborsi gamet atau pengurangan frekuensi rekombinasi gamet.
Perubahan ini akan ditandai dengan adanya aborsi tepung sari atau biji tanaman, seperti
dilaporkan terjadi pada tanaman jagung dan barley. Inversi dapat terjadi secara spontan
atau diinduksi dengan bahan mutagen, dan dilaporkan bahwa sterilitas biji tanaman
heterosigot dijumpai lebih rendah pada kejadian inversidaripada translokasi.
Mekanisme pengangkutan hasil fotosintesis ( translokasi ) pada floem antara lain
sebagai berikut:

13
1. Teori aliran sitoplasmaTranslokasi dapat terjadi karena adanya aliran sitoplasma di
dalam sel-sel melalui plasmodesmata. Adanya plasmodesmata memungkinkan
pengangkutan hasil fotosintesis secara difusi dari satu sel ke sel lain.
2. Teori aliran massa (tekanan ) oleh Erns Munch, 1930Translokasi terjadi karena
adanya perbedaan tekanan osmosis yang terjadi didalam pembuluh floem antar organ
yaitu daun, batang dan akar. Peningkatan kadar gula didalam floem daun akan
meningkatkan tekanan osmosis daun, sehingga larutan (hasil fotosintesis) akan
mengalir dari daun menuju ke akar.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat ke seluruh
bagian tubuh tumbuhan. Jenis-jenis transportasi pada tumbuhan dibagi menjadi dua yaitu
pada tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan tingkat tinggi. Pada tumbuhan tinggi dibagi
menjadi dua meliputi transportasi intravaskuler dan ekstravaskuler. Adapun faktor-faktor
yang mempengaruhi proses translokiasi pada tumbuhan meliputi tekanan akar, daya
hisap daun, kapilaritas batang dan pengaruh sel-sel yang hidup. Proses pengangkutan
bahan makanan dalam tumbuhan dikenal dengan translokasi. Translokasi merupakan
pemindahan hasil fotosintesis dari daun atau organ tempat penyimpanannya ke bagian
lain tumbuhan yang memerlukannya. Mekanisme translokasi dapat dibedakan menjadi
dua yaitu teori aliran sitoplasma dan teori aliran massa.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2019. Translokasi. Diambil dari Internet Online https://dokumen.tips/documents


/translokasi-pada-tumbuhan.html. Diakses pada tanggal 08 Oktober 2019 Pukul 20.50
WIB

Panji. 2012. Translokasi Pada tumbuhan. Diambil dari Internet Online https://
www.scribd.com/doc/113754948/Translokasi-Pada-Tumbuhan. Diakses pada tanggal
08 Oktober 2019 Pukul 21.00 WIB

Azizah, Nur.2019. Transportasi dan Translokasi Pada Tumbuahn. Diambil dari Internet
Onlinehttps://www.scribd.com/doc/90704166/Transportasi-Dan-Translokasi. Diakses
pada tanggal 08 Oktober 2019 Pukul 19.30 WIB

Anonim.2019. Jaringan Pengangkut. Diambil dari Internet Online http://file


.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196607161991011AMPRASTO
/bahan_kuliahe-learningantum/ Jaringan_Pengangkut_% 288%29.pdf. Diakses pada
tanggal 08 Oktober 2019 Pukul 20.45 WIB

Uswah.2012. Makalah Fistum Pengangkut Air. Diambil dari Internet Online


https://www.academia.edu/12129889/Makalah_Fistum_Pengangkutan_Air. Diakses
pada tanggal 08 Oktober 2019 Pukul 20.49 WIB

Putra, Ketut.2009. Pengaruh Tekanan Akar Terhadap Proses Naiknya Air Pada Tanaman.
Diakses Pada Tanggal https://www.kompasiana.com /ikpj/54ff41d0a33311954a50fa5
1/pengaruh-tekanan-akar-terhadap-proses-naiknya-air-pada-tanaman?page=all. Diakse
s pada tanggal 08 Oktober 2019 Pukul 20.45 WIB

16

Anda mungkin juga menyukai