Oleh :
1. Dewa Ayu Sri Hari Priyadewi (2013041004)
2. Siti Aminatul Fitriyah (2013041010)
3. Ni Putu Eka Nanda Damayanti Putri (2013041012)
4. Putu Wulan Anggraeni (2013041016)
3A_Pendidikan Biologi
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpaahkaan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Proses
Penyerapan Air pada Tumbuhan dan Proses Transpirasi”
Dalam penyelesaian makalah ini tentunya dapat tersusun bukan hanya dari pemikiran
penulis semata, melainkan berkat do’a dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan makalah ini. Semoga seluruh bantuannya menjadi pahala dan menjadi amal baik
kehadapan Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih ada kekurangan
karena keterbatasan pengetahuaan yang berkaitan dengan makalah ini. Maka dari itu, penulis
dengan senang hati menerima saran maupun kritik dari pembaca guna penyempurnaan
penulisan makalah selanjutnya. Atas perhatiannya, penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................. 1
1.3 Tujuan.................................................................................................................................. 2
1.4 Manfaat................................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Pergerakan Air dalam Tumbuhan................................................................................. 3
2.2 Membuka dan Menutupnya Stomata Sebagai Pengaturan Air Tumbuhan.........6
2.3 Pengertian Transpirasi dan Faktor Internal Maupun Eksternal Yang
Mempengaruhi Transpirasi........................................................................................... 10
BAB III PENUTUP................................................................................................................15
3.1 Simpulan............................................................................................................................ 15
3.2 Saran................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperoleh suatu rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pergerakan air dalam tumbuhan?
2. Bagaimana mekanisme membuka dan menutupnya stomata sebagai pengaturan air?
3. Apa pengertian dari transpirasi dan faktor-faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi transpirasi?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui pergerakan air dalam tumbuhan.
2. Untuk mengetahui mekanisme membuka dan menutupnya stomata sebagai pengaturan
air.
3. Untuk mengetahui pengertian dari transpirasi dan faktor-faktor internal dan eksternal
yang mempengaruhi transpirasi.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini antara lain :
1. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan penulis mengenai pergerakan air dalam tumbuhan,
mekanisme membuka dan menutupnya stomata sebagai pengaturan air, dan
pengertian dari transpirasi dan faktor-faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi transpirasi.
2. Bagi Pembaca
Hasil penulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber baca yang nantinya
dapat menambah wawasan mengenai pergerakan air dalam tumbuhan, mekanisme
membuka dan menutupnya stomata sebagai pengaturan air, dan pengertian dari
transpirasi dan faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi transpirasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
lagi dapat melewati ruang-ruang antarsel (jalur apoplas) karena pada jaringan
endodermis terdapat garis kaspari. Garis kaspari atau yang juga disebut pita kaspari
(casparian strip) adalah penebalan dinding sel yang mengandung suberin pada
endodermis pada posisi radial. Adanya garis kaspari menyebabkan air dan mineral
yang masuk melalui jalur apoplas menjadi terputus. Dengan demikian ketika sampai
pada jaringan endodermis, air hanya bergerak melalui jalur simplas, yaitu masuk ke
dalam sel, dan bukan lagi melalui ruang-ruang antarsel. Adanya jaringan yang
bersuberin ini, terutama pada jaringan endodermis akar yang sudah tidak mengalami
pertumbuhan (daerah diferensiasi), sedangkan pada jaringan endodermis akar yang
masih muda (beberapa mm di dekat ujung akar) belum terbentuk suberin.
4
dibandingkan dengan hanya melalui proses osmosis biasa, yaitu melewati dua lapisan
lipid membran. (Gambar 1.11)
5
Teori ini didasarkan bahwa di dalam sel-sel akar terdapat zat-zat terlarut yang
mengakibatkan penurunan potensial akar. Akibat rendahnya potensial air dari
akar maka air tanah akan diserap masuk ke dalam akar dan menimbulkan
tekanan hidrostatis pada akar sehingga dapat menekan pergerakan air ke
batang sampai ke daun. Teori tekanan akar ini juga didukung oleh adanya
percobaan di lapangan yang membuktikan adanya tekanan akar yaitu
percobaan terjadinya gejala gutasi dan percobaan yang lain adalah apabila kita
memotong batang tumbuhan yang cukup mendapat pengairan maka akan
didapati cairan batang keluar dari luka bekas potongan.
3. Teori adhesi-kohesi atau juga dikenal dengan tarikan transpirasi
Teori ini didasari atas sifat fisika dan kimia air yang mampu berikatan
sesamanya (kohesi) sehingga ketika diregang (ditarik) dengan kekuatan yang
tinggi sekalipun maka kolom air tetap tidak terputus. Ketika terjadi transpirasi
maka hilangnya (menguapnya) air pada permukaan dalam stomata
menyebabkan air ditarik dari dalam sel-sel mesofil dan pembuluh daun.
Karena adanya daya kohesi air maka kolom air pada pembuluh daun akan
menarik air yang masih ada di dalam batang, demikian juga yang ada di akar
sehingga sambungan kolom air yang tidak terputus mulai dari daun hingga di
akar akan terus bergerak dari akar ke daun. Ikatan air ini juga terus
menyambung dengan air yang ada di dalam tanah. Dengan kata lain yang
menyebabkan terjadinya pergerakan air dari akar ke daun adalah karena
adanya tarikan transpirasi (penguapan air) melalui stomata daun tumbuhan.
Akibat adanya transpirasi maka molekul-molekul air di bagian dalam sel-sel
mesofil yang berbatasan dengan rongga dalam stomata akan ditarik ke rongga
dalam stomata sehingga menimbulkan tegangan. Oleh sifat kohesi air,
tegangan akan dilanjutkan ke batang sampai ke akar tumbuhan sehingga air
bergerak dalam bentuk kolom-kolom yang tidak terputus yang dihubungkan
oleh ikatan hidrogen antar molekul air (sifat kohesi air).
6
maka stomata terbuka. Sebaliknya, ketika air meninggalkan sel penutup dan menuju
ke dalam sel tetangga, maka tekanan turgor di dalam sel penutup akan menurun
(rendah). Sementara itu, sel tetangga yang mengakumulasi lebih banyak air akan
menggelembung, sehingga mendorong sel penutup ke depan, maka stomata tertutup.
Menutupnya stoma akan menurunkan jumlah CO₂ yang masuk ke dalam daun
sehingga akan mengurangi laju fotosintesis. Pada dasarnya proses membuka dan
menutupnya stoma bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara kehilangan air
melalui transpirasi dengan pembentukan gula melalui fotosintesis dan juga tumbuhan
tetap dapat tumbuh dan berkembang dengan menghindari kekurangan air yang
berlebihan, yaitu biasanya membuka stomatanya lebar-lebar pada pagi dan sore hari,
dan menutup stomatanya sebagian pada tengah hari yang panas.
Mekanisme Membuka dan Menutupnya Stomata
Stomata merupakan bagian penting dari daun, khususnya adalah sel epidermis
daun. Stomata merupakan modifikasi dari sel epidermis daun berupa sepasang (dua
buah) sel penjaga yang bisa menimbulkan celah (lubang) sehingga uap air dan gas
dapat dipertukarkan antara bagian dalam dari stomata dengan lingkungan luarnya. Sel
penjaga memiliki bentuk yang berbeda dari sel-sel epidermis lainnya, yaitu bentuknya
lebih kecil dan agak memanjang (Gambar 1.1). Umumnya sel penjaga memiliki
bentuk seperti halter disertai dengan sepasang sel subsider (Gambar 1.2.a), bentuk sel
penjaga seperti ini terjadi pada rumput-rumputan. Bentuk lainnya adalah seperti
sepasang ginjal (Gambar 1.2.b). Bentuk ini biasanya tidak disertai dengan sel
subsider. Kedua jenis sel penjaga tersebut biasanya memiliki penebalan dinding sel
yang berbeda antara di bagian ujung dan tengahnya karena adanya benang mikrofibril
dari selulosa. Bentuk yang khusus inilah yang mendukung fungsi dari stomata yang
bisa membuka dan menutup.
7
Gambar 1.1
Beberapa jenis stomata (a) stomata pada Carex, (b) stomata dari tanaman rumput dan
(c) stomata pada bawang bombay
Gambar 1.2
Stomata meliputi sel penjaga (beserta sel subsider untuk stomata rumput-rumputan) dan
lubang atau celah stomata. Sel penjaga biasanya memiliki dinding yang menebal karena
adanya benang mikrofibril dari selulosa.
8
memiliki dinding dengan penebalan yang berbeda maka pembesaran sel penjaga
menyebabkan terbentuknya celah (lubang) sehingga stomata membuka. Sebaliknya
jika air keluar dari sel penjaga menuju ke sel-sel epidermis yang ada di sekitarnya
maka stomata akan menutup.
Masuk dan keluarnya air dari dan ke sel penjaga biasanya diakibatkan oleh
adanya distribusi ion K⁺ keluar/masuk sel penjaga. Ion K⁺ sangat berperan besar
dalam proses membuka dan menutupnya stomata karena dengan masuknya ion K⁺ ke
sel penjaga maka sel penjaga mengalami penurunan potensial osmotik (s). Karena
potensial osmotik (s) sel penjaga lebih rendah dari potensial osmotik (s) sel-sel
epidermis di sekelilingnya, maka air akan masuk ke dalam sel penjaga. Sebaliknya
jika ion K⁺ dipompa keluar dari sel penjaga maka s sel penjaga akan meningkat
(lebih tinggi dari sel-sel epidermis) sehingga air akan keluar dari sel penjaga menuju
sel-sel epidermis yang ada di sekelilingnya sehingga stomata menutup.
Faktor-faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata, yaitu:
1. Cahaya
Cahaya menyebabkan pembukaan stomata, sedangkan ketidakadaan cahaya
(gelap) akan menyebabkan penutupan stomata. Pengaruh positif dari cahaya
terhadap pembukaan stomata bisa disebabkan karena peningkatan fotosintesis
pada sel penjaga, atau karena adanya respons khusus dari sel penjaga terhadap
cahaya biru. Terjadinya fotosintesis sel penjaga yang disebabkan adanya
cahaya menyebabkan terjadinya pemompaan aktif ion K⁺ dan asam malat ke
dalam sel penjaga sehingga s sel penjaga menurun dan air masuk ke dalam
sel penjaga. Selain itu pemberian cahaya biru juga mengaktifkan pemompaan
ion K⁺ ke dalam sel penjaga.
2. hormon asam absisat (ABA)
Hormon asam absisat (ABA) yang tinggi pada sel penjaga menyebabkan
penutupan stomata. Adanya ABA menyebabkan pengaktifan protein chanel
dari ion Ca⁺ sehingga Ca⁺ tinggi di dalam sel penjaga. Tingginya ion Ca⁺
dapat menghambat masuknya ion K⁺ ke dalam sel penjaga. Selain itu, Ca⁺
yang tinggi juga dapat meningkatkan pH sel penjaga sehingga menyebabkan
pemompaan keluar ion K⁺ dari sel penjaga. Akibatnya air keluar dari sel
penjaga sehingga stomata menutup.
3. konsentrasi CO₂
9
Konsentrasi CO₂ yang tinggi, khususnya di dalam rongga stomata
menyebabkan stomata menutup. Belum diketahui secara jelas mekanisme apa
yang mempengaruhi penutupan stomata ketika konsentrasi CO₂ tinggi. Dugaan
sementara adalah karena ada hubungannya dengan fotosintesis. Kadar CO₂
yang tinggi memacu reduksi CO₂ dalam fotosintesis menjadi tinggi sehingga
penggunaan energi dari reaksi terang cukup besar. Akibatnya terjadi
kekurangan energi yang digunakan dalam pemompaan dan menjaga ion K⁺ di
dalam sel penjaga.
4. stres (cekaman) lingkungan khususnya kekeringan
Stomata juga menutup saat tumbuhan mengalami cekaman kekeringan. Hal ini
terkait dengan kemampuan adaptasi tumbuhan untuk mengurangi laju
kehilangan air. Penutupan stomata akibat cekaman kekeringan biasanya
berhubungan dengan peningkatan kadar ABA daun. Ketika tumbuhan
mengalami kekeringan, akar tumbuhan akan mengirim sinyal dengan
memproduksi ABA dalam jumlah tinggi dan dikirim ke daun melalui aliran
transpirasi. Tingginya ABA daun, khususnya pada stomata akan menyebabkan
penutupan stomata, sebagaimana yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya.
5. suhu dan kelembaban (RH) udara
Suhu udara yang tinggi menyebabkan stomata daun menutup. Hal ini berkaitan
dengan peningkatan laju evaporasi akibat suhu yang tinggi sehingga stomata
menutup. Sebaliknya RH yang rendah menyebabkan penutupan stomata karena
RH yang rendah menjadi penggerak transpirasi yang tinggi.
10
Transpirasi adalah proses hilangnya air dari tumbuhan melalui permukaan
daun atau bagian lain dari tumbuhan. Umumnya sebagian besar transpirasi terjadi
melalui daun. Walaupun proses transpirasi juga bisa terjadi melalui sel epidermis
yang umumnya dilapisi oleh lapisan kutikula sehingga jika ini terjadi disebut sebagai
transpirasi kutikular. Transpirasi kutikular mungkin terjadi saat tumbuhan menutup
stomatanya, sementara cahaya matahari dan suhu udara di sekitar tumbuhan cukup
tinggi. Transpirasi merupakan cara yang efektif bagi tumbuhan untuk menghilangkan
energi (panas laten) sehingga tumbuhan suhunya tetap terjaga pada suhu fisiologis.
Selain berperan penting dalam menjaga stabilitas suhu tumbuhan, transpirasi juga
sangat penting dalam penyerapan unsur hara tanaman. Ion- ion mineral yang ada di
dalam larutan tanah akan ikut bergerak bersama- sama dengan kolom-kolom air
sehingga hara tersebut secara aliran masa akan mendekati akar tumbuhan dan mudah
diserap oleh tumbuhan. Selain itu, larutan hara yang telah berada di dalam jaringan
xilem akar juga dapat bergerak ke batang dan daun mengikuti aliran air yang ditarik
oleh transpirasi. Hal ini menjadikan transpirasi berperan penting dalam transpor hara
di dalam tubuh tumbuhan.
Faktor Internal Maupun Eksternal yang Mempengaruhi Transpirasi
Faktor Internal
1. Penutupan stomata
Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula secara
relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi apabila
stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula
kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit untuk
mesing-mesing satuan penambahan lebar stomata Faktor utama yang
11
mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata dalam kondisi lapangan
ialah tingkat cahaya dan kelembapan.
2. Jumlah dan ukuran stomata
Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh genotipe dan lingkungan
mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap transpirasi total daripada
pembukaan dan penutupan stomata.
3. Jumlah daun
Makin luas daerah permukaan daun, makin besar transpirasi. Jumlah daun
menentukan besarnya laju transpirasi pada skala individu tumbuhan.
4. Penggulungan atau pelipatan daun
Banyak tanaman mempunyai mekanisme dalam daun yang menguntungkan
pengurangan transpirasi apabila persediaan air terbatas.
5. Kedalaman dan proliferasi akar
Ketersedian dan pengambilan kelembapan tanah oleh tanaman budidaya
sangat tergantung pada kedalaman dan proliferasi akar. Perakaran yang lebih
dalam meningkatkan ketersediaan air, dari proliferasi akar (akar per satuan
volume tanah) meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan volume tanah
sebelum terjadi pelayuan permanen.
Faktor Eksternal
1. Sinar matahari
Seperti yang telah dibicarakan didepan, maka sinar menyebabkan
membukanya stoma dan gelap menyebabkan tertutupnya stoma, jadi banyak
sinar berarti juga mempergiat transpirasi. Karena sinar itu juga mengandung
panas (terutama sinar infra-merah), maka banyak sinar berarti juga menambah
panas, dengan demikian menaikkan tempratur. Kenaikan tempratur sampai
pada suatu batas yang tertentu menyebabkan melebarnya stoma dan dengan
demikian memperbesar transpirasi .
2. Temperatur
Merupakan faktor lingkungan yang terpenting yang mempengaruhi transpirasi
daun yang ada dalam keadaan turgor. Suhu daun di dalam naungan kurang
lebih sama dengan suhu udara, tetapi daun yang kena sinar matahari
mempunyai suhu 10o -20o F lebih tinggi daripada suhu udara. Pengaruh
tempratur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari sudut lain, yaitu
didalam hubungannya dengan tekanan uap air di dalam daun dan tekanan uap
12
air di luar daun. Kenaikan temperatur menambah tekanan uap di dalam daun.
Kenaikan tempratur itu sudah barang tentu juga menambah tekanan uap di
luar daun, akan tetapi berhubung udara di luar daun itu tidak di dalam ruang
yang terbatas, maka tekanan uap tiada akan setinggi tekanan uap yang
terkurung didalam daun. Akibat dari pada perbedaan tekanan ini, maka uap
air akan mudah berdifusi dari dalam daun ke udara bebas.
3. Kebasahan udara (Kelembaban udara)
Pada hari cerah udara tidak banyak mengandung uap air. Di dalam keadaan
yang demikian itu, tekanan uap di dalam daun jauh lebih lebih tinggi dari
pada tekanan uap di luar daun, atau dengan kata lain, ruang di dalam daun itu
lebih kenyang akan uap air daripada udara di luar daun, jadi molekul-molekul
air berdifusi dari konsentrasi tinggi (di dalam daun) ke konsentrasi yang
rendah (di luar daun. Kesimpulannya ialah, udara yang basah menghambat
transpirasi, sedang udara kering melancarkan transpirasi. Pada kondisi
alamiah, udara selalu mengandung uap air, biasanya dengan konsentrasi
antara 1 sampai 3 persen. Sebagian dari molekul air tersebut bergerak ke
dalam daun melalui stomata dengan proses kebalikan transpirasi. Laju gerak
masuknya molekul uap air tersebut berbanding dengan konsentrasi uap air
udara, yaitu kelembaban. Gerakan uap air dari udara ke dalam daun akan
menurunkan laju neto dari air yang hilang. Dengan demikian, seandainya
faktor lain itu sama, transpirasi akan menurun dengan meningkatnya
kelembaban udara
4. Angin
Pada umumnya angin yang sedang, menambah kegiatan transpirasi. Karena
angin membawa pindah uap air yang bertimbun-timbun dekat stoma. Dengan
demikian, maka uap yang masih ada di dalam daun kemudian mendapat
kesempatan untuk difusi ke luar . Angin mempunyai pengaruh ganda yang
cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Secara singkat dapat
disimpulkan bahwa angin cenderung untuk meningkatkan laju transpirasi,
baik di dalam naungan atau cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan tetapi,
di bawah sinar matahari, pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun,
dengan demikian terhadap penurunan laju transpirasi, cenderung lebih penting
daripada pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air. Dalam udara yang
sangat tenang suatu lapisan tipis udara jenuh terbentuk di sekitar permukaan
13
daun yang lebih aktif bertranspirasi. Jika udara secara keseluruhan tidak
jenuh, maka akan terdapat gradasi konsentrasi uap air dari lapisan udara jenuh
tersebut ke udara yang semakin jauh semakin tidak jenuh. Dalam kondisi
seperti itu transpirasi terhenti karena lapisan udara jenuh bertindak sebagai
penghambat difusi uap air ke udara di sekitar permukaan daun. Oleh karena
itu, dalam udara yang tenang terdapat dua tahanan yang harus ditanggulangi
uap air untuk berdifusi dari ruang-ruang antar sel ke udara luar. Yang pertama
adalah tahanan yang harus dilalui pada lubang-lubang stomata, dan yang
kedua adalah tahanan yang ada dalam lapisan udara jenuh yang berdampingan
dengan permukaan daun. Oleh karena itu dalam udara yang bergerak,
besarnya lubang stomata mempunyai pengaruh lebih besar terhadap
transpirasi daripada dalam udara tenang. Namun, pengaruh angin sebenarnya
lebih kompleks daripada uraian tadi karena kecendrungannya untuk
meningkatkan laju transpirasi sampai tahap tertentu dikacaukan oleh
kecendrungan untuk mendinginkan daun-daun sehingga mengurangi laju
transpirasi. Tetapi efek angin secara keseluruhan adalah selalu meningkatkan
transpirasi
5. Keadaan air
Dalam tanah Air di dalam tanah ialah satu-satunya suber yang pokok, dari
mana akar-akar tanaman mendapatkan air yang dibutuhkannya. Absorpsi air
lewat bagian-bagian lain yang ada di atas tanah seperti batang dan daun juga
ada, akan tetapi pemasukan air lewat bagian-bagian itu tiada seberapa kalau
dibanding dengan penyerapan air melalui akar. Tersedianya air dalam tanah
adalah faktor lingkungan lain yang mempengaruhi laju transpirasi. Bila
kondisi air tanah sedemikian sehingga penyediaan air ke sel-sel mesofil
terhambat, penurunan laju transpirasi akan segera tampak Laju transpirasi
dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air dari akar.
Pada siang hari, biasanya air ditranspirasikan dengan laju yang lebih cepat
daripada penyerapannya dari tanah. Hal tersebut menimbulkan defisit air
dalam daun. Pada malam hari akan terjadi kondisi yang sebaliknya, karena
suhu udara dan suhu daun lebih rendah. Jika kandungan air tanah menurun,
sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar
menjadi lebih lambat.
14
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pergerakan air dari tanah ke dalam akar bisa terjadi melalui dua mekanisme,
yaitu air masuk melalui ruang-ruang antarsel dan air masuk ke dalam sel epidermis
akar, ada beberapa teori yang dikemukakan untuk menjelaskan proses mekanisme
pergerakan utama naiknya air di dalam tubuh tumbuhan ialah teori teori kapilaritas,
teori tekanan akar, dan teori adhesi-kohesi.
Stomata membuka jika tekanan turgor sel penutup tinggi, dan menutup jika
tekanan turgor sel penutup rendah. Pembukaan dan penutupan stomata digerakkan
oleh keluar-masuknya air (redistribusi air) antara sel penjaga, sel subsider, dan sel-sel
mesofil lainnya.
Selain transportasi tumbuhan juga melakukan transpirasi. Transpirasi adalah
proses hilangnya air dari tumbuhan melalui permukaan daun atau bagian lain dari
tumbuhan. Faktor internal yang mempengaruhi transpirasi antara lain: penutupan
stomata, jumlah dan ukuran stomata, jumlah daun, penggulungan atau pelipatan daun,
dan kedalaman dan proliferasi akar. Sedangkan faktor eksternalnya meliputi sinar
matahari, temperatur, kelembaban udara, angin, dan keadaan air.
3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat kelompok kami susun dan kami menyadari bahwa
dalam pembuatan makalah ini, masih jauh dari kata sempurna maka kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan untuk kedepannya.
Dan semoga makalah ini dapat menambah wawasan pengetahuan kita semua
mengenai proses penyerapan air pada tumbuhan dan proses transpirasi.
16
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Ir. Hamim, M. (2014, 3 31). Fungsi Air dan Perannya pada Tingkat Selular dan
Tumbuhan secara Utuh. Retrieved from PEBI4313-M1:
http://repository.ut.ac.id/4312/2/PEBI4313-M1.pdf. Di akses pada tanggal 4
September 2021
Nurdiana, I. (2018, 3 7). Penyerapan air dan transpirasi pada tumbuhan. Retrieved from
nurdianaisma.blogspot.com/2018/03/penyerapan-air-dan-transpirasi:
http://nurdianaisma.blogspot.com/2018/03/penyerapan-air-dan-transpirasi-
pada_7.html. Di akses pada tanggal 4 September 2021
Blog. (2014). FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TRANSPIRASI DAN
MEKANISME TRANSPIRASI. Retrieved September 3, 2021, from Blogspot.com
website:https://dinaraudhaazmi.blogspot.com/2014/11/faktor-faktor-yang
mempengaruhi.html?m=1
Artikel Kabarkan.com. (2021, August 21). Retrieved September 3, 2021, from Kabarkan.com
website: https://kabarkan.com/transpirasi/
17