Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul "Transpirasi". Dan harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Tanjungpinang, 23 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Transpirasi.................................................................................................2

2.2 Macam – macam Transpirasi......................................................................................3

2.3 Mekanisme Transpirasi...............................................................................................4

2.4 Faktor yang mempengaruhi Transpirasi.....................................................................5

2.5 Cara mengukur Transpirasi.........................................................................................6

2.6 Keuntungan dan kerugian Transpirasi.........................................................................8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................................... 10

3.2 Saran......................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Transpirasi merupakan satu mekanisme untuk membuah kelebihan air atau air sisa
metabolisme. Laju transpirasi dipengaruhi oleh faktor internal tumbuhan yang
bersangkutan, maupun berbagai faktor klimatik lingkungannya. Secara internal,
transpirasi dikontrol dengan pengaturan konduktivitas stomata, daya hisap daun, dan
tekanan akar, laju fotosintesis dan respirasi, serta jenis dan umur tanamannya.
Sedangkan faktor eksternal yang penting adalah suhu, kelembaban udara, kecepatan
angin dan beda potensial air antara tanah – jaringan - atmosfer. Oleh bermacam-
macam tenaga penggerak dan daya kohesi, maka dalam tubuh tumbuhan terbentuk
aliran air atau benang air yang tak terputus. Di sisi lain, transpirasi dapat dipandang
sebagai salah satu mekanisme pelepasan kelebihan panas tubuh tumbuhan, serta
mendorong aliran air tanah masuk ke jaringan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian dari transpirasi?
1.2.2 Sebutkan dan jelaskan macam-macam transpirasi?
1.2.3 Bagaimana mekanisme dari transpirasi
1.2.4 Apa saja faktor yang mempengaruhi transpirasi ?
1.2.5 Bagaimana cara mengukur laju transpirasi ?
1.2.6 Apa saja keuntungan dan kerugian proses transpirasi ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari transpirasi
1.3.2 Untuk mengetahui macam-macam dari tranpirasi
1.3.3 Untuk mengetahui dan mengerti mekanisme dari tranpirasi
1.3.4 Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi transpirasi
1.3.5 Untuk mengetahui bagaimana cara mengukur laju transpirasi
1.3.6 Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dari proses transpirasi

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Transpirasi
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari
jaringan tumbuhan melalui kutikula,stomata dan lenti sel. Kemungkinan kehilangan air
dari jaringan tanaman seperti kutikula dan lenti sel melalui bagian tanaman yang lain
dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibanding dengan yang
hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan besarnya jumlah air yang
hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air yang hilang melalui
stomata. Transpirasi merupakan bagian dari siklus air, dan itu adalah hilangnya uap air
dari bagian tanaman (mirip dengan berkeringat), terutama pada daun tetapi juga di
batang, bunga dan akar. Permukaan daun yang dihiasi dengan bukaan yang secara
kolektif disebut stomata, dan dalam kebanyakan tanaman mereka lebih banyak pada sisi
bawah dedaunan. Transpirasi juga dapat mendinginkan tanaman dan memungkinkan
aliran massa nutrisi mineral dan air dari akar ke tunas. Aliran massa air dari akar ke
daun disebabkan oleh penurunan hidrostatik (air) tekanan di bagian atas dari tumbuhan
karena difusi air dari stomata ke atmosfer. Air diserap pada akar dengan osmosis, dan
semua nutrisi mineral dilarutkan perjalanan dengan melalui xilem.

Tingkat transpirasi secara langsung berkaitan dengan partikel penguapan air dari
permukaan tanaman, terutama dari bukaan permukaan, atau stomates, pada daun.
Stomata untuk sebagian besar kehilangan air oleh tanaman, tetapi beberapa penguapan
langsung juga terjadi melalui permukaan sel-sel epidermis daun. Transpirasi dalam
tanaman atau terlepasnya air melalui stomata dapat melalui kutikula walaupun hanya 5-
10% dari jumlah air yang ditranspirasikan di daerah beriklim sedang. Air sebagian besar
menguap melalui stomata,sehingga jumlah dan bentuk stomata sangat mempengaruhi
laju transpirasi. Hanya 1-2% dari seluruh air yang ada dalam tubuh tumbuhan
digunakan  dalam fotosintesis atau dalam kegiatan metabolic sel-sel daunnya. Sisanya
menguap dari daun dalam proses transpirasi. Bila stomata terbuka, uap air ke luar dari
daun. Jika daun itu harus terus berfungsi dengan baik maka air segar harus disediakan
kepada daun untuk menggantikan yang hilang pada waktu transpirasi.

2
Proses transpirasi akan menyebabkan potensial air lebih rendah dibandingkan
batang ataupun akar. Akibatnya, daun seolah-olah menghisap air dari akar.

Untuk menguapkan air, tumbuhan butuh energy baru atau berubah energy menjadi
panas. Dengan demikian, transpirasi menimbulkan pengaruh pendinginan pada daun.
Kebutuhan panas untuk menguapkan air berasal dari sinar matahari yang disalurkan
melalui cahaya langsung, radiasi dan konveksi. Air merupakan bagian terbesar dari
jaringan tumbuhan, semua proses tumbuh dan berkembang terjadi karena adanya air.

2.2 Macam-macam Transpirasi


a. Transpirasi Kutikula
Transpirasi kutrikula adalah evaporasi air yang tejadi secara langsung melalui
kutikula epidermis. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan pada
sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10%. Oleh
karena itu, sebagian besar air yang hilang terjadi melaui stomata.

b. Transpirasi Stomata
Sel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut terdapat
ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil yang jenuh
air. Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan
uap air kemudian berdifusi melalui stomata dari ruang-ruang antar sel ke
athmosfer di luar. Sehingga dalam kondisi normal evaporasi membuat ruang-

3
ruang itu selali jenuh uap air. Asalkan stomata terbuka, difusi uap air ke
athmosfer pasti terjadi kecuali bila atmosfer itu sendiri sama-sama lembap.

c. Transpirasi Lentisel
Yaitu pada daerah kulit kayu yang berisi sel-sel. Uap air yang hilang melalui
jaringan ini adalah 0,1%

2.3 Mekanisme Transpirasi

4
Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel sel mesofil ke rongga antar
sel yang ada dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang
merupakan rongga yang besar, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah
banyak. Penguapan air ke rongga antar sel akan terus berlangsung selama rongga antar
sel belum jenuh dengan uap air. Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar sel,
tentu akan mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya menurun.

Kekurangan ini akan diisi oleh air yang berasal dari xilem tulang daun, yang
selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang dan batang menerima dari akar
dan seterusnya. Uap air yang terkumpul dalam ronga antara sel akan tetap berada dalam
rongga antar sel tersebut, selama stomata pada epidermis daun tidak membuka.
Aapabila stomata membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan
atmosfer kalau tekanan uap air di atmosfer lebih rendah dari rongga antar sel maka uap
air dari rongga antar sel akan keluar ke atmosfer dan prosesnya disebut transpirasi. Jadi
syarat utama untuk berlangsungnya transpirasi adalah adanya penguapan air didalam
daun dan terbukanya stomata.

2.4 Faktor yang mempengaruhi Transpirasi

Faktor Dalam :

a. Stomata : jumlah per satuan luas, letak/ lokasi stomata (permukaan bawah atau
atas daun, timbul/ tenggelam), waktu bukaan stomata, banyak sedikitnya
stomata, bentuk stomata.
b. Daun : warna daun (kandungan klorifil daun), posisinya menghadap matahari
atau tidak, besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapiskan lilin atau
tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu di permukaan daun 1.   

Faktor Luar :

a. Sinar matahari : sinar matahari menyebabkan membukanya stomata dan gelap


menyebabkan tertutupnya stomata, jadi semakin tinggi intensitas sinar matahari
yang diterima daun, maka kecepatan transpirasi akan semakin tinggi.

5
b. Temperatur : kenaikan temperatur menambah tekanan uap di dalam daun, serta
menambah tekanan uap di luar daun. Tetapi berhubung udara di luar daun itu
tidak terbatas, maka tekanan uap tidak akan setinggi tekanan yang terkurung di
dalam daun. Akibatnya, uap air akan mudah berdifusi dari dalam daun ke udara
bebas. Jadi semakin tinggi temperatur, kecepatan transpirasi akan semakin tinggi
pula.
c. Kelembaban udara : udara yang basah akan menghambat transpirasi sedangkan
udara yang kering akan memperlancar transpirasi.
d. Angin : angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan
terhadap laju transpirasi. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa angin
cenderung untuk meningkatkan laju transpirasi, baik di dalam naungan atau
cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan tetapi, di bawah sinar matahari,
pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun, dengan demikian terhadap
penurunan laju transpirasi, cenderung lebih penting daripada pengaruhnya
terhadap penyingkiran uap air. Oleh karena itu dalam udara yang bergerak,
besarnya lubang stomata mempunyai pengaruh lebih besar terhadap transpirasi
daripada dalam udara tenang. Tetapi efek angin secara keseluruhan adalah selalu
meningkatkan transpirasi.
e. Keadaan air di dalam tanah : air di dalam tanah ialah satu-satunya sumber yang
pokok, dari mana akar-akar tanaman mendapatkan air yang dibutuhkannya. Laju
transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air dari
akar. Pada siang hari, biasanya air ditranspirasikan dengan laju yang lebih cepat
daripada penyerapannya dari tanah. Hal tersebut menimbulkan defisit air dalam
daun. Pada malam hari akan terjadi kondisi yang sebaliknya, karena suhu udara
dan suhu daun lebih rendah. Jika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat
penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lebih
lambat.

2.5 Pengukuran Transpirasi

a. Kertas korbal klorida

6
Pada dasarnya cara ini adalah pengukuran uap air yang hilang ke udara yang
diganti dengan pengukuran uap airyang hilang ke dalam kertas kobal klorida
kering. Kertas ini berwarna biru cerah dan tetapi menjadi biru pucat dan
kemudian berubah menjadi merah jambu bila menyerap air. Sehelai kecil kertas
biru cerah ditempelkan pada permukaan daun dan ditutup dengan gelas preparat.
Demikian juga bagian bawah daun. Waktu yang diperlukan untuk mengubah
warna biru kertas menjadi merah jambu dijadikan ukuran laju kehilangan air dari
bagian daun yang ditutup kertas.

b. Potometer
Alat ini mengukur pengambilan air oleh sebuah potongan pucuk, denga asumsi
bahwa bila air tersedia dengan bebas untuk tumbuhan, jumlah air yang diambil
sama dengan jumlah air yang dikeluarkan oleh transpirasi.

c. Pengumpulan uap air yang ditranspirasi


Cara ini mengharuskan tumbuahn atau bagian tumbuhan dikurung dalam sebuah
bejana tembus cahaya sehingga uap air yang ditranspirasikan dapat dipisahkan.

7
d. Penimbangan langsung
Pengukuran transpirasi yang paling memuaskan diperoleh dari tumbuhan yang
tumbuh dalam pot yang telah diatur sedemikan rupa sehingga evaporasi dari pot
dan permukaan tanah dapat dicegah. Kehilangan air dari tumbuhan ini dapat
ditaksir untuk jangka waktu tertentu dengan penimbangan langsung.

2.6 Keuntungan dan kerugian Transpirasi

A. KeuntunganTranspirasi
Pada tanaman, transpirasi itu pada hakekatnya suatu penguapan air yang baru
yang membawa garam-garam mineral dari dalam tanah. Transpirasi juga
bermanfaat di dalam hubungan penggunaan sinar (panas) matahari. Kenaikan
temperatur yang membahayakan dapat dicegah karena sebagia dari sinar
matahari yang memancar itu digunakan untuk penguapan air. Mempercepat laju
pengangkutan unsur hara melalui pembulih xilem,  membuang kelebihan air,

8
menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal, mengatur
bukaan stomata, dan sebagai salah satu cara untuk menjaga stabilitas suhu daun. 
pengangkutan unsur hara tetap dapat berlangsung jika transpirasi tidak terjadi.
Akan tetapi, laju pengangkutan terbukti akan berlangsung lebih cepat jika
transpirasi berlangsung secara optimum. Transpirasi jelas merupakan suatu
proses pendinginan, pada siang hari radiasi matahari yang diserap daun akan
meningkatkan suhu daun. Jika transpirasi berlangsung maka peningkatan suhu
daun ini dapat dihindari.

B. Kerugian Transpirasi
Transpirasi dapat membahayakan  tanaman  jika  lengas  tanah  terbatas,
penyerapanair  tidak mampu mengimbangi  laju  transpirasi, tanaman  layu, layu
permanent, mati, hasil  tanaman menurun. Sering  terjadi di daerah kering, perlu 
irigasi.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari
jaringan tumbuhan melalui kutikula,stomata dan lenti sel. Kemungkinan kehilangan air
dari jaringan tanaman seperti kutikula dan lenti sel melalui bagian tanaman yang lain
dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibanding dengan yang
hilang melalui stomata. Transpirasi terbagi di 3 jaringan yaitu melalui kutikula, stomata
dan lenti sel. Faktor dalam yang mempengaruhi transpirasi ini adalah daun dan stomata
sedangakan faktor luar terdiri dari suhu, cahaya matahari, angin dan sebagainya.
Pengukuran laju transpirasi dapat diukur dengan cara menggunakan kertas kobalt
klorida, potometer, pengumpulan air tranpirasi dan penimbangan langsung. Keuntungan
dari proses transpirasi Mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui pembulih
xilem,  membuang kelebihan air, menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada
kondisi optimal, mengatur bukaan stomata, dan sebagai salah satu cara untuk menjaga
stabilitas suhu daun sedangkan kerugian dari proses transpirasi adalah Transpirasi dapat
membahayakan  tanaman  jika  lengas  tanah  terbatas, penyerapanair  tidak mampu
mengimbangi  laju  transpirasi, tanaman  layu, layu permanent, mati, hasil  tanaman
menurun. Sering  terjadi di daerah kering, perlu  irigasi.

3.2 Saran

Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dengan
membaca dan mempelajari isi makalah ini, diharapkan pengetahuan pembaca tentang
transpirasi dapat bertambah.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini belum sempurna dan masih banyak
terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran  yang sifatnya membangun sangat
diharapkan demi perbaikan penulisan yang akan datang

10
DAFTAR PUSTAKA

 http://kuantannet.blogspot.com/2016/12/makalah-transpirasi.html
 Lakitan, B. 2004. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan, PT Raja Grafindo  Persada;
Jakarta
 Salisbury, F. B dan Ross, C. W,. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1, Penerbit
ITB; Bandung
 https://meliseptalenia1c415040site.wordpress.com/2017/03/19/laporan-
praktikum-fisiologi-tumbuhan-pengukuran-transpirasi-dengan-metoda-
penimbangan/#jp-carousel-106

11

Anda mungkin juga menyukai