Anda di halaman 1dari 10

MACAM TRANSPIRASI

A. Transpirasi Stomata
Transpirasi stomata adalah proses
transpirasi yang terjadi pada stomata
di daun tumbuhan. Stomata
merupakan bukaan-bukaan kecil pada
daun yang dapat menjadi celah
tempat terjadinya proses transpirasi.
Ketika stomata terbuka, maka terjadi
difusi uap air dari daun ke atmosfer.
B. Transpirasi Lentisel

Transpirasi lentikuler merupakan


proses transpirasi yang terjadi pada
kulit kayu dari tumbuhan yang berisi
sel-sel yang tersusun lepas dan
dikenal sebagai alat komplementer.
Adapun uap air yang menguap dari
jaringan ini sangat kecil, bahkan dari
sebuah sumber dikatakan hanya
0,1% dari total transpirasi.
C. Transpirasi kutikula

Transpirasi kutikula merupakan proses transpirasi


tumbuhan yang terjadi melalui kutikula
epidermis. Secara teori, kutikula merupakan
lapisan yang tidak tembus air pada daun,
sehingga pada tumbuhan yang bisa mengalami
transpirasi kutikula pun jumlah air yang hilang
tidak lebih banyak dari pada melalui stomata.
MEKANISME DAN PROSES TRANSPIRASI
TUMBUHAN
Proses proses transpirasi terjadi melalui dua tahapan, yaitu :
1. Evaporasi air dari dinding sel ke ruang antar sel yang ada dalam daun.
Proses ini akan terus berlangsung sampai rongga antar sel jenuh dengan
uap air. Sel-sel yang menguapkan air ke rongga antar sel akan kekurangan
air sehingga potensial airnya menurun. Pada tahap inilah air yang diserap
oleh akar akan dibawa naik melalui pembuluh xylem sampai bagian daun.
2. Difusi air dari ruang antar sel ke atmosfer melalui stomata, kutikula
ataupun lentisel.
Di samping mengeluarkan air dalam bentuk uap air, tumbuhan dapat pula
mengeluarkan air dalam bentuk tetesan air yang prosesnya disebut gutasi
dengan melalui alat yang disebut hidatoda, yaitu yaitu suatu lubang yang
terdapat pada ujung urat daun yang sering kita jumpai pada spesies
tumbuhan tertentu.
Secara alamiah tumbuhan mengalami kehilangan air melalui penguapan. Proses kehilangan air pada tumbuhan ini
disebut transpirasi. Pada transpirasi, hal yang penting adalah difusi uap air dari udara yang lembab di dalam daun ke
udara kering di luar daun. Kehilangan air dari daun umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam daun dari
berkas pembuluh yaitu pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar. Ada
banyak langkah dimana perpindahan air dan banyak faktor yang mempengaruhi pergerakannya. Daun tersusun atas sel-
sel epidermis atas, jaringan mesofil yang terdiri atas jaringan palisade dan jaringan bunga karang dengan ikatan
pembuluh diantara sel epidermis bawah dengan stomata. Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel-sel mesofil
ke rongga antar sel yang ada dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang merupakan rongga yang
besar, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah yang banyak. Penguapan air ke rongga antar sel akan terus
berlangsung selama rongga antar sel belum jenuh dengan uap air. Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar sel
tentu akan mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan air ini akan diisi oleh air yang
berasal dari xylem tulang daun yang selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang dan batang menerima dari
akar. Uap air yang terkumpul dalam rongga antar sel akan tetap berada dalam rongga antar sel tersebut selama stomata
pada epidermis daun tidak membuka. Kalaupun ada uap air yang keluar menembus epidermis dan kutikula, jumlahnya
hanya sedikit dan dapat diabaikan. Agar transpirasi dapat berjalan, maka stomata pada epidermis tadi harus membuka
Apabila stomata membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer. Stomata tumbuhan
pada umumnya membuka pada saat matahari terbit dan menutup saat hari gelap sehingga memungkinkan masuknya
CO2 yang diperlukan untuk fotosintesis pada siang hari. Umumnya, proses pembukaan memerlukan waktu 1 jam dan
penutupan berlangsung secara bertahap sepanjang sore. Stomata menutup lebih cepat jika tumbuhan ditempatkan
dalam gelap secara tiba-tiba (Salisbury dan Ross, 1995). Loveless (1991) dalam literaturnya menyebutkan terbukanya
stomata pada siang hari tidak terhambat jika tumbuhan itu berada dalam udara tanpa karbon dioksida, yaitu keadaan
fotosintesis tidak dapat terlaksana. Kalau tekanan uap air di atmosfer lebih rendah dari rongga antar sel, uap air dari
rongga antar sel akan keluar ke atmosfer dan prosesnya disebut transpirasi. Skema mekanisme membukanya stomata
Cahaya fotosintesis dalam sel-sel mesophyl berkurangnya CO2 dalam ruang antar sel menaikan pH dalam sel penutup
perubahan enzimatik menjadi gula menaikkan kadar gula menaikkan tekanan osmotic dari getah sel menaikkan turgor
stomata membuka (Pandey dan Sinha, 1983). Air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui rambut akar, sebagian
besar bergerak menurut gradien potensial air melalui xilem. Air dalam pembuluh xilem mengalami tekanan besar karena
molekul air polar menyatu dalam kolom berlanjut akibat dari penguapan yang berlangsung di bagian atas. Sebagian
besar ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar ke xilem, dan kemudian ke atas melalui arus transportasi.
Laju transpirasi dipengaruhi oleh ukuran tumbuhan, kadar CO2, cahaya, suhu, aliran udara, kelembaban, dan
tersedianya air tanah. Faktor-faktor ini mempengaruhi perilaku stoma yang membuka dan menutupnya
dikontrol oleh perubahan tekanan turgor sel penjaga yang berkorelasi dengan kadar ion kalium (K+) di
dalamnya. Selama stoma terbuka, terjadi pertukaran gas antara daun dengan atmosfer dan air akan hilang ke
dalam atmosfer. Untuk mengukur laju transpirasi tersebut dapat digunakan potometer. Sebagian besar
transpirasi berlangsung melalui stomata sedang melalui kutikula daun dalam jumlah yang lebih sedikit.
Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan membuka stomatanya untuk mengambil karbon dioksida dari udara
untuk berfotosintesis.
Penyerapan air dari dalam tanah ke bagian atas tumbuhan memiliki arti bahwa tanaman tersebut harus
melawan gaya gravitasi bumi yang selalu mengakibatkan benda jatuh ke bawah. Akan tetapi, tanaman
berhasil melakukan hal itu. Kuncinya ialah tanaman-tanaman ini menggunakan tekanan akar, tenaga kapilari,
dan juga tarikan transpirasi. Namun pada tanaman-tanaman yang sangat tinggi, yang berperan paling penting
adalah tarikan transpirasi. Dalam proses ini, ketika air menguap dari sel mesofil, maka cairan dalam sel
mesofil akan menjadi semakin jenuh. Sel-sel ini akan menarik air melalu osmosis dari sel-sel yang berada
lebih dalam di daun. Sel-sel ini pada akhirnya akan menarik air yang diperlukan dari jaringan xylem yang
merupakan kolom berkelanjutan dari akar ke daun. Oleh karena itu, air kemudian dapat terus dibawa dari
akar ke daun melawan arah gaya gravitasi, sehingga proses ini terus menerus berlanjut. Proses penguapan air
dari sel mesofil daun biasa kita sebut dengan proses transpirasi. Oleh itu, pengambilan air dengan cara ini
biasa kita sebut dengan proses tarikan transpirasi dan selama akar terus menerus menyerap air dari dalam
tanah dan transpirasi terus terjadi, air akan terus dapat diangkut ke bagian atas sebuah tanaman Proses
transpirasi ini selain mengakibatkan penarikan air melawan gaya gravitasi bumi, juga dapat mendinginkan
tanaman yang terus menerus berada di bawah sinar matahari. Mereka tidak akan mudah mati karena
terbakar oleh teriknya panas matahari karena melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air dan
penguapan akan membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui proses transpirasi, tanaman juga
akan terus mendapatkan air yang cukup untuk melakukan fotosintesis agar keberlangsungan hidup tanaman
dapat terus terjamin.
Kegunaan Transpirasi

Proses transpirasi pada tumbuhan dapat membawa keuntungan bagi proses kehidupanya.
Diantaranya beberapa keuntungan itu adalah:
• Menjaga stabilitas suhu tubuh. Karbon dioksida yang masuk melalui stomata yang terbuka
saat transpirasi dapat dimanfaatkan dalam proses memasak makanan dan pembentukan energi.
Bila glukosa hasil oleh fotosintesis sudah terbentuk maka tumbuhan akan mendapatkan energi
secara otomatis suhu tubuhnya akan stabil.
• Memungkinka percepatan laju pengangkutan unsur hara melalui pembuluh xilem.
pembuluh kayu atau xilem bersumber dari akar yang mengangkut cairan menuju kedaun. Cairan
tersebut adalah unsur hara yang mendapat tekanan besar ketika proses transpirasi berlangsung
pada daun. Hal ini serta membuat pekerjaan pembuluh xilem menjadi cepat.
• Menjaga tranport pasif atau turgiditas sel agar tetap pada kondisi optimal. Turgiditas sel ini
akan menyebabkan sel tumbuhan akan memiliki bentuk yang tetap. Dalam turgiditas sel terjadi
transport pasif yaitu pemindahan ion,molekul dan senyawa yang sangat diperlukan tumbuhan
dalam proses difusi dan osmosis. Kadar ion kalium dapat dipertahankan saat transpirasi
berlangsung.
Daftar Pustaka & SUMBER
Advinda, Linda. 2018. Dasar-dasar Fisiologi
Tumbuhan. PENERBIT DEEPUBLISH :
Yogyakarta
Mulyadi, Hasanuddin. 2014. Botani Tumbuhan
Rendah. Syiah Kuala University : Banda Aceh
Harahap, Fauziyah. (2012) FISIOLOGI TUMBUHAN :
SUATU PENGANTAR. Unimed Press, Medan.
ISBN 978-602-8848-88-6
Papuangan, N, Elvyra, D. (2014). JUMLAH DAN
DISTRIBUSI STOMATA PADA TANAMAN
PENGHIJAUAN DI KOTA TERNATE. Jurnal
Bioedukasi. 3 (1):287-292.

Anda mungkin juga menyukai