Anda di halaman 1dari 5

Fordis KB1 M 5

1. Sifat koligatif adalah sifat-sifat fisis larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi partikel
zat terlarut, tetapi tidak pada jenisnya. Uraikan bagaimana suatu zat terlarut yang
ditambahkan pada suatu larutan dapat mempengaruhi tekanan, titik didih, dan titik beku!
2. Kelompokkan beberapa peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari berikut ini ke
dalam sifat koligatif larutan yang relevan! Beri penjelasan secukupnya!
a. penambahan etilen glikol pada radiator mobil
b. sistem kerja mesin cuci darah
c. darah beruang kutub tidak membeku
d. pengawetan makanan
e. desalinasi air laut
f. memasak ayam presto
3. Suatu larutan dari 6 gram glukosa dalam 200 gram zat pelarut mendidih pada suhu yang
terletak 0,167 oC lebih tinggi daripada titik didih zat pelarut murni. Bila 1 gram zat A dalam
50 gram zat pelarut menunjukkan kenaikan titik didih sebesar 0,125 oC, maka massa molekul
realtif zat A sebesar ….
4. Berapa glukosa yang Budi butuhkan untuk membuat suatu larutan dalam 300 gram air, agar
memiliki titik didih yang sama dengan larutan yang terbuat dari 7,4 gram kalsium hidroksida
yang dilarutkan dalam 200 gram air?
5. Selamat bekerja. Jawaban ditunggu sampai jam 14.00
6. Ralat: Jawaban ditunggu sampai jam 15.00

Jawab :
1. a. Penurunan Tekanan Uap
Tekanan Uap Larutan
Tekanan uap suatu zat adalah tekanan yang ditimbulkan oleh uap jenuh zat itu. Semakin
tinggi suhu, semakin besar tekanan uap. Jika zat terlarut tidak menguap maka tekanan
uap larutan menjadi lebih rendah dari tekanan uap pelarutnya. Selisih antara uap pelarut
murni (P0) dengan tekanan uap larutan (P) disebut penurunan tekanan uap larutan (ΔP).
ΔP = P0 – P
Menurut Roulth, jika zat terlarut tidak menguap, maka penurunan tekanan uap larutan
sebanding dengan fraksi mol terlarut, sedangkan tekanan uap larutan sebanding dengan
fraksi mol pelarut.
P = Xpel x P0
ΔP = Xter x P0
Sehingga semakin banyak zat terlarut menurunkan tekanan uap larutan
b. Kenaikan Titik didih
Larutan mempunyai titik didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut
murninya,hal ini disebabkan adanya partikel - partikel zat terlarut dalam suatu larutan
menghalangi peristiwa penguapan partikel - partikel pelarut. Selisih antara titik didih
larutan dengan titik didih pelarut disebut kenaikkan titik didih (ΔTb).
Rumus : ΔTb = Kb x m
Dimana : m = molalitas larutan
Kb = tetapan kenaikkan titik didih
Fordis KB1 M 5

Sehingga semakin besar zat terlarut maka semakin besar pula titik didihnya karena
berbanding lurus dan titik didih mengalami kenaikan.
c. Penurunan Titik Beku
Jika suatu cairan digunakan sebagai pelarut, dapat diamati bahwa titik beku larutan
tersebut ternyata selalu lebih rendah dibandingkan titik beku cairan murninya (pelarut).
Hal ini disebut penurunan titik beku.
Adanya zat terlarut menyebabkan entropi (ketidakteraturan) pelarut semakin tinggi.
Dengan demikian, untuk mengubah pelarut dari fasa cair menjadi fasa padat diperlukan
usaha ekstra. Hal ini mengakibatkan titik beku larutan lebih rendah dibandingkan
pelarutnya. Persamaan yang digunakan untuk menghitung besarnya penurunan titik beku
adalah sebagai berikut:
ΔTf = Kf . m
ΔTf = Tf pelarut – Tf larutan
ΔTf = penurunan titik beku
Kf = konstanta penurunan titik beku molal
Sehingga semakin besar zat terlarut akan menurunkan titik beku.

d. Tekanan Osmosis (π)


Osmosis adalah peristiwa perpindahan pelarut melalui membran semipermeabel ke
dalam larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi. Tekanan yang diberikan
pada sisi yang lebih pekat untuk menghentikan proses ini disebut tekanan osmosis.
Pelarut selalu mengalir melalui membran semipermeabel dari sisi yang lebih encer ke
sisi yang lebih pekat. Semakin pekat larutan atau banyak zat terlarut , semakin tinggi
tekanan yang dibutuhkan untuk menghentikan osmosis (semakin besar tekanan
osmosisnya).
Persamaan yang digunakan untuk menghitung tekanan osmosis larutan adalah sebagai
berikut:
π=M.R.T
π= tekanan osmosis larutan
M = molaritas larutan
R = konstanta gas (0,0821 L.atm/mol. K)
T = suhu mutlak (K)

2. a. Penambahan etilen glikol pada radiator mobil (penurunan titik beku)


Di daerah-daerah beriklim dingin air radiator mudah membeku. Jika keadaan ini dibiarkan terus
menerus maka mesin kendaraan akan cepat rusak. Untuk mengatasinya maka dengan
menambah etilen glikol diharapkan titik beku air akan menurun sehingga meskipun cuaca
dingin air radiator tidak mudah membeku.
b. Sistem kerja mesin cuci darah (Tekanan Osmotik)
Pasien penderita gagal ginjal harus menjalani terapi cuci darah. Terapi menggunakan
metode dialisis, yaitu proses perpindahan molekul kecil-kecil seperti urea melalui membran
semipermeabel dan masuk ke cairan lain, kemudian dibuang. Membran tak dapat ditembus
oleh molekul besar seperti protein sehingga akan tetap berada di dalam darah.
Fordis KB1 M 5

c. darah beruang kutub tidak membeku (Penurunan titk beku)


Hewan-hewan di daerah dingin misalnya daerah kutub utara juga memanfaatkan prinsip
koligatif penurunan titik beku untuk bertahan hidup. Darah mengandung zat-zat antibeku yang
mampu menurunkan titik beku air hingga 0,8oC , dengan demikian, hewan dapat bertahan di
musim dingin yang suhunya mencapai 1,90C karena zat antibeku yang dikandungnya dapat
mencegah pembentukan kristal es dalam jaringan dan selnya.
d. Pengawetan makanan (Tekanan Osmosis)
Sebelum teknik pendinginan untuk mengawetkan makanan ditemukan, garam dapur digunakan
untuk mengawetkan makanan. Garam dapat membunuh mikroba penyebab makanan busuk
yang berada di permukaan makanan.
e. Desalinasi air laut (Osmosis Balik)
Osmosis balik adalah perembesan pelarut dari larutan ke pelarut, atau dari larutan yang lebih
pekat ke larutan yang lebih encer. Osmosis balik terjadi jika kepada larutan diberikan tekanan
yang lebih besar dari tekanan osmotiknya.
Osmosis balik digunakan untuk membuat air murni dari air laut. Dengan memberi tekanan pada
permukaan air laut yang lebih besar daripada tekanan osmotiknya, air dipaksa untuk merembes
dari air asin ke dalam air murni melalui selaput yang permeabel untuk air tetapi tidak untuk ion-
ion dalam air laut. Tanpa tekanan yang cukup besar, air secara spontan akan merembes dari air
murni ke dalam air asin.

f. Memasak ayam presto (Kenaikan titik didih)


Prinsip dasar yang digunakan pada memasak ayan presto dengan Panci Presto adalah kenaikan
titik didih. Secara teori, air akan mendidih pada suhu 100 derajat Celsius pada tekanan 1
atmosfer. Karena panci presto terbuat dari bahan stainless yang tebal dan kuat serta mempunyai
tutup yang rapat, maka uap air yang yang dihasilkan saat proses pendidihan tidak mungkin
keluar dan hanya terkumpul dalam panci presto. Air yang terkumpul inilah yang membuat
tekanan air dalam panci presto naik, yang menyebabkan temperatur didihnya juga naik menjadi
>100 derajat Celsius. Kalau dengan sedikit teori anak sekolahan, itu seperti Persamaan Gas
Ideal, dimana PV=CT, dimana P = tekanan; V = volume; T = suhu ; C = konstanta
kesebandingan gas, persamaan itu juga biasa disebut Hukum Gay-Lussac. Jadi dapat juga
diartikan hubungan antara P dan T bahwa Penambahan tekanan menaikkan titik didih dan titik
lebur zat.

3. Diketahui:
Massa glukosa = 6 gram
Mr Glukosa = 180
Massa Pelarut pada larutan glukosa = 200 gram
∆ Tb glukosa= 0,167 oC
Massa zat A = 1 gram
Massa Pelarut pada larutan zat A = 50 gram
∆ Tb zat A= 0,125 oC
Ditanya : Mr zar A ….?
Jawab :
Fordis KB1 M 5

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000 6 𝑔𝑟𝑎𝑚 1000


m glukosa = 𝑥 = 𝑥 = 0,167 𝑚
𝑀𝑟 𝑃 180 200𝑔𝑟𝑎𝑚
∆ Tb glukosa= m x Kb
0,167 oC = 0,167 m x Kb
0,167
Kb = 0,167
Kb =1

∆ Tb zat A = m x Kb
0,125 oC =mx1
0,125
m = 1
= 0,125 m
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
m zat A = 𝑥
𝑀𝑟 𝑃
1 𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
0,125 = 𝑥
𝑀𝑟 50 𝑔𝑟𝑎𝑚
0,125 x Mr x 50 = 1000
6,25 x Mr = 1000
1000
Mr = 6,25

Mr = 160
4. Berapa glukosa yang Budi butuhkan untuk membuat suatu larutan dalam 300 gram air, agar
memiliki titik didih yang sama dengan larutan yang terbuat dari 7,4 gram kalsium hidroksida
yang dilarutkan dalam 200 gram air?
5. Diketahui:
Mr Glukosa =180
Massa Pelarut pada larutan glukosa = 300 gram
Massa Ca(OH)2 =7,4 gram
Mr Ca(OH)2 = 74
Massa Pelarut pada larutan Ca(OH)2 = 200 gram
Ditanya : Mr zar A ….?
Jawab :
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000 7,4 𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
m Ca(OH)2 = 𝑀𝑟 𝑥 𝑃 = 74 𝑥 200𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,5 𝑚

i Ca(OH)2 = 1 + α (n-1) = > karena larutan elektrolit kuat α = 1


= 1 + 1(3-1)
=3
∆ Tb glukosa = ∆ Tb Ca(OH)2
Kb x m glukosa = Kb x m x i
m glukosa = 0,5 m x 3
m glukosa = 1,5 m
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
m glukosa = 𝑥
𝑀𝑟 𝑃
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
1,5m = 𝑥
180 300 𝑔𝑟𝑎𝑚
1,5 x 180 x 300 = 1000x massa
Fordis KB1 M 5

81000 = 1000 x massa glukosa


Massa glukosa = 81 𝑔𝑟𝑎𝑚

Anda mungkin juga menyukai