Anda di halaman 1dari 16

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Praktikum Biologi Sekolah dengan judul

“Respirasi” yang disusun oleh:

nama : Dinda Marzuki

NIM : 1614041007

kelas : Pendidikan Biologi. A

kelompok : III (Tiga)

telah diperiksakan oleh Asisten dan Koordinator Asisten maka dinyatakan telah

diterima.

Makassar, November 2019

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab

Dr. Abd. Muis, M.Si.


NIP. 196409131990111001
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tubuh kita merupakan suatu susunan atas sistem kerja yang sangat

kompleks, mulai dari yang bisa terlihat, hingga yang tidak bisa terlihat secara

kasat mata. Contohnya saja sel. Tubuh manusia mengandung milyaran sel yang

menyusun setiap jaringan dengan sangat baik. Sebagai makhluk hidup, manusia

memiliki beberapa ciri. Dari sekian ciri yang dimiliki oleh manusia diantaranya

termasuk respirasi yaitu bernafas. Manusia bernafas menggunakan paru-paru,

yang didalamnya terdiri atas elveolus-alveolus yang merupakan termpat

pertukaran udara.

Dalam kehidupannya, makhluk hidup tentu melakukan respirasi. Respirasi

atau yang secara umum dikenal sebagai proses pernafasan. Pernafasan adalah

memasukkan udara dari lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara

sisa dari dalam tubuh ke lingkungan luar. Secara kompleks, respirasi merupakan

suatu proses pembakaran senyawa organik di dalam sel untuk menghasilkan

energi bagi makhluk hidup.

Pernafasan merupakan bagian dari respirasi. Pada saat kita berolahraga,

seperti berlari dengan cepat, jantung kita akan memompa darah dengan kuat dan

berdetak dengan cepat, sehingga darah dapar mengedarkan zat-zat yang

diperlukan tubuh untuk menghasilkan energi. Kita akan menghirup udara yang

mengandung oksigen sebanyak-banyaknya agar dapat terus berlari. Selain itu,


agar kondisi tubuh lebih prima pada saat melakukan aktivitas kita memerlukan

makanan, karena jika konsumsi makanan tidak terpenuhi tubuh akan

mengalami gangguan (seperti;pingsan). Hal ini membuktikan, bahwa selain

makanan kita juga memerlukan oksigen (udara yang kita ambil) untuk terus

bergerak.

Tak hanya manusia, makhluk hidup lain seperti hewan dan tumbuhan pun

juga mengalami respirasi. Namun setiap makhluk hidup hamper memiliki cara

yang berbeda untuk melakukan respirasi tersebut. Contohnya saja serangga atau

insekta yang menggunakan trakea. Respirasi merupakan salah satu ciri makhluk

hidup. Respirasi dilakukan oleh semua makhluk hidup dengan semua penyusun

tubuh, baik manusia, tumbuhan, dan hewan. Respirasi dilakukan baik siang

maupun malam hari.

Kecepatan dan kekuatan setiap organisme untuk berespirasi pun juga

berbeda-beda. Ada yang cepat dan ada yang lambat. Respirasi pada hewan dan

manusia mengeluarkan karbondioksida, sedangkan pada tumbuhan mengeluarkan

oksigen. Selanjutnya apakah kecepatan respirasi antara hewan dan tumbuhan

berbeda?.

Pertanyaan di atas mungkin merupakan pertanyaan dasar ketika belajar

respirasi pada makhluk hidup. Oleh karena itu, kita akan melakukan praktikum

dengan tujuan untuk mengetahui berapa kecepatan respirasi pada makhluk hidup

yakni hewan serangga


B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dalam melakukan praktikum ini yaitu untuk membuktikan

bahwa organisme hidup membutuhkan oksigen untuk respirasinya dan

mengetahui berapa kecepatan respirasi makhluk hidup

C. Manfaat Praktikum

Adapun manfaat yang didapatklan dalam praktikum ini yaitu mahasiswa

mampu membuktikan bahwa organisme hidup membutuhkan oksigen untuk

respirasinya dan mengetahui berapa kecepatan respirasi makhluk hidup agar

praktikum ini bias menjadi acuan pada saat pembelajaran di sekolah.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Respirasi adalah proses oksidasi bahan makanan atau bahan organik yang

terjadi di dalam sel yang dapat dilakukan secara aerob maupun anaerob. Dalam

kondisi aerob, respirasi ini memerlukan oksigen bebas dan melepaskan

karbondioksida serta energy. Reaksi yang terjadi dalam oksidasi gula dapat

dituliskan seperti berikut: C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6 H2O + energy. Jumlah CO2

yang dihasilkan dan jumlah O2 yang digunakan dalam respirasi aerob tidak selalu

sama. hal ini tergantung pada jenis bahan yang digunakan. Perbandingan antara

jumlah CO2 yang dilepaskan dan jumlah O2 yang dibutuhkan disebut Respiratory

Quotient (RQ) (Tim Pengajar, 2012).

Respirasi adalah control rinci biologi tentang substansi energy, seperti

karbohidrat, lemak, dan protein. Proses utama respirasi terbagi atas 2 yaitu bagian,

yaitu: (1) glikolisis dan (2) daur Krebs. Fakta bahwa kloroplas adalah tempat

melakukan fotosintesis di dalam sel telah diketahui jauh sebelum proses ini

dipahami. Selama pemisahan sentrifugal, pemecahan bagian sel diputar pada

kecepatan yang bervariasi (William, 1967).

Tiga proses dasar terlibat dalam respirasi yaitu, pertama ventilasi paru atau

bernapas, adalah inspirasi (aliran masuk) dan ekspirasi (aliran keluar) udara antara

atmosfer dengan paru-paru. Proses kedua dan ketiga melibatkan pertukaran gas di

dalam tubuh. Respirasi eksternal dan respirasi paru adalah pertukaran gas antar
paru-paru dan darah. Respirasi saringan adalah pertukaran gas antara darah dan

sel-sel tubuh (Soenaryo, 1999).

Sistem pernapasan meliputi sekalian organ-organ atau struktur-struktur

yang mempuyai peranan dalam pengambilan oksigen dari medium lingkungan

tempat hewan tersebut hidup. Sistem pernapasan berperan pula dalam distribusi

oksigen ke sel-sel seluruh bagian tubuh, serta terhadap pembuangan zat-zat sisa

hasil metabolisme yang tidak dipakai oleh tubuh ke lingkungan eksternal. Secara

umum organ pernapasan dapat berupa kulit, insang, atau paru-paru serta beberapa

organ pernapasan lainnya seperti trakea yang terdapat pada serangga. Suatu organ

pernapasan apapun macamnya harus memperlihatkan adanya membran tipis yang

memisahkan lingkungan eksternal dengan medium distributor. Membran ini harus

bersifat permeable, selalu basah, vaskuler, dan mempunyai permukaan yang

relatif (Suripto, 2000).

Alat pernapasan berupa trakea, antara lain dapat ditemukan pada

Insecta. Trakea merupakan suatu pembuluh halus yang berjalan dari

permukaan tubuh, bercabang-cabang ke seluruh alat-alat dalam. Trakea terbentuk

sebagai invaginasi dinding tubuh, dilapisis oleh kitin. Setiap percabangan

berakhir dalam sel-sel trakea, yang mempunyai perluasan berupa

trakeola intraseluler, kadang-kadang membentuk suatu anyaman kapiler

didalam jaringan. Ujung akhir dari trakeola terisi cairan dan melalui cairan inilah

oksigen dan karbondioksida berdifusi ke dalam sel-sel jaringan di

dekatnya (Suntoro, 2001).


Bernapas merupakan salah satu ciri dan aktivitas makhluk hidup. Istilah

pernafasan sering di sama artikan dengan istilah Respirasi, walau sebenarnya

kedua istilah tersebut secara harfiah berbeda. Pernafasan (breathing) berarti

menghirup dan menghembuskan nafas. Bernafas berarti memasukkan udara dari

lingkungan luar ke dalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa dari dalam tubuh ke

lingkungan luar. Sedangkan respirasi (respiration) berarti suatu proses

pembakaran (oksidasi) senyawa organik (bahan makanan) di dalam sel guna

memperoleh energi. Pada hewan – hewan tingkat tinggi terdapat alat untuk proses

pernafasan, yakni berupa paru – paru, insang atau trakea, sementara pada hewan –

hewan tingkat rendah dan tumbuhan proses pertukaran udara tersebut dilakukan

secara langsung dengan difusi melalui permukaan sel – sel tubuhnya. Dari alat

pernafasan, oksigen masih harus di angkut oleh darah atau cairan tubuh ke seluruh

sel tubuh yang membutuhkan. Selanjutnya oksigen tersebut akan dimanfaatkan

untuk oksidasi di dalam sel guna menghasilkan energi (Campbell, 2000).

Respirasi bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi hasil respirasi

tersebut sangat diperlukan untuk aktivitas hidup, seperti mengatur suhu tubuh,

pergerakan, pertumbuhan dan reproduksi. Jadi kegiatan pernafasan dan respirasi

tersebut saling berhubungan karena pada proses pernafasan dimasukkan udara dari

luar (oksigen) dan oksigen tersebut digunakan untuk proses respirasi guna

memperoleh energi dan selanjutnya sisa respirasi berupa gas karbon dioksida

(CO2) dikelurkan melalui proses pernafasan. Karena hewan – hewan tingkat

rendah dan tumbuhan tidak memiliki alat pernafasan khusus sehingga oksigen

dapat langsung masuk dengan cara difusi, maka sering kali istilah pernafasan
disamakan dengan istilah respirasi. Dengan demikian perbedaan kedua istilah itu

tidak mutlak. Untuk bernafas, hewan – hewan tertentu memiliki alat pernafasan.

Alat – alat pernafasan tersebut berperan dalam proses pemasukan oksigen

dari lingkungan luar ke dalam tubuh serta pengeluaran CO2 dari tubuh

kelingkungan luar. Alat – alat pernafasan pada hewan berbeda – beda sesuai

dengan perkembangan struktur tubuh dan tempat hidupnya. Hewan darat

menggunakan paru – paru untuk bernafas dan pada kelompok burung, paru – paru

dilengkapi dengan kantong udara. Pada katak dewasa selain menggunakan paru –

paru juga menggunakan kulit untuk membantu pernafasan. Hewan yang hidup

diperairan (hewan akuatik), misalnya ikan dan udang mempunyai insang.

Serangga umumnya mempunyai alat perrnafasan berupa trakea dan hewan

invertebrata yang lain memiliki organ yang berbeda pula. Alat pernafasan hewan

pada dasarnya berupa alat pemasukan dan alat pengangkutan udara. Apabila alat

pemasukan ke dalam tubuh tidak ada, maka pemasukan oksigen dilakukan dengan

cara difusi, misalnya pada protozoa. Pada cacing tanah, oksigen masuk secara

difusi melalui permukaan tubuh, kemudian masuk ke pembuluh darah. Di dalam

darah, oksigen di ikat oleh pigmen – pigmen darah, yaitu hemoglobin yang larut

dalam plasma darah. Pada hewan lain, hemoglobin terkandung di dalam sel darah

merah (Syamsuri, 2003).

Menurut Kastawi (2005), ciri umum anggota filum arthropoda adalah:

1. Tubuh simetri bilateral, terdiri atas segmen-segmen yang saling

berhubungan di bagian luar, dan memiliki tiga lapisan germinal

sehingga merupakan hewan tripoblastik.


2. Tubuuh memiliki kerangka luar dan dibedakan atas kepala, dada, serta

perut yang terpisah atau bergabung menjadi satu.

3. Setiap segmen tubuh memiliki sepasang alat gerak atau tidak ada.

4. Respirasi dengan menggunakan paru-paru buku, trakea, atau dengan

insang.

5. Ekskresi dengan menggunakan tubulus malpigi atau kelenjar koksal.

6. Saluran pencernaan sudah lengkap.

7. Sistem peredaran darah merupakan sistem peredaran darah terbuka.

8. Sarafnya merupakan sistem saraf tangga tali.

9. Berkelamin terpisah, sehingga fertilisasi secara internal dan bersifat

ovipar.

Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan

jasad hidup melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan

dalam menjalankan fungsi hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-

hari, respirasi dapat disamakan dengan pernapasan. Namun demikian, istilah

respirasi mencakup proses-proses yang juga tidak tercakup pada istilah

pernapasan. Respirasi terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai

dari individu hingga satuan terkecil, sel. Apabila pernapasan biasanya

diasosiasikan dengan penggunaan oksigen sebagai senyawa pemecah, respirasi

tidak melulu melibatkan oksigen. Pada dasarnya, respirasi adalah

proses oksidasi yang dialami SET sebagai unit penyimpan energi kimia pada

organisme hidup. SET, seperti molekul gula atau asam-asam lemak, dapat dipecah

dengan bantuan enzim dan beberapa molekul sederhana (Campbell, 2000).


BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal : Jumat/ 1 November 2019

Waktu : Pukul 10:50-12:30 WITA

Tempat : Laboratorium Botani Jurusan Biologi FMIPA UNM

B. Alat dan Bahan

Alat

1. Stopwatch

2. Pipet Tetes

3. Respirometer

4. Pinset

Bahan

1. Jangkrik

2. Kristal NaOH

3. Vaselin

4. Eosin

5. Kapas

C. Langkah Kerja

1. Membungkus keistal NaOH dengan kapas.

2. Memasukkan kapas ke dalam tabung respirometer.

3. Memasukkan seekor jangkrik ke dalam respirometer.


4. Menutup tabung respirometer.

5. Memberi plastisin pada sambungan agar udara tidak masuk dan keluar.

6. Menetesi eosin pada ujung pipo respirometer dengan menggunkan pipet tetes

secukupnya.

7. Mengukur pergerekan eosin dengan menggunakan stopwatch secara berkala (3

menit, 6 menit, 9 menit, 12 menit, 15 menit)

8. Lakukan percobaan yang sama (langkah 1 sampai dengan 6) menggunakan

jangkrik atau belalang lain dengan ukuran yang berbeda.

9. Mencatat perubahan jarak eosin.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Perubahan Jarak Eosin
Kedudukam Eosin pada Menit ke- Udara
Nama Rata-
No pernafasn 15
Hewan 3 6 9 12 15 rata
menit (ml)
1. Kecoa 0.22 0.43 0.59 0.75 0.86 0.86 0.172

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan yang menggunakan

respirometer, digunakan Kristal NaOH. Fungsi dari kristal ini adalah untuk

mengikat CO2, sehingga pergerakan dari larutan eosin benar-benar hanya

disebabkan oleh konsumsi oksigen. Adapun reaksi yang terjadi antara NaOH

dengan CO2 adalah sebagai berikut:

NaOH + CO2 → Na2CO3 + H2O

Setelah itu serangga dimasukkan ke dalam tabung dan tabung ditutup

dengan bagian yang berskala rapat-rapat. Untuk mengetahui penyusutan udara

dalam tabung, pada ujung terbuka pipa berskala diberi setetes larutan eosin.

Larutan eosin ini akan bergerak ke arah tabung spesimen karena terjadinya

penyusutan volum udara dalam ruang tertutup (tabung spesimen) sebagai akibat

pernapasan, yaitu O2 diserap sedangkan CO2 dihembuskan tetapi lalu diserap

oleh NaOH. Kecepatan larutan eosin itu bergerak ke dalam menunjukkan

kecepatan pernapasan organisme (serangga) yang diselidiki.


Perhitungan dilakukan untuk memperoleh angka kecepatan respirasi

organisme tertentu dalam ml tiap satuan waktu. Data yang diambil adalah lama

pernapasan. Dalam percobaan ini diambil tiap 3 menit sekali dan jarak yang

ditempuh oleh larutan eosin bergerak.

Berdasarkan hasil analisis, percobaan ini dapat dilakukan oleh maksimal 3

praktikan atau siswa, karena prosedur pelaksanaan yang tidak terlalu rumit. Siswa

dibagi dalam beberapa kegiatan misalnya menggunakan respirometer,

memasukkan eosin ke dalam tabung respirometer, mengamati, menghitung

pergerakan eosin dan mencatatnya dalam tabel pengamatan. Dengan pembagian

tugas yang benar untuk tiap anggota kelompok, maka diharapkan praktikum ini

dapat diselesaikan dengan waktu 25-30 menit.

Adapun menurut Kastawi (2005), factor-faktor yang mempengaruhi

kecepatan respirasi makhluk hidup ialah:

1. Jenis kelamin

Belalang atau jangkrik betina dan belalang jantan memiliki kecepatan

respirasi yang berbeda.

2. Ketinggian

Ketinggian mempengaruhi pernapasan. Makin tinggi daratan, makin rendah

O2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup belalang. Sebagai akibatnya

belalang pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan yang meningkat, juga

kedalaman pernapasan yang meningkat.

3. Ketersediaan Oksigen
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya

pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara

organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara

tidak banyak mempengaruhi laju respirasi karena jumlah oksigen yang dibutuhkan

tumbuhan untuk berespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.

4. Suhu

Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa system trachea yang

berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2 ke seluruh tubuh serta

mengangkut dan mengeluarkan CO2 dari tubuh. Trachea memanjang dan

bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang masuk ke seluruh jaringan

tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2dan CO2 dalam system ini tidak

membutuhkan bantuan sitem transportasi atau darah. Udara masuk dan keluar

melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuhnya.

Selanjutnya dari stigama, udara masuk ke pembuluh trachea yang memanjang dan

sebagian ke kantung hawa. Pada serangga bertubuh besar terjadinya pengeluaran

gas sisa pernafasan terjadi karena adanya pengaruh kontraksi otot-otot tubuh yang

bergerak secara terat

5. Berat Tubuh

Hubungan antara berat dengan penggunaan oksigen berbanding lurus. Karena

setiap makhluk hidup membutuhkan O2 (Oksigen) dalam jumlah yang

besar.Semakin berat serangga semakin cepat pergerakan larutan eosin pada pipa

berskala, begitupun sebaliknya, semakin ringan serangga maka semakin lambat

pergerakan larutan eosin pada pipa berskala.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada proses respirasi menghasilkan karbondioksida (CO2), uap air (H2O)

dan sejumlah energi. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses

respirasi adalah berat tubuh, kegiatan tubuh dan suhu tubuh.

Bedasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat di tarik kesimpulan

bahwa NaOH dapat membantu mempercepat proses pernapasan pada belalang,

dan terdapat hubungan antara berat (ukuran/besar) serangga dengan kecepatan

pernafasannya, semakin berat (besar) tubuh belalang maka semakin banyak

oksigen yang di butuhkan sehingga semakin cepat pernapasannya. Sebaliknya,

Semakin ringan berat serangga (ukurannya kecil) maka makin sedikit pula

oksigen yang ia butuhkan sehingga semakin lambat pernapasannya. Begitu pula

dengan aktifitas belalang tersebut, juga mempengaruhi kebutuhan oksigen.

B. Saran

Sebaiknya dalam melakukan praktikum, praktikan harus belajar

sebelumnya agar paham apa yang akan dilakukan saat praktikum berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, neil A. Dkk. 2002. Biologi edisi kelima-jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Kastawi, Yusuf dkk. 2005. Zoologi Avertebrata. Malang : UM Press.

Soenaryo.1999.Anatomi dan Fisiologi Makhluk Hidup.Malang: MSREP-SKA.

Suntoro. 2001. Anatomi dan Fisiologi Hewan. Jakarta : Universitas Terbuka.

Suripto. 2000. Struktur Hewan. Jakarta : Universitas Terbuka.

Syamsuri. 2003. Biologi Jilid 2B untuk SMA Kelas IX Semester 2. Jakarta :


Erlangga.

Tim Penyusun. 2012. Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Makassar : Tim


penyusun jurusan biologi FMIPA UNM.

William, Irving Knobloch. 1967. Readings in Biological Science. New York :


Appleton-Century-Crofts Inc.

Anda mungkin juga menyukai