Anda di halaman 1dari 20

SOAL MID SEMESTER

MATA KULIAH PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

DOSEN PENGAMPUH

Prof.Dr.Hj. Nurhayati B, M.Pd

Oleh

Nama : Dinda Marzuki

NIM : 1614041007

Pendidikan Biologi A 2016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
(11 OKTOBER 2019)
1. Jelaskan latar Belakang dalam mengembangkan
a. Bahan ajar
b. LKPD
c. Media pembelajaran

Jawaban:

a. Latar Belakang dalam Mengembangkan Bahan Ajar

Bahan ajar adalah seperangkat materi pembelajaran yang disusun secara


sistematis sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa
untuk belajar (Depdiknas, 2008: 7). Bentuk-bentuk bahan ajar dapat berupa:
1. bahan cetak, seperti hand out, buku, modul, lembar kerja siswa (LKS),
brosur,leaflet;
2. audio visual, seperti video/film, VCD;
3. audio, seperti radio, kaset, CD audio,PH;
4. visual, seperti foto, gambar,model/maket;
5. multimedia, seperti CD interaktif, computer based,internet.
Dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa guru
diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas
melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud)
nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses, yang antara lain mengatur
tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik
pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pembelajaran (RPP).
Dengan demikian, guru diharapkan untuk mengembangkan bahan ajar sebagai
salah satu sumber belajar. Mengembangkan bahan ajar yang inovatifdan
menyenangkan sangat dibutuhkan agar dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam pembelajaran.
Pengembangan bahan ajar digunakan sebagai cara untuk
mengidentifikasi, mengembangkan, mengevaluasi isi dan strategi
pembelajaran.Pengembangan bahan ajar yang menyenangkan dan
menanamkan nilai- nilai moral untuk peserta didik sangat diperlukan. Hal ini
untuk meningkatkan kualitas peserta didik dalam ranah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang menjadi inti dalam kurikulum 2013.
b. Latar Belakang dalam Mengembangkan LKPD

Pengembangan bahan Bahan ajar akan menentukan kualitas


pembelajaran yang baik. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) atau dalam
kata lain Lembar Kerja Siswa (LKS) atau worksheet merupakan suatu media
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mendukung proses belajar siswa
baik secara individual ataupun kelompok dapat membangun sendiri
pengetahuan mereka dengan berbagai sumber balajar. Lembar kerja siswa
adalah lembaran berisi tugas yang harus dilakukan oleh peserta didik. Lembar
kerja biasanya terdiri dari instruksi, langkah-langkah untuk menyelesaikan
tugas. Tugas yang ada dalam lembar kerja seharusnya memiliki kompetensi
dasar yang jelas dicapai. Depdiknas menyatakan bahwa Lembar kerja siswa
akan memberi manfaat untuk guru dan siswa. Guru akan memiliki bahan yang
siap digunakan, sedangkan siswa akan mendapatkan pengalaman studi
mandiri dan memahami tugas tertulis yang terkandung di dalam lembar kerja
siswa.
Menurut Alvina (2016), LKPD bertujuan untuk memacu dan
membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar dalam rangka menguasai
pemahaman, keterampilan, dan atau sikap. Penggunaan lembar kerja dapat
membantu mengarahkan pembelajaran agar lebih efisien dan efektif. LKPD
selain sebagai media pembelajaran juga mempunyai fungsi lain, yaitu: (1)
merupakan alternatif bagi guru untuk mengarahkan pengajaran atau
memperkenalkan kegiatan sebagai kegiatan pembelajaran; (2) membantu
peserta didik untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran; (3) dapat
membangkitkan minat peserta didik jika LKPD disusun secara rapih,
sistematis, mudah dipahami oleh peserta didik, sehingga mudah menarik
perhatian peserta didik; (4) dapat menumbuhkan kepercayaan pada diri
peserta didik dan meningkatkan motivasi belajar dan rasa ingin tahu; serta (5)
dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah.
Berdasarkan pemaparan di atas, menunjukkan bahwa adanya LKPD
dalam proses pembelajaran akan sangat menunjang kelancaran berjalannya
proses pembelajaran dimana akan membuat siswa mudah mengerti terhadap
materi yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu, pengembangan bahan ajar
LKPD sangat diperlukan dalam dunia pendidikan.

c. Latar Belakang dalam Mengembangkan Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan komponen dalam proses


pembelajaran yang sangat penting dalam menyampaikan materi agar lebih
menarik dan tutorial. Media pembelajaran di gunakan oleh pendidik sebagai
alat bantu yang berfungsi memperjelas materi yang di sampaikan agar siswa
dapat mengalami pengalaman langsung mengenai materi yang di sampaikan
dapat melalui indera penglihatan, indera pendengaran ataupun pengalaman
langsung untuk mencapai tujuan pembelajaran (Agustina, 2015).
Menurut Fitriah (2017), media pembelajaran merupakan suatu alat
atau perantara yang berguna untuk memudahkan proses belajar mengajar,
dalam rangka mengefektifkan komunikasi antara guru dan siswa. Hal ini
sangat membantu guru dalam mengajar dan memudahkan siswa menerima
dan memahami pelajaran. Proses ini membutuhkan guru yang mampu
menyelaraskan antara media pembelajaran dan metode pembelajaran.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar juga
dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru bagi siswa,
membangkitkan motivasi belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis
terhadap siswa. Selain dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, pemakaian
atau pemanfaatan media juga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap
pelajaran.
Media yang dimanfaatkan memiliki posisi sebagai alat bantu guru
dalam mengajar. Misalnya grafik, film, slide, foto, serta pembelajaran dengan
menggunakan komputer. Gunanya adalah untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual dan verbal. Sebagai alat bantu dalam
mengajar, media diharapkan dapat memberikan pengalaman kongkret,
motivasi belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa.
2. Jelaskan prosedur model pengembangan
a. Dick and Carrie
b. 4D
c. Addie
d. Assure

Jawaban :

a. ProsedurModel PengembanganDick and Carrie

Menurut Nurhayati (2019), model pengembangan sistem pembelajaran


(learning system development) Dick and Carey terdiri dari 10 tahap yang
kemudian diadaptasi sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian
pengembangan menjadi 7 tahap. Prosedur penelitian pengembangan Dick and
Carey sebagai berikut:

1) Tahap awal prosedur pengembangan adalah menentukan Komptensi Dasar


(KD), tujuan pembelajaran dan indikator pencapain kompetensi sebagai output
pembelajaran.
2) Mengembangkan satuan acara perkuliahan (SAP), pada bagian kegiatan
pembelajaran mengacu pada pendekatan KPS.
3) Mengembangkan modul Biologi Dasar Berbasis Keterampilan Proses Sains.
4) Mengembangkan instrument penilaian yang dilengkapi dengan rubrik
penskoran. Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif perangkat
pembelajaran yang telah dikembangkan. Evaluasi formatif dilaksanakan untuk
memperoleh data yang akan digunakan, untuk mengidentifikasi kekurangan-
kekurang yang terdapat pada draft awal perangkat pembelajaran, berdasarkan
kriteria pada instrumen pengumpulan data. \
5) Merevisi draft awal perangkat pembelajaran berdasarkan data hasil evaluasi
formatif.
6) Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.
MenurutTrianto (2011), prosedur pengembangan model Dick & Carey yaitu:
1) Identifikasi Tujuan (Identity Instructional Goals). Tahap awal model ini adalah
menentukan apa yang diinginkan oleh siswa dalam pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Definisi tujuan pembelajaran mungkin
mengacu pada kurikulum tertentu atau dari pengalaman praktek dengan
kesulitan belajar siswa di dalam kelas.
2) Melakukan Analisis Instruksional (Conducting a goal Analysis), setelah
mengidentifikasi tujuan pembelajaran, maka akan ditentukan apa tipe belajar
yang dibutuhkan siswa. Analisis ini mencakup ketrampilan, proses, dan tugas-
tugas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3) Mengidentifikasi Tingkah Laku Awal/ Karakteristik Siswa/ Analisis
kecerdasan peserta didik (Identity Entry Behaviors, Characteristic). Ketika
melakukan analisis terhadap keterampilan-keterampilan yang perlu dilatihkan
dan tahapan prosedur yang perlu dilewati, juga harus dipertimbangkan
keterampilan apa yang telah dimiliki siswa saat mulai mengikuti pengajaran,
selain itu karakteristik khusus siswayang mungkin ada hubungannya dengan
rancangan aktivitas- aktivitas pengajaran juga perlu diidentifikasi.
Menganalisis kecerdasan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran
berbasis multiple intelligences merupakan suatu keharusan, karena dengan
mengetahui kecerdasan dominan yang dimiliki oleh anak dapat memberikan
banyak manfaat baik untuk peserta didik, guru maupun orang tua.
4) Merumuskan Tujuan Kinerja (Write Performance Objectives). Berdasar pada
analisis instruksional dan pernyataan tentang tingkah laku awal siswa,
selanjutnya akan dirumuskan pernyataan khusus tentang apa yang harus
dilakukan siswa saat pembelajaran.
5) Pengembangan Tes Acuan Patokan (developing criteria- referenced test items).
Pengembangan Tes Acuan Patokan didasarkan pada tujuan yang telah
dirumuskan, pengembangan butir soal untuk mengukur kemampuan siswa
seperti yang diperkirakan dalam tujuan.
6) Pengembangan strategi Pengajaran (develop instructional strategy). Informasi
dari lima tahap sebelumnya, maka selanjutnya akan digunakan strategi atau
metode baru untuk mencapai tujuan akhir. Strateginya adalah dengan
menggunakan LKS berbasis multiple intelligences yang dikembangkan.
7) Pengembangan atau Memilih Pengajaran (develop and select instructional
materials). Mengembangkan dan memilih bahanpembelajaran, yang dalam hal
ini dapat berupa bahan cetak manual, baik untuk peserta didik maupun guru,
dan media lain. Tahap ini akan digunakan strategi pengajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan.
8) Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Formatif (design and conduct
formative evaluation). Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang
akan digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana meningkatkan pengajaran.
Dalam kondisi tertentu, pengembang cukup sampai pada langkah ini. Dick &
Carey merekomendasikan suatu proses evaluasi formatif yang terdiri atas tiga
langkah, yaitu :
a) Uji coba prototype bahan secara perorangan
b) Uji coba kelompok kecil yang terdiri atas enam atau delapan subjek
c) Uji coba lapangan yang melibatkan seluruh subjek dalam kelas yaitu 25
peserta didik.
9) Menulis Perangkat dan Evaluasi Sumatif (design and conduct summative
evaluation). Hasil-hasil pada tahap di atas dijadikan dasar untuk menulis
perangkat yang dibutuhkan. Langkah selanjutnya evaluasi sumatif
dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan nilai (angka) hasil belajar
pesertadidik dalam materi pesawat sederhana, sebagai bahan untuk
memberikan laporan kepada berbagai pihak.
10) Revisi Pengajaran (instructional revisions). Tahap ini mengulangi siklus
pengembangan perangkat pengajaran. Data dari evaluasi sumatif yang telah
dilakukan pada tahap sebelumnya diringkas dan dianalisis serta
diinterpretasikan untuk diidentifikasi apa saja kesulitan yang dialami oleh
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Begitu pula masukan dari hasil
implementasi dari pakar/validator.
Gambar 1. Model penelitian dan pengembangan Dick & Carey.

b. Prosedur Model Pengembangan4D


Desain penelitian pengembangan model 4-D (Four D Models) menurut
Thiagarajani. Hal ini meliputi 4 tahap yaitu tahap pendefinisian (define),
perancangan (design), pengembangan (develop) dan diseminasi (disseminate)
yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
Gambar 2. Prosedur Pengembangan Model 4-D
(Sumber: Diadaptasi dari Thiagarajan 1974: 6-9)

1) Tahap pendefinisian (define)


Tahap pendefinisian berguna untuk menentukan dan mendefinisikan
kebutuhan-kebutuhan di dalam proses pembelajaran serta mengumpulkan
berbagai informasi yang berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan.
Dalam tahap ini dibagi menjadi beberapa langkah yaitu:
a) Analisis Awal (Front-end Analysis)
Analisis awal dilakukan untuk mengetahui permasalahan dasar dalam
pengembangan media pop-up.
b) Analisis Peserta Didik (Learner Analysis)
Analisis peserta didik sangat penting dilakukan pada awal perencanaan.
Analisis peserta didik dilakukan dengna cara mengamati karakteristik peserta
didik.
c) Analisis Tugas (Task Analysis)
Analisis tugas bertujuan untuk mengidentifikasi tugas-tugas utama yang akan
dilakukan oleh peserta didik. Analisis tugas terdiri dari analisis terhadap
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) terkait materi yang akan
dikembangkan melalui media pop-up.
d) Analisis Konsep (Concept Analysis)
Analisis konsep bertujuan untuk menentukan isi materi dalam media pop-up
yang dikembangkan.
e) Analisis Tujuan Pembelajaran (Specifying Instructional Objectives)
Analisis tujuan pembelajaran dilakukan untuk menentukan indikator
pencapaian pembelajaran yang didasarkan atas analisis materi dan analisis
kurikulum.

2) Tahap Perancangan (design)


Setelah mendapatkan permasalahan dari tahap pendefinisian, selanjutnya
dilakukan tahap perancangan. Tahap perancangan ini meliputi:
a) Penyusunan Tes (criterion-test construction)
Penyusunan tes instrumen berdasarkan penyusunan tujuan pembelajaran yang
menjadi tolak ukur kemampuan peserta didikberupa produk, proses,
psikomotor selama dan setelah kegiatan pembelajaran.
b) Pemilihan Media (media selection)
Pemilihan media dilakukan untuk mengidentifikasi media pembelajaran yang
relevan dengan karakteristik materi dan sesuai dengan kebutuhan peserta
didik.
c) Pemilihan Format (format selection)
Pemilihan format dilakukan pada langkah awal. Pemilihan format dilakukan
agar format yang dipilih sesuai dengan materi pembelajaran. Pemilihan
bentuk penyajian disesuaikan dengan media pembelajaran yang digunakan.
d) Desain Awal (initial design)
Desain awal (initial design) yaitu rancangan media pop-up yang telah dibuat
oleh peneliti kemudian diberi masukan oleh dosen pembimbing, Masukan
dari dosen pembimbing akan digunakan untukmmemperbaiki media pop-up
sebelum dilakukan produksi.

3) Tahap Pengembangan (develop)


Tahap pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan media pop- up yang
sudah direvisi berdasarkan masukan ahli dan uji coba kepada peserta didik.
Terdapat dua langkah dalam tahapan ini yaitu sebagai berikut:
a) Validasi Ahli (expert appraisal)
b) Uji Coba Produk (development testing)

4) Tahap Diseminasi (diseminate)


Setelah uji coba terbatas dan instrumen telah direvisi, tahap selanjutnya
adalah tahap diseminasi. Tujuan dari tahap ini adalah menyebarluaskan media
pop-up

c. Prosedur Model PengembanganAddie


Model pengembangan ADDIE terdiridarilimatahapan yang
meliputianalisis(analysis), desain(design), pengembangan(development),
implementasi(implementation) danevaluasi(evaluation) (Sugiyono, 2015: 200).
Adapunlangkahpenelitianpengembangan ADDIE
jikadisajikandalambentukbaganadalahsebagaiberikut:
ANALYZE DESIGN DEVELOP IMPLEMENTATION

EVALUATION

Gambar 3 Langkah Umum Desain


Pembelajaran ADDIE

1) Analisis (Analyze)
Tahapanalisismerupakansuatu proses needs assessment
(analisiskebutuhan), mengidentifikasimasalah (kebutuhan)
danmelakukananalisistugas (task analyze). Out put yang
dihasilkanberupakarakteristikatau profile calonpesertadidik,
identifikasikebutuhandananalisistugas yang rincididasarkankebutuhan.
2) Desain (Design)
Tahapinidikenaldenganistilahmembuatrancangan (blue print),
ibaratbangunanmakasebelumdibangunharusadarancangbangundiataskertasterl
ebihdahulu.
3) Pengembangan (Development).
Merupakan proses mewujudkan blue print alias
desaintadimenjadikenyataan. Artinyapadatahapinisegalasesuatu yang
dibutuhkanatau yang akanmendukung proses
pembelajaransemuanyaharusdisiapkan.
4) Implementasi (Implementation).
Implementasiadalahlangkahnyatauntukmenerapkansistempembelajaran
yang sedangkitabuat. Artinya, padatahapinisemua yang
telahdikembangkandiinstalataudisetsedemikianrupasesuaidenganperanataufun
gsinya agar bisadiimplementasikan. Setelahproduksiap,
makadapatdiujicobakanmelaluikelompokbesarkemudiandievaluasidandirevisi.
Kemudianujicobadapatdilakukanpadakelompokbesarkemudiandievaluasikem
balidandirevisisehinggamenghasilkanprodukakhir yang siapdidiseminasikan.
5) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasiadalah proses untukmelihatapakahsistempembelajaran yang
sedangdibangunberhasil, sesuaidenganharapanawalatautidak.
Tahapevaluasibisadilakukanpadasetiapempattahapdiatas yang
disebutevaluasiformatif, karenatujuannyauntukkebutuhanrevisi.
Misalnyapadatahaprancangankitamemerlukan review ahliuntukmemberikan
input terhadaprancangan yang sedangkitabuat.

d. Prosedur Model PengembanganAssure


Secara garis besar, siklus prosedur penelitian dan pengembangan
menggunakan model ASSURE adalah sebagai berikut:

Gambar 4 Siklus Model Assure Sumber: Smaldino, S.E et al (2005)

Adapun tahapan yang dilakukan dalam pengembangan dengan


menggunakan model ASSURE adalah sebagai berikut:
1) Analyze Learners
Tahap pertama dari model ASSURE adalah melakukan analisis siswa.
Beberapa faktor yang dipertimbangkan dalam analisis siswa antara lain
sebagai berikut.
a) Analisis situasi pembelajaran
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap proses pembelajaran disekolah
dan ajar yang digunakan beserta ketersediaannya. Analisis ini dilakukan
dengan melakukan observasi dan wawancara kepada siswa atau guru di
sekolah.
b) Karakteristik umum siswa
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap karakteristik umum siswa yang
meliputi: usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, budaya, dan sosial ekonomi.
c) Kemampuan awal siswa
Tahap selanjutnya yaitu menganalisis kemampuan awal siswa. Kemampuan
awal siswa menunjuk pada pengetahuan dan keterampilan yang telah dan
belum dimiliki siswa.
d) Gaya-gaya belajar siswa
Tahap selanjutnya yaitu menganalisis gaya belajar siswa dengan cara
melakukan wawancara langsung kepada siswa.
2) State Objectives
Tahap kedua adalah merumuskan standar dan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai. Sebelum merumuskan tujuan pembelajaran, peneliti
melakukan analisis kurikulum yang digunakan di sekolah, Kompetensi Inti
(KI) dan Kompetensi Dasar (KD) sesuai dengan kurikulum 2013 revisi
2016. Tujuan pembelajaran hendaknya mengandung unsur ABCD, sebagai
berikut: Audience yang berarti peserta. Audience yang dijadikan sasaran
tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran tersebut sebaiknya menetapkan
Behavior atau kemampuan yang harus diperlihatkan dan Condition tempat
diamatinya Behavior tersebut. Terakhir adalah Degree yang merupakan
derajat penguasaan ketrampilan baru. Tujuan pembelajaran dapat diperoleh
dari kurikulum atau silabus, keterangan dari buku teks, atau dirumuskan
sendiri oleh perancang pembelajaran.
3) Select Methods, Media and Materials
Tahap ketiga yaitu memilih metode, media dan bahan. Suatu rencana yang
sistematik dalam penggunaan media dan teknologi tentu menuntut agar
metode, media dan materinya dipilih secara sistematis pula. Proses
pemilihannya melibatkan tiga langkah antara lain.
a) Memilih Metode
Pemilihan metode disesuaikan dengan gaya belajar siswanya.
b) Memilih Format Media
Format media adalah bentuk fisik misalnya flip chart, slide, video, dan
computer multimedia..
c) Menghasilkan Bahan Ajar Khusus
Mendapatkanbahan ajar yang melibatkan salah satu dari tiga alternatif
berikut: (1) menyeleksi bahan ajar yang tersedia, (2) memodifikasi bahan
ajar yang sudah ada dan (3) merancang bahan ajar baru.
4) Utilize Media and Materials
Tahap keempat adalah penggunaan media dan bahan ajar oleh siswa dan
guru untuk memastikan bahwa ketiga komponen tersebut dapat berfungsi
efektif untuk digunakan dalam situasi sebenarnya.
5) Require Learner Participation
Tahap kelima adalah melibatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran.
Situasi belajar yang paling efektif mengharuskan siswa dapat
mempraktikkan ketrampilan yang mendorong siswa ke arah pencapaian
tujuan.
6) Evaluate and Revise
Dalam model Assure, kegiatan mengevaluasi dan merevisi ini terdiri dari
kegiatan menilai prestasi/ hasil belajar siswa serta mengevaluasi dan
merevisi strategi, teknologi, dan media.
a) Menilai Prestasi/ Hasil Belajar Siswa
b) Mengevaluasi dan Merevisi Strategi, Teknologi, dan Media
3. Jelaskan masing2 kelebihan model pengembangan
Jawaban :
a. Kelebihan Model PengembanganDick and Carrie
 Setiap langkah jelas, sehingga dapat diikuti
 Teratur, Efektif dan Efisien dalam pelaksanaan
 Merupakan model atau perencanaan pembelajaran yang terperinci,
sehingga mudah diikuti
 Adanya revisi pada analisis instruksional, dimana hal tersebut merupakan
hal yang sangat baik, karena apabila terjadi kesalahan maka segera dapat
dilakukan perubahan pada analisis instruksional tersebut, sebelum
kesalahan didalamnya ikut mempengaruhi kesalahan pada komponen
setelahnya
 Model Dick & Carey sangat lengkap komponennya, hampir mencakup
semua yang dibutuhkan dalam suatu perencanaan pembelajaran.

b. Kelebihan Model Pengembangan4D


 Memudahkan peneliti untuk melakukan langkah selanjutnya. Contoh:
langkah menganalisis tugas dan analisis konsep dapat membantu untuk
menentukan TPK.
 Pada tahap III peneliti dapat dengan leluasa melakukan uji coba dan
revisi berkali-kali sampai diperoleh hasil dengan kualitas yang
maksimal (final).
 Pijakan utama pendidikan di Indonesia berdasarkan kurikulum yang
telah ditetapkan, oleh karena itu dalam penyusunan perangkat terlebih
ddahulu harus dilakukan analisis kurikulum. Pada model ini, analisis
kurikulumm dapat dilakukan pada langkah analisis ujung-depan.
c. Kelebihan Model PengembanganAddie
Menurut Pribadi (2009:125) kelebihan dan kelemahan dari model
pembelajran ADDIE adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan model ini sederhana dan mudah dipelajari serta strukturnya
yang sistematis. Seperti kita ketahui bahwa model ADDIE ini terdiri dari 5
komponen yang saling berkaitan dan terstruktur secara sistematis yang
artinya dari tahapan yang pertama sampai tahapan yang kelima dalam
pengaplikasiannya harus secara sistematik, tidak bisa diurutkan secara acak
atau kita bisa memilih mana yang menurut kita ingin di dahulukan. Karena
kelima tahap/ langkah ini sudah sangat sederhana jika dibandingkan dengan
model desain yang lainnya. Sifatnya yang sederhana dan terstruktur dengan
sistematis maka model desain ini akan mudah dipelajari oleh para pendidik.

Sedangkan menurut Setiada dalam Dwipayanti (2013) Kelebihan model


pembelajaran ADDIE yaitu memperhatikan perkembangan ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor siswa, bersifat konsisten dan reliabel, artinya tidak
dapat berubahubah dan dapat dipercaya, saling ketergantungan satu sama
lain, sehingga tidak ada unsur-unsur yang terpisah dari sistem, serta
sederhana dan terstruktur dengan sistematis sehingga model desain ini akan
mudah dipelajari oleh para pendidik.

d. Kelebihan Model PengembanganAssure


Secara umum keunggulan modek ASSURE adalah:
 Lebih banyak komponennya dibandingkan dengan model materi ajar.
Komponen tersebut di anataranya analisis pebelajar, rumusan tujuan
pembelajar, strategi pembelajar, sistem penyampaian, penilaian proses
belajar dan penilaian belajar.
 sering di adakan pengulangan kegiatan dengan tujuan Evaluate and
Review. Selain itu model ini mengedepankan pembelajar, ditinjau dari
proses belajar, tipe belajar, kemampuan prasyarat.
 Turut mengutamakan partisipasi pembelajar dalam Poin Require Learner
Participation, sehingga di adakan pengelompokan-pengelompokan kecil
seperti pengelompokan pebelajar menjadi belajar mandiri dan belajar tim
dll. Serta penugasan yang bertujuan untuk memicu keaktifitasan peserta
didik.
 Menyiratkan untuk para guru untuk menyampaikan materi dan mengelola
kegiatan kelas.
 Pada poin Select methods Media and Materials serta Utilize Media and
Materials membuat guru atau pendidik aktif untuk menemukan dan
memanfaatkan, bahan dan media yang tepat dan memanfaatkan secara
optimal media yang telah ada.
 Model ini dapat diterapkan sendiri oleh guru

4. Pilihlah salah satu model pengembangan yang cocok untuk


mengembangkan LKPD
Jawaban :
Penelitian dan pengembangan (research and development) Menurut Sugiyono
(2013:407) penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menghasilkan
produk, selain untuk menghasilkan produk juga digunakan untuk menguji
keefektifitas produk tersebut melalui proses pengembangan. Menurut saya,
Model pengembangan ADDIE paling cocok untuk mengembangkan LKPD,
model pengembangan ADDIE (Lee and Owens 2004:161) yang memiliki 5
tahap yaitu analisis (Analysis), desain (Design), pengembangan (Development),
implementasi (Implementastion), evaluasi (Evaluation).
Dipilihnya model ADDIE karena dalam pengembangan LKPD didasarkan pada
beberapa alasan yakni: (1) Model ini merupakan model prosedural, yaitu model
yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah- langkah yang jelas dan cermat
untuk mmenghasilkan produk. (2) Tahap-tahap pengembangan dalam model
ini sama dengan standar tahap penelitian pengembangan (3) Model ADDIE
telah digunakan secara luas dan terbukti dapat memberikan hasil yang baik.
5. Buat gambaran atau sistematika LKPD yang akan dikembangkan
Jawaban :
Menurut Poppy Kamalia Devi, dkk (2009: 32-33), Sistematika LKS umumnya
terdiri dari:
a. Judul LKS
b. Pengantar. Berisi uraian singkat bahan pelajaran (berupa konsep-konsep IPA)
yang dicakup dalam kegiatan. Selain itu juga memberikan pertanyaan atau
masalah yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan dengan tujuan
untuk memancing kemampuan berpikir siswa dan diharapkan siswa dapat
memecahkan masalah tersebut dengan melakukan kegiatan.
c. Tujuan Kegiatan. Berisi kompetensi yang harus dicapai siswa setelah
melakukan percobaan. Tujuan pembelajaran dirinci pada masing-masing
kegiatan.
d. Alat dan bahan. Memuat alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan
kegiatan.
e. Langkah Kegiatan. Langkah kegiatan berisi sejumlah langkah cara
pelaksanaan kegiatan yang harus dilakukan siswa.
f. Tabel/ hasil pengamatan. Tabel pengamatan berfungsi untuk mencatat data
hasil pengamatan yang diperoleh dari kegiatan.
g. Pertanyaan. Pertanyaan yang diberikan mengulang kembali tentang apa yang
diamati pada saat melakukan percobaan, serta juga penuntun untuk menarik
kesimpulan hasil percobaan. Pertanyaan diselesaikan secara kelompok pada
saat pembelajaran berlangsung.
h. Kesimpulan. Kesimpulan tercantum dalam bagian akhir LKS. Hal ini
ditujukan agar guru bisa mengetahui tercapai atau tidaknya kompetensi yang
diinginkan pada tujuan, karena kesimpulan menjawab tujuan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai