Anda di halaman 1dari 19

laporan isolasi DNA buah

A. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui DNA buah berdaging lunak.
B. Dasar Teori
Isolasi DNA merupakan langkah yang tepat untuk mempelajari DNA. Prinsipnya ada
dua, yaitu sentrifugasi dan presipitasi. Sentrifugasi merupakan teknik untuk memisahkan
campuran berdasarkan berat molekul komponennya. Molekul yang mempunyai berat molekul
besar akan berada di bagian bawah tabung dan molekul ringan akan berada pada bagian atas
tabung. Deoxyribo nucleic acid (DNA) merupakan senyawa kimia yang paling penting dalam
makhluk hidup. DNA merupakan senyawa yang mengandung informasi genetik makhluk hidup
dari satu generasi ke generasi selanjutnya (Suryo, 2004).
Keseluruhan DNA dalam suatu sel akan membentuk genom. Genom meliputi bagian
gen yang fungsional maupun non-fungsional dalam sel organisme. DNA genom meliputi gen dan
intergen. Penambahan deterjen dalam isolasi DNA dapat menyebabkan rusaknya membrane sel,
melalui ikatan yang dibentuk melalui sisi hidrofobik deterjen dengan protein dan lemak pada
membrane membentuk senyawa lipid protein-deterjen kompleks. Senyawa tersebut dapat
terbentuk karena protein dan lipid memiliki ujung hidrofilik dan hidrofobik, demikian juga
dengan deterjen, sehingga dapat membentuk suatu ikatan kimia (Chambell, 2002).
Ketika mendengar kata DNA, seolah kita berhadapan dengan sesuatu yang begitu
abstrak dan sangat kecil. Apalagi jika berbicara tentang isolasi DNA, sering terpikirkan sebuah
proses yang sangat rumit dengan alat-alat yang sangat canggih. Padahal tidak selamanya isolasi
DNA demikian, beberapa teknik isolasi DNA sederhana terbukti efektif untuk mengisolasi DNA,
bahkan selain prosedurnya yang sederhana, bahan-bahan yang dipakaipun mudah didapatkan
dari lingkungan sekitar. DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) adalah master molecul (molekul
utama) yang mengkode semua informasi yang dibutuhkan untuk proses metabolisme dalam
setiap organisme. DNA ini tersusun atas 3 komponen utama yaitu gula deoksiribosa, basa
nitrogen dan fosfat yang tergabung membentuk nukleotida. Molekul DNA ini terikat membentuk
kromosom, dan ditemukan di nukleus, mitokondria dan kloroplas. (Arhan, 2009).
Penambahan deterjen dalam isolasi DNA dapat dilakukan karena deterjen dapat
menyebabkan rusaknya membran sel, melalui ikatan yang dibentuk melalui sisi hidrofobik
deterjen dengan protein dan lemak pada membran membentuk senyawa lipid protein-deterjen
kompleks. Senyawa tersebut dapat terbentuk karena protein dan lipid memiliki ujung hidrofilik
dan hidrofobik, demikian juga dengan deterjen, sehingga dapat membentuk suatu ikatan kimia
(Istianti, 1999).
menyatakan bahwa isolasi DNA dapat dilakukan melalui tahapan-tahapan antara lain:
preparasi ekstrak sel, pemurnian DNA dari ekstrsk sel dan presipitasi DNA. Meskipun isolasi
DNA dapat dilakukan dengan berbagai cara, akan tetapi pada setiap jenis atau bagian tanaman
dapat memberikan hasil yang berbeda, hal ini dikarenakan adanya senyawa polifenol dan
polisakarida dalam konsentrasi tinggi yang dapat menghambat pemurnian DNA. Jika isolasi
DNA dilakukan dengan sampel buah, maka kadar air pada masing-masing buah berbeda, dapat
memberi hasil yang berbeda-beda pula. Semakin tinggi kadar air, maka sel yang terlarut di dalam
ekstrak akan semakin sedikit, sehingga DNA yang terpretisipasi juga akan sedikit (Achmad,
2010).
C. Metode Praktikum
1. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini adalah :
Hari/Tanggal : Senin , 18 November 2013
Pukul : 08.00 10.00 WITA
Tempat : Laboratorium Genetika Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa.

2. Alat dan Bahan


a. Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah gelas kimia, lumping, mortal,
corong, gelas ukur, tabung reaksi, pisau dan batang pengaduk.
b. Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah buah pisang, buah semangka, buah mangga, etanol
absolut, deterjen, NaCl, kapas dan kain saring.
3. Cara Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Mengupas buah dan memotong menjadi 4 bagian lalu melumat buah menggunakan mortal dan
lumpang.
b. Menambahkan 10 gram NaCl kedalam gelas kimia
c. Menambahkan cairan deterjen sebanyak 10 ml
d. Menambahkan 50 ml aquadest kedalam gelas kimia tadi dan mengaduk secara perlahan hingga
homogen
e. Menyaring buah tadi kedalam gelas kimia baru
f. Menuang buah yang telah disaring kedalam tabung reaksi sekitar seperempat tabung reaksi.
g. Menambhakan etanol absolut dingin dengan cara mengalirkan melalui dinding tabung reaksi
secara perlahan
h. Mengamati perubahan yang terjadi.

D. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil Pengamatan
Adapun hasil yang diperoleh dari pengamatan yang dilakukan adalah :
a. Buah Pisang
Keterangan:
1. Ekstrak DNA
2. Etanol
3. Sari buah

b. Buah Mangga
Keterangan :
1. Ekstrak DNA
2. Etanol
3. Sari buah

c. Buah Semangka
Keterangan :
1. Ekstrak DNA
2. Etanol
3. Sari buah

2. Pembahasan
Isolasi DNA pada dasarnya dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam
sumber DNA yang dapat diperoleh dari hewan maupun tumbuhan. Upaya untuk mengeluarkan
DNA dari sel dilakukan dengan merusak dinding dan membran sel dan juga membran inti. Cara
yang digunakan untuk merusak membran-membran tersebut sangat beraneka ragam, misalnya
dengan pemblenderan atau penggerusan dengan mortal dan pistil. Selain perusakan secara fisik,
membran dan dinding sel dapat pula dirusak dengan menggunakan senyawa-senyawa kimia.
Perusakan dinding sel dan membran sel pada praktikum isolasi DNA kali ini dilakukan dengan
cara penggerusan. DNA yang didapatkan dalam pengamatan kali ini adalah DNA yang berupa
benang-benang halus.
Pengisolasian DNA secara sederhana dapat dilakukan dengan memecahkan dinding sel,
membran plasma dan membran inti baik secara mekanik maupun secara kimiawi. Isolasi DNA
merupakan suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh DNA murni, yaitu tanpa protein dan
RNA dari suatu sel dalam jaringan. Pemecahan dinding sel secara mekanik dapat dilakukan
dengan pemblenderan atau penggerus menggunakan mortal dan pastle. Sedangkan secara
kimiawi dapat dilakukan dengan pemberian detergen, penambahan sabun cair dan garam dapur
adalah untuk melisiskan membran inti untuk mengeluarkan isi inti sel yang berisi DNA.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dimana bahan-bahan yang digunakan
dihancurkan. Proses penghancuran dilakukan untuk merusak membran sel, dinding sel dan
membran inti sehingga DNA bisa keluar dari sel dan masuk ke larutan. Selanjutnya dimasukkan
NaCl (garam dapur) sebanyak 3 gram ke dalam buah tersebut yang telah dihancurkan
sebelumnya. NaCl yang diberikan berfungsi sebagai bahan penetral pada gula fosfat DNA,
menyebabkan protein dan karbohidrat terpresipitasi ke dalam larutan yang kemudian tersaring
pada proses penyaringan, serta berperan sebagai lysing buffer, yakni menjaga pH larutan agar
tetap konstan, sehingga diharapkan tidak terjadi denaturasi DNA. Kemudian ditambahkan
deterjen cair, proses pemberian deterjen cair ini disebut dengan proses lisis yaitu proses untuk
meluruhkan membran sel pada nukleus. Tujuan diberikannya deterjen cair yaitu untuk merusak
membran sel dan membran inti sehingga DNA yang diinginkan dapat dikeluarkan dari dalam sel,
untuk mengurangi kontaminan dan mengurangi browning.
Setelah dilakukan proses penghancuran dan lisis, maka larutannya ditambahkan air dan
dihomogenkan serta didiamkan. Pada saat pengadukan harus pelan-pelan karena deterjen mudah
sekali berbusa. Busa yang ditimbulkan oleh deterjen akan mengganggu pengamatan, karena
DNA yang berhasil diisolasi nampak tipis, dan dapat dipastikan lapisan DNA tersebut akan
tertutupi jika terdapat banyak buih. Setelah itu larutan tersebut disaring ke gelas kimia baru,
adanya proses penyaringan dilakukan agar komponen sel selain DNA tidak mengkontaminasi
DNA yang hendak diisolasi. Lalu dituang ke tabung reaksi dan diberikan larutan etanol dingin
dengan tujuan untuk memperitifikasi DNA. Ethanol yang dingin akan mempercepat proses
tersebut.
E. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu isolasi DNA merupakan metode untuk
memisahkan DNA dari sel, baik dari inti, mitokondria maupun kloroplas. Isolasi DNA pada
dasarnya dapat dilakukan dengan merusak dinding dan membran sel dan juga membran inti.
Perusakan ini dapat dilakukan dengan pemblenderan, penggerusan atau yang lainnya. DNA dapat
diisolasikan dari sumber DNA berupa buah dengan penambahan larutan deterjen, etanol serta
garam untuk membantu presipitasi DNA.
.

Daftar Pustaka
ArhanIsolasi DNA, Blog Arhan, http://endikdenibiotransmitther.blogspot.com.
(20 November 2013).
Achmad, Wendy. Isolasi DNA. Bandung 2010.
Istanti, Biologi Sel. Malang: jurusan Biologi FMIPA UM. 1999.
Neil, Campbell. Biologi. Jakarta : Erlangga. 2002.

Suryo. Genetika Strata 1. Yogyakarta : UGM Press. 2004.


Laporan Isolasi DNA

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA

PERCOBAAN II

ISOLASI DNA

NAMA : RISKA ANNISA

NIM : H41113334

KELOMPOK : 1 (SATU) B

HARI/ TANGGAL : KAMIS/ 13 MARET 2014

ASISTEN : ANDRI NINDYA KARINA

LABORATORIUM GENETIKA JURUSAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


DNA atau Deoxyribose Nucleic Acid adalah molekul utama yang mengkode semua

informasi yang dibutuhkan untuk proses metabolisme dalam setiap organisme. DNA ini tersusun

atas 3 komponen utama yaitu gula deoksiribosa, basa nitrogen dan fosfat yang tergabung

membentuk nukleotida. Molekul DNA ini terikat membentuk kromosom, ditemukan di nukleus,

mitokondria dan kloroplas. DNA yang menyusun kromosom ini merupakan nukleotida rangkap

yang tersusun heliks ganda atau double helix, dimana basa nitrogen dan kedua benang

polinukleotida saling berpasangan dalam pasangan yang tetap melalui ikatan hidrogen. Antara

nukleotida yang satu dengan nukleotida yang lain dihubungkan dengan ikatan fosfat. DNA

terdapat di dalam setiap sel makhluk hidup disebut sebagai cetak biru kehidupan karena molekul

ini berperan penting sebagai pembawa informasi hereditas yang menentukan struktur protein dan

proses metabolisme lain (Agus dan Sjafarenan, 2013).

Untuk mendapatkan DNA murni dari suatu sel dalam jaringan tubuh makhluk hidup

dapat dilakukan suatu teknik isolasi DNA. Isolasi DNA adalah suatu teknik yang digunakan

untuk mendapatkan DNA murni. Prinsip dasar isolasi DNA ada tiga yaitu penghancuran,

ekstraksi dan pemurnian. Isolasi DNA bertujuan untuk memisahkan DNA dari zat-zat lain yang

dapat dilakukan dengan berbagai cara, akan tetapi pada setiap jenis maupun bagian tanaman

dapat menimbulkan masalah berbeda, antara lain karena adanya senyawa polifenol dan

polisakarida dalam konsentrasi tinggi yang dapat menghambat pemurnian DNA dan juga

mempengaruhi enzim-enzim seperti polimerase, ligase, endonuklease restriksi, atau enzim untuk

kegiatan molekuler lain yang dapat menyebabkan DNA tidak dapat digunakan untuk aplikasi

penelitian (Istanti, 1999).

Pengisolasian DNA secara sederhana dapat diawali dengan memecahkan dinding sel,

membran plasma dan membran inti, baik secara mekanik maupun secara kimiawi. Secara
kimiawi dapat dilakukan dengan pemberian detergen yang dapat menyebabkan rusaknya

membran sel (Agus dan Sjafarenan, 2013).

I.2. Tujuan percobaan

Tujuan dari praktikum ini yaitu:

1. Untuk mengetahui cara atau metode yang benar untuk memisahkan atau mengisolasi DNA dari

buah-buahan.
2. Mengetahui keefektifan deterjen dan buah yang dipakai untuk melakukan percobaan isolasi

DNA

I.3. Waktu dan Tempat Percobaan

Percobaan ini dilaksanakan pada hari Kamis, pada tanggal 13 maret 2014, pukul 14.00-

17.00 WITA, bertempat di Laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

DNA adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik dan berfungsi untuk mengatur

perkembangan biologis seluruh bentuk kehidupan secara seluler. DNA terdapat pada nukleus,

mitikondria, dan kloroplas. DNA terdiri dari tiga macam molekul, yaitu gula deoksiribosa, gugus

fosfat dan basa nitrogen. Gula pentosa memiliki 5 atom C, dan pada DNA atom C nomor 2
berikatan dengan atom H. Gugus fosfat pada DNA berikatan dengan atom C nomor 5 melalui

ikatan fosfoester. Gugus fosfat tersebut yang menyebabkan asam nukleat bermuatan negatif.

Basa nitrogen yang menyusun asam nukleat ada dua macam, yaitu basa purin yang terdiri dari

adenin dan guanin dan basa pirimidin yang terdiri dari timin dan sitosin. Ikatan tersebut

menghasilkan molekul yang disebut nukleosida. Nukleosida akan bergabung dengan fosfat dan

membentuk molekul yang disebut nukleotida. Nukleotida adalah Satu komponen pembangun

DNA terdiri atas satu gula pentosa, satu gugus fosfat dan satu pasang basa (Asris, 2010).

Untai ganda DNA tersusun oleh dua rantai polinukleotida yang terpilin. Kedua rantai

tersebut berikatan dengan adanya ikatan hidrogen antara basa adenin dengan timin sebanyak dua

ikatan dan antara guanin dan sitosin sebanyak tiga ikatan. Spesifisitas pasangan basa tersebut

disebut sebagai komplementaritas Replikasi merupakan proses pelipatgandaan DNA. Proses

replikasi ini diperlukan ketika sel akan membelah diri. Pada setiap sel, kecuali sel gamet,

pembelahan diri harus disertai dengan replikasi DNA supaya semua sel turunan memiliki

informasi genetik yang sama. Pada dasarnya, proses replikasi memanfaatkan fakta bahwa DNA

terdiri dari dua rantai dan rantai yang satu merupakan konjugat dari rantai pasangannya. Dengan

kata lain, dengan mengetahui susunan satu rantai, maka susunan rantai pasangan dapat dengan

mudah dibentuk. Salah satu teori yang paling populer menyatakan bahwa pada masing-masing

DNA baru yang diperoleh pada akhir proses replikasi, satu rantai tunggal merupakan rantai DNA

dari rantai DNA sebelumnya, sedangkan rantai pasangannya merupakan rantai yang baru

disintesis. Rantai tunggal yang diperoleh dari DNA sebelumnya tersebut bertindak sebagai

cetakan untuk membuat rantai pasangannya (Campbell, dkk., 2010).

Setelah cukup ruang terbentuk akibat pembukaan untaian ganda ini, DNA polimerase

masuk dan mengikat diri pada kedua rantai DNA yang sudah terbuka secara lokal tersebut.
Proses pembukaan rantai ganda tersebut berlangsung disertai dengan pergeseran DNA

polimerase mengikuti arah membukanya rantai ganda. Monomer DNA ditambahkan di kedua sisi

rantai yang membuka setiap kali DNA polimerase bergeser. Hal ini berlanjut sampai seluruh

rantai telah benar-benar terpisah.Sel eukariot memiliki DNA di dalam kromosom, yaitu di inti sel

dan ada beberapa sel eukariot memiliki DNA di luar kromosom, yaitu DNA pada mitokondria

dan kloroplas. DNA nukleus berbentuk linear dan berasosiasi sangat erat dengan protein histon,

sedangkan DNA mitokondria dan kloroplas berbentuk sirkular, replikasinya berlangsung secara

independen dan tidak bergantung pada replikasi kromosom, serta tidak berasosiasi dengan

protein histon. Organisasi gen mitokondria lebih mirip organisasi gen pada bakteri. Selain itu,

DNA mitokondria dan kloroplas memiliki ciri khas, yaitu hanya mewariskan sifat-sifat yang

berasal dari garis ibu. Hal ini sangat berbeda dengan DNA nukleus yang memiliki pola

pewarisan sifat dari kedua orang tua (Suryo, 2004).

DNA dari sel prokariot maupun sel eukariot dapat diperoleh dengan cara mengisolasi DNA

yang terdapat di dalam sel. Isolasi DNA adalah teknik yang dilakukan untuk memisahkan DNA

dari zat yang lain di dalam sel. Fungsi dari pengisolasian DNA adalah mendapatkan DNA

murni dari dalam sel yang akan

digunakan untuk penganalisisan genotip suatu organisme (Asris, 2010).


Isolasi DNA dapat dilakukan melalui tahapan-tahapan antara lain preparasi esktrak sel,

pemurnian DNA dari ekstrak sel dan presipitasi DNA. Meskipun isolasi DNA dapat dilakukan

dengan berbagai cara, akan tetapi pada setiap jenis atau bagian tanaman dapat memberikan hasil

yang berbeda, hal ini karena adanya senyawa polifenol dan polisakarida dalam konsentrasi tinggi

yang dapat menghambat pemurnian DNA. Jika isolasi DNA dilakukan dengan sampel buah,

maka kadar air yang pada masing-masing buah berbeda, dapat memberi hasil yang berbeda pula.

Buah dengan kadar air tinggi akan menghasilkan isolat yang berbeda jika dibandingkan dengan
buah berkadar air rendah. Semakin tinggi kadar air maka sel yang terlarut di dalam ekstrak akan

semakin sedikit, sehingga DNA yang terpretisipasi juga akan sedikit (Agus dan Sjafarenan,

2013).

Proses isolasi DNA diawali dengan proses ekstraksi DNA, hal ini bertujuan untuk

memisahkan DNA dengan partikel lain yang tidak diinginkan. Proses ini harus dilakukan dengan

hati-hati, sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada DNA. Untuk mengeluarkan DNA dari sel,

dapat dilakukan dengan memecahkan dinding sel, membran plasma dan membran inti baik

dengan cara mekanik maupun secara kimiawi. Cara mekanik bisa dilakukan dengan

pemblenderan atau penggerus menggunakan mortar dan pistil. Sedangkan secara kimiawi dapat

dilakukan dengan pemberian bahan yang dapat merusak membran sel dan membran inti, salah

satunya adalah deterjen (Istanti, 1999).

Membran sel pada setiap organisme dapat mengalami kerusakan yang disebabkan oleh

pengaruh senyawa-senyawa kimia. Senyawa kimia yang mampu merusak membran ataupun

dinding sel antara lain lisozim yang mampu mempengaruhi kerja senyawa polimerik sehingga

kekakuan sel tidak lagi dapat terjaga. Selain itu, ada pula senyawa EDTA atau Etilen Diamin

Tetra Asetat yang berfungsi untuk menghilangkan ion Mg2+ yang penting untuk mempertahankan

struktur selubung sel serta menghambat enzim yang dapat merusak DNA. Dalam proses isolasi

DNA, deterjen berfungsi menggantikan senyawa-senyawa kimia tersebut diatas. Deterjen

mengandung sodium dodesil sulfat yang dapat menyebabkan hilangnya molekul lipid pada

membran sel sehingga struktur membran akan rusak dan melisiskan isi sel (Istanti, 1999).

Proses selanjutnya yaitu purifikasi hal ini bertujuan untuk membersihkan hasil ekstraksi

dari zat-zat lain. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan kerja enzim yang sangat dipengaruhi

oleh temperatur. Pada proses pengisolasian DNA digunakan garam dapur dengan tujuan untuk
memekatkan DNA. Hal ini dapat terjadi karena ion Na+ yang dikandung oleh garam mampu

membentuk ikatan dengan kutub negatif pada ikatan fosfat DNA. Saat ion Na + garam

berikatan dengan fosfat, pada saat itulah DNA akan berkumpul (Suryo, 2004).
Setelah menunggu beberapa saat tahapan selanjutnya yaitu terjadi presipitasi yang

bertujuan mengendapkan protein histon. Presipitasi terjadi pada lapisan atas bukan lapisan

bawah, yang menunjukkan bahwa DNA tidak larut dalam etanol tetapi larut dalam air. Ketika

molekul DNA terlarut, mereka tersebar dalam larutan sehingga tidak terlihat. Ketika molekul

tersebut berpindah kedalam larutan yang bukan pelarut meraka akan berkumpul atau

menggumpal sehingga dapat dilihat. Presipitasi DNA terlihat seperti serabut-serabut putih yang

terkumpul diatas permukaan larutan karena masa jenis etanol lebih kecil dari pada masa jenis air.

Etanol yang digunakan harus benar-benar dingin dan berasal dari lemari pendingin, hal ini

bertujuan untuk menyempurnakan presipitasi. Apabila etanol yang digunakan kurang dingin,

maka mengakibatkan pembentukan presipitat kurang sempurna (Istanti, 1999).

Isolasi DNA pada dasarnya dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam sumber

DNA yang dapat diperoleh dari hewan maupun tumbuhan. Upaya untuk mengeluarkan DNA dari

sel dilakukan dengan merusak dinding dan membrane sel dan juga membran inti. Cara yang

digunakan untuk merusak membran-membran tersebut sangat beraneka ragam, misalnya dengan

pemblenderan atau penggerusan dengan mortal dan pistil. Selain perusakan secara fisik,

membran dan dinding sel dapat pula dirusak dengan menggunakan senyawa-senyawa kimia.

Adapun manfaat dari isolasi DNA antara lain (Asris, 2010):

1. Mendapatkan DNA murni yang akan digunakan dalam percobaan laboratorium tertentu.
2. Visualisasi DNA dengan elektroforesis gel.
3. Peninjauan pola fragmen DNA hasil pemotongan secara enzimatik melalui teknik Hibridisasi

Southern.
4. Isolasi DNA genomik dalam rangka pembuatan pustaka genomik.
5. Isolasi plasmid atau DNA fage dalam prosedur rutin peminakan DNA.
BAB III

METODE PERCOBAAN

III.1. Alat dan Bahan

III.1.1. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu gelas aqua, pisau, mesin blender, spatula,

tabung reaksi, pipet tetes, rak tabung reaksi, dan timbangan digital.

III.1.2. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu Carica papaya pepaya dan Solanum

licopersilum tomat, kertas saring, deterjen (bubuk, cair dan krim), air, garam dapur, dan etanol

96%.

III.2. Cara Kerja

Cara kerja yang di dilakukan dalam percobaan ini yaitu:

1. 3 jenis deterjen (bubuk, krim, dan cair) sebanyak 5 gr dilarutkan kedalam 50 mL air yang diaduk

selama 15 menit.
2. Ambil 100 gr daging buah ditambah 100 mL air dimasukkan ke dalam blender, kemudian

diblender selama 40 detik.


3. Buah tomat dan buah pepaya yang telah diblender dimasukkan kedalam 6 tabung reaksi (3

tabung untuk buah tomat dan 3 tabung untuk buah pepaya) masing- masing sebanyak 4 ml.
4. Lalu campurkan 4 mL masing-masing larutan deterjen ke dalam 6 tabung reaksi yang telah terisi

dengan jus buah.


5. Setiap larutan dalam tabung reaksi ditambahkan 1 spatula garam dapur kemudian diaduk selama

beberapa menit sehingga diperoleh larutan yang homogen.


6. Setiap larutan disaring sebanyak dua kali dengan menggunakan kertas saring.
7. Kemudian setiap larutan yang telah disaring ditambahkan larutan etanol 96% sebanyak 5 mL.
8. Masing-masing tabung kemudian di vortex, untuk memperoleh larutan yang homogen.
9. Selanjutnya diamati proses timbulnya DNA, meliputi waktu yang diperlukan, warna, serta

banyak sedikitnya DNA yang terbentuk.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1. Hasil
IV.1.1. Gambar Hasil Percobaan
Sesudah
Jenis Buah Sebelum
Solanum licopersilum

Tomat
Carica papaya

Pepaya
Hasil Percobaan
No. Jenis Buah Perlakuan Jumlah
Warna Waktu

Deterjen bubuk Putih Cepat +++

Solanum
1. licopersilum Deterjen cair Putih Lambat +
Tomat

Deterjen krim Putih Sedang ++

Deterjen bubuk Putih Lambat +

Carica papaya
2. Deterjen cair Putih Cepat +++
Pepaya

Deterjen krim Putih Sedang +

IV.1.2. Tabel Hasil Pengamatan

IV.2. Pembahasan
Praktikum isolasi DNA dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh macam buah dan

jenis deterjen terhadap kualitas DNA yang dihasilkan dalam proses isolasi. Buah yang digunakan

dalam proses isolasi DNA ini adalah buah Solanum licopersilum tomat dan Carica papaya

pepaya. Sedangkan jenis deterjen yang dipakai adalah deterjen bubuk, deterjen cair dan deterjen

krim. Sumber DNA yang berupa buah diblender dalam waktu 40 detik. Pemblenderan ini

bertujuan untuk merusak membran sel, dinding sel dan membran inti sehingga DNA bisa keluar

dari sel dan masuk ke larutan. Akan tetapi lama pemblenderan hanya dibatasi 40 detik karena

jika terlalu lama dikhawatirkan molekul DNA akan ikut hancur. Setelah diblender, ekstrak buah

ditambah garam dapur dan disaring 2 kali serta ditambahkan etanol. Penambahan garam dan

penyaringan serta penambahan etanol bertujuan untuk memudahkan pemisahan benang-benang

DNA dari larutan sehingga benang-benang DNA tersebut akan mudah diamati.

Setelah dilakukan proses pengisolasian DNA, didapatkan data bahwa pada penggunaan

buah tomat sebagai sumber DNA, DNA yang berhasil diisolasi paling banyak ditemukan pada

filtrat yang berisi larutan deterjen bubuk. Sedangkan pada filtrat yang berisi larutan deterjen

krim, DNA yang didapatkan cukup banyak tetapi masih lebih sedikit jika dibandingkan dengan

perlakuan sebelumnya. Pada filtrat yang berisi larutan deterjen cair DNA yang didapatkan cukup

sedikit. Sedangkan waktu pembentukan DNA pada masing-masing perlakuan bervariasi. Untuk

sumber DNA buah tomat, DNA paling cepat terbentuk pada larutan deterjen bubuk. Waktu paling

lama yang dibutuhkan untuk mengisolasi DNA adalah pada larutan deterjen cair.

Pada penggunaan sumber DNA buah pepaya, DNA didapatkan paling banyak pada

larutan deterjen cair, sedangkan DNA yang sedikit ditemukan adalah pada larutan deterjen

bubuk. Waktu pembentukan DNA pada masing-masing larutan jelas berbeda. Untuk larutan

deterjen cair, waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk membentuk DNA lebih cepat, sedangkan
pada larutan deterjen krim waktu rata-rata yang dibutuhkan sedang dibandingkan dengan waktu

rata-rata yang dibutuhkan untuk mengisolasi DNA pada larutan deterjen bubuk cukup lama.

Jadi waktu yang dibutuhkan untuk membentuk DNA tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.

Jika dilihat secara keseluruhan, semua sumber DNA mampu menghasilkan DNA dengan

cukup baik. Untuk masing-masing sumber DNA, jenis deterjen yang digunakan mempengaruhi

banyaknya DNA yang dihasilkan dan waktu pembentukannya pun bervariasi. Bentuk DNA yang

dihasilkan pada pengamatan kali ini adalah bentuk benang dengan warna secara umum adalah

putih. Adanya hasil warna dan perbedaan lama waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan

DNA dipengaruhi oleh beberapa faktor, selain karena masing-masing deterjen dan sumber DNA

memiliki kemampuan yang berbeda-beda, perbedaan waktu ini juga disebabkan oleh kurang

telitian praktikan dalam mengamati DNA yang terbentuk. Dari data yang diperoleh juga

menunjukkan bahwa buah yang memiliki kadar air paling rendah dapat terbentuk jumlah DNA

yang paling banyak dan paling bagus.

Semakin sedikit air yang terkandung dalam buah maka DNA yang akan terpresipitasi

akan semakin sedikit. DNA yang dihasilkan dari percobaan ini bukan DNA murni karena sumber

DNA yang digunakan berasal dari serat buah yang disaring, sehingga yang dihasilkan pada

percobaan ini bukanlah supernatan melainkan hanya endapan putih.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
1. DNA dapat diisolasikan dari sumber DNA berupa buah dengan penambahan larutan deterjen dan

etanol serta garam untuk membantu presipitasi DNA. Perbedaan jumlah DNA yang dihasilkan

dalam proses isolasi disebabkan oleh jenis deterjen yang digunakan serta macam buah yang

dipakai sebagai sumber DNA.


2. Detergen bubuk berkualitas lebih baik pada buah dengan kadar air tinggi sedangkan detergen

cair berkualitas lebih baik pada buah dengan kadar air rendah. Jenis detergen mempengaruhi

kecepatan waktu pembentukan DNA, detergen cair memiliki kualitas paling baik dalam

kecepatan membentuk DNA, sedangkan detergen bubuk mempunyai kecepatan paling rendah

dalam mementuk DNA.

V.2 Saran

V.2.1 Saran untuk laboratorium

Kebersihan laboratorium harus selalu terjaga agar praktikan bisa merasa nyaman selama

melakukan praktikum.

V.2.2 Saran untuk asisten

Menurut saya asisten telah menyampaikan materi dan membimbing praktikan dengan

baik sehingga mempermudah praktikan selama melakukan praktikum.


DAFTAR PUSTAKA

Agus, Rosana dan Sjafarenan, 2013, Penuntun Praktikum Genetika, Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Asris, 2010, Isolasi DNA, http://asris07.student.ipb.ac.id, diakses pada tanggal 16 Maret 2014, pukul
20.30 WITA, Makassar.
Campbell, N. A., dan Jane B. R., 2010, Biologi Jilid I Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.
Istanti, A., 1999, Biologi Sel, Universitas Malang, Malang.
Suryo, 2004, Genetika Sastra 1, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai